Anda di halaman 1dari 8

RSIA PKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK

MUHAMMADIYA TUBERCULOSIS PARU


H CIPONDOH
No.Dokumen : No. Revisi : Halaman :
123/SPO/RSIA- 01 1/7
PKUM/XI/2023

Tanggal Terbit Ditetapkan,


PANDUAN PRAKTIK Direktur
25/11/2023
KLINIS

dr. Andi Rahmat Saleh, MM


Pengertian Penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium
tuberculosis complex.

Penularan terjadi melalui udara (airborne spreading) dari


droplet infeksi. Sumber infeksi adalah penderita TB paru yang
membatukkan dahaknya,dimana pada pemeriksaan hapusan dahak
umumnya ditemukan BTA positif. Batuk akan menghasilakan
droplet infeksi (drooplet nuclei). Pada sekali batuk dikeluarkan
3000 Mycobacterium tuberculosis. Penularan umumnya terjadi
dalam ruangan dengan ventilasi kurang. Sinar matahari dapat
membunuh kuman dengan cepat, sedang pada ruangan gelap
kuman dapat hidup.

Risiko penularan infeksi akan lebih tinggi pada BTA (+)


dibanding BTA (-). Penyakit tuberculosis merupakan penyakit
menahun, bahkan dapat seumur hidup. Setelah seseorang
terinfeksi kuman tuberkulosis, hampir 90% penderita secara klinis
tidak sakit, hanya didapatkan test tuberkulin positif, 10% akan
sakit. Penderita yang sakit,bila tanpa pengobatan, setelah 5 tahun,
50% penderita TB paru akan mati, 25% sehat dengan pertahanan
tubuh yang baik dan 25 % menjadi kronik dan infeksius.
Anamnesa Hasil Anamnesis (Subjective)
1. Gejala respiratorik:
a. Batuk berdahak 2 minggu
RSIA PKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK
MUHAMMADIYA TUBERCULOSIS PARU
H CIPONDOH
No.Dokumen : No. Revisi : Halaman :
123/SPO/RSIA- 01 2/7
PKUM/XI/2023

Anamnesa b. Batukdisertai dahak, dapat bercampur darah atau batuk


darah.
c. Sesak napas
d. Nyeri dada atau pleuritic chest pain

2. Gejala sistemik:
a. Demam
Gejala sistemik lain adalah malaise, berkeringat malam,
nafsu makan menurun, berat badan menurun.
Pemeriksaan Fisik 1. Demam (pada umumnya sub febris, walaupun bisa suhu
tubuh sangat tinggi).
2. Respirasi normal atau meningkat, berat badan normal atau
menurun (BMI pada umumnya<18,5).
3. Pulmo Anterior/ Posterior (tergantung lesi)
a. Inspeksi
Pergerakan dinding dada bisa normal ataupun
tertinggal di hemitoraks yang terdapat lesinya
(tergantung lesinya)
b. Palpasi
Fremitus kanan dan kiri bisa simetris ataupun
hemitoraks yang terdapat lesi lebih meningkat atau
berkurang
c. Perkusi
Sonor ataupun bisa redup pada hemitoraks yang
terkena lesi
d. Aauskultasi
Suara dasar normal atau pun menurun padahemitoraks
yang terdapat lesinya,
Pemeriksaan Laboratorium klinik :
Penunjang Darah rutin, differential counting (limfositosis /
monositosis) ,LED I (meningkat) ,SGOT / SGPT, Ureum /
Creatinin.
RSIA PKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK
MUHAMMADIYA TUBERCULOSIS PARU
H CIPONDOH
No.Dokumen : No. Revisi : Halaman :
123/SPO/RSIA- 01 3/7
PKUM/XI/2023

Pemeriksaan Pemeriksaan Bakteriologik:


Penunjang Kuman TB, Bakteri Tahan Asam ( BTA) atau kultur kuman dari
spesimen sputum / dahak sewaktu-pagi-sewaktu (pada awal
sebelum terapi, setelah fase intensif, dan akhir pengobatan).
Interpretasi pemeriksaan mikroskopis dibaca dengan skala
IUATLD ( rekomendasi WHO).
Pemeriksaan Bakteriologik:
Kuman TB, Bakteri Tahan Asam ( BTA) atau kultur kuman dari
spesimen sputum / dahak sewaktu-pagi-sewaktu (pada awal
sebelum terapi, setelah fase intensif, dan akhir pengobatan).
Interpretasi pemeriksaan mikroskopis dibaca dengan skala
IUATLD ( rekomendasi WHO).
Skala IUATLD (International Union Against Tuberculosis and
Lung Disease) :
a. Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang, disebut
negatif
b. Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, ditulis
jumlah kuman yang ditemukan
c. Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang disebut
positifsatu (+) atau (1+)
d. Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapangpandang, disebut positif
dua (++) atau (2+)
e. Ditemukan>10 BTA dalam 1 lapangpandang, disebut positif
tiga (+++) atau (3+)

Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan standar ialah fototoraks PA. Pemeriksaan lain
atas indikasi: foto lateral, top-lordotik, oblik. Pada pemeriksaan
fototoraks, tuberkulosis dapat memberi gambaran bermacam-
macam bentuk (multiform). Gambaran radiologi yang dicurigai
sebagai lesi TB aktif :
- Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan
posterior, lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah
RSIA PKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK
MUHAMMADIYA TUBERCULOSIS PARU
H CIPONDOH
No.Dokumen : No. Revisi : Halaman :
123/SPO/RSIA- 01 4/7
PKUM/XI/2023

Pemeriksaan - Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan


Penunjang opak berawan atau nodular
- Bayangan bercak milier
- Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)
- Gambaran radiologik yang dicurigai lesi TB inaktif
- Fibrotik
- Kalsifikasi
- Schwarte atau penebalan pleura
Kriteria Diagnosis Diagnosis TB
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang (dewasa: sputum BTA, anak dengan
skoring).

Kriteria Diagnosis
Berdasarkan International Standards for Tuberculosis Care
(ISTC). Standar Diagnosis ;
1. Untuk menegakkan diagnosis awal, penyedia pelayanan
kesehatan harus memiliki pengetahuan mengenai faktor risiko
tuberkulosis pada individu dan kelompok, melakukan evaluasi
klinis dan pemeriksaan diagnostik yang sesuai untuk individu
dengan gejala dan temuan yang konsisten dengan tuberkulosis.
2. Semua pasien termasuk anak dengan batuk yang tidak dapat
dijelaskan penyebabnya yang berlangsung 2 minggu atau lebih
atau dengan kecurigaan tuberkulosis pada fototorak harus
dievaluasi adanya tuberkulosis.
3. Semua pasien termasuk anak dengan kecurigaan TB paru dan
dapat mengeluarkan dahak harus diperiksa setidaknya 2
sputum dahak untuk pemeriksaan mikroskopis.
4. Semua pasien termasuk anak dengan kecurigaan tuberkulosis
ekstra pulmonar, spesimen diambil dari lokasi yang dicurigai
untuk pemeriksaan mikrobiologi dan histologi.
5. Pasien dengan kecurigaan Tb paru dengan hasil pengecatan
sputum negatif, kultur dahak harus dilakukan. Pasien dengan
hasil pengecatan negatif namun temuan klinis mengarah ke
tuberkulosis, OAT harus diberikan setelah pengambilan
spesimen untuk pemeriksaan kultur.

RSIA PKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK


MUHAMMADIYA TUBERCULOSIS PARU
H CIPONDOH
No.Dokumen : No. Revisi : Halaman :
123/SPO/RSIA- 01 5/7
PKUM/XI/2023

Kriteria Diagnosis Semua anak dengan kecurigaan tuberkulosis intratoraks (paru,


pleura, mediastinal atau kelenjar getah bening hilus) konfirmasi
bakteriologis harus dilakukan melalui pemeriksaan sekret saluran
napas (dahak yang dibatukkan, induksi sputum, bilas lambung)
untuk pengecatan mikroskopik, dan atau kultur
Diagnosis Banding b. Pneumonia
c. Bronkiektasis
d. Bronkiolitis
e. Tumor paru

Penyulit Resistensi terhadap OAT



Adanya komplikasi penyakit penyerta

Terapi RencanaPenatalaksanaanKomprehensif (Plan)


Penatalaksanaan
Tujuanpengobatan
- Menyembuhkan, mempertahankan kualitas hidup dan
- Produktifitas pasien.
- Mencegah kematian akibat TB aktif atau efek lanjutan.
- Mencegah kekambuhan TB.
- Mengurangi penularan TB kepada orang lain.
- Mencegah kejadian dan penularan TB resisten obat.
Prinsip-prinsip terapi
- Praktisi harus memastikan bahwa obat-obatan tersebut
Digunakan sampai terapi selesai.
- Semua pasien (termasuk pasien dengan infeksi HIV) yang
Tidak pernah diterapi sebelumnya harus mendapat terapi Obat
Anti TB (OAT) lini pertama sesuai ISTC
1. Fase awal selama 2 bulan terdiri dari: Isoniazid,
Rifampisin, Pirazinamid, dan Etambutol
2. Fase lanjutan selama 4 bulan, terdiri dari: Isoniazid dan
Rifampisin
3. Dosis OAT yang digunakan harus sesuai dengan Terapi
RSIA PKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK
MUHAMMADIY TUBERCULOSIS PARU
AH CIPONDOH
No.Dokumen : No. Revisi : Halaman :
054/ 01 6/7

Terapi
Penggunaan Kombinasi Dosis Tetap (KDT/fixed-dose
combination/ FDC) yang terdiri dari 2 tablet untuk<38kg
(INH dan RIF),3 tablet (INH, RIF dan PZA) dan 4 tablet
(INH, RIF, PZA, EMB).
Dosis
OAT Harian 3x /minggu
Kisarand Maksim Kisarand Maksim
osis um osis um
(mg/kg (mg) (mg/kg (mg)
BB) BB)
Isoniazid 5 (4-6) 300 10 (8-12) 900
Rifampici 10 (8-12) 600 10 (8-12) 600
n
Pirazina 25 (20-30) - 35 (30-40) -
mid
Etambuto 15 (15-20) - 30 (25-35) -
l
Streptomi 15 (12-18) - 15 (12-18) 1000
sin
Catatan:
Pemberian streptomisin untuk pasien yang berumur> 60th atau
Pasien dengan berat badan< 50 kg mungkin tidak dapat
mentoleransi dosis>500mg/hari. Beberapa buku rujukan
Menganjurkan penurunan dosis menjadi 10 mg/kg/BB/hari.
Edukasi(Hospital Penjelasan tentang penyakit
Health Promotion 1. Cara minum OAT yang benar
2. (single dose, multi drug, long time)
3. Prognosis penyakit
4. Komplikasi penyakit
5. Cara batuk yang benar
6. Cara memakai masker
7. Diet
8. Ventilasi di rumah

Konsutasi Sesuai dengan penyakit penyerta


Prognosis Advitam : Bonam
Adsanam : Bonam
Adfungsionam : Bonam

RSIA PKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK


MUHAMMADIYA TUBERCULOSIS PARU
H CIPONDOH
No.Dokumen : No. Revisi : Halaman :
054/ 01 7/7

Kepustakaan 1) Perhimpunan DokterParu Indonesia. Tuberkulosis: pedoman


diagnosis danpenatalaksaan di Indonesia
2) Braunwald, E. Fauci, A.S. Kasper, D.L. Hauser, S.L.
etal.Mycobacterial disease: Tuberculosis. Harrisson’s: Principle
of Internal Medicine. 17th Ed. New York: McGraw Hill
Companies. 2009: hal. 1006 - 1020.
3) PedomanNasionalPengendalianTuberkulosis.
DirektoratJenderalPengendalianPenyakitdanPenyehatanLingku
ngan. 2014.
4) Tuberculosis Coalition for Technical Assistance. International
Standards for Tuberculosis Care (ISTC). 3rd Ed. Tuberculosis
Coalition for Technical Assistance. The Hague. 2014.
5) Zulkifli, A. Asril, B. Tuberkulosisparu. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Ed.5. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit
Dalam. 2009: hal. 2230 – 2239.

Anda mungkin juga menyukai