Anda di halaman 1dari 51

Laporan Kasus

PPOK
DR. WINSTON SANJAYA
Identitas
Nama : Tn. M
Usia : 77 tahun
Pekerjaan : Pensiunan
Tanggal masuk RS: 23 Desember 2019
Anamnesis
Keluhan Utama : sesak napas
Keluhan Tambahan : batuk kering, lemas
RPS
◦ Pasien datang dengan keluhan sesak sejak satu minggu SMRS.
◦ Sesak dirasakan semakin memberat dari hari ke hari.
◦ Pasien mengaku sesak bila sedang beraktivitas, sesak membaik saat istirahat.
◦ Pasien sesak saat tidur terlentang, perlu dua bantal agar bisa tidur.
◦ Dua hari SMRS pasien nebulisasi di IGD karena sesak, setelah nebu keluhan
membaik dan pasien pulang.
◦ Dalam satu minggu terakhir pasien mengaku sesak sudah kambuh 3 kali.
◦ Batuk berdahak hilang timbul sejak 6 bulan lalu.
◦ Dahak bening, berbusa dan kental, pasien merasakan semakin hari produksi
dahak bertambah banyak.
◦ Pasien mengaku dahak yang keluar selalu bening.
◦ Batuk bercampur darah (-).
◦ Ada penurunan berat badan dalam 3 bulan terakhir (55 kg menjadi 50 kg)
sehari-hari makan sedikit.
◦ Demam (-), keringat malam (-), nyeri dada (-).
Faktor pencetus :
◦ Merokok sejak remaja, sudah berhenti ±1 tahun lalu, dulu dalam sehari rutin
merokok 1 bungkus (isi ±12 batang).
◦ Batuk-batuk lama pada orang di sekitar pasien disangkal.

Riwayat pengobatan
◦ Pernah dirawat di RSKS dengan keluhan serupa ±6 bulan dan 3 bulan SMRS.
◦ Rutin berobat di poli spesialis paru, terakhir di poli pasien mendapat terapi
berupa OBH 3 x 1 cth, Asetilsistein 3 x 200 mg po, Salbutamol 3 x 1 mg,
Clopidogrel 1 x 75 mg.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum : gelisah Antropometri
BB : ±45 kg
Kesadaran : CM, E4M6V5
TB : ±160 cm
Tanda-tanda vital IMT : 17,6 kg/m2  underweight
◦ Tekanan darah : 130/80 mmHg
◦ Laju nadi : 92x/menit, reguler, teraba kuat
◦ Frekuensi napas : 32x/menit, reguler
◦ Suhu : 36 oC
◦ Saturasi O2 : 91 %
Pemeriksaan fisik
Kepala :
◦ Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
◦ Mulut : mukosa oral basah
◦ Bibir : sianosis (-)
Leher :
◦ Trakea di tengah
◦ KGB dan kelenjar tiroid tidak membesar
◦ JVP 5 ± 2 cmH2O (tidak meningkat)
◦ Retraksi m. sternocloidomastoideus (+/+) saat inspirasi
Toraks
Jantung
Inspeksi : ictus cordis terlihat di parasternal sinistra
ICS V.
Palpasi : ictus cordis teraba di parasternal sinistra ICS V.
Perkusi : batas atas : ICS 3 linea midklavikular sinistra
batas kanan : ICS 4 linea parasternal dekstra
batas kiri : parasternal sinistra ICS V.
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur (-),
gallop S3 (-)
Paru-paru
Inspeksi : barrel chest (+), sela iga tampak mendatar,
ekspansi dada kanan=kiri
Palpasi : fremitus taktil kanan < kiri
Perkusi : pekak pada basal paru kanan, hipersonor pada
lapang paru lain
Auskultasi : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing +/+,
pleural rub di basal paru kanan.
Abdomen
◦ Inspeksi : bentuk abdomen datar, distensi (-)
◦ Auskultasi : peristaltik usus (+) 8-12x/menit
◦ Palpasi : teraba supel, undulasi (-), hepatomegali (-)
◦ Perkusi : timpani pada seluruh lapang abdomen

Ekstremitas : akral hangat, CRT <2 s, edema -/-/-/-, sianosis (-), clubbing finger
(+)
Diagnosis sementara
PPOK eksaserbasi akut dengan efusi pleura kanan
Diagnosis banding
Heart failure
Asma bronkiale
Pemeriksaan Penunjang
Rontgen toraks PA
EKG
Laboratorium : DR, GDS
Rontgen thorax AP 23/12/19

Cor :
• Bentuk, ukuran dan letak normal. Kalsifikasi arcus
aorta
Pulmo :
• Corakan vaskuler tampak meningkat
• Tampak bercak tipis pada lapang atas paru kanan
• Tampak fibrotic line pada lapang bawah paru kanan
kiri
• Hemidiafragma kanan setinggi costa 11-12
posterior tampak flattening
• Sudut costophrenicus kanan tumpul, kiri lancip
• Tak tampak lesi litik, sklerotik maupun destruksi os
costa, clavicula dan scapula yang tervisualisasi
Kesimpulan
• Gambaran bronchopneumonia disertai fibrosis
tipis paru
• Thorax emfisematous disertai reaksi pleura kanan
• Cor tak membesar
• Kalsifikasi arcus aorta
EKG
Interpretasi EKG
Sinus rhythm
HR : 97x/menit
Right ventricular hypertrophy
Right bundle branch block
Lab darah rutin dan GDS
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal
Hb 16,9 g/dL 12,0-16,0
Leukosit 7,96 ribu/mm3 4,0-10,0
Ht 49,7 % 40-54
Eritrosit 5,37 juta/mm3 4,0-5,5
Trombosit 199 ribu/mm3 100-400
MCV 92,6 fL 80-100
MCH 31,6 pg 27-34
MCHC 34,1 mmol/L 32-36
GDS 137 mg/dL 70-150
Diagnosis Kerja
PPOK eksaserbasi akut

Diagnosa sekunder :
Chronic cor pulmonale
Efusi pleura kanan
Tatalaksana awal IGD
Rawat bangsal
IVFD RL 500 cc 7 tpm
O2 5 LPM via nasal kanul
Nebulisasi : Ventolin 1 resp + Pulmicort 1 resp dalam 20 cc
Tatalaksana rawat inap (advis Sp.P)
- IVFD RL 20 tpm
- Aminophyllin s.p 0,5 mg/kgBB/jam  2,5 cc/jam
- Methylprednisolone 2 x 125 mg IV
- Cefotaxime 2 x 1 g IV
- Omeprazole 1 x 40 mg IV
- Nebu Ventolin + Pulmicort per 6 jam
- Ambroxol syrup 3 x 1 cth
TINJAUAN PUSTAKA
PPOK
GOLD 2019
Definition
Common, preventable and treatable disease that is
characterized by persistent respiratory symptoms
and airflow limitation that is due to airway alveolar
abnormalities usually caused by significant
exposure to noxious particles or gases.

GOLD 2019 Report


Indeks Brinkman (IB)
Perkalian jumlah rata-rata batang rokok dihisap sehari dikalikan lama merokok
dalam tahun
Ringan : 0-200
Sedang : 200-600
Berat : >600
Pathophysiology
Airflow limitation and gas trapping
• Inflammation, fibrosis, exudates  reduction in FEV1 and FEV1/FVC ratio  gas trapping
and airflow limitation  hyperinflation  exertional dyspnea

Gas exchange abnormalities


• Disease progression  reduced ventilation because of reduce ventilator drive or
increased dead space ventilation (CO2 retention)  increased work of breathing

Mucus hypersecretion
• Chronic airway irritation by cigarette smoke and other noxious agents  increased goblet
cells and enlarged submucosal glands + stimulation of mediators and proteases (EGFR)
mucus hypersecretion
Eksaserbasi akut
Gejala Tipe eksaserbasi
Sesak bertambah oBerat : 3 gejala
Produksi sputum meningkat oSedang : 2 gejala
Perubahan warna sputum oRingan : 1 gejala + infeksi saluran
napas atas lebih dari 5 hari, demam
tanpa sebab lain, peningkatan batuk,
peningkatan mengi atau peningkatan
frekuensi pernapasan > 20% baseline,
atau frekuensi nadi > 20% baseline
Pemeriksaan Penunjang (PDPI PPOK 2003)
1. Faal paru
◦ Spirometri : obstruksi (VEP1 <80%) dan atau VEP1/KVP < 75%
(GOLD 2019 : 75%)
◦ Uji bronkodilator
◦ Dengan spirometri atau APE meter
◦ Beri 8 hisapan bronkodilator inhalasi pada pasien, setelah 15-20 menit nilai
perubahan VEP1 : < 20% atau 200 cc dari nilai awal = positif

2. Darah rutin
◦ Hb, Ht, Leukosit

3. Radiologi
◦ Foto toraks PA
◦ Gambaran : hiperinflasi, hiperlusen, ruang retrosternal melebar,
diafragma mendatar, jantung pendulum
◦ Pada bronkitis kronik, gambaran : normal, corakan
bronkovaskuler bertambah
Tatalaksana
INDIKASI RAWAT INAP : INDIKASI RAWAT ICU

 Eksaserbasi sedang dan berat Sesak berat setelah penangan adekuat di


ruang gawat darurat atau ruang rawat
Terdapat komplikasi
Kesadaran menurun, letargi, atau kelemahan
 Infeksi saluran napas berat otot-otot respirasi
 Gagal napas akut pada gagal napas
Setelah pemberian oksigen tetap terjadi
kronik hipoksemia atau perburukan
 Gagal jantung kanan
Memerlukan ventilasi mekanik (invasif atau
non invasif)
TATALAKSANA RAWAT JALAN

Indikasi :
 Eksaserbasi ringan sampai sedang
 Gagal napas kronik
 Tidak ada gagal napas akut pada gagal
napas kronik
 Sebagai evaluasi rutin meliputi :
a. Pemberian obat-obatan yang optimal
b. Evaluasi progresifiti penyakit
c. Edukasi
PPOK PDPI 2003
COPD exacerbations
Acute worsening of COPD symptoms that result in additional therapy

Moderate
Mild (SABDs* + antibiotic
Classification
(SABDs* only) + oral
corticosteroids)

Severe
hospitalization or
emergency room *SABD : short acting bronchodilator
Treatment for exacerbation
Recommendation : LABA/LAMA or LABA/ICS
LABA/ICS maybe preferred for patients with history or suggestive of
asthma
Response of ICS depends on eosinophil count
 One exacerbations per year : eosinophils level ≥ 300/µL
 ≥2 exacerbations per year or one severe exacerbations requiring
hospitalization : eosinophil ≥ 100/µL
Terapi lain (Guideline PPOK PDPI
2003)
Antibiotik
Indikasi :
◦ Peningkatan jumlah sputum
◦ Sputum berubah menjadi purulen
◦ Peningkatan sesak
Lini I : Amoksisilin, makrolid
Lini II : Amoksisilin + asam klavulanat, sefalosporin, kuinolon,
makrolid baru
Antioksidan
 Dapat mengurangi eksaserbasi dan memperbaiki kualitas hidup, digunakan N-
asetilsistein
Mukolitik
 Hanya digunakan pada eksaserbasi akut karena dapat mempercepat
perbaikan, terutama pada bronkitis dengan sputum yang kental (viscous).
Terapi oksigen (PDPI PPOK 2003)
Manfaat Indikasi
- Mengurangi sesak - PaO2 < 60mmHg atau Sat O2 < 90%
- Memperbaiki aktivitas
- PaO2 diantara 55 - 59 mmHg atau Sat O2 >
- Mengurangi hipertensi
pulmonal 89% disertai kor pulmonal, perubahan P
- Mengurangi vasokonstriksi pulmonal, Ht >55% dan tanda - tanda gagal
- Mengurangi hematokrit jantung kanan, sleep apnea, penyakit paru
- Memperbaiki fungsi lain
neuropsikiatri
- Meningkatkan kualitas
hidup
Ventilasi mekanik non invasive (NIPPV)
Indikasi :
Sesak napas sedang sampai berat dengan penggunaan muskulus respirasi dan abdominal
paradoksal
Asidosis sedang sampai berat pH < 7,30 - 7, 35
Frekuensi napas > 25 kali per menit
Ventilasi mekanik invasif
Indikasi : Sesak napas berat dengan penggunaan
muskulus respirasi tambahan dan
Somnolen, gangguan kesadaran pergerakan
Komplikasi kardiovaskuler (hipotensi, abdominal paradoksal
syok, gagal jantung) Frekuensi napas > 35/menit
Komplikasi lain (gangguan Hipoksemia yang mengancam jiwa
metabolisme, sepsis, pneumonia, (Pao2 < 40 mmHg)
emboli paru, barotrauma,
efusi pleura masif) Asidosis berat pH < 7,25 dan hiperkapni
(PaO2 < 60 mmHg)
Telah gagal dalam penggunaan NIPPV
Henti napas
Ventilasi mekanik invasif
Tidak dianjurkan pada :
PPOK derajat berat yang telah mendapat
terapi maksimal sebelumnya
Terdapat komorbid yang berat, misalnya
edema paru, keganasan
Aktivitas sebelumnya terbatas meskipun terapi
sudah maksimal
Komplikasi
Gagal napas Infeksi berulang
◦ Gagal napas kronik atau gagal ◦ Produksi sputum berlebih  bentuk
napas akut pada gagal napas kronik koloni kuman  memudahkan
◦ Gagal napas kronik : Gas darah pO2 infeksi berulang. Ditandai
< 60 mmHg dan pCO2 > 60 mmHg, menurunnya limfosit darah.
pH normal Kor pulmonal
◦ Gaga napas akut pada gagal napas ◦ P pulmonal pada EKG, Ht >50%,
kronik : sesak napas +/- sianosis, gagal jantung kanan
sputum bertambah dan purulen,
demam, penurunan kesadaran.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai