Anda di halaman 1dari 22

CATATAN TUTORIAL OPTIMA

ILMU PENYAKIT DALAM


PULMONOLOGI

OFFICE ADDRESS:
Jl padang no 5, manggarai, setiabudi, jakarta selatan Medan :
(belakang pasaraya manggarai) Jl. Setiabudi no. 65 G, medan P
phone number : 021 8317064 Hone number : 061 8229229
pin BB 2A8E2925 Pin BB : 24BF7CD2
WA 081380385694 Www.Optimaprep.Com

www.optimaprep.com
ASMA
• inflamasi kronik pada saluran nafas yang
berhubungan dengan hiperreaktifitas saluran
respirasi & keterbatasan aliran udara akibat
adanya penyempitan bronchus yang bersifat
reversibel.
• Gejala klinis
– kondisi stabil (steady-state)  keluhan batuk malam
hari dan sesak nafas saat olahraga
– saat serangan asma (asthma-attack exacerbation) 
sesak berat dan ditandai dengan suara nafas mengi. P
ASMA
• Pemeriksaan Fisik : retraksi intercostal, suara
ekspirasi yang memanjang dan wheezing dengan
nafas bronchial
• Pemeriksaan Gold Standar  spirometri dengan
kombinasi bronkodilator
– Terjadi peningkatan FEV1 >12% dan 200ml setelah
pemberian bronchodilator.
– Terjadi peningkatan PEF >20% setelah pemberian
bronchodilator.
– Terdapat variasi nilai PEF secara diurnal >20% atau bila
dalam pembacaan 2x dalam sehari >10%.
ASMA (klasifikasi)
• Berdasarkan frekuensi muncul
ASMA (klasifikasi)
• Berdasarkan beratnya gejala
ASMA (tatalaksana di luar serangan)
• Tatalaksana
Klasifikasi Kontrol harian
di luarObat pilihan lain
serangan
Asma intermiten (-) (-)
Asma persisten Glukokortikoid Theophilin sustained released
ringan inhalasi dosis rendah Cromone
Leukotriene modifier
Asma persisten Inhalasi Glukokortikoid inhalasi dosis medium + theopilin
moderate glukokortikoid dosis sustained release
rendah-medium + B2 Glukokortikoid inhalasi dosis medium +long acting b2
agonis long acting agonis
Glukokortikoid inhalasi dosis tinggi
Glukokortikoid inhalasi dosis medium + leukotriene
modifier
ASMA (tatalaksana di luar serangan)
Asma Glukokortikoid inhalasi dosis tinggi + long
persisten acting b2 agonis + salah satu dari
berat Theopilin sustaine release
B2 agonis long acting
Steroid oral
Anti IgE
ASMA (tatalaksana saat serangan)
PPOK
• Merupakan penyakit yang ditandai dengan adanya perlambatan
aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel.
• Gejala klinis sesak napas, batuk-batuk kronis, sputum yang
produktif, faktor resiko (+). Pernafasan pursed lips,Takipnea, dada
emfisematous atau barrel chest dengan tampilan fisik pink puffer
atau blue bloater, bunyi nafas vesikuler melemah, ekspirasi
memanjang, ronki kering atau wheezing, bunyi jantung jauh.
• Pemeriksaan penunjang antara lain:
– Uji spirometri  merupakan gold standar akan tampak
• FEV1 / FVC < 70 %
• Uji bronkodilator (saat diagnosis ditegakkan) : FEV1 pasca bronkodilator < 80
% prediksi
– Uji coba kortikosteroid
– Analisis gas darah dilakukan pada pasien dengan VEP1 < 40% prediksi
dan secara klinis diperkirakan gagal napas dan payah jantung kanan.
PPOK (klasifikasi)
PPOK (Terapi)
PPOK (terapi pada eksaserbasi akut)
• Tata Laksana oksigen terkontrol, melalui kanul nasal
atau venturi mask.
• Bronkodilator: inhalasi agonis β2 + antikolinergik.
Pada eksaserbasi akut berat: + Aminofilin ( 0,5
mg/kgbb/jam )
• Steroid: Prednisolon 30-40 mg PO selama 10-14 hari.
SteroidIV: pada keadaan berat.
• Ventilasi mekanik. Indikasi: gagal nafas akut atau
kronik.
• Antibiotika terhadap S pneumonie, H influenzae, M
catarrhalis
Tuberculosis (diagnosis)
Tuberculosis (tata laksana)
Tuberculosis (evaluasi pengobatan)
Tuberculosis (efek samping obat)
Tuberculosis (drug induced hepatitis)
• Bila gejala klinis (+) (ikterik, mual muntah)  stop OAT
• Bila gejala klinis (+) disertai enzim hati ↑ >3x  stop OAT
• Bila gejala klinis (-) disertai hasil laboratorium berikut:
– Bilirubin >2  stop OAT
– Enzim hati ↑ >5x  stop OAT
– Enzim hati ↑ >3x  teruskan pengobatan dengan
pengawasan
Bila klinik dan laboratorium normal kembali
setelah penghentian OAT, maka tambahkan H
(INH) dengan desensitisasi sampai dengan
dosis penuh lalu tambahkan rifampisin,
desensitisasi sampai dengan dosis penuh
sehingga menjadi RHES. Pirazinamid tidak
boleh diberikan lagi
Tuberculosis (koinfeksi HIV)
• Dilakukan pemberian OAT selama 2-8 minggu
awal selanjutnya diberikan bersamaan dengan
ARV
Pneumonia (klasifikasi)
• CAP (Community acquired pneumonia)  Gejala
muncul pada individu yang menjadi sakit di luar rumah
sakit atau dalam 48 jam perawatan di rumah sakit.
– Pneumonia typical (bacterial)  disebabkan oleh bakteri
yang responsive terhadap B lactam
– Pneumonia atypical  disebabkan oleh Mycoplasma
pneumonia yang tidak sensitive pada penggunaan B
lactam.
• HAP(Hospital acquired pneumonia)  gejala
pneumonia yang muncul selama perawatan di Rumah
sakit dan munculnya > 48 jam perawatan
Pneumonia (gejala dan pemeriksaan)
• Gejala berupa 2 dari 3 gejala berikut:
– Demam
– Batuk dengan sputum yang produktif
– Leukositosis
• Pemeriksaan penunjang
– Foto paru  infiltrat baru atau infiltrat yang
bertambah
– Identifikasi penyebab mikrobiologis dengan
pewarnaan Gram sputum, kultur sputum, kultur darah
Pneumonia (Tatalaksana)
Keseimbangan Asam-Basa

Anda mungkin juga menyukai