Riwayat pekerjaan
Pasien sebelumnya bekerja sebagai Honorer Satpol PP
Riwayat perkawinan
Pasien belum pernah menikah
Riwayat agama
Pasien adalah seorang pemeluk agama Islam.
Riwayat Kehidupan Pribadi
Riwayat aktivitas sosial
Aktivitas pasien bersifat normal selama di rumah dan
dilingkungan
Situasi hidup sekarang
Pasien tinggal bersama kedua orangtuanya dan kakak
pasien
Riwayat psikoseksual
Pasien berpakaian dan bertingkah laku selayaknya
perempuan
Riwayat Penyakit Keluarga
• Gangguan psikiatri
• Dalam keluarga pasien tidak ada riwayat
kelainan psikiatri
• Gangguan medis
• Riwayat asma : disangkal
• Riwayat jatuh : disangkal
• Riwayat hipertensi :
disangkal
• Riwayat diabetes melitus : disangkal
• Riwayat kejang :
disangkal
This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA
Pohon Keluarga
PEMERIKSAAN FISIK
Status Internus
• Keadaan Umum: baik, kesan status gizi normoweight.
• Tanda vital :
• Tekanan Darah : 140/70 mmHg
• Frekuensi Nadi : 106 x/menit
• Frekuensi Pernapasan : 25 x/menit
• Suhu : 36,5 oC
• BB : 52 kg
• TB : 164 cm
Status Internus
• Kepala : normocephali
• Mata : conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Thoraks :
• Pulmo : suara napas vesikuler (+/+), wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
• Cor : bunyi jantung I & II normal, reguler, bising (-)
• Abdomen : supel, bising usus (+)
• Ekstremitas : Terdapat luka memar dan luka lecet pada ekstremitas atas dan bawah
pasien
• Kesan : Terdapat peningkatan tekanan darah, takikardi, dan takipneu. Terdapat
luka memar dan luka lecet pada ekstremitas atas dan bawah pasien diduga akibat
kekerasan
Status Neurologi
• Fungsi kesadaran : GCS = 15 (E4V5M6)
N N
N N
5 5 N N
5 5 N N
+2 +2 - -
+2 +2 - -
• Pembicaraan
• Baik, Volume normal, artikulasi jelas dan dapat menjawab pertanyaan dokter., kualitas
cukup, kuantitas kurang
• Alam Perasaan
• Mood : Hypotim
• Afek : Tumpul, stabil, pengendalian cukup, ada empati, dalam, skala
diferensiasi sempit
Status Mental
• Gangguan Persepsi
• Halusinasi :.Tidak didapatkan
• Ilusi : Tidak didapatkan
• Depersonalisasi : Tidak didapatkan
• Derealisasi : Tidak didapatkan
• Proses Pikir
• Arus Pikir
• Kontinuitas : Inkoheren
• Produktivitas : Miskin ide
• Hendaya berbahasa : Tidak didapatkan
• Isi Pikir : Tidak didapatkan
• Bentuk : Realistik
Status Mental
• Kesadaran dan Kognisi
• Orientasi : Baik
• Daya Ingat : Baik
• Daya Konsentrasi dan Perhatian : Baik
• Kemampuan membaca dan menulis : Baik
• Kemampuan Menolong Diri Sendiri : Baik
• Tilikan
• Derajat V, pasien menyadari dirinya sakit tetapi tidak bisa menerapkan dalam mengatasinya.
• Taraf Dapat Dipercaya
• Pasien dapat dipercaya.
• Pengendalian Impuls : Baik
Status Mental
• Ikhtisar Penemuan Masalah
• Anamnesis :
• Pasien berhenti bekerja sejak 3 bulan yang
lalu
• Pasien dihubungi bos pasien untuk
mengembalikan uang yang sudah
diberikan dan bos pasien menyita STNK
dan BPKB pasien
• Pasien diancam dibunuh dan dipukuli bos
pasien
• Pasien langsung merasa sangat ketakutan,
cemas dan gelisah serta pasien juga masih
terbayang bayang atas kejadian tersebut
sehingga pasien merasa tidak aman
Status Mental
• Pemeriksaan Psikiatri :
• Perilaku dan aktivitas psikomotor : Hipoaktiff
• Kontak : Ada, Wajar, sulit dipertahakan
• Pembicaraan : inkoheren, kualitas cukup, kuantitas kurang
• Mood : Hipotim
• Ekspresi Afektif : Appropiate
• Gangguan persepsi : tidak ada
• Isi pikir : tidak ada
• Tilikan : V
• Taraf dapat dipercaya : dapat dipercaya
Status Mental
• Aksis I : Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik diketahui Os mengalami gangguan sesaat
setelah pergi dengan bos pasien, pasien tidak pernah memiliki gangguan sebelumnya. Pasien
juga merasa gelisah, cemas ketakutan akibat pasien takut dengan ancaman bos pasien. Pada
pemeriksaan fisik status generalis ditemukan adanya peningkatan tekanan darah, takikardi dan
takipneu yang diduga oleh karena rasa takut pasien. Didapatkan juga luka memar dan luka
lecet pada ekstremitas.
• Aksis II : Berdasarkan anamnesis diketahui jika pasien tidak pernah putus sekolah dan bergaul
dengan teman sebayanya.
• Aksis III : Dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan neurologis tidak ditemukan kelainan sehingga
aksis III tidak ada diagnosis
• Aksis IV : Dari anamnesa diketahui jika alasan utama Os tetap bekerja pada bos pasien adalah
agar dapat menghidupi pasien dan kedua orang tua pasien tersebut sehingga pasien memiliki
tuntutan untuk tetap bekerja
• Aksis V : Pada skala penilaian fungsi secara global, ditemukan hendaya sedang pada fungsi
sosial dan pekerjaan OS. GAF 60-51.
Daftar Masalah
• ORGANOBIOLOGIK : -
• PSIKOLOGIK :
• Adanya keluhan gelisah, cemas, takut, bingung, perasaan terancam sesudah kejadian yang
membuat pasien menangis dan terkadang berteriak teriak karena hal tersebut. Pasien
merasa dirinya bermasalah namun tidak tahu apa yang harus dilakukan
• SOSIAL/KELUARGA :
• Pasien merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Ayah dan ibu pasien sudah pension
sehingga pasien harus bekerja untuk membantu menghidupi kedua orang tuanya. Saat ini,
pasien cukup sering bersosialisasi dengan tetangga dan teman-temannya.
Diagnosis
• DIAGNOSIS BANDING
• F43.1 Post Traumatic Disorder
• F41 Gangguan Panik
• DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
• Axis I : F43.0 Reaksi Stress Akut
• Axis II : Belum ada diagnosa
• Axis III : Tidak ditemukan adanya kelainan
• Axis IV : Masalah Psikososial
• Axis V : GAF scale 60 (Gejala sementara dan dapat diatasi, hendaya ringan dalam
sosial, pekerjaan, sekolah)
Rencana Terapi
• Medikamentosa
• Lorazepam 1x1 mg
• Pasien dirawat inap
• Morbid :
• Onset usia (35 tahun ) : baik
• Jenis penyakit (gangguan terkait stree) : jelek
• Perjalanan penyakit (akut) : jelek
• Penyakit organik (tidak ada): baik
• Regresi (+) : baik
• Respon terapi : baik
• Salah satu selama mengalami atau setelah mengalami kejadian yang menakutkan, individu tiga (atau
lebih) gejala disosiatif berikut :
• perasaan subyektif kaku, terlepas, atau tidak ada responsivitas emosi.
• penurunan kesadaran terhadap sekelilingnya (misalnya, berada dalam keadaan tidak sadar)
• derealisasi
• depersonalisasi
• amnesia disosiatif (yaitu, ketidakmampuan untuk mengingat aspek penting dari trauma)
• Kejadian traumatik secara menetap dialami kembali sekurangnya satu cara berikut: bayangan, pikiran,
mimpi, ilusi, episode kilas balik yang rekuren, atau suatu perasaan hidupnya kembali pengalaman atau
penderitaan saat terpapar dengna pengingat kejadian traumatik.
• Penghindaran jelas terhadap stimuli yang menyadarkan rekoleksi trauma (misalnya, pikiran, perasaan,
percakapan, aktivitas, tempat, orang).
DSM IV
• Gejala kecemasan yang nyata atau pengingat kesadaran (misalnya, sulit tidur, iritabilias,
konsentrasi buruk, kewaspadaan berlebihan, respon kejut yang berlebihan, dan
kegelisahan motorik).
• Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis atau gangguan dalam
fungsi sosial, pekerjaan atau fungsi penting lain, menganggu kemampuan individu untuk
mengerjakan tugas yang diperlukan, seperti meminta bantuan yang diperlukan atau
menggerakan kemampuan pribadi dengan menceritakan kepada anggota keluarga
tentang pengalaman traumatik.
• Gangguan berlangsung selama minimal 2 hari dan maksimal 4 minggu dan terjadi dalam 4
minggu setelah traumatik
• Gangguan tidak disebabkan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, obat
yang disalahgunakan, medikasi) atau kondisi medis umum, tidak lebih baik diterangkan
oleh gangguan psikotik singkat dan tidak semata-mata suatu eksaserbasi gangguan Aksis I
atau Aksis II dan telah ada sebelumnya.
Diagnosis Banding
PTSD Gangguan Panik
• Pada PTSD, pasien harus mengalami suatu • Gangguan panik adalah ditandai dengan
stress emosional yang besar yang bersifat terjadinya serangan panik yang spontan dan
traumatik bagi setiap orang. tidak diperkirakan.
• PTSD terdiri dari pengalaman kembali trauma • Gangguan panik ini sering disertai dengan
melalui mimpi dan pikiran yang membangunkan adanya agoraphobia yaitu ketakutan berada
(waking through), penghindaran yang persisten sendirian di tempat-tempat publik.
oleh penderita terhadap trauma dan
penumpulan responsivitas pada penderita • Pasien ini dibawa berobat ke rumah sakit
tersebut, kesadaran berlebihan (hyperarousal) dengan keluhan berteriak-teriak ketakutan serta
yang persisten. berguling-guling di lantai tempat kerjanya
sehingga hal ini mendukung adanya suatu
• Menurut DSM-IV perbedaan antara gangguan serangan panic yang spontan. Selain itu, pasien
stress akut dengan PTSD adalah lamanya gejala juga menghindari tempat-tempat umum atau
berlangsung yaitu pada gangguan stress akut transportasi umum.
berlangsung 2 hari hingga 1 bulan sedangkan
pada PTSD berlangsung lebih dari 1 bulan.
Tatalaksana
• Gangguan ini dapat diatasi sendiri dengan waktu atau mungkin berkembang
menjadi gangguan yang lebih berat seperti PTSD. Obat dapat digunakan untuk
jangka waktu yang sangat singkat (sampai empat minggu) Obat yang diberikan
bisa berupa benzodiazepine untuk menenangkan seperti lorazepam dan diazepam
• Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk menilai efektivitas konseling dan
psikoterapi bagi orang-orang dengan ASD. Terapi perilaku kognitif yang
mencakup eksposur dan restrukturisasi kognitif ternyata efektif dalam mencegah
PTSD pada pasien yang didiagnosis dengan klinis ASD dengan hasil yang
signifikan pada 6 bulan follow-up. Kombinasi relaksasi, restrukturisasi kognitif,
imaginal eksposur dan vivo eksposur lebih unggul untuk mendukung konseling.
Prognosis
• Prognosis untuk gangguan ini sangat baik. Jika berkembang ke gangguan lain
(biasanya PTSD), tingkat keberhasilan dapat bervariasi sesuai dengan spesifikasi
yang terjadi pada gangguan
TERIMAKASIH :)