Rumah Sakit TK IV
12 07 02 Sintang
PNEUMONIA
Rawat Inap
1. Oksigen, bila perlu dengan pematauan saturasi dan
konsentrasi oksigen inspirasi
2. Terapi oksigen pada pasien dengan penyakit dasar
PPOK dengan komplikasi gagal napas dituntun
dengan pengukuran analisis gas darah berkala
3. Cairan: bila perlu dengan cairan intravena
4. Nutrisi
5. Nyeri pleuritik/demam diredakan dengan parasetamol
6. Ekspektoran/mukolitik
7. Foto thoraks diulang pada pasien yang tidak
menunjukkan perbaikan yang memuaskan
8. Terapi antibiotik (Grup III):
Fluoroquinolon
B-lactam + makrolid (b-lactam pilihan: cefotaxime,
ceftriaxone, dan ampicillin, erapenem (untuk
pasien tertentu) dengan doxycycline 4x500-1000
mg IV (alternative makrolid). Jika alergi penicillin
gunakan fluoroquinolon. (1A)
Tatalaksana antibiotik:
1. Terapi antibiotik diberikan selama 5 hari untuk pasien
rawat jalan dan 7 hari untuk pasien rawat inap. (1A)
2. Syarat untuk alih terapi antibiotik intravena ke oral
(ATS 2007): Hemodinamik stabil dan gejala klinis
membaik (2A)
9. Edukasi
Mortalitas pasien CAP yang dirawat jalan <1%, yang
dirawat inap di rumah sakit 5,7-14%, yang dirawat di ICU
10. Prognosis
>30%. mortalitas pasien dengan nilai CURB-65=0 adalah
1,2%, 3-4 adalah 31%.
11. Tingkat Evidens
12. Tingkat Rekomendasi
13. Penelaah Kritis
Kriteria klinis stabil: suhu ≤ 37,6°C, laju nadi ≤ 100x/menit,
laju napas ≤ 24x/menit, tekanan darah sistolik ≥ 90 mmHg,
saturasi oksigen arteri ≥ 90% atau PaO2 > 60 mmHg pada
udara ruangan, dapat memelihara asupan oral, status
kesadaran compos
14. Indikator (Outcome)
mentis. (2A)
Kriteria pasien dipulangkan: klinis stabil, tidak ada
masalah medis aktif, memiliki lingkungan yang sesuai
untuk rawat jalan.
1. Dahlan, Zul. Pneumonia. Dalam: Sudoyo, Aru W.
setyohadi, Bambang. Alwi, Idrus. Simadibrata,
Marcellus. Setiati, Siti. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dlama. Jilid III. Edisi V. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI;2009.p2196-2206
2. Dahlan Z. pneumonia Bakterial, Dalam: amin Z,
Dahlan Z, Yuwono A (Eds). Panduan
Tatalaksana/Prosedur Respirologi dan Penyakit Kritis
Paru.
3. Pneumonia, Dalam: Fauci A, Kasper D, Lango D,
Braunwald D, Hauser S, Jameson J, Loscalzo J,
editors. Harrison‟s principles of internal medicin.18 th
ed. United States of America; The McGrow-Hill
Companies, 2011.
4. American Thoracic Society. Guidelines for the
Management of Adults with Community-Acquired
11. Kepustakaan Pneumonia: Diagnosis, Assesment of Severity,
Antimicrobial Therapy, and Prevention. Am J Respair
Crit Care Med.2001;163:1730-54.
5. Mandell, Lionel A. Et all. Infectious Disease Society of
America. American Toracic Society Consensus
Guidelines on the Management of Communty-Aquired
Pneumonia in Adults. CID 2007: 44 (Suppl 2).
Diunduh dari:
http://www.thoracic.org/statements/resources/mtpi/ids
aats-cap.pdf. Pada tanggal 29 mei 2012.
6. Alwi I, Salim S, Hidayat R, Kurniawan J, Tahapary D,
editors. Panduan Praktik Klinis Penatalaksanaan di
Bidang ilmu Penyakit Dalam. Indonesia. Interna
Publishing. 2015. P774-779.
7. Guidelines for Diagnosis and Management of
Community and Hospital Acquired Pneumonia in
Adults: Joint ICS/NCPP (I) Recommendations. 2012