RINGKASAN TERAPI ‫من جدّ وجد‬

Golongan antibiotik
1. Menghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri, antara lain beta-laktam (penisilin,sefalosporin,
monobaktam,karbapenem, inhibitor beta-laktamase),basitrasin, dan vankomisin
2. Memodifikasi atau menghambat sintesis protein antara lain, aminoglikosid,kloramfenikol, tetrasiklin,
makrolida(eritromisin, azitromisin, klaritromisin), klindamisin,mupirosin, dan spektinomisin
3. Menghambat enzim-enzim esensial dalam metabolisme folat antara lain,trimetoprim dan sulfonamide
4. Mempengaruhi sintesis atau metabolisme asam nukleat antara lain,kuinolon, nitrofurantoin

PENISILIN:
- Penisilin G Prokain: weills disease 1,5 juta IU/6-8 jam, difteri 50.000 IU/kgbb selama 7-10 hari
- Penisilin G benzatin: sifilis 2,4 juta IU (boka boki) single dose, penyakit jantung rematik 1,2 juta IU single dose

SEFALOSPORIN:
- Sefalosporin generasi 1: Sefaleksin, Sefalotin, Sefazolin, Sefradin, Sefadroksil
- Sefalosporin generasi 2: Sefaklor, Sefamandol, Sefuroksim, Sefoksitin, Sefotetan, Sefmetazol,Sefprozil
- Sefalosporin generasi 3: Sefotaksim, Seftriakson, Seftazidim, Sefiksim, Sefoperazon, Sefrizoksim, Sefpodoksim
- Sefalosporin generasi 4: Sefepim, Sefpirom

MONOBAKTAM (beta-laktam monosiklik): aztreonam. Aktivitasnya sangat baik terhadap Enterobacteriacease, P.

aeruginosa, H. influenzae dan gonokokus.

KARBAPENEM, contohnya: meropenem. Aktivitas antibiotik yang lebih luas dari pada sebagian besar beta-laktam
lainnya. Pada kasus Pneumonia di Rawat inap.

INHIBITOR BETA LAKTAMASE: asam klavulanat, sulbaktam, dan tazobaktam.

AMINOGLIKOSIDA: gentamisin (pneumonia anak < 2 bulan, sepsis neonatorum, kombinasi pada late PPH)

TETRASIKLIN: (lini pertama Kolera dan balantidium coli) kontraindikasi anak < 8 tahun dan ibu hamil. Doksisiklin
termasuk golongan tetrasiklin (lini pertama leptospirosis, kolera lini kedua, profilaksis malaria).

KLORAMFENIKOL: lini pertama thypoid, dosis 25-50 mg/kgg/per 6 jam. ES: supresi sumsum tulang.

MAKROLID: Azitromisin (lini pertama di Penyakit paru, obat Infeksi Menular Seksual), Klaritromisin (kombinasi pada
H.pylori), Eritrosmisin (lini kedua jika alergi penisilin, dosis 4 x 12,5 mg/kgbb/hari), Roksitromisin.

KLINDAMISIN: lini pertama pada acne, lini ketiga pada bacterial vaginosis, lini ketiga pada pyoderma.

SULFONAMIDA DAN TRIMETROPIM: Trimetoprim dalam kombinasi dengan sulfametoksazol (Kotrimoksazol) efektif
pada ISK, Diare, Bronkopneumonia anak.

KUINOLON: flurokuinolon (orfloksasin,siprofloksasin, ofloksasin, moksifloksasin, pefloksasin,levofloksasin, dan lain-lain).

Lini pertama pada diare e.coli, disentri basiler, ISK, thypoid). Levofloksasin 750 mg pada pneumonia ranap. KI: usia < 18
tahun.

NITROFURANTOIN: pada sistitis wanita atau hamil. Dosis 2 x 100 mg selama 5 hari.

Dilligence is the mistressof success Page 1

RINGKASAN TERAPI ‫من جدّ وجد‬

Pediatric
1. Dehidrasi
Tanpa dehidrasi
Umur < 2 tahun: oralit 50-100 ml per kali BAB
Umur ≥ 2 tahun: oralit 100-200 ml per kali BAB
Dehidrasi Ringan –Sedang
Oralit 75 ml/kgbb (75xbb) dalam 3-4 jam
Dehidrasi Berat
Umur < 12 bulan: RL 30 ml/kgbb dalam 1 jam, selanjutnya RL 70 ml/kgbb dalam 5 jam
Umur ≥ 12 bulan: RL 30 ml/kgbb dalam ½ jam, selanjutnya RL 70 ml/kgbb dalam 2,5 jam

Zink
Umur < 6 bulan: 10 mg selama 10-14 hari
Umur ≥ 6 bulan: 20 mg selama 10-14 hari

2. Marasmus Kwarsiokor
Stabilisasi F 75 = 80-100 kkal/kg/hari
Transisi F 100 = 100-150 kkal/kg/hari
Rehabilitasi F 135 = 150-220 kkal/kg/hari

Vitamin A
< 6 bulan: 50.000 IU (kapsul ½ biru)
6-12 bulan: 100.000 IU (kapsul biru)
>12 bulan: 200.000 IU (kapsul merah)
Untuk Marasmus Kwarsiokor dan xeroftalmia: hari 1, hari 2 dan hari 14
Untuk campak/morbili/measles/rubeola: dua hari berturut

3. Kejang
Diazepam Rektal
< 12 kg: 5 mg
≥ 12 kg: 10 mg
Diazepam IV (0,3-0,5 mg/kgbb)
Fenitoin IV 15-20 mg/kgbb diencerkan dalam NaCl 0,9%
Fenobarbital IV 10-20 mg/kgbb
ICU: midazolam 0,2 µg/kgbb
Profilaksis: KDS  paracetamol/acetaminophen oral dan diazepam oral
Profilaksis: KDK  asam valproate 1-2 tahun bebas kejang dengan tapering off

4. Mumps/parotitis  paracetamol (acetaminophen) (antipiretik atau analgetik)

PCT dosis 10-15 mg/kgbb/kali beri

5. Profilaksis TB: INH 5-10 mg/kgbb/hari selama 6 bulan

Terapi TB: 2RHZ + 4RH
6. Pertussis  eritromisin 4 x 12.5/kgbb (MAKROLID) atau eritromisin 40-50 mg/kgbb/hari per 6 jam

7. Difteri  ADS single dose + Penisilin prokain 50.000 IU/kgbb selama 7 hari
ADS hidung: 20.000 IU
ADS tonsil/ faring/laring : 40.000 IU
Bullneck: 80.000-100.000 IU
ADS (skin test ya)

Dilligence is the mistressof success Page 2

RINGKASAN TERAPI ‫من جدّ وجد‬

8. Demam, batuk, sesak napas (bronkiolitis dan bronkopneumonia)

Bronkopneumonia Bronkiolitis
Khas: ronki basah (+) Khas: wheezing (+)
Etiologi: strep.pneumonia Etiologi: RSV
Terapi: Terapi:
Ringan: rawat jalan Simptomatis
1. Kotrimoksazol 2 x 4 mg/kgbb 1. Bronkodilator
2. Amoksisilin 2 x 25mg/kgbb 2. Oksigen
Sedang dan Berat: ranap 3. Cairan IV
1. Injeksi ampisilin 4 x 25-50 mg/kgbb/kali
Atau (100-200 mg/kgbb/hari per 6 jam)
2. Gentamisin 1 x 7.5 mg/kgbb IM, IV
3. Kloramfenikol 3 x 25 mg/kgbb IM, IV
Usia < 2 bulan: AMPI + GENTA, usia > 2 bulan: AMPI +
KLORAM

9. Resusitasi
Jika tidak ada singgung NADI, rumus  HAPOJARANG
Jika ada nadi
- Nadi >100 : Oksigen via kanul
- Nadi<100: VTP dan oksigen
- Nadi < 60: VTP + kompresi dada + oksigen
- Nadi < 50 : injeksi epinefrin/adrenalin 0,01-0,03 mg/kgb

STOP jika resusitasi sudah 10 menit

10. Tetanus neonatorum

Diazepam IV 10 mg/kgbb/hari dalam 24 jam dan dikurangi bertahap
HTIG 500 IU IM
TT 5.000 IUM IM
Antibiotik  metronidazole 30 mg/kgbb/hari setiap 6 jam

11. Epiglottitis  simptomatis (steroid)

12. Croup  kortikosteroid (dexametason 0,6 mg/kgbb) atau nebul epinefrin
13. HIPOGLIKEMIA
Marasmus-Kwarsiokor  bolus dextrose 10% 5 ml/kgbb (tidak sadar)
Jika sadar: dextrose 10% 50 ml oral

Neonatus hipoglikemia  bolus dextrose 10% 2 ml/kgbb

Jika sadar: berikan ASI

Dilligence is the mistressof success Page 3

RINGKASAN TERAPI ‫من جدّ وجد‬

Bedah
1. Bedah digestive (saluran makan)  NIDAR
2. Trauma kepala  infus manitol
3. Flail chest  injeksi anastesi local dan stabilisasi
4. Fraktur iga  stabilisasi
5. Haemothoraks  WSD / chest tube ICS V LMC (antara kosta V-VI)
6. Pneumothoraks  WSD / chest tube ICS V LMC (antara kosta V-VI)
7. Tension pneumothoraks  needle toracosintesis ICS II LMC (antara kosta II-III)
8. Cardiac tamponade  needle pericardiosintesis (1-2 jari bawah proc.xypoideus
9. Luka bakar  4 ml/kgbb x luas luka bakar dibagi setengah dalam 8 jam pertama dan 16 jam kedua
10. Kista atheroma, lipoma  eksisi
11. Mastitis : kompres dingin + antibiotic (penisilin) + lanjut ASI
12. Abses mamae: kompres hangat + insisi drainase + antibiotic (penisilin) + Stop ASI lanjut payudara sebelahnya
13. Mastalgia: NSAID, bromokriptin
14. FAM, papilloma intraduktal  eksisi
15. Fibrokistik mamae  ekstirpasi
16. Inverted nipple  breast pump atau retraksi dengan spuit
17. Cracked nipple  olesi dengan ASI, lanolin
Etiologi: teknik menyusui yang salah
18. Rabies
Awal: cuci dengan air sabun
Jika risiko rendah: VAR 0,5 ml IM di deltoid 2 dosis hari pertama, hari ke-7 dan hari ke-21
Jika risiko berat: VAR dan SAR 20 IU/kgbb (setengah IM, setengah di sekitar luka)
Risiko tinggi (luka multiple, dalam, luas, luka pada daerah wajah, leher)
VAR tidak perlu skin test, SAR perlu skin test

19. Tetanus
Luka kotor, riwayat imunisasi (+): tidak perlu TT atau ATS
Luka kotor, riwayat imunisasi > 5 tahun yang lalu: TT
Luka kotor, tidak pernah imunisasi: TT dan ATS/HTIG
- Eradikasi sumber toksin  Metronidazole
- Netralisasi toksin  tetanus Ig 3.000 – 6.000 IU IM (TT)
- ATS 1.500 IU setara dengan HTIG 250 IU
ATS perlu skin test ya, HTIG tidak perlu skin test

20. Gigitan ular

Grade 0 dan grade 1  tidak perlu SABU (Serum Anti Bisa Ular)
Grade 2, 3 dan 4  SABU
SABU skin test
Pemberian SABU (serum kuda), polivalen 5 ml
2 vial @5 ml intravena dalam 500 ml NaCl 0,9% atau dextrose 5% dengan kecepatan 40-80 tts/menit.
Maksimal 100 ml (20 vial). Infiltrasi pada luka tidak dianjurkan.

Dilligence is the mistressof success Page 4

RINGKASAN TERAPI ‫من جدّ وجد‬

Gastroenterologi-Hepatologi
1. Ulkus peptikum e.c H.pylori
Lini pertama
- PAC  omeprazole 2 x 20 mg + amoksisilin 2 x 1.000 mg + claritromisin 2 x 500 mg
- Jika resiten klaritro: PPI 2 x 1 + bismuth 2 x 2 tab + metronidazole 3 x 500 mg + tetrasiklin 4 x 250 mg
- Jika bismuth tidak ada: PPI 2 x 1 + amoksisilin 2 x 1.000 mg + klaritromisin 2 x 500 mg + metro 3 x 500 mg
Lini kedua
- PPI 2 x 1 + amoksisilin 2 x 1.000 mg + levofloksasin 2 x 500 mg

- PAM  lansoprazole 2 x 30 mg + amoksisilin 2 x 1.000 mg + metronidazole 3 x 500 mg

- PMT  omeprazole 2 x 20 mg + metronidazole 3 x 500 mg + tetrasiklin 4 x 250 mg

Terapi selama 14 hari

2. GERD  PPI 2x1 selama 8 minggu

3. Diare e.c echeria coli (khas: mc conkey memfermentasi laktosa)
Diare shigella
- Dewasa: ciprofloksasin 2 x 500 mg atau cotrimoksazole 2 x 960 mg
- Anak: kotrimoksazole 2 x 480 mg
4. Disentri amoeba (khas: inti, parasite memakan eritrosit)
- Metronidazole 3 x 500 mg selama 5-7 hari
- Jika sudah abses hepar: 3 x 500-750 mg selama 10 hari
5. Giardiasis (khas: axostyle, buah pear, monkey face, flagel)
- Metronidazole 3 x 500 mg selama 5-7 hari
- Atau metronidazole 3 x 15 mg/kgbb
- Tinidazole 2 gr single dose
6. Balantidium coli (khas: makro dan mikronukleus)
- Dewasa: tetrasiklin 4 x 500 mg
- Anak: metronidazole 3 x 250 mg
7. Kolera (khas: basil berbentuk koma)
- Dewasa: tetrasiklin 4 x 12.5 mg/kgbb atau doksisilin 300 mg single dose
- Anak: eritromisin 4 x 12.5 mg/kgbb atau azitromisin 20 mg/kgbb single dose atau kotrimoksazol 2 x 480
mg
8. Kolelithiasis, koledokolithiasis  CCY atau ERCP
9. Kolesistitis, kolangitis  piperacillin, ampisilin, ciproflokasasin, sefalosporin gen.3, metronidazole

Dilligence is the mistressof success Page 5

RINGKASAN TERAPI ‫من جدّ وجد‬

Kulkel
1. Pioderma (impetigo bulosa, i.krustosa, folikulitis, furunkel, karbunkel, pionikia, ektima, erysipelas,
selulitis, plegmon, hidradenitis supurativa, S4 staphylococus scalded skin syndrome)
Krusta: kompres lar.PK (permanganas kalikus) 1:5.000, povidon yodium, rivanol
Topikal: MBAG (Mupirosin 2%, Bacitrasin 2%, Asam fusidat 2%, Gentamisin 0,1%)
Oral: Kloksasilin  amoksisilin klavulanat  eritromisin

2. Dermatitis Seboroik khas: skuama halus berminyak

Sampo selenium sulfide, krim urea 10%, hidrocortison 2.5%, ketokonazol 2%
3. Dermatitis: DKA, DKI, D.atopi, D.numularis, D.statis, D.venenata, LSC
STEROID: Potensi I (poten)  clobetasol untuk LSC
Potensi IV, V (sedang)  mometason, fluticasone, betametason
Potensi VI, VII (ringan)  hidrocortison 1%, hidrocortison 2,5%
4. Dermatitis popok/napkin eczema  ZnO 10% atau hidrocortison 1%
5. Dermatitis perioral  stop steroid, ganti eritromisin

6. Morbus Hansen
- PB: Rifampisin 600 mg/bulan dan Dapson 100 mg/hari selama 12 bulan
- PB lesi tunggal: Rifampisin 600 mg, Ofloksasin 400 mg, Minosikin 100 mg per bulan dalam 12 bulan
- MB: Rifampisin 600 mg/bulan, Dapson 100 mg/hari, Klofazimin 300mg/bulan selanjutnya klofazimin 50
mg/hari
- Reaksi kusta: Klofazimin 300 mg dan Prednison 40 mg

7. Miliaria: kompres dingin, bedak calamine, antihistamin oral

8. Kandidiasis: flukonazol 200-400 mg/hari, itrakonazol 1 x 200 mg, ketokonazol 1 x 200 mg selama 7-14 hari
9. Tinea: griseofulvin 500-1.000 mg dibagi 4 dosis minimal 1 bulan, ketokonazol, itrakonazol
- Tinea unguium/ onikomikosis: terbinafin 250 mg/hari, itrakonazol, ketokonazol
- Tinea incognito: stop steroid berikan antifungal topikal
10. Pitiriasis versikolor  sampo selenium sulfide 1,8% + ketokonazol 1 x 200 mg selama 10-14 hari
11. Eritrasma  eritromisin 4 x 250 mg selama 2-3 minggu
12. Alopesia, effluvium  minoxidil 2%
13. Veruka vulgaris  asam salisil 40-50%, kauterisasi
14. Moloscum kontangiosum  ekstraktor atau kuretase komedo
15. Erupsi multiforme, urtikaria, angioedema, fix drug  antihistamin dan steroid
16. SJS dan TEN  steroid intravena atau Steroid potensi I (clobetasol 0,05%)
17. Psoriasis  steroid potensi I
18. Pitiriasis rosea  self limiting disease 6 minggu, antihistamin, steroid potensi sedang
19. Ance
- Tidak hamil: asam retinoat salep, clindamisin salep, doksisiklin oral
- Hamil: benzoyl perioxide, clindamisin salep, asam askorbat oral
20. Melasma, lentigo  hidrokuinon 2-4%, asam askorbat oral
21. Vitiligo  momethasone 0,1%
22. Xanthelasma  simvastatin, eksisi
23. Syringoma  eksisi
24. Scabies
- Permetrin 5% (aman pada ibu hamil, dewasa, anak)
- Gameksan 1%
- Crotamiton 10%
- Sulfur presipitat 5-10%
- Benzyl benzoate 10%
- Ivermectin 200 µ/kgbb single dose
Dilligence is the mistressof success Page 6
RINGKASAN TERAPI ‫من جدّ وجد‬

25. Cutaneous larva migran

Chlor ethyl dan albendazol 400 mg selama 3 hari
26. Pediculosis
- P. capitis: malation 0,5%, permetrin 1%, gameksan 1%
- P. corporis, pubis: permetrin 1%, gameksan 1%
27. Herpes simpleks tipe 1 oral dan tipe 2 genital
- Acyclovir 5 x 200 mg selama 7 hari
- Acyclovir 3 x 400 mg selama 7 hari
- Valasiklovir 3 x 500 mg selama 7 hari
Jika berulang: selama 5 hari
28. Herpes zoster
- Acyclovir 5 x 800 mg selama 7-10 hari
- Valasiklovir 3 x 1.000 mg selama 7-10 hari
29. Ulkus durum/ sifilis  PPDE
- Penisilin G benzatin 2,4 juta IU IM single dose
- Penisilin prokain 600.00 IU/hari IM selama 10 hari
- Doksisiklin 2 x 100 mg selama 28 hari
- Eritromisin 4 x 500 mg selama 28 hari
30. Ulkus mole/ chanroid  CEAC
- Ciprofloksasin 2 x 500 mg selama 3 hari
- Eritromisin 4 x 500 mg selama 7 hari
- Azitromisin 1 gram/ 1.000 mg single dose
- Ceftriaxone 250 mg IM single dose
31. Kondiloma akuminata
- Tincture podofilin 25%
- Jika hamil  kauterisasi, TCA 80%
32. Urethritis gonore  SKSL single dose semuanya
- Sefiksim 400 mg oral
- Kanamisin 2 gr IM
- Seftriaxone 250 mg IM
- Levofloksasin 500 mg
33. Urethritis non gonore, limfogranuloma venerum  ADE
- Azitromisin 1 gr single dose
- Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari
- Eritromisin 4 x 500 mg selama 7 hari
34. Bacterial vaginosis, trichomoniasis
- Metronidazole 2 x 500 mg selama 7 hari
- Metronidazole 2 gr sigle dose
- Clindamisin 2 x 300 mg selama 7 hari
35. Kandidiasis vaginalis
- Flukonazol 150 mg single dose
- Nistatin 100.000 intravagina selama 7 hari

Dilligence is the mistressof success Page 7

RINGKASAN TERAPI ‫من جدّ وجد‬

Endokrin
1. DM tipe I  insulin
2. DM tipe II
- HbA1C < 7.5% : GHS
- HbA1C ≥ 7.5% : GHS + monoterapi
- HbA1C ≥ 9% : GHS + 2 OHO
- HbA1C ≥ 10%: 1OHO + insulin basal
- DM komplikasi, DM hamil: INSULIN
Lini pertama: BIGUANID (metformin) kontraindikasi pada gagal ginjal
SULFONILUREA (glibenklamid, glimepiride, gluburid) efek samping hipoglikemia
ALFA GLUCOSIDASE INHIBITOR (acarbose) efek samping flatus
TIAZOLINDINDIONE (glitazon) kontraindikasi pada gagal jantung  retensi natrium
3. KAD dan HONK
- Awal: rehidrasi NaCl 0,9% atau RL 2 Liter
- Insulin bolus 5-10 IU atau RI: 0,15 IU/kgbb bolus
- Insulin drip 0,1 unit/kgbb/jam
4. Hipertiroid
- Lini I: metimazol 20-30 mg/hari
- Lini II: PTU 300 – 600 mg dosis terbagi dosis awal 3 x 100 mg
- Hamil trimester 1 dan menyusui: PTU
Krisis tiroid
- PTU 600 -1.000 mg loading dose
- Antipiretik
- Rehidrasi NaCl 0,9% 1 liter
5. Hipotiroid  levotiroksin 1,6 – 1,8 mcg/kgbb
Koma myxedema  levotiroksin 5 – 8 mcg/kgbb/hari loading dose
6. Dislipidemia
- Statin ( HMG co A reductase inhibitor)  menurunkan semua kolesterol
High intensity: ATORVASTATIN
- Kolestiramin (bile acid sequestrant)  menurunkan kolesterol pada ibu hamil dan anak
- Fibrat  menurunkan Trigiliserida. Syarat jika TG ≥ 500
- Asam nikotinat (niasin, B3)  meningkatkan HDL.
- Ezetimib  menghambat absorpsi kolesterol
LDL < 160 : 1 faktor risiko
LDL < 130 : 2 faktor risiko
LDL < 100 : 3 faktor risiko atau ada penyakit vascular
LDL < 70 : jika ada riwayat/ pasca penyakit jatung cth: pasang stent/ PCI

Dilligence is the mistressof success Page 8

RINGKASAN TERAPI ‫من جدّ وجد‬

Hematologi
1. Anemia defisiensi besi
- SF 325 mg 3 x 1 atau setara besi elemental 65 mg + VIT. C sampai Hb normal ditambah 8 minggu
- Jika absorpsi buruk: SF dalam IV atau IM
2. Thalasemia (anemia hemolitik imun)  transfusi washed PRC seumur hidup
3. Anemia aplastic  transplantasi sumsum tulang
4. Anemia def. B12/ pernisiosa  cobalamin IV 1.000 – 2.000µg/hari selama 8 minggu
5. Anemia def. B9/ asam folat  asam folat 0,4 – 1 mg per hari
6. ITP  steroid
7. Henoch schonlein purpura  self limiting disease, steroid
8. Hemophilia  cryoprecipitate atau FFP (fresh frozen plasma)
9. DIC, APCD  FFP
10. Polisitemia vera  flebotomi
11. SLE
- Awal: NSAID
- Tepat: steroid
12. HIV-AIDS
2NRTI + 1NNRTI
Mis: zidovudine + lamivudine + efavirent

Dilligence is the mistressof success Page 9

RINGKASAN TERAPI ‫من جدّ وجد‬

Kardiologi
1. Gagal jantung: Diuretik + ACE/ARB
2. Edema Pulmonal (ALO):
- Oksigen, posisikan, furosemide bolus IV 40 mg, nitrat (ISDN), morfin
3. Hipertensi
- Hipertensi murni
TD ≥ 140/90  HCT (thiazide)
TD ≥ 160/100  HCT + ace inhibitor,
- Hipertensi kombinasi
Stroke  CCB DHP (amlodipine, nifedipin)
Miokard infark  beta blocker bisoprolol
DM, CKD, dislipidemia  ace inhibitor catopril atau ARB valsartan
BPH  alfa blocker tamsulosin
Hamil  proteinuria (-) Metildopa
proteinuria (+) Nifedipin
- Hipertensi emergency (ada riwayat penyakit penyerta)
Nikardipin IV
- Hipertensi urgency (tidak ada riwayat penyakit penyerta)
Obat hipertensi oral
4. Angina
- Stable angina  nitrat, beta bloker, CCB
- SKA
Unstable Angina, NSTEMI, STEMI  Oksigen, Nitrat, Aspirin, ClOpidogrel, Morfin
DEFENITIF: UAP dan NSTEMI : Heparinisasi
DEFENITIF: STEMI: < 30 menit Fibrinolitik dan jika <90 menit PCI
5. Atrial Fibrilasi
Hemodinamika stabil: beta bloker (bisoprolol), CCB non DHP (diltiazem, verapamil)
Disertai CHF atau hipotensi: Digoksin atau Amiodaron
Jika irama ventrikel lambat atau tdk stabil: Kardioversi 120-200 joule
6. QRS sempit
- A.flutter, SVT, ST
- Stabil: maneuver vagal 2 menit, adenosine 6 mg, adenosine 12 mg, adenosine 12 mg
- Tidak stabil: KARDIOVERSI
- SVT, Atrial flutter  50-100 joule
- ST, A. fibrilasi  120-200 joule
7. QRS lebar (VT VF) SHOCKABLE
- VT bernadi  algoritma QRS sempit, jika tidak stabil kardioversi 100-200 joule
- VT, VF tidak ada nadi  Defibrilasi/ DC shock lalu RJP 2 menit lalu epinefrin 1 mg
8. PEA dan Asistol UNSHOCKABLE
- RJP 2 menit lalu epinerin 1 mg
9. Torsade de pointes  MgSO4 5-10 ml diencerkan dalam 10 m Normal saline
10. Syok hipovolemik  RL/NaCl 0,9% 20 ml/kgbb bolus cepat
11. Syok septik  RL/NaCl + norepinefrin + antibiotik
12. Syok anafilaktik (suntikan obat, lebah)  epinefrin/adrenalin 0,3-0,5 mg/kgbb resusitasi 
antihistamin (dimenhidramin)  steroid
13. Syok kardiogenik, syok neurogenic
- Sistolik < 70 mmHg: norepinefrin
- Sistolik 70-100 mmHg  dopamine (+syok)
- Sistolik 70-100 mmHg  dobutamin (-syok)

Dilligence is the mistressof success Page 10

RINGKASAN TERAPI ‫من جدّ وجد‬

Mata
1. Miopia  spheris negative terendah/ konkaf
2. Hipermetropia  spheris positif tertinggi/ konveks
3. Presbiopia
- Umur 40 tahun +1.0 D
- Umur 45 tahun+1.5 D
- Umur 50 tahun +2.0 D
- Umur 55 tahun +2.5 D
- Umur ≥ 60 tahun +3.0 D
4. Dakriosistitis
- Awal: masase punctum atau saccus lakrimal
- Kompres hangat dan antibiotik
- Jika > 12-18 bulan dilakukan probing atau DCR
5. Dakrioadenitis  s terbalik
- Kompres hangat
- Tatalaksana sesuai etiologi
- Insisi jika abses (+)
6. Hordeoulum  kompres hangat, AB, insisi drainase
7. Kalazion  ekokleasi atau eksisi
8. Trikiasis  epilasi
9. Entropion  eversi atau tasrsotomi
10. Ektropion  inversi
11. Blefaritis  kompre hangat dan AB
12. Konjungtivitis
- K. bakteri  antibiotik salep, jika gonore diberi ceftriaxone 125 mg atau 50 mg/kgbb single dose
- K. vernal  cell mast stabilizer (sodium chromolyn) atau antihistamin topikal
- K. viral  artificial tears (adenovirus). Jika karna herpes diberi acyclovir 3%
- K. fungal  natamisin, amfoterisin B
- K. clamidia  ab topikal, doksisiklin 2 x 100 mg selama 21 hari

13. Pterigium  ekstirpasi

14. Pinguekula  eksisi
15. Skleritis  steroid topikal, NSAID
16. Episkleritis  simple (artificial tears), jika nodulr (steroid topikal, prednisolone 0,5%)
17. Keratokonjungtivitis sicca/ dry eye  artificial tears
18. Xeroftamia  vitamin A selama hari 1, 2 dan hari 14
19. Keratitis terapi sama kayak konjungtivitis
- K. bacterial  AB
- K. viral  acyclovir 5 x 400 mg selama 10 hari dan acyclovir 3%
- K. fungal  natamisin, amfoterisin B
- K. amoeba  antiamoebisida (polyhexamethylene biguanid 0,02%)

20. Uveitis  siklopegik, steroid topikal

21. Endoftalmitis  antibiotik topikal, sistemik dan siklopegik
22. Panoftalmitis  antibiotik sistemik atau intravena
23. Katarak  EKEK atau IKEK

24. Glaukoma akut sudut tertutup  ABCDE

- Asetazolamid 500 mg IV
- Betabloker  timolol 0,25%

Dilligence is the mistressof success Page 11

RINGKASAN TERAPI ‫من جدّ وجد‬

- Pilocarpin 4% (miosis)
- Diuretic  manitol IV
- Emetic  ondasetron
Tatalaksana defenitis: IRIDOTOMI
25. Glaukoma kronik sudut terbuka
- Timolol
- Latanaprost
Tatalaksana defenitis: TRABEKULOPLASTI

26. Ablasio retina  retina detachment

27. Hifema
- Head up 30 derajat
- Mata ditutup
- Kompres dingin
- Asam traneksamat
- Anti glaukoma
28. Subkonjungtiva bleeding
- Observasi 1-2 minggu
- Kompres dingin
- Artificial tears

29. Trauma kimia asam atau basa

- Irigasi normal saline min 2 L atau min 30 menit
- Anastesi topikal
- Steroid, siklopegik
- Rujuk

30. Trauma fisik  rupture kornea  RUJUK

31. Corpus alienum di kornea  RUJUK
32. Corpus alienum di konjungtiva
- Anastesi local
- Ekstraksi dengan kapas lidi/ spuit ukuran 23G
- Antibiotik topikal

Dilligence is the mistressof success Page 12

RINGKASAN TERAPI ‫من جدّ وجد‬

Neurologi
1. Stroke iskemik :
- rTPA jika serangan < 5 jam
- aspirin 325 mg
- aspirin 325 mg + dipyridamole 2 x 200 mg
- neuroprotektan: citilcoline atau piracetam
2. Stroke hemoragik
- awal: manitol 20% 0,5 – 1 gr/kgbb bolus selama 20 menit, atau CCB
- tepat/defenitif/etiologi: PEMBEDAHAN/ CRANIOTOMI
3. TTH
- Terapi: Ibuprofen atau paracetamol (acetaminophen)
- Pencegahan: amitriptilin
4. Migraine
- Terapi: Sumatriptan, atau Ergotamin
- Pencegahan: amitriptilin, propanolol
5. Cluster
- Terapi: Oksigen 8-10 L (dosis tinggi), Sumatriptan, Ergotamin
- Pencegahan: amitriptilin, verapamil
DOSIS:
Sumatriptan 6 mg/jam max 2 dosis dalam 24 jam
Ergotamin 1-2 mg/jam max 3 dosis dalam 24 jam
6. Giant Cell Arteritis
- Prednisone
- Methylprednisolone IV
7. Neuralgia trigeminal
- Karbamazepin dan oxcarbazepin
- Lamotigrine
- Gabapentin
8. Bell palsy
- Prednison 1 mg/kgbb/hari selama 6 hari dan tap off 10 hari
- Acyclovir
- Sianocobalamin
9. Vertigo sentral, vertigo perifer (BPPV, meniere, labirinitis)
- Betahistine mesilat
- Dymenhydrinat
10. BPPV
- Maneuver terapi: epley maneuver
- Terapi: betahistine
- Maneuver pemeriksaan: dix hallpike maneuver
11. Parkinson disease
- Levodopa 3 x 50 mg
12. Parkinsonisme/ Parkinson like syndrome
- THP (trihexylphenidin)

13. Myasthenia gravis

- Pemeriksaan: RS (tensilon), Puskesmas (wartenberg), ice pack test
- Tatalaksana: Acetilcolinesterase inhibitor (piridostigmine 4 x 60 mg)
14. GBS
- Pemeriksaan: Lumbal pungsi  protein meningkat, NCV, EMG
- Tatalaksana: IVIG intravena immunoglobulin, plasmafaresis, steroid, jika gagal napas  intubasi trakea

Dilligence is the mistressof success Page 13

RINGKASAN TERAPI ‫من جدّ وجد‬

15. Poliomyelitis
- Pemeriksaan: NCV, EMG
- Tatalaksana: steroid

16. Meningitis
- Bakteri: ceftriakson 2 gr/12 jam
- TB: OAT dan prednisone 30-40 mg/hari
- Virus: asiklovir 10 mg/kgbb setiap 8 jam

17. Epilepsy
- Epilepsi partial: Karbamazepin, Fenitoin
- Epilepsi tonik klonik (grand mall), mioklonik: Asam valproate
- Absans/petit mall/lena: Etoxusimide, Asam valproate
- Status epileptikus: fenitoin IV
- Neonates: fenobarbital 20 mg/kgbb IV dalam 5 menit

18. CTS (carpal tunnel syndrome)  nervus medianus

- Pemeriksaan: tinnel sign, phalen, flick test, NCV, EMG
- Tatalaksana: splint pergelangan tangan, steroid, NSAID
- Jika atropi: operasi
19. TTS (tarsal tunnel syndrome)  nervus tibialis posterior
- Pemeriksaan: tinnel sign
- Tatalaksana: steroid

20. Spinal injury/ cedera medulla spinalis

- Methylprednisolone 30 mg/kgbb dalam 10-15 menit
- Steroid dosis tinggi

Dilligence is the mistressof success Page 14

RINGKASAN TERAPI ‫من جدّ وجد‬

Obstetri-Ginekologi
1. Suplemen vitamin hamil
- Sulfas ferosus 325 mg = besi elemental 65 mg
- Asam folat 400 mcg/hari
- Jika ada riwayat kelainan neural tube: asam folat 4.000 mcg/hari atau 4 mg
SF mencegah anemia  mencegah kelahiran premature, dan perdaraha post partum
Asam folat  mencegah kelainan neural tube
Kalsium laktat  mencegah hipertensi kehamilan

2. CTG (cardiotocography) normal: akselerasi dan deselerasi dini

- SPOILTS
- Stop oksitosin, posisi full lateral, oksigen, IV, elevated TD, tokolitik dan SC

3. Hodge I, II atau Station -3, -2, -1  SC

4. Hodge III, IV atau Station +1, +2, +3  PSP
- Vakum: ibu masih ada tenaga
- Forcep/ cunam: ibu tampak lemah

5. Maneuver Mc. Robert  distosia bahu (makrosomia)

6. Maneuver lovset, M. bracht  lahir bokong
7. Maneuver kristeller  dorong fundus uteri

8. Semua persentasi kepala  PSP

- Kecuali: gemeli, persentasi dagu posterior, persentasi dahi
9. Persentasi bokong  SC
- Kecuali: bokong complete di maneuver lovset atau bracht
10. Letak lintang  SC

11. Kala I his 1-2 kali 10-20 detik per 10 menit

12. Kala II his 3-4 kali 30-40 detik per 10 menit
- Jika untuk meningkatkan his: OKSITOSIN
- Jika menurunkan his: INMT (indometasin, nifedipin, mgso4, terbutalin)

13. Premature (UK < 37 minggu)

- Dexametason 6 mg/12 jam sebanyak 4 kali
- Betametasaon 12 mg/24 jam sebanyak 2 kali
14. Posterm (UK > 41 minggu)
- Rujuk RS
- Pemeriksaan Non stress test
- Induksi persalinan, jika tidak respon SC

15. Perdarahan ante partum < 20 minggu

- ABORTUS
Abortus imminens  pertahankan kehamilan, prostaglandin
Abortus insipient, abortus inkomplit  kuretase dilatasi
Abortus komplit  observasi

- KET  laparotomi
- MOLA HIDATIDOSA  kuretase suction

Dilligence is the mistressof success Page 15

RINGKASAN TERAPI ‫من جدّ وجد‬

16. Perdarahan ante partum > 20 minggu

- Plasenta previa
Preterm: pertahankan kehamilan
Aterm: SC
- Solusio plasenta  SC
- Vasa previa
Preterm: pertahankan kehamilan, observasi
Aterm: SC

17. Rupture uteri khas: bandle ring, riwayat persalinan anak pertama SC
- SC
18. Perdarahan post partum < 24 jam (early PPH)
ATONIA UTERI  oksitosin 2 x lanjut KBE, KBI (kompresi bimanual)
RETENSIO PLASENTA  manual plasenta
LASERASI JALAN LAHIR  tampon vagina dan hecting
INVERSIO UTERI  reposisi manual

19. Perdarahan post partum > 24 jam (late PPH)

- Endometritis : Gentamisin 5 mg/kgbb/hari + Ampisilin 2 gr/6 jam + Metronidazol 500 mg/8 jam
- Plasenta rest: GAM + kuretase

20. Hipertensi dalam kehamilan

- Hipertensi kronik dan H. gestasional  metildopa
- Superimposed PE  nifedipin
- PER  antioksidan
- PEB, eklamsia , HELLP syndrome  MgSO4 dan Nifedipin
Terapi definitif: TERMINASI KEHAMILAN
MgSO4 40% 4 gram dalam 10 ml NacL dalam 20 menit
Jika terjadi intoksikasi MgSO4  calcium glukonas 10% 1 gram

21. KPD
- PPROM: Rawat inap + antibiotik + steroid
- PROM: Rawat inap + antibiotik (GAM)

22. Hyperemesis gravidarum

- Grade 1: lemah, mual muntah, nafsu makan menurun. Terapi: PIRIDOKSIN (VIT.B6)
- Grade 2: apatis, ketonuria (+). Terapi: METOCLOPRAMID
- Grade 3: somnolen, koma. Terapi: ONDANSETRON, DIMENHIDRINAT
Rehidrasi dengan NaCl 0,9%, maintenance dengan Dextrose 10%

Dilligence is the mistressof success Page 16

RINGKASAN TERAPI ‫من جدّ وجد‬

Psikiatri
1. Gangguan neurotik PTSD, cemas menyeluruh, gangguan penyesuaian, panic
- SSRI (fluoksetin 20, 40 mg) (setralin 25, 50 mg)
- Benzodiazepine (alprazolam 0,5 atau 1 mg) (diazepam 2 mg)
2. FOBIA
- Desentitisasi, SSRI, Benzodiazepine
3. OCD (obsesi kompulsif disorder)
- SSRI, Benzodiazepine
4. Depresi
- SSRI, Antidepresan (amitriptilin)
5. Bipolar tipe I (mania)
- Litium carbonate + haloperidol
- Asam valproate + haloperidol
6. Bipolar tipe II (depresif)
- Litium carbonate, Asam valproate
7. Skizofrenia gejala positif: TIPIKAL
- Haloperidol Hcl 5 mg IM, Chlorpromazine (CPZ)
Efek samping haloperidol: gangguan ekstrapiramidal dan keluar air dari puting susu
8. Skizofrenia gejala negative: ATIPIKAL
- Clozapine, olanzapine 1 x 25 mg
- Aripriprazole 1 x 2,5 mg
9. Neuroleptic maligna syndrome
- Benzodiazepine, Bromokriptin
10. Insomnia
- Early insomnia  triazolam
- Middle insomnia  lorazepam
- Late insomnia  amitriptilin
11. Paraphilia: gangguan seksual
- CBT, SSRI, Antiandrogen : menurunkan libido
12. Gangguan jiwa pasca persalinan
- Baby blues: CBT (cognitive behavior therapy)
- Depresi post partum: SSRI
- Psikotik post partum: bayi dipisahkan dari ibu + antipsikotik
13. Gangguan makan
- Anoreksia: IMT < 18,5
Anoreksia retriksi: mengurangi konsumsi makanan
Anoreksia purging: dimuntahkan, pencahar, olahraga berlebihan
- Bulimia: IMT normal atau berlebih
TERAPI: konseling dan SSRI
14. Gangguan somatoform (hipokondriasis, somatisasi, konversi, body dismorfik)
- Benzodiazepine
- SSRI
15. Demensia  acetilkolinesterase inhibitor (donepezil)
16. Delirium  antipsikotik
17. Autism  CBT + terapi ortotatik + terapi wicara + haloperidol
18. ADHD  metilphenidat (stimulant)
19. Tic  risperidon

Dilligence is the mistressof success Page 17

RINGKASAN TERAPI ‫من جدّ وجد‬

Pulmologi
1. TB kategori 1: kasus baru
2RHZE + 4RH
2. TB kategori 2: kasus relaps, putus obat, gagal obat
2RHZES + RHZE + 5RHE3
BB < 40 40-60 BB>60
kg kg
R 300 450 600
H 150 300 450
Z 750 1.000 1.500
E 750 1.000 1.500
S Sesuai 750 1.000
BB

3. Asma
- Eksaserbasi
Dewasa: nebul SABA  nebul SABA  nebul SABA + steroid sistemik
Anak: nebul SABA  nebul SABA  nebul SABA + antikolinergik
- Controller
LABA inhaler
Steroid inhaler
- Status asmaticus: ICU (aminofilin, teofilin)

4. PPOK: SABA + steroid + antibiotik

5. Pneumonia
- Rawat jalan:
Makrolid (azitromisin)
Doksisiklin
- Rawat inap:
Beta lactam (meropenem, cefotaxime, ceftriaxone), makrolid, kuinolon IV

6. Atelektasis: oksigen, nebul SABA, teofilin

7. Efusi pleura: WSD/ chest tube
8. Bronkiektasis: antibiotik (azitromisin), bronkodilator
9. Abses paru: klindamisin, metronidazole, kuinolon, karbapenem

Dilligence is the mistressof success Page 18

RINGKASAN TERAPI ‫من جدّ وجد‬

Rheumato
1. Gout arthritis
- Akut/ serangan:
Kolkisin 1,2 mg + NSAID (indometasin)
- Tepat/ defenitif/ kronik:
Xanthine oxidase inhibitor (allopurinol), lini kedua Probenesid
2. Rheumatoid arthritis
- Awal: NSAID, steroid
- Tepat/ defenitif: DMARD (metotrexat)
3. Osteoarthritis
- Terapi: paracetamol atau NSAID
4. Osteoporosis, terapi:
- Bifosfonat (menghambat osteoklast)
- Kalsium karbonat
- Vitamin D (untuk meningkatkan absorpsi kalsium di usus)

Dilligence is the mistressof success Page 19

RINGKASAN TERAPI ‫من جدّ وجد‬

THT
1. Serumen prop
- Karbogliserin 10%
- H2O2 3%
2. Corpus alienum
- Matikan binatang dengan gliseril/ alkohol/ antiseptic/ lidocain
- Ekstraksi corpus
3. Otomikosis
- Irigasi telinga H2O2 3%
- Antifungal topikal
4. Herpes zoster oticus/ ramsay haunt
Asiklovir 5x800 mg selama 7-10 hari
Valasiklovir 3 x 1.000 mg selama 7-10 hari

5. Otitis eksterna sirkumkripta, OE difusa: tampon antibiotik

6. Otitis eksterna maligna: kuinolon selama 6 minggu, atasi penyerta

7. Baratrauma  dekongestan, pipa grommet

8. Otitis media efusi/serosa
Terapi: self limiting disease, dekongestan
9. Otitis media akut
- Oklusi  M.timpani retraksi  th/ dekongestan
- Hiperemis  M. timpani hiperemis  th/ dekongestan + AB + anti nyeri
- Supuratif  M.. timpani bulging atau menonjol  miringotomi + AB
- Perforasi  M. timpani robek  AB dan H2O2 3%
10. Otitis media supuratif kronik (OMSK)
- OMSKA benigna  perforasi sentral  levofloksasin tetes, timpanoplasti
- OMSKA maligna  perforasi marginal  mastoidektomi

11. Miringitis bulosa  ampisilin 50-100 mg/kgbb/hari

12. Timpanosklerosis  alat bantu dengar, pembedahan

13. Rhinitis
- R. alergi: antihistamin , dekongestan
- R. vasomotor: antihistamin, dekongestan. Defenitif: neurektomi vidianus
- R. medikamentosa: stop seluruh obat (vasokontriktor, beri steroid oral)
- R. ozaena: antibiotik

14. Sinusitis
- Akut: amoksisilin 3 x 500 mg
- Kronik: metronidazole 3 x 500 mg + cefepime 1 x 400 mg selama 3-4 minggu
Defenitif: FESS
15. Epistaksis, tatalaksana awal: pencet cuping hidung 3-5 menit
- E. anterior: tampon anterior 1-2 hari
- E. posterior: tampon posterior 2-3 hari

Dilligence is the mistressof success Page 20

RINGKASAN TERAPI ‫من جدّ وجد‬

Tropmed & parasitology

1. D. thypoid
Anak: kloramfenikol atau tiamfenikol 4 x 500 mg selama 14 hari
Dewasa: ciproloksasin 2 x 500 mg selama 7-10 hari
Hamil: amoksisilin 3 x 500 mg selama 14 hari

2. DBD
DBD grade I dan II: RL 7-10 ml/kgbb/jam  RL 5 ml/lgbb/jam  RL 3 ml/kgbb/jam dan maintenance
DBD grade III dan IV: RL 10-20 ml/kgbb/ secepatnya

3. Malaria
- P. palciparum: ACT/DHP selama 3 hari + primakuin 1 hari
- Malaria cerebral  karna p. palciparum  artesunat 2.4 mg/kgbb sampai sadar lanjut oral falciparum
- P. vivax dan ovale: ACT/DHP selama 3 hari + primakuin 14 hari
- P. malariae: ACT/DHP selama 3 hari
- Malaria pada ibu hamil: ACT/ DHP selama 3 hari

Profilaksis
a. Anak  atovaquin proguanil
b. Dewasa  pergi ≤ 3 bulan: doksisilin 100 mg/hari
Dewasa: Pergi selama 3 bulan atau meflokuin 250 mg/hari
c. Ibu hamil: meflokuin 250 mg/hari

4. Filariasis
- DEC (dietilcarbamazin) 6mg/kgbb/hari selama 12 hari
- Ivermectin 200 µg/kbb single dose

5. Leptospirosis
- Doksisiklin 2 x 100 mg selama 7 hari
- Weils disease: penisilin G 1.5 juta IU/kgbb selama 10 hari

6. Infeksi cacing
- Ascaris lumbricoides, cacing tambang, oxyuris vermicularis, trichuriasis
Albendazole 400 mg single dose
Mebendazole 500 mg single dose, mebendazole 2 x 100 mg selama 3 hari
Pirantel pamoat 10 mg/kgbb single dose
ANAK < 1 TAHUN dan IBU HAMIL  pirantel pamoat 3 x 10 mg/kgbb
- Clonorchis sinensis, taeniasis  praziquantel 10 mg/kgbb/hari dalam 2-3 dosis
- Schistosomiasis
Praziquantel 60 mg/kgbb/hari dalam 2-3 dosis
- Fasciola hepatica dan fasciola buski
Tirclabendazole 10 mg/kgbb dalam 2 dosis (1hari)

Dilligence is the mistressof success Page 21

RINGKASAN TERAPI ‫من جدّ وجد‬

URONEFROLOGI
1. Sistitis
- Nitrofurantoin 2 x 100 mg selama 5 hari
- Kuinolon cth: ciprofloksasin 2 x 500 mg
- Kotrimoksazole (trimetropin-sulfomektazol) 2 x 960 mg
2. Pyelonephritis
- Ceftriaxone 75 mg/kgbb/hari (24 jam)
- Kuinolon cth: ciprofloksasin 2 x 500 mg
- Kotrimoksazole (trimetropin-sulfomektazol) 2 x 960 mg

ISK pada anak: RANAP + antibiotik IV

Anak: ampisilin 100 mg/kgbb/hari, cotrimoksazole 2 x 480 mg
Hamil: nitrofurantoin atau amoksisilin
- Wanita terapi selama 3-5 hari
- Laki-laki, anak, hamil selama 14 hari

3. Nephrolithiasis
- Terapi awal: NSAID menurut WHO
- < 5 mm: alfa bloker
- ≤ 2 cm: ESWL
- > 2 cm: PCNL
4. Ureterolithiasis
- < 1 cm: ESWL
- ≥ 1 cm: URS
5. Vesikolithiasis: litotripsi
6. Uretrolithiasis: langsung dikeluarkan jika terlihat

Sindrom Nefrotik GNAPS (glomerunefritis akut)

Terapi Furosemide Furosemide
awal:
Terapi Steroid Antibiotik:
tepat: Prednison 2 - Penisilin
mg/kgbb selama - Makrolid
4-6 minggu
Terapi Statin Prednisone
tambahan: Anti hipertensi: ACE inhib

7. BPH (benign prostat hyperplasia)

- Awal: kateter, alfa blocker (terazosin, tamsulosin)
- Tepat: 5 α reductase inhib (finasteride, dutasterid)

8. Prostatitis
- Kuinolon: ciprofloksasin 2 x 500 mg selama 2-4 minggu

9. Ca prostat
- Konservatif
- Radiasi
- Prostatekomi radikal

Dilligence is the mistressof success Page 22