Anda di halaman 1dari 42

INFEKSI NON SPESIFIK

SGD O8
SESAK NAFAS

Seorang laki-laki usia 35 tahun datang ke rumah sakit


dengan keluhan sesak nafas, disertai batuk dengan
sputum purulen, nyeri dada sebelah kanan dan demam
tinggi yang dialaminya sudah 1 minggu. Hasil
pemeriksaan dokter didapat TD = 120/80 mmHg, HR =
110 x/mnt, RR = 28x/mnt, temperatur= 39 derajat
celcius, hasil pemeriksaan laboratorium , leukosit =
16000/mm3, pemeriksaan auskultasi didapat suara
pernapasan bronkovesikuler dengan suara tambahan
ronki basah pada kanan bawah. Setelah dilakukan foto
rotgen toraks dijumpai gambaran infiltrat pada lapangan
paru kanan bawah. Dokter merencanakan pemeriksaan
sputum
LEARNING OBJECTIVE
• Defenisi Infeksi non spesifik
• Etiologi
• Patologis
• Tanda dan gejala
• Pemeriksaan dan penatalaksanaaan
• komplikasi
Defenisi Infeksi non spesifik
- Infeksi yang disebabkan oleh
mikroorganisme (bakteri, Virus, jamur,
parasit) baik pada pernafasan atas maupun
parenkim paru,tidak menimbulkan gejala yg
spesifik dan tidak disebabkan oleh satu
mikrooganisme tertentu
Etiologi
- Bakteri
a. Tipik : gram (+) gram (-) aerob maupun
anaerob
atipik : mycoplasma, Legionella, clamydia,
virus Influenza
b. Jamur
c. Virus
d. Protozoa
PATOFISIOLOGI
• masuknya mikroorganisme ke saluran napas
bawah
- Inhalasi lansung dari udara
- Aspirasi bahan bahan dari nasofaring dan
orofaring
KLASIFIKASI BERDASARKAN LOKASI
SINUSITIS
FARINGITIS
ISPA TONSILOFA
RINGITIS

BRONKUS
=
INFEKSI NON SPESIFIK BRONKITIS
PARENKIM=
PNEUMONI
A
ALVEOLUS:
BRONKIOLI
ISPB
TIS

PLEURA =
PLEURITIS
P. KOMUNITAS

PNEUMONIA P. NOSOKOMIAL

P. BENTUK KHUSUS
GEJALA SPESIFIK INFEKSI NON SPESIFIK

• BATUK
• DEMAM
• NYERI DADA
• SESAK NAFAS
• NYERI MENELAN
• SUARA PARAU
• ADA PERBEDAAN ANTARA GEJALA INFEKSI
NON SPESIFIK DAN INFEKSI SPESIFIK:
- Berkeringat pada malam hari
- Berat badannya menurun
- Umumnya Batuk disertai darah
Pemeriksaan penunjang
• Darah rutin (Leukosit meningkat >10000)
• Foto rontgen toraks PA (dewasa)
• Pemeriksaan sputum (dahak)
- Spesifik = BTA sputum
- Non spesifik = sputum
Kedua pemeriksaan harus dikerjakan, agar
bisa menarik diagnosa yang lebih pasti
Pemeriksaan fisik
• Auskultasi
Suara pernafan abnormal (bronkial atau
bronkovesikuler
Suara tambahan ronki basah (ada infiltrat)

Nb: ronki kering (ada sumbatan)


wheezing (ada Inflamasi)
ISPA
• radang akut saluran pernapasan atas maupun
bawah yang disebabkan oleh virus,bakteri,
maupun riketsia, tanpa atau disertai dengan
radang parenkim paru.

• Gambaran klinik : rinitis, nyeri tenggorokan,


batuk batuk, nyeri retrosternal, konjungtivitis,
suhu badan meningkat 4-7 hari disertai malaise,
mialgia, nyeri kepala, anoreksia, mual.
• Pemeriksaan fisik : tidak didapatkan tanda
tanda yang spesifik
• Pemeriksaan radiologis : tidak banyak
membantu
Terapi :
- simtomatik dan paliatif
- Antibiotika bila terjadi infeksi bakteri
PNEUMONIA
• Peradangan yang mengenai parenkim paru
yang disebabkan oleh mikroorganisme
(bakteri, virus, jamur, parasit)

• Sedangkan peradangan paru yang disebabkan


oleh non mikroorganisme (bahan kimia,
radiasi, obat dll) pneumonitas
Pneumonia Komunitas
• Disebut juga dengan pneumonia didapat
(acquired) pneumonia yang terjadi diluar
rumah sakit

• Terjadi baik oleh karena Inhalasi maupun yang


melalui sirkulasi
Pneumonia Komunitas
• Bakteri penyebab dari pneumonia ini a.l:
1. S. Pneumoniae
2. H. Influenza
3. Basilus gram negatif
4. M. Pneumoniae
5. C. Pneumoniae
6. L. Pneumoniae
Pneumonia Komunitas
Manifestasi klinis:
-demam yang tinggi 5- 10 hari pertama
- Sesak napas
- Nyeri dada
Diagnosis:
1. Radiologi bercak Infiltrat
2. Pemeriksaan Sputum
3. Pemeriksaan darah (serologi)
Pneumonia Nosokominal
• Didapat selama perawatan di rumah sakit
Beberapa penyebab dari pneumonia
Nosokominal a.l:
- Aspirasi toraks
- Penggunaan alat-alat nebulizer
- Penggunaan Ventilator
- Pemberian makanan melalui enteral (enteral
feeding)
Pneumonia Nosokominal
• Diagnosis
- Ronki basah diseluruh paru
- Perkusi toraks dullness
- Sputum yang purulen
- Adanya mikroorganisme yang dapat dibuktikan dari
biakan darah
- Kuman patogen dapat ditemukan dari biopsi
transtrakeal atau dari bronkoskopi
- Apnea, takipnea, bradikardia dan wheezing
Pneumonia Bentuk Khusus
• Latarbelakang patofisiologinya berbeda
dengan Pneumonia bakterial akut
• Pneumonia Aspirasi terbawanya
bahan yang ada di orofaring pada saat repirasi
ke saluran napas bawah dan dapat
menimbulkan kerusakan parenkim paru
Pneumonia Bentuk Khusus
• Pneumonia pada gangguan Imun

pada pasien dengan gangguan Imun terdapat


faktor predisposisi berupa kekurangan
kekurangan imunitas akibat proses penyakit
dasarnya atau akibat terapi
klasifikasi Pneumonia berdasarkan Inang dan
Lingkungan

Pneumonia komunitas Sporadis atau endemik : muda atau


orangtua

Pneumonia nasokomial Didahulukan perawaatan di RS

Pneumonia Aspirasi Alkohol, Usia Tua

Pneumonia pada gangguan Imun Pada pasien transplantasi, Onkologi, AIDS


Penatalaksanaan
• Menentukan perawatan di ICU
- Kriteria minor
- Kriteria mayor

- Kriteria minor
1. Frekuensi napas > 30/ menit
2. paO2/FiO2 < 250 mmHg
3. Rontgen paru kelainan bilateral
4. Rontgen paru > 2 Lobus
5. Tekanan sistolik < 90 mmHg
6. Tekanan diastolik < 60 mmHg
Penatalaksanaan
• kriteria mayor:
- Membutuhkan Ventilasi mekanik
- Infiltrat bertambah > 50 %
- Membutuhkan Vasopressor > 4 jam (Septik
shok)
- Kreatinin serum > 2 mg/dl atau lebih pada
penderita gagal ginjal yang membutuhkan
dialisis
Penatalaksanaan

KRITERIA ICU:

1 ATAU 2 GEJALA MAYOR


2 ATAU 3 GEJALA MINOR
Penatalaksanaan
• Pengobatan :
antibiotik dan suportif
• Antibiotik sebaiknya berdasarkan data
mikroorganisme dan hasil uji kepekaan, tetapi karena :
1. Penyakit yang berat yang dapat mengancam jiwa
2. Bakteri patogen yang berhasil diisolasi belum tentu
sebagai penyebab pneumonia
3. Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktu
Maka  terapi antibiotik pada penderita pneumonia dapat
diberikan secara empiris.
penatalaksanaan
• Oksigenasi
Antibiotik spektrum luas
Obat batuk (mukolitik)
antipiretik

Nb: mukolitik, ekspektoran, antitusin


Penatalaksanaan
• Tapi ada teknik lain: tanpa menggunakan AB
spektrum luas

• Menggunakan AB spektrum sempit

• Menurut Prof. Dr. H. Tabrani Rab

Pengecetan sputum secara lansung +


pengenalan keluhan klinis yang terjadi
Penatalaksanaan

• Secara rasional tindakan ini sudah cukup kuat


untuk menegakkan diagnosis tanpa menunggu
hasil biakan
Penatalaksanaan
Karakteristik penderita Jumlah poin
PEMERIKSAAN FISIK

-Perubahan Mental +10


-Tekanan darah < 90 mmHg +20
+20
-Suhu tubuh < 35 derajat celcius atau >40 derajat celcius +15
-Nadi 135 kali permenit +10

HASIL LABORATORIUM RADIOLOGIS

-Analisis gas darah arteri pH < 7,35 +30


-BUN > 30 mg/dl +20
-Natrium < 130 mg/liter +20
-Glukosa +10
-Hematokrit +10
-pO2 < 60 mmHg +10
-Efusi pleura +10
Risiko Kelas Risiko Total skor perawatan
Rendah I Tidak diprediksi Rawat jalan
II <70 Rawat jalan
III 71-90 Rawat Inap/RJ

Sedang IV 91-130 Rawat Inap

Berat v >130 Rawat Inap


KRITERIA KLINIS + PENGECETAN SPUTUM
SECARA LANGSUNG

AB YANG SPESIFIK
KLINIS PENGECETAN SPUTUM TERAPI
SECARA LANGSUNG
Rendah Gram negatif B. Lactam

Rendah Gram negatif alergi Azboezonom/


terhadap B.lactam flurokinolonus

Sedang Gram positif Vankomisin

Sedang Gram positif dan gram Penisilin dengan spektrum


negatif luas

Berat Gram positif dan gram Antabiotik untuk anaerob +


negatif B. Lactam

Sangat berat Alergi terhadap B. lactam Vankomisin


Azoboenam
metronidasol
Rawat jalan :
- tanpa faktor modifikasi : gol.β laktam atau β
laktam + anti β laktamase
- dgn faktor modifikasi : β laktam + anti β
laktamase atau fluorokuinolon respirasi
(levofloksasin, moksifloksasin, gatifloksasin)
- bila dicurigai pneumonia atipik : makrolid
baru ( roksitromisin, klaritromisin, azitromisin)
Rawat inap :
- Tanpa faktor modifikasi :β laktam + anti β
laktamase iv atau sefalosporin G2,G3, iv atau
fluorokuinolon respirasi iv
- Dengan faktor modifikasi : sefalosporin G2,G3
iv atau fluorokuinolon respirasi iv
- Bila dicurigai disertai infeksi bakteri atipik
ditambah makrolid baru.
Ruang rawat intensif :
- tdk ada faktor resiko infeksi pseudomonas:
sefalosporin G3 iv non pseudomonas ditambah
makrolid baru atau flurokuinolon respirasi iv
- ada faktor resiko infeksi pseudomonas :
sefalosporin anti pseudomonas iv atau
karbapenem iv ditambah fluorokuinolon anti
pseudomonas (ciprofloksasin) iv atau
aminoglikosida iv.
komplikasi
• 1.Efusi pleura
• 2.Empiema
• 3.Abses Paru
• 4.Pneumotoraks
• 5.Gagal napas
• 6.Sepsis

Anda mungkin juga menyukai