Anda di halaman 1dari 14

SWAMEDIKASI

“ SESAK NAFAS “

Dosen Pengampu :
Santi Dwi Astuti, M.Sc., Apt

Oleh Kelompok 2 :
Sheila Audia Perdana Putri 2020394415
Sitti Jumriah Maurana 2020394416
Sri Rahayu 2020394417
Tantri Agustia 2020394418
Uli Karti Sibarani 2020394419
Verra Nurmaylindha 2020394420
Victoria Catrine Puspita Devi 2020394421

PROGRAM STUDI APOTEKER


UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2020
A. KASUS
Pasien anak wanita berusia 10 tahun dengan keluhan sesak nafas
pada malam hari, hidung tersumbat, dan batuk tidak berdahak sudah 1
hari.

B. PENJELASAN TERKAIT KASUS


1. Swamedikasi
Menurut WHO definisi swamedikasi adalah pemilihan dan
penggunaan obat modern, herbal, maupun obat tradisional oleh
seorang individu untuk mengatasi penyakit atau gejala penyakit
(WHO, 2010). Swamedikasi berarti mengobati segala keluhan pada
diri sendiri dengan obat-obat yang sederhana yang dibeli bebas di
apotik atau toko obat atas inisiatif sendiri tanpa nasehat dokter
(Rahardja,2010).
Swamedikasi atau pengobatan sendiri adalah perilaku untuk
mengatasi sakit ringan sebelum mencari pertolongan ke petugas atau
fasilitas kesehatan. Lebih dari 60% dari anggota masyarakat
melakukan swamedikasi, dan 80% di antaranya mengandalkan obat
modern. Swamedikasi merupakan bagian dari self-care di mana
merupakan, usaha pemilihan dan penggunaan obat bebas oleh individu
untuk mengatasi gejala atausakit yang disadarinya (WHO, 1998).
Untuk melakukan pengobatan sendiri secara benar, masyarakat
harus mampu :
 Mengetahui jenis obat yang diperlukan untuk mengatasi
penyakitnya. Mengetahui kegunaan dari tiap obat, sehingga dapat
mengevaluasi sendiri perkembangan sakitnya.
 Menggunakan obat tersebut secara benar (cara, aturan, lama
pemakaian) dan tahu batas kapan mereka harus menghentikan self-
medication dan segera minta pertolongan petugas kesehatan.
 Mengetahui efek samping obat yang digunakan sehingga dapat
memperkirakan apakah suatu keluhan yang timbul kemudian itu
suatu penyakit baru atau efek samping obat.
 Mengetahui siapa yang tidak boleh menggunakan obat tersebut.

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan RI nomor


917/Menkes/Per/X/1999 yang kini telah diperbaiki dengan Permenkes
RI nomor 949/Menkes/Per/2000, penggolongan obat berdasarkan
keamanannya terdiri dari: obat bebas, bebas terbatas, wajib apotek,
keras, psikotropik, dan narkotik. Tetapi obat yang diperbolehkan
dalam swamedikasi hanyalah golongan obat bebas dan bebas terbatas,
dan wajib apotek.
a. Obat bebas
Obat golongan ini termasuk obat yang relatif paling aman, dapat
diperoleh tanpa resep dokter, selain di apotek juga diperoleh di
warung-warung. Obat bebas dalam kemasannya ditandai dengan
lingkaran bewarna hijau. Contohnya adalah : parasetamol, asetosal,
Vitamin C, antasida daftar obat esensial (DOEN) dan obat batuk
hitam (OBH).
b. Obat bebas terbatas
Obat golongan ini adalah juga relatif aman selama pemakaiannya
mengikuti aturan pakai yang ada. Penandaan obat golongan ini
adalah adanya lingkaran bewarna biru dan 6 peringatan khusus
sebagaimana gambar di bawah. Sebagaimana obat bebas , obat ini
juga dapat diperoleh tanpa resep dokter, dapat diperoleh di apotek,
toko obat atau di warung-warung. Contohnya: obat flu kombinasi
tablet dan ibuprofen.
c. Obat wajib Apotek
Obat wajib Apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh
Apoteker kepada pasien di Apotik tanpa resep dokter. Obat wajib
apotik dalam pemberian nanti harus dicatat terkat data pasien dan
penyakit yang diderita oleh Apoteker.
Sesuai permenkes No.919/MENKES/PER/X/1993, kriteria obat
yang dapat diserahkan :
1. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil,
anak di bawah usia 2 tahun dan orang tua diatas 65 tahun.
2. Pengobatan sendiri dengan obat dimaksud tidak memberikan
resiko pada kelanjutan penyakit.
3. Penggunaan tidak memerlukan cara atau alat khusus yang harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan.
4. Obat dimaksud memiliki rasio keamanan yang dapat
dipertanggungjawabkan untuk pengobatan sendiri

2. Pengertian sesak nafas


Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas ditandai
dengan napas yang pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan.
Dispnea dapat ditemukan pada penyakit kardiovaskular, emboli paru,
penyakit paru interstisial atau alveolar, gangguan dinding dada,
penyakit obstruktif paru (emfisema, bronkitis, asma), kecemasan (Price
dan Wilson, 2006).
Sesak nafas terjadi bila pertukaran oksigen terhadap
karbondioksida dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju konsumsi
oksigen dan pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel tubuh.
Sehingga menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg
(Hipoksemia) dan peningkatan tekanan karbondioksida lebih besar dari
45 mmHg (hiperkapnia). (Brunner & Sudarth, 2001).
Dyspnea dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Inspiratory dyspnea yaitu kesukaran bernafas pada waktu insprirasi
yang disebabkan oleh karena sulitnya udara untuk memasuki oaru-
paru.
b. Ekspiratori dyspnea yaitu kesukaran bernafas pada waktu ekspirasi
yang disebabkan oleh karena sulitnya udara yang keluar dari paru-
paru.
c. Kardiak dyspnea, yaitu dyspnea yang disebabkan primer penyakit
jantung.
d. Exertional dyspnea, yaitu dyspnea yang disebabakan oleh karena
kesulitan exspansi dari rongga toraks.
e. Paroksismal dyspnea yaitu dyspnea yang terjadi sewaktu-waktu
baik pada malam maupun siang hari.
f. Ortostatik dyspnea yaitu dyspnea yang berkurang pada waktu
posisi duduk

3. Tanda dan gejala sesak nafas


Gejala utama dari sesak napas adalah kesulitan bernafas. Berikut
tanda dan gejala sesak nafas :
a. Rasa penuh di dada
b. Dada terasa berat, sempit
c. Rasa tercekik
d. Nafas pendek
e. Nafas berat

4. Penyebab sesak nafas


Menurut Latha (2003), etiologi dari sesak nafas dibagi menjadi 2
yaitu:
a. Trauma
- Gangguan jalan nafas (obstruksi benda asing)
- Trauma thorax (trauma jatuh atau pukulan di dada)
- Trauma inhalasi (keracunan gas)
b. Non-trauma
- Syok anafilaktik (misalnya karena alergi)
- Gangguan paru (misalnya asma, bronchitis, dll)
- Gangguan kardiovaskuler (misalnya Atrial septal defect (ASD),
penyakit

Oksigen adalah sumber energi utama, maka mutlak diperlukan


dalam jumlah berlimpah agar setiap sel dapat melakukan metabolisme.
Beberapa penyebab sulit bernafas di antaranya:

a. Sesak nafas karena faktor keturunan


Yang memang dari sono-nya memiliki paru-paru dan organ
pernafasan lemah. Ditambah kelelahan bekerja dan gelisah, maka
bagian-bagian tubuh akan memulai fungsi tidak normal.  Kabar
baiknya, ini tidak otomatis membuat tubuh menderita, sebab secara
alami akan melindungi diri sendiri. Namun demikian, sistem
pertahanan bekerja ekstra, bahkan kadang-kadang alergi dan asma
timbul sebagai reaksi dari sistem pertahanan tubuh yang bekerja
terlalu keras. 
b. Sesak nafas karena faktor lingkungan
Udara dingin dan lembab dapat menyebabkan sesak nafas.
Demikian pula dengan serbuk sari bunga (pollen) dan partikel lain.
Bekerja di lingkungan berdebu atau asap dapat memicu sesak nafas
berkepanjangan. Polusi pada saluran hidung disebabkan pula oleh
rokok yang dengan langsung dapat mengurangi suplai oksigen. 

c. Sesak nafas karena produksi lendir yang berlebihan akan


menyumbat saluran udara
Makanan yang menyebabkan produksi lendir berlebih adalah
produk dari susu, tepung, nasi putih, dan permen. 
d. Sesak nafas karena kurangnya asupan cairan
Sesak Nafas karena kurangnya asupan cairan sehingga lendir pada
paru-paru dan saluran nafas mengental.   Kondisi ini juga menjadi
situasi yang menyenangkan bagi mikroba untuk berkembang biak.
e. Masalah pada susunan tulang atau otot tegang pada punggung
bagian atas 
Akan menghambat sensor syaraf dan bioenergi dari dan menuju
paru-paru.
f. Sesak nafas karena ketidakstabilan emosi
Orang-orang yang gelisah, depresi, ketakutan, rendah diri
cendertung untuk sering menahan nafas. Atau justru menarik nafas
terlalu sering dan dangkal sehingga terengah-engah. Dalam waktu
yang lama, kebiasaan ini berpengaruh terhadap produksi kelenjar
adrenal dan hormon, yang berkaitan langsung dengan sistem
pertahanan tubuh. Kurang pendidikan bisa juga menyebabkan
sesak nafas. Pengetahuan akan cara bernafas yang baik dan benar
akan bermanfaat dalam jangka panjang baik terhadap fisik maupun
emosi seseorang.

5. Guideline terapi
a. Sesak nafas

(Sofia, 2019)
b. Batuk kering pada pasien sesak nafas

c. Pilek (hidung tersumbat ) pada pasien sesak nafas

C. REKOMENDASI PENATALAKSANAAN
1. Farmakologi

No. 1
Nama Merk Obat

Anakonidin Syr 60 ml
Golongan Obat Obat bebas terbatas.
Produsen Konimex Pharmaceutical
Indikasi Meringankan batuk dan pilek pada anak.
Komposisi Tiap sendok takar (5 ml) mengandung :
Dextromethorphan HBr 5 mg, Guaifenesin 25 mg,
Pseudoephedrin HCl 7,5 mg, Chlorpheniramine
Maleate 0,5 mg.
BSO Syrup
Dosis - Anak 2-5 tahun : sehari 3x1 sendok takar (5 ml)
- Anak 6-12 tahun : sehari 3 x 2 sendok takar (10
ml)
Aturan Pakai Setelah makan
Efek Samping Mengantuk, mual, muntah, diare, sembelit, dan mulut
kering. Bila efek samping menetap atau bahkan
memburuk, hentikan penggunaan obat dan
konsultasikan dengan dokter.
Kontraindikasi Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap
salah satu komponen obat ini. Pasien yang memiliki
kepekaan terhadap obat simpatomimetik lain seperti
efedrin, pseudoefedrin, dan fenileferin.
Penyimpanan Disimpan ditempat yang sejuk dan terhindar dari sinar
matahari.
Harga Rp 13.353,-
No. 2
Nama Merk Obat

Hufagripp Syr 60 ml
Golongan Obat Obat bebas terbatas.
Produsen Gratia Husada Pharma
Indikasi Meringankan pilek dan batuk tidak berdahak.
Komposisi Tiap sendok takar (5 ml) mengandung :
Dextromethorphan HBr 7,5 mg, Pseudoephedrine HCl
15 mg, Chlorpheniramine Maleat 0,5 mg.
BSO Syrup
Dosis - Anak 2-6 tahun : sehari 3x1 sendok takar (5 ml)
- Anak 6-12 tahun : sehari 3x2 sendok takar (10 ml)
Aturan Pakai Setelah makan.
Efek Samping Mengantuk, gangguan percernaan, gelisah, eksitasi,
mulut kering, dan sulit berkemih.
Kontraindikasi Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap
salah satu komponen obat ini. Penderita dengan
gangguan fungsi hati yang berat.
Penyimpanan Disimpan ditempat yang sejuk dan terhindar dari sinar
matahari.
Harga Rp 20.215,-
No. 3
Nama Merk Obat

Dextral Syr 60 ml
Golongan Obat Obat bebas terbatas.
Produsen Molex Ayus
Indikasi Meringankan pilek dan batuk.
Komposisi Tiap 5 ml mengandung : Dextromethorphan HBr 10
mg, Glyceryl Guaiacolat 50 mg, Phenylpropanolamine
HCl 12,5 mg, Chlorpheniramine Maleat 1 mg.
BSO Syrup
Dosis - Dewasa : sehari 3x1 sendok takar (5 ml)
- Anak 6-12 tahun : sehari 3x½ sendok takar (2,5
ml)
Aturan Pakai Sebelum makan atau setelah makan.
Efek Samping Mengantuk, gangguan GI, gangguan psikomotorik,
takikardia, aritmia, mulut kering, palpitasi, dan retensi
urin.
Kontraindikasi Gangguan fungsi hati dan hipersensitif terhadap
kandungan dextral.
Penyimpanan Disimpan ditempat yang sejuk dan terhindar dari sinar
matahari.
Harga Rp 11.675,-
No. 4
Nama Merk Obat

Siladex syr 60 ml
Golongan Obat Obat Bebas Terbatas
Produsen Konimex Pharmaceutical
Indikasi Meringankan pilek dan batuk kering.
Komposisi Tiap 5 ml mengandung : Dextromethorphan HBr 7,5
mg, Pseudoefedrin HCl 15 mg, Doxylamine succinate 2
mg.
BSO Syrup
Dosis - Dewasa dan anak > 12 tahun : sehari 3x2 sendok
takar (10 ml)
- Anak 6-12 tahun : sehari 3x1 sendok takar (5 ml)
- Anak 4-6 tahun : 3x½ sendok takar (2,5 ml)
Aturan Pakai Setelah makan.
Efek Samping Mengantuk, mual, muntah, pusing, dan mulut kering
Kontraindikasi Tidak boleh pada pasien yang hipersensitif.
Penyimpanan Disimpan ditempat yang sejuk dan terhindar dari sinar
matahari.
Harga Rp 13.368,-
No. 5
Nama Merk Obat

Actifed syr 60 ml
Golongan Obat Obat Bebas Terbatas
Produsen Glaxo Wellcome Indonesia
Indikasi Mengatasi gejala flu pilek dan batuk kering.
Komposisi Tiap 5 ml mengandung : Dextromethorphan HBr 10
mg, Pseudoephedrin HCl 30 mg, Tripolidine HCl 1,25
mg.
BSO Syrup
Dosis - Dewasa dan anak > 12 tahun : sehari 3x1 sendok
takar (5 ml)
- Anak 6-12 tahun : sehari 3x½ sendok takar (2,5
ml)
Aturan Pakai Setelah makan.
Efek Samping Mengantuk, pusing, mulut kering, mual, dan muntah.
Kontraindikasi Pasien yang memiliki riwayat hipersensitif terhadap
salah satu komposisi obat ini.
Penyimpanan Disimpan ditempat yang sejuk dan terhindar dari sinar
matahari.
Harga Rp 60.545,-

2. Non-farmakologi
a. Memperbanyak minum air putih
b. Menghindari paparan debu
c. Menghindari paparan udara dingin
d. Menghindari asap rokok
e. Istirahat yang cukup
f. Makan yang teratur
g. Tidak jajan sembarangan terutama minum es
h. Menghirup uap air panas untuk nelegakan pernafasan
i. Mencegah tenggorokan kering dengan mencampurkan madu
dengan air hangat, teh atau lemon
j. Memposisikan bantal lebih tinggi ketika tidur untuk meringankan
batuk kering
k. Menggunakan minyak kayu putih karena minyak esensial ini
memiliki potensi anti radang di saluran nafas.

D. KESIMPULAN
Swamedikasi adalah pemilihan dan penggunaan obat modern,
herbal, maupun obat tradisional oleh seorang individu untuk mengatasi
penyakit atau gejala penyakit. Obat yang diperbolehkan dalam
swamedikasi hanyalah golongan obat bebas, bebas terbatas, dan wajib
apotek.
Dispnea atau sesak napas adalah perasaan sulit bernapas ditandai
dengan napas yang pendek dan penggunaan otot bantu pernapasan dengan
gejala rasa penuh di dada, dada terasa berat dan sempit, rasa tercekik,
nafas pendek, dan nafas berat. Penyebab disebabkan karena trauma
(gangguan jalan nafas) dan non-trauma (syok anafilaktik).
Tatalaksana terapi untuk pada kasus dyspnea yang disertai hidung
tersumbat obat yang mengandung fenilefrin, pseudoefedrin dan batuk
tidak berdahak obat yang mengandung dekstrometorphan. Untuk kasus ini
menggunakan Anakonidin, Hufagrip, Dextral, Siladex, dan Actifed.

DAFTAR ISI

Brunner & Suddarth, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8.
Jakarta : EGC.
Price, Wilson. 2006. Patofisiologi Vol 2 ; Konsep Kllinis Proses-proses
Penyakit.Penerbit Buku Kedokteran. EGC. Jakarta.

Sofia, Noor Asyiqah. 2019. Manajemen Sesak Nafas Pada Kasus Paliatif.
Workshop PIN PAPDI 2019 Surabaya. Divisi Psikosomatik Dept. Ilmu
Penyakit Dalam FKKMK UGM.

Stead Latha G. 2003. First Aid For the Emergency Medicine clerkship,McGraw
Hill Companies,Inc.

Tan, H. T. dan K. Rahardja. 2010. Obat-obatan Sederhana Untuk Gangguan


Sehari-hari. Jakarta: Penerbit Gramedia.

WHO. 1998. The Role of the Pharmacist in SelfCare and Self Medication.
Available from http://apps.who.int/medicinedocs/en/d/Jwhozip32e/

WHO., 2010. The World Health Report


2010.http://www.who.int./whr/2010/en/index.html.

Anda mungkin juga menyukai