Anda di halaman 1dari 20

TUGAS STASE

PULMONOLOGI

Pembimbing:
dr. Ita Juliastuti. Sp. P

Harani Roima Arum Pratiwi


0120840110
bakteri Pneumonia

virus

Pneumonia

jamur

Peradangan
Paru
parasit

non
Pneumonitis
mikroorganisme
KLASIFIKASI PNEUMONIA

Berdasarkan klinis dan Berdasarkan bakteri Berdasarkan predileksi


epideologis penyebab infeksi

a. Pneumonia komuniti a. Pneumonia bakterial / a. Pneumonia lobaris.


b. Pneumonia nosokomial tipikal. b. Bronkopneumonia.
c. Pneumonia aspirasi b. Pneumonia atipikal c. Pneumonia interstisial
d. Pneumonia pada penderita c. Pneumonia virus
Immunocompromised d. Pneumonia jamur
Gambaran klinik

• Demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat melebihi


38oC,
• batuk dengan dahak mukoid atau purulen kadang-kadang
disertai darah,
• sesak napas dan
• nyeri dada.
Pemeriksaan fisik
• Inspeksi/palpasi → bagian yang sakit tertinggal waktu
bernapas
• Palpasi/perkusi/auskultasi
– fremitus dapat mengeras,
– redup
– suara napas bronkovesikuler - bronkial yang mungkin disertai
ronki basah halus.
Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan dahak

2. Darah

3. Foto toraks PA /
lateral
4. Analisa gas darah, Saturasi
SECARA KLINIS DIAGNOSIS PNEUMONIA DAPAT
DITEGAKKAN BILA DIPENUHI BATASAN SBB :

ADANYA INFILTRAT PADA FOTOTORAK


DISERTAI 2 ³ GEJALA BERIKUT :

- FEVER ³ 380C

- LEKOSISITOSIS > 10.000 / mm3

- SPUTUM PURULEN

- BATUK, SESAK, NYERI DADA

- FISIS : TANDA KONSOLIDASI


Perhitungan skor risiko berdasar PSI
Demographics History & Physical find. Laboratory

Age = years (male) Neoplasia (+30) pH < 7.35 (+30)


Age = years – CHF (+10) BUN >10.7 (+20)
10 (female) Renal disease (+10) Na < 130 (+20)
Nursing home resident Liver disease (+20) Glucosa> (+10)
(+10) Cerebrovasc. Dis. (+10) Hct<30% (+10)
Pulse ≥ 125 (+10) PO2<60 (+10)
BP ≤ 90 mm/Hg (+20) Effusion (+10)
Temp < 350C or ≥400C (+15)

Altered
mental status (+20)

The Pneumonia Patient Outcomes Research Team (PORT)


DERAJAT SKOR RISIKO CAP

Risiko Klas Risiko Total Skor Perawatan


Rendah I Tidak Diprediksi Rawat Jalan

Rendah II ≤70 Total Skor Rawat Jalan

Rendah III 71-90 Total Skor Rawat Inap / Rawat Jalan

Sedang IV 91-130 Total Skor Rawat Inap

Berat V >130 Total Skor Rawat Inap

Mortaliti : I (0,1%) ; II (0,6%); III (2,8%) ; IV ( 8,2%) ; V (29,2%)


History, physical examination, chest radiography, laboratory

Noinfiltrate /air bronchogram Infiltrate / air bronchogram +, Clinical feature supporting


diagnosis of pneumonia

Evaluate for other diagnosis Further evaluation


Evaluate using CURB-65/PSI

Out patient
In patient

Emperical therapy
Microbiologicexaminati
on

Improve Deteriorate
In patient ward ICU

Emperical therapy

Empirical therapy Improve Deteriorate Causatif


is continued therapy
Penatalaksanaan rawat jalan
• Pengobatan suportif / simtomatik
– Istirahat di tempat tidur
– Minum secukupnya untuk mengatasi dehidrasi
– Bila panas tinggi perlu dikompres atau minum obat penurun panas
– Bila perlu dapat diberikan mukolitik dan ekspektoran
• Pengobatan antibiotik harus diberikan ( sesuai bagan ) kurang dari 4 jam
Penatalaksanaan rawat inap
• Pengobatan suportif / simtomatik
– Pemberian terapi oksigen
– Pemasangan infus untuk rehidrasi & koreksi kalori & elektrolit
– Pemberian obat simtomatik antara laim antipiretik, mukolitik
• Pengobatan antibiotik harus diberikan ( sesuai bagan ) kurang dari 4 jam
Penatalaksanaan rawat inap di ruang rawat intensif
• Pengobatan suportif / simtomatik
– Pemberian terapi oksigen
– Pemasangan infus untuk rehidrasi, koreksi kalori & elektrolit
– Pemberian obat simtomatik antara lain antipiretik, mukolitik
• Pengobatan antibiotik harus diberikan ( sesuai bagan ) kurang darti 4
jam
• Bila ada indikasi penderita dipasang ventilator mekanik.
Rekomendasi Terapi Empiris CAP
(Guidlline: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia)

Antibiotik
Pasien rawat jalan • β-lactam atau β-lactam + anti β-lactamase
Sebelumnya sehat dan tidak mengkonsumsi • Makrolid baru
antibiotik selama 3 bulan terakhir
Dengan komorbid atau mengkonsumsi • Fluoroquinolone respirasi (levofloxacin 750mg
antibiotik selama 3 bulan terakhir atau moxifloxacin )
• β-lactam atau β-lactam + anti β-lactamase
•β-lactam + Makrolid ;
Rawat Inap • Fluoroquinolone respirasi (levofloxacin 750mg
1. Non ICU atau moxifloxacin )
•β-lactam + Makrolid
Antibiotik
2. ICU • β-lactam (cefotaxime, ceftriaxone, atau ampicillin-
Non Pseudomonas sulbactam) + macrolid baru atau fluoroquinolone respirasi
(levofloxacin 750mg atau moxifloxacin )
3. • antipneumococcal, antipseudomonal β-lactam (piperacillin-
* Dengan resiko infeksi tazobactam, cefepime, imipenem, atau meropenem) +
Psedomonas ciprofloxacin atau levofloxacin (750mg)
atau
• β-lactam + aminoglycoside dan azithromycin
atau
• β-lactam + aminoglycoside dan antipneumococcal
fluoroquinolone (untuk pasien alergi penicillin, diganti aztreonam)
(level III)

• ditambah vancomycin atau linezolid (level III)


* CA –MRSA
Tuberculosis

• Penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium


Tuberculosis).
• Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapidapat juga mengenai organ tubuh
lainnya.
Gejala klinis pasien TB

• Batuk berdahak selama 2-3 minggu atau lebih.

– dahak bercampur darah, batuk darah,


• Sesak nafas, badan lemas,

• Nafsu makan menurun, berat badan menurun, malaise,


• Berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu bulan.
Klasifikasi dan tipe pasien TB
• Terduga (presumptive) pasien TB
– keluhan atau gejala klinis mendukung TB .
• Pasien TB yang terkonfirmasi bakteriologis
– pasien TB yang terbukti positif bakteriologi pada hasil
pemeriksaan (contoh uji bakteriologi adalah sputum, cairan
tubuh dan jaringan) melalui pemeriksaan mikroskopis
langsung, TCM TB, atau biakan.
Terduga TB Alur Diagnosis TB
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai