2. Gejala sistemik:
a. Demam
Gejala sistemik lain adalah malaise, berkeringat malam,
nafsu makan menurun, berat badan menurun.
Pemeriksaan Fisik 1. Demam (pada umumnya sub febris, walaupun bisa suhu
tubuh sangat tinggi).
2. Respirasi normal atau meningkat, berat badan normal atau
menurun (BMI pada umumnya<18,5).
3. Pulmo Anterior/ Posterior (tergantung lesi)
a. Inspeksi
Pergerakan dinding dada bisa normal ataupun
tertinggal di hemitoraks yang terdapat lesinya
(tergantung lesinya)
b. Palpasi
Fremitus kanan dan kiri bisa simetris ataupun
hemitoraks yang terdapat lesi lebih meningkat atau
berkurang
c. Perkusi
Sonor ataupun bisa redup pada hemitoraks yang
terkena lesi
d. Aauskultasi
Suara dasar normal atau pun menurun padahemitoraks
yang terdapat lesinya,
Pemeriksaan Laboratorium klinik :
Penunjang Darah rutin, differential counting (limfositosis /
monositosis) ,LED I (meningkat) ,SGOT / SGPT, Ureum /
Creatinin.
RSIA PKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK
MUHAMMADIYA TUBERCULOSIS PARU
H CIPONDOH
No.Dokumen : No. Revisi : Halaman :
123/SPO/RSIA- 01 3/7
PKUM/XI/2023
Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan standar ialah fototoraks PA. Pemeriksaan lain
atas indikasi: foto lateral, top-lordotik, oblik. Pada pemeriksaan
fototoraks, tuberkulosis dapat memberi gambaran bermacam-
macam bentuk (multiform). Gambaran radiologi yang dicurigai
sebagai lesi TB aktif :
- Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan
posterior, lobus atas paru dan segmen superior lobus bawah
RSIA PKU PANDUAN PRAKTEK KLINIK
MUHAMMADIYA TUBERCULOSIS PARU
H CIPONDOH
No.Dokumen : No. Revisi : Halaman :
123/SPO/RSIA- 01 4/7
PKUM/XI/2023
Kriteria Diagnosis
Berdasarkan International Standards for Tuberculosis Care
(ISTC). Standar Diagnosis ;
1. Untuk menegakkan diagnosis awal, penyedia pelayanan
kesehatan harus memiliki pengetahuan mengenai faktor risiko
tuberkulosis pada individu dan kelompok, melakukan evaluasi
klinis dan pemeriksaan diagnostik yang sesuai untuk individu
dengan gejala dan temuan yang konsisten dengan tuberkulosis.
2. Semua pasien termasuk anak dengan batuk yang tidak dapat
dijelaskan penyebabnya yang berlangsung 2 minggu atau lebih
atau dengan kecurigaan tuberkulosis pada fototorak harus
dievaluasi adanya tuberkulosis.
3. Semua pasien termasuk anak dengan kecurigaan TB paru dan
dapat mengeluarkan dahak harus diperiksa setidaknya 2
sputum dahak untuk pemeriksaan mikroskopis.
4. Semua pasien termasuk anak dengan kecurigaan tuberkulosis
ekstra pulmonar, spesimen diambil dari lokasi yang dicurigai
untuk pemeriksaan mikrobiologi dan histologi.
5. Pasien dengan kecurigaan Tb paru dengan hasil pengecatan
sputum negatif, kultur dahak harus dilakukan. Pasien dengan
hasil pengecatan negatif namun temuan klinis mengarah ke
tuberkulosis, OAT harus diberikan setelah pengambilan
spesimen untuk pemeriksaan kultur.
Terapi
Penggunaan Kombinasi Dosis Tetap (KDT/fixed-dose
combination/ FDC) yang terdiri dari 2 tablet untuk<38kg
(INH dan RIF),3 tablet (INH, RIF dan PZA) dan 4 tablet
(INH, RIF, PZA, EMB).
Dosis
OAT Harian 3x /minggu
Kisarand Maksim Kisarand Maksim
osis um osis um
(mg/kg (mg) (mg/kg (mg)
BB) BB)
Isoniazid 5 (4-6) 300 10 (8-12) 900
Rifampici 10 (8-12) 600 10 (8-12) 600
n
Pirazina 25 (20-30) - 35 (30-40) -
mid
Etambuto 15 (15-20) - 30 (25-35) -
l
Streptomi 15 (12-18) - 15 (12-18) 1000
sin
Catatan:
Pemberian streptomisin untuk pasien yang berumur> 60th atau
Pasien dengan berat badan< 50 kg mungkin tidak dapat
mentoleransi dosis>500mg/hari. Beberapa buku rujukan
Menganjurkan penurunan dosis menjadi 10 mg/kg/BB/hari.
Edukasi(Hospital Penjelasan tentang penyakit
Health Promotion 1. Cara minum OAT yang benar
2. (single dose, multi drug, long time)
3. Prognosis penyakit
4. Komplikasi penyakit
5. Cara batuk yang benar
6. Cara memakai masker
7. Diet
8. Ventilasi di rumah