Syandrez
5 years ago
Source: http://www.blesk.cz
Pemeriksaan analisis semen (air mani) merupakan salah satu pemeriksaan
yang dapat dilakukan pada pasangan infertilitas. Berdasarkan literatur, 25%
penyebab infertilitas adalah pada pihak laki-laki, yakni gangguan pada kualitas
spermatozoa. Pemeriksaan tersebut antara lain dapat dijelaskan sebagai
berikut.
Penampungan Sampel
1. Persiapan
2. Penampungan semen
3. Analisis mikrobiologi
Kontaminasi dari sumber yang berasal dari luar semen (seperti organisme
komensal dari kulit) harus dihindari. Selain alat kontainer spesimen harus
steril, pasien harus: buang air kecil terlebih dahulu, mencuci tangan dan
penis dengan sabun, mencuci bersih sabun yang masih menempel,
mengeringkan tangan dan penis dengan handuk, lalu ejakulasikan air mani
ke kontainer steril.
Catatan: Waktu antara pengambilan sampel semen dengan mulai pemeriksaan
di laboratorium tidak lebih dari 3 jam.
Hal-hal yang diperiksa dari regimen air mani antara lain sebagai berikut:
Koagulasi adalah proses perubahan air mani yang sebelumnya dalam bentuk
cair menjadi berbentuk “agar” atau koagulum dengan segera, sedangkan
likuefaksi adalah perubahan air mani menjadi cairan yang agak pekat/ tipis
dalam 5 – 20 menit agar memungkinkan spermatozoa bergerak dengan leluasa.
Proses koagulasi dan likuefaksi ini diatur oleh enzim. Suatu faktor likuefaksi
merupakan enzim proteolitik dengan berat molekul 33.000 yang terbukti dapat
melikuefaksikan air mani.
WHO 2010: Normal –> waktu likuefaksi: 15 – 60 menit. Jika > 60 menit
masih tidak berlikuefaksi, maka dikatakan memanjang (delayed liquefaction).
2. Viskositas
4. Volume
Setelah abstinensia selama 3 hari, volume air mani berkisar antara 2,0 – 5,0
ml. Volume kurang dari 1 ml atau lebih dari 5 ml biasanya disertai kadar
spermatozoa yang rendah. Jika volume air mani rendah, ia tidak akan cukup
menggenangi lendir yang menjulur dari serviks, sehingga dapat menimbulkan
masalah infertilitas. Volume semen yang rendah memungkinkan adanya
obstruksi pada duktus ejakulatorius atau adanya congenital bilateral absence of
the vas deferens (CBAVD), ejakulasi retrograde parsial atau defisiensi
androgen.
5. pH
Air mani yang baru diejakulasikan pH-nya berkisar antara 7,3 – 7,7, yang bila
dibiarkan lebih lama akan meningkat karena penguapan CO2-nya. Jika pH
lebih dari 8, hal itu mungkin disebabkan oleh peradangan akut kelenjar atau
saluran genital, sedangkan pH yang kurang dari 7,2 mungkin disebabkan oleh
peradangan kronis kelenjar tersebut.
6. Fruktosa
Fruktosa air mani adalah hasil vesikula seminalis yang menunjukkan adanya
rangsangan androgen. Fruktosa terdapat pada semua air mani, kecuali pada:
Pemeriksaan Mikroskopis
Aglutinasi, yakni terikatnya spermatozoa motil satu sama lain, baik kepala
dengan kepala, ekor dengan ekor atau lain sebagainya. Hal ini akan
menyebabkan gerakan spermatozoa yang kacau, tapi kadang-kadang
spermatozoa terlalu teraglutinasi sehingga gerakannya terbatas.
keberadaan sel-sel selain spermatozoa: seperti sel-sel epitel, leukosit,
immature germ cell, dan potongan-potongan kepala atau ekor sperma yang
terpisah.
WHO 2010: Normal –> aglutinasi (-), leukosit < 1 juta/ml, immature germ cell
(-)
2. Konsentrasi spermatozoa
WHO 2010: Normal –> Konsentrasi sperma > 15 juta/ml; Jumlah sperma
total > 39 juta/ejakulasi.
3. Motilitas sperma
Setetes air mani ditempatkan pada gelas objek, kemudian ditutup dengan gelas
penutup. Presentase spermatozoa motil ditaksir setelah memeriksa 25 lapangan
pandang besar. Jenis motilitas spermatozoa dibagi ke dalam skala 0 – 4, yakni
sebgai berikut:
4. Morfologi Sperma
kepala harus mulus, garis konturnya teratur dan berbentuk oval. Terdapat
bagian dinding akrosom menyelimuti 40-70% baigan kepala, tidak
mengandung vakuol besar, atau lebih dari 2 vakuol kecil. Bagian di
belakang akrosom tidak mengandung vakuol.
Leher berbentuk ramping, teratur dan panjangnya sama dengan panjang
kepala.
Ekor berbentuk seragam sepanjang panjangnya, makin keujung makin
menipis dibandingkan bagian leher, dan panjangnya kira-kira 45 mikron
(lebih kurang 10 x panjang kepala), dan tidak bengkok.
Kesimpulan Analisis
Rangkuman:
Istilah:
Wallahu’alam bissawab.
Referensi:
WHO laboratory manual for the Examination and processing of human semen
fifth edition, 2010.