Anda di halaman 1dari 53

Laporan

Kasus:
Pneu
moni
dr. Bayu Rusfandi

a
Nasution, M.Ked
(PD), Sp.PD, KGH
Minggu VII
Yustry M. Meliala
150100167
Pendah
uluan
Pneumonia adalah infeksi pada
paru ringan hingga berat yang
dapat menyerang semua umur.
Tanda-tanda pneumonia yang
dapat timbul berupa batuk,
demam, lemas, nafas
memendek atau bertambah
cepat dan nyeri dada.
Pneumonia sebagian besar
disebabkan oleh
mikroorganisme virus, bakteri
dan jamur dan sebagian kecil
1,000,000
Kematian pada tahun 2012
urutan ke-4 dari 10 penyebab kematian utama di seluruh dunia
Negara berpendapatan rendah:

Penyebab kematian pertama dengan jumlah


kematian 91 orang per 100.000 populasi
Tujuan dan Manfaat
Penulisan
Penulis dan pembaca
01 diharapkan dapat
dan memahami
mengerti
tentang
pneumonia
Penulis dan pembaca
02 diharapkan mampu
menerapkan teori terhadap
pasien dengan pneumonia.
Penulis dan pembaca
03 diharapkan dapat mengerti
dan memahami tentang
pneumonia.
BAB 2
Tinjauan Pustaka
Defenisi
Pneumonia merupakan peradangan
akut pada parenkim paru,
bronkiolus respiratorius dan alveoli,
menimbulkan konsolidasi jaringan
paru sehingga dapat mengganggu
pertukaran oksigen dan karbon
dioksida di paru-paru. Pneumonia
adalah penyakit infeksi akut yang
mengenai jaringan paru-paru
(alveoli), dengan gejala batuk pilek
Klasifikasi
berdasarkan epidemiologisnya

HAP CAP
Hospital Community

01 Acqiured
Pneumonia/
Nosocomial
02 Acquired
Pneumonia
Pneumonia
Menurut Departemen Kesehatan RI

Bukan
01 Berat 02 Ringan 03 Pneumo
nia
Etiologi

Bakteri Virus Fungi

Gram - (Streptococcus
pneumonia, Staphylococcus
aureusEnterococcus)
Gram + (Pseudomonas cytomegalivirus, herpes
Candida sp., Aspergillus sp.,
aeruginosa simplex virus, varicella
Cryptococcus neoformans
Klebsiella zooster
pneumonia,Haemophilus
influenza)
Atipikal M(ycoplasma sp.,
Diagnosis
Trias:
1)Batuk
2)Demam
3)Sesak napas
Anamnesis
2. Evaluasi faktor
1. Gambaran klinis: risiko:
• >65 tahun
• batuk dengan dahak • ISPA / tidak ditangan
mukoid atau purulent • Merokok
kadang-kadang • Penyakit penyerta
disertai darah • Terpajar polutan
• sesak napas • Tirah baring yang
• demam tinggi lama
• nyeri dada • Imunodefisiensi

Venus
Pemeriksaa
n Fisik
• demam
• sesak napas
• tanda-tanda
konsolidasi paru
(perkusi paru yang
pekak, ronki
nyaring, suara
pernapasan
bronkial).

Venus
Pemeriksaan
Penunjang
1. Pemeriksaan
Radiologis

Mars

Pneumonia alveolar: air


bronchogram (airspace disease)

Bronkopneumonia
(segmental disease)
Pemeriksaan
Penunjang
1. Pemeriksaan
Radiologis

Mars

Kavitas dengan air fluid level; abses paru,


infeksi anaerob dan gram negatif
3. Pemeriksaan
Bakteriologis
• Kultur kuman
2. Pemeriksaan
Laboratorium
• Leukositosis
(>10.000/ul – 4. Pemeriksaan
30.000/ul) Khusus
• Leukopenia • Titer antiobodi
• Pada hitung jenis terhadap virus,
leukosit terdapat legionella, dan
pergeseran ke kiri mikoplasma.
• Laju endap darah • Titer tinggi / ada
kenaikan titer 4 kali
TATALAKS
ANA
Antibiotik empiris & Terapi suportif
Antibiotik definitif
Hospital Acquired Pneumonia (HAP)

Jenis Patogen Potensial Rekomendasi Antibiotik


Onset dini, Streptococcus pneumonia, Ceftriaxone; levofloxacin 1x750 mg/iv, moxifloxacin 1x400 mg/iv, ciprofloxacin 3x400
tidak ada Haemophillus influenza, mg/iv;
faktor risiko methicillin-susceptible Ampicillin-sulbactam 3 gram/iv q6h; atau ertapenem 1x1 gram/iv.
multi drug Staphylococcus aureus
resistant (MSSA), basil enteric gram
(MDR) negative (E.coli, K. pneumonia,
spesies Enterobacter, Proteus
sp, seratia marcescens)

Onset lambat, Pseudomonas aeruginosa, K. Kombinasi terapi antibiotik:


ada faktor pneumonia, Acinetobacter - Antipseudomonal cephalosporin (cefepime 2x2 gram/iv atau ceftadizime 2
risiko MDR species, Legionella pneumonia, gram/iv q8h),
methicillin resistant - Antipseudomonal carbepenem (imipenem 500 mg/iv q6h atau 1 gram/iv q8h
Staphylococcus aureus atau meropenem 1 gram/iv q8h,
(MSSA). - B-lactam atau b-lactam inhibitor (piperacillin-tazobactam 4,5 gram/iv tds) +
antipseudomonal floroquinolone (ciprofloxacin atau levofloxacin) + linezolid 600
mg/iv q12h atau
- Vancomycin 15 mg/kgBB, sampai 1 gram/iv, q12h (jika ada faktor risiko
MRSA).
CAP
● Rawat ICU bila dijumpai minimal 1 kriteria mayor dan setidaknya 3 kriteria minor
Tabel 2.2 Kriteria CAP berat
Kriteria minor Kriteria mayor
Frekuensi nafas > 30 kali/menit Gagal nafas akut yang
membutuhkan intubasi atau
ventilasi mekanik
Rasio PaO2/FiO2 < 250 Syok sepsis yang
membutuhkan vasopressor
Infiltrat multilobus
Confusio/ disorientasi
Uremia (BUN level > 20 mg/dl)
Leukopenia (Leukosit < 4000
sel/mm2
Trombositopeni (Trombosit <
100.000/mm2
 
Hipotermi (suhu tubuh < 36ºC)
Hipotensi dan membutuhkan
resusitasi
Tabel 2.3 Terapi antibiotik empirik yang direkomendasikan menurut ATS/IDSA.
Tipe Perawatan Rekomendasi Antibiotik Empirik
Rawat jalan Makrolid, Doxycycline
- Kondisi pasien sebelumnya sehat dan  
tidak ada riwayat pemakaian antibiotik  
dalam 3 bulan terakhir  
- Ada penyakit komorbid atau ada riwayat Fluorokuinolon, β-Laktam dan Makrolid
pemakaian antibiotik dalam 3 bulan
terakhir
 

Rawat inap (non-ICU) Fluorokuinolon, β-Laktam dan Makrolid

Rawat inap (ICU) β-Laktam (cefotaxime, ceftriaxone, atau ampisilin-sulbaktam) plus


azitromisin atau fluoroquinolone
Fluorokuinolon dan aztreonam direkomendasikan untuk pasien alergi
penisili
Komplikasi - Pencegahan
Pneumonia Komuniti:
Pneumonia
• Vaksinasi
ekstrapulmoner:
• Berhenti merokok
• Meningitis
• Menjaga kebersihan
• Artritis
tangan,
• Endokarditis/perikard
penggunaan
itis
masker,
• Peritonitis
menerapkan etika
• Empiema
batuk.
Pneumonia
Nosokomial:
ARDS • Penurunan pasien
• Desinfeksi/sterilisas
i alat
Prognosis
Angka kematian 33- HAP CAP Umumnya
20% akibat penyakit
baik
dasar

Bakterimia Angka kematian:


(Ps. rawat jalan: 5%
Aeruginosa/Acinobacter rawat inap: 20%
spp)
BAB 3
Status Pasien
Status Pasien
Tanggal Masuk: Dokter Ruangan:
4 Disember 2019 dr. Annisa
Jam: Dokter Chief of Ward:
00.39 WIB dr. Sahat
Ruang: Dokter Penanggung Jawab Pasien:
RA1 dr Radar Sp. PD

ANAMNESIS
PERIBADI
Nama : Endang Setiawati
Umur : 54 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Sudah menikah
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku : Batak
Agama : Islam
Alamat : Simpang empat Kab. Asahan
ANAMNESIS PENYAKIT

Keluhan Utama : Sesak nafas

Telaah : Hal ini dialami pasien sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit memberat dalam 2 hari ini. Sesak dirasakan terus-

menerus. Sesak tidak dipengaruhi oleh posisi tubuh, aktivitas dan cuaca. Sesak disertai bunyi tidak dijumpai. Riwayat tidur

berganjalkan 3 bantal tidak dijumpai. Riwayat terjaga dari tidur akibat sesak tidak dijumpai. Batuk dialami pasien sejak 4 hari ini.

Batuk disertai dengan dahak yang berwarna jernih. Batuk tidak disertai pilek. Riwayat batuk berdarah tidak dijumpai. Pasien juga

mengeluhkan demam sejak 4 hari ini. Demam bersifat naik turun dan turun dengan obat penurun panas.Demam tidak disertai

menggigil dan berkeringat di malam hari. Pasien menyangkal pernah melakukan perjalanan ke daerah endemis, makan

sembarangan, dan tidak ada riwayat penurunan berat badan. Nyeri dada tidak dijumpai. Mual dijumpai namun tidak disertai

dengan muntah. BAK dan BAB dalam batas normal. Riwayat tensi tinggi dijumpai. Pasien mengkonsumsi obat amlodipine secara

teratur. Riwayat rawat inap di rumah sakit lain sebelum masuk RSUP Haji Adam Malik selama 4 hari dijumpai. Riwayat sakit

gula tidak dijumpai. Riwayat merokok tidak dijumpai. Riwayat penyakit yang sama dalam keluarga tidak dijumpai
ANAMNESIS ORGAN
Jantung Sesak Napas :+ Edema :-
Angina Pektoris :- Palpitasi :-
Lain-lain :-
Saluran Batuk-batuk :+ Asma, bronkitis :-
Pernafasan Dahak :+ Lain-lain :-
Saluran Nafsu Makan : normal Penurunan BB :-
Pencernaan Keluhan Menelan :- Keluhan Defekasi :-
Keluhan Perut :- Lain-lain :-

Saluran Urogenital Sakit Buang Air Kecil : - Buang Air Kecil Tersendat : -
Mengandung Batu :- Keadaan Urin :-
Haid :- Lain-Lain :-
Sendi dan Tulang Sakit Pinggang :- Keterbatasan Gerak :-
Keluhan Persendian :- Lain-lain :-
Endokrin Haus/Polidipsi :- Gugup :-
Poliuri :- Perubahan Suara :-
Polifagi :- Lain-lain :-
ANAMNESIS ORGAN
Saraf Pusat Sakit Kepala :- Hoyong :-
Lain-lain :-
Darah dan Pembuluh Darah Pucat :- Perdarahan :-
Petechiae :- Purpura :-
Lain-lain :-
Sirkulasi Perifer Claudicatio Intermitten : - Lain-lain :-

NAMNESIS FAMILI
Tidak dijumpai keluhan yang sama di keluarga.
PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK
STATUS PRESENS:
Kedaan Umum
Keadaan Penyakit
Sensorium : Compos Mentis
Pancaran Wajah : Lemas
Tekanan Darah : 120/70 mmHg
Sikap Paksa : Tidak ada
Nadi : 107 x/i, reg, t/v : cukup
Refleks Fisiologis :+
Pernafasan : 24 x/i
Refleks Patologis :-
Temperatur: 38,5 C
VAS :-

Keadaan Gizi :
Anemia (-), Ikterus (-), Dispnu (+)
BW=BB/(TB-100) ×100% = 90%
Sianosis (-), Edema (-), Purpura (-)
BW = 90 %
Turgor Kulit : Baik
IMT= 20 kg/m2 (Normoweight)
TB : 155 cm
BB : 50 kg
KEPALA :

Mata : konjungtiva palpebra pucat (-/-), ikterus (-/-),


pupil: isokor, uk: 3mm/3mm, refleks cahaya direk (+/+) / indirek (+/+), kesan: normal
Telinga : dalam batas normal
Hidung : dalam batas normal
Mulut : lidah : luka (-), lidah kotor (-), hiperemis (-)
gigi geligi : baik, higiene baik
tonsil/faring : tonsil T1/T1, Hiperemis (-)

LEHER :

Struma tidak membesar


Pembesaran kelenjar limfa (-), lokasi : - mobilitas : - , nyeri tekan (-)
Posisi trakea : medial; TVJ : R-2 cm H2O
THORAX DEPAN
Inskpeksi
Bentuk : Simetris fusiformis
Pergerakan : Tidak ada ketinggalan pernapasan
Palpasi
Nyeri Tekan : Tidak ada
Fremitus Suara : Suara fremitus kiri mengeras
Iktus : Tidak teraba
Perkusi
Paru
Batas Paru-Hati R/A : R : ICS V Linea Midclavicularis Dextra
A : ICS VI Linea Midclavicularis Dextra
Jantung
Batas Atas Jantung : ICS II linea parasternalis sinistra
Batas Kiri Jantung : ICS IV linea midclavicularis sinistra
Batas Kanan Jantung : ICS IV linea parasternalis dextra
Auskultasi
Paru
Suara Pernafasan : bronkial (+/+)
Suara Tambahan : ronki (+/+) pada lapangan paru kiri
Jantung
M1 > M2, P2 > P1, T1 > T2, A2 > A1, desah sistolis (-)
Desah diastolis (-)
HR : 107 x/menit, reguler, intensitas : cukup
 
 
THORAX BELAKANG
Inspeksi : Simetris fusiformis
Palpasi : Suara fremitus kiri mengeras
Perkusi : Pekak pada lapangan paru kiri
Auskultasi : Suara pernapasan bronkial
Suara tambahan ronki pada lapangan paru kiri
 
ABDOMEN
Inspeksi
Bentuk : simetris
Gerakan Lambung/Usus :-
Vena Kolateral :-
Caput Medusae :-
 
Palpasi
Dinding Abdomen : soepel, murphy sign (-); nyeri epigastrik (-)
 
HATI PINGGANG
Pembesaran : tidak teraba Nyeri Ketuk Sudut Kosto Vertebra (-)
Permukaan :-  
Pinggir :- INGUINAL : tidak ada kelainan
Nyeri Tekan :-  
LIMFA GENITALIA LUAR: tidak dilakukan pemeriksaan
Pembesaran : (-), Schuffner : -, Haecket : -  
PEMERIKSAAN COLOK DUBUR (RT) :
GINJAL
tidak dilakukan pemeriksaan
Ballotement : (-)

UTERUS/OVARIUM : Tidak dilakukan pemeriksaan


TUMOR : Tidak teraba massa
 
Perkusi
Pekak Hati : R : ICS IV; A: ICS VI
Pekak Beralih :-
Auskultasi
 
Peristaltik Usus : normoperistaltik
Lain-lain :-
 
ANGGOTA GERAK ATAS ANGGOTA GERAK BAWAH
    Kiri Kanan
Deformitas Sendi :- Edema - -
Lokasi :- Arteri Femoralis + +
Jari Tabuh :- Arteris Tibialis Posterior + +
Tremor Ujung Jari :- Arteri Dorsalis Pedis + +
Telapak Tangan Sembab : - Refleks KPR + +
Sianosis :- Refleks APR + +
Eritema Palmaris :- Refleks Fisiologis + +
Lain-lain :- Refleks Patologis - -
Lain-lain - -
PEMERIKSAAN LABORATORIUM RUTIN

Darah (1/12/19) Kemih (6/12/2019) Tinja


Hb : 11,5 g% Warna : Kuning keruh Warna : -
Eritrosit : 3,8 x106/mm3 Protein :+ Konsistensi : -
Leukosit: 29,5 103/mm3 Reduksi :- Eritrosit : -
Trombosit: 252 x103/mm3 Bilirubin :- Leukosit : -
Hitung Jenis : Urobilinogen : - Amoba : -
Eosinofil : 2 % Sedimen Telur cacing : -
Basofil : 0 % Eritrosit : 5-7/lpb
Neutrofil batang: 3 Leukosit : 80-150/lpb
Neutrofil segmen : 80 % Silinder : -/lpb
Limfosit : 11 % Epitel : 2-4/lpb
Monosit : 4 %
RESUME
Keadaan Umum : Dyspnea (+) Vital Sign
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Telaah : dialami 4 hari SMRS memberat Denyut nadi : 104 x/i
2 hari ini, Batuk (+) sejak 4 hari ini, Laju pernafasan : 24 x/i
Suhu Tubuh : 38,5 ºC
sputum (+) mukoid, Febris (+) sejak 4
Kepala : dalam batas normal
hari ini, bersifat naik turun, turun dengan Leher : dalam batas normal
penurun panas, Nausea (+), Riwayat Thorax : Palpasi: Stem fremitus mengeras,
hipertensi (+) dengan pengobatan teratur Perkusi: Pekak pada lapangan paru kiri,
ANAMNESIS
(amlodipine), Riwayat rawat inap di rs Auskultasi: Sp: Bronkial
lain SMRS selama 4 hari (+). PEMERIKSAAN St: Ronkhi pada lapangan paru kiri
FISIK Abdomen : dalam batas normal
Inguinal : dalam batas normal
Ekstremitas: dalam batas normal

Keadaan Umum : Sedang


Keadaan Penyakit : Sedang
STATUS
Keadaan Gizi : Normal
PRESENS
Darah : Aktivitas : Tirah baring
Hb : 11,5 g% Diet : Diet makanan biasa
Eritrosit : 3,8 x 10 /mm
6 3

Leukosit : 29,5 x 103/mm3


Ht : 33,8% Tindakan Suportif :
LED : 27 mm/jam IVFD NaCL 0,9% 20 gtt/i
LABORATORIUM RUTIN
Hitung Jenis : Nasal kanul O2 4L/i
Neutofil Segmen : 80
Limfosit : 11 Medikamentosa :
 
Inj. Ceftriaxone 1 gr
PENATALAKSANAAN
Kemih : - Paracetamol tab 2x500 mg
Tinja : tidak diperiksa Inj. Metoclopramide 10 mg
1. HAP N. asetil sistein tab 3x200 mg
2. Pneumonia komuniti
DIAGNOSIS BANDING 3. Akut bronkhitis
4. Edema paru

HAP dd CAP
DIAGNOSIS SEMENTARA
RENCANA PENJAJAKAN DIAGNOSTIK/TINDAKAN
LANJUTAN
1. Darah rutin
2. Foto Thorax
3. Kultur dahak
4. EKG
HASIL FOTO THORAX (6 DISEMBER 2019)

Kesimpulan:
Kardiomegali + Infiltrat pada lapangan paru kiri bawah
 
BAB 4
Follow Up Pasien
6-8 Desember 2019
S Sesak nafas, batuk
O Sensorium : Compos Mentis
Tekanan darah: 110/70 mmHg
Nadi : 96 kali/menit
Pernafasan : 28 kali/menit
Temperatur: 38,2◦ C

Kepala : Mata : konj. palpebral inf. pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : TVJ R-2cmH2O
Thoraks : I : Simetris Fusiformis
P: SF paru kiri bawah > kanan
P: pekak di paru kiri bawah
A: SP Bronkial, ST (-/ronki basah)
Abdomen : I : Simetris
A : BU (+) normoperistaltik
P : H/L/R tidak teraba, undulasi (-)
P : Pekak beralih (-)
Ekstremitas: Sup : dalam batas normal
Inf : edema (-/-)
6-8 Desember 2019
A Hospital-acquired pneumonia
P 1. Pemasangan Nasal kanul O2 4L/i
2. IVFD Nacl 0.9% 10 mgtt/i
3. Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam (IV)
4. PCT tab 3x500 mg
5. N-asetil sistein tab 3x200 mg
R/ Cek DL, foto thorax ulang, kultur darah/ ST, kultur sputum/ ST
9-11 Desember 2019
S Sesak nafas berkurang, batuk berkurang
O Tanda vital :
Sensorium : Compos Mentis
Tekanan darah: 130/80 mmHg
Nadi : 105 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Temperatur : 37,1◦ C
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Mata : konj. palpebral inf. pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : TVJ R- 2cmH2O
Thoraks : I : Simetris Fusiformis
P: SF paru kiri bawah > kanan
P: redup di paru kiri bawah
A: SP Bronkial, ST (-/ronki basah)
Abdomen : I : Simetris membesar
A: BU (+) normoperistaltik
P : H/L/R tidak teraba, undulasi (-)
P : Pekak beralih (-)
Ekstremitas : Sup : dalam batas normal
Inf : edema (-/-)
9-11 Desember 2019
A Hospital-acquired pneumonia
P 1. Pemasangan Nasa kanul O2 4L/i
2. IVFD Nacl 0.9% 10 mgtt/i
3. Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam (IV)
4. N-asetil sistein tab 3x200 mg
12-17 Desember 2019
Batuk tidak ada
S
Tanda vital :
O
Sensorium : Compos Mentis
Tekanan darah: 120/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernafasan : 22 kali/menit
Temperatur : 37,0◦ C
Pemeriksaan Fisik
Kepala : Mata : konj. palpebral inf. pucat (-/-), sklera ikterik (-/-)
Leher : TVJ R- 2cmH2O
Thoraks : I : Simetris Fusiformis
P: SF kanan = kiri
P: sonor di kedua lapangan paru
A: SP Vesikuler, ST (-/-)
Abdomen : I : Simetris membesar
A: BU (+) normoperistaltik
P : H/L/R tidak teraba, undulasi (-)
P : Pekak beralih (-)
Ekstremitas : Sup : dalam batas normal
Inf : edema (-/-)
9-11 Desember 2019

A Hospital-acquired pneumonia
P Inj. Ceftriaxone 1gr/12jam (IV)
R/ Cek DL
BAB 5
DISKUSI KASUS
Teori Kasus

   

Definisi Pasien datang dengan keluhan utama sesak nafas,


Pneumonia merupakan peradangan akut pada parenkim paru, demam dan batuk berdahak berwarna bening,
bronkiolus respiratorius dan alveoli, menimbulkan
konsolidasi jaringan paru sehingga dapat mengganggu
pertukaran oksigen dan karbon dioksida di paru-paru.
Pneumonia adalah penyakit infeksi akut yang mengenai
jaringan paru-paru (alveoli), dengan gejala batuk pilek yang
disertai nafas sesak atau nafas cepat (Dahlan, 2015).
   
Etiologi Penyebab pneumonia pasien adalah bakteri sebab
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam respon terhadap antibiotik.
mikroorganisme, yaitu bakteri, virus, jamur dan protozoa. Dari  
kepustakaan pneumonia komuniti yang diderita oleh  
masyarakat luar negeri banyak disebabkan bakteri gram
positif, pneumonia di rumah sakit banyak disebabkan 10
bakteri gram negative sedangkan pneumonia aspirasi banyak
disebabkan oleh bakteri anaerob (PDPI, 2003)
TEORI KASUS
Klasifikasi  Pasien memiliki riwayat dirawat dirumah sakit
sebelumnya, sehingga berdasarkan
Sedangkan berdasarkan epidemiologisnya,
epidemiologinya pasien di diagnosa sementara
pneumonia diklasifikasikan menjadi:
dengan pneumonia nosokomial.
a) Pneumonia komuniti (Community Acquired
Pneumonia)
b) Pneumonia nosokomial (Hospital Acqiured
Pneumonia/Nosocomial Pneumonia)
TEORI KASUS
 Diagnosis Anamnesis pada pasien ditemukan adanya
Anamnesis dan pemeriksaan fisik sesak napas, batuk berdahak dan demam.
Kriteria diagnosis pneumonia dengan trias Pasien jugak mempunyai riwayat hipertensi
pneumonia yaitu batuk, demam dan sesak napas. dengan pengobatan teratur.
Tanda-tanda fisik pada tipe pneumonia klasik bisa Pada pemeriksaan fisik, dijumpakan:
didapatkan berupa demam, sesak napas, tanda-  Stem fremitus mengeras
tanda konsolidasi paru (perkusi paru yang pekak,  Perkusi, pekak pada seluruh lapangan paru
ronki nyaring, suara pernapasan bronkial) (Setiati  Suara pernafasan bronkial disertai suara
et al., 2014). tambahan ronki.
 
TEORI KASUS
   
Pemeriksaan penunjang
Foto thorax pasien dijumpakan infiltrat pada
 
a) Pemeriksaan radiologi lapangan paru kiri bawah.
Distribusi infiltrat pada segmen apikal lobus bawah atau inferior Pada hasil pemeriksaan laboratorium
lobus atas
dijumpakan leukositosis (29,5 x 10 3/mm3) dan
 
b) Pemeriksaan Laboratorium peningkatan laju endap darah (27 mm/jam).
Leukositosis umumnya menandai adanya infeksi bakteri, leukosit
normal atau rendah dapat disebabkan oleh infeksi virus atau
mikoplasma atau pada infeksi yang berat sehingga tidak terjadi
respons leukosit, orang tua atau lemah. Peningkatan leukosit lebih
dari 10.000/ul – 30.000/ul. Pada hitung jenis leukosit terdapat
pergeseran ke kiri dan terjadi peningkatan Laju Endap Darah.
(Setiati et al., 2014)
TEORI KASUS
   
Tatalaksana Pada pasien diberikan penatalaksanaan :
Pada onset dini, tidak ada faktor risiko multi drug  IVFD NaCL 0,9% 20 gtt/I,
resistant (MDR):
 Nasal kanul O2 4L/i
Ceftriaxone; levofloxacin 1x750 mg/iv, moxifloxacin
1x400 mg/iv, ciprofloxacin 3x400 mg/iv;  Inj. Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam
Ampicillin-sulbactam 3 gram/iv q6h; atau ertapenem 1x1
 Paracetamol tab 2x500 mg
gram/iv.
(Alwi et al., 2015)  Inj. Metoclopramide 10 mg

 N. asetil sistein tab 3x200 mg

 
KESIMPUL
AN
Pasien wanita berusia 50 tahun
bernama puan E di diagnosis
sementara dengan
Pneumonia HAP dd CAP.
Pasien dirawat di RSUP H.
Adam Malik, Medan dan
ditatalaksana dengan:
  IVFD NaCL 0,9% 20 gtt/I,
 Nasal kanul O2 4L/i
 Inj. Ceftriaxone 1 gr
 Paracetamol tab 2x500 mg
 Inj. Metoclopramide 10 mg
 N. asetil sistein tab 3x200
mg
Than
ks Yustry & Ummilia

CREDITS: This presentation template was


created by Slidesgo, including icons by
Flaticon, and infographics & images by
Freepik.

Anda mungkin juga menyukai