Anda di halaman 1dari 25

TUGAS FARMAKOLOGI

SISTEM PERNAPASAN

Di Susun Oleh :

Kelompok 4

1. Ayu Imelda Rosita (G41171498)


2. Safira Nur Fauziyah (G41171682)
3. Bunga Adina Pramesthi (G41171752)
4. Luluk Aisyah (G41171840)
5. Desnia Sindi Damayanti (G41171968)
6. Dina Ayu Mashita (G41171998)
7. Nanja Auliya Syafina (G41172005)
8. Sri Mahahayu Bimantari N (G41172179)

GOLONGAN C

PROGRAM STUDI D-IV REKAM MEDIK


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu ciri makhluk hidup adalah dengan bernapas, semua makhluk hidup
melakukan proses ini, demikian juga manusia. Pernapasan merupakan rangkaian proses
sejak pengambilan udara dan gas. Penggunaannya untuk memecah zat, mengeluarkan gas
yang dihasilkan dari sisa metabolisme, dan memanfaatkan energi yang dihasilkan. Bernafas
adalah kegiatan menghirup udara dan mengeluarkan udara. Udara mengandung berbagai
komponen gas, salah satunya adalah oksigen (O2) dan karbon dioksida (CO2). Oksigen
inilah yang diperlukan oleh tubuh, oksigen masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan.
Selanjutnya, pernapasan menghasilkan karbon dioksida (CO2) yang dikeluarkan dari dalam
tubuh.
Saluran jalan nafas pada manusia, yaitu : hidung, faring, laring, trakea, bronkus dan
bronkeolus. Proses bernapas terjadi antara sadar dan tidak sadar, karna dalam bernapas
merupakan proses yang otomatis. Pernapasan tersusun atas organ yang berbeda, tidak
menutup kemungkinan organ ini dapat mengalami masalah yang bisa mengganggu proses
pernafasan baik itu ringan ataupun berat. Gangguan ini akan menyebabkan kesulitan
bernapas pada penderitanya dan dalam jangka waktu yang panjang gangguan ini akan
mempengaruhi metabolisme tubuh si penderitanya.
Pernapasan makhluk hidup dapat dibedakan menjadi dua, yaitu dengan cara langsung
dan tidak langsung. Pernapasan secara langsung terjadi pada organ pernapasan khusus,
sedangkan pernapasan tidak langsung terjadi jika belum ada organ pernapasan khusus.
Pernapasan manusia dan sebagian besar makhluk hidup vetebrata lainnya, termasuk
pernapasan tidak langsung, artinya udara pernapasan yang diperlukan tubuh, tidak langsung
masuk ke dalam sel melalui permukaan tubuh, tetapi melalui selaput tipis yang terdapat di
dalam saluran pernapasan, yaitu gelembung paru-paru. Pentingnya untuk mempelajari
sistem pernapasan manusia terkait dengan organ pernapasannya, prosesnya dan gangguan
yang harus dihindari untuk menjaga sistem pernapasan, sert obat yang dibutuhkan untuk
menyembuhkan gangguan sistem pernapasan pada manusia. Pada makalah ini, akan dibahas
lebih lanjut mengenai anatomi fisiolologi sistem pernapasan, patologipatologi, zat aktif dan
alur kerja obat, contoh obat dan pemakaian.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pembuatan makalah ini, maka rumusan masalah pada
makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana anatomi dan fisiologi sistem pernapasan manusia?
2. Bagaimana patologi pada sistem pernapasan manusia?
3. Apasaja zat aktif yang digunakan untuk mengobati gangguan pada sistem pernapasan
manusia?
4. Seperti apa contoh obat serta pemakaiannya yang digunakan untuk gangguan sistem
pernapasan manusia?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penulisan makalah ini adalah
sebagai berikut
1. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi sistem pernapasan pada manusia
2. Untuk mengetahui patologi pada sistem pernapasan manusia
3. Untuk mengetahui zat aktif yang digunakan untuk mengobati gangguan pada sistem
pernapasan manusia
4. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi frekuensi pernapasan manusia
5. Untuk menambah wawasan mengenai obat serta pemakaiannya yang digunakan
untuk gangguan sistem pernapasan manusia
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernapasan Manusia

Pernapasan atau respirasi adalah pertukaran gas, yaitu oksigen (O2) yang dibutuhkan
tubuh untuk metabolisme sel dan karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari metabolisme
tersebut dikeluarkan dari tubuh melalui paru. Sistem pernapasan terdiri dari:

1. Paru-paru

2. Pembuluh pernapasan bagian atas, yang memungkinkan masuknya udara atmosfer ke


dalam sistem pernapasan, ini melibatkan hidung dan mulut, laring dan faring, dan
trakea/tenggorokan.

3. Saluran pernapasan bagian bawah, memungkinkan lewatnya udara atmosfer ke paru-


paru itu sendiri, melibatkan bronkus dan bronkiolus utama.

4. Saluran udara pernapasan akhir yang memungkinkan pertukaran gas terjadi,


melibatkan bronkiolus pernapasan, kantung alveolar dan alveoli.
Komponen sistem pernapasan dan fungsinya:

1. Hidung. Lubang hidung memungkinkan udara untuk masuk dan keluar rongga
hidung: filter rongga, menghangatkan, dan melembabkan udara yang dihirup.
2. Faring. Membawa udara antara rongga hidung dan laring, filter, menghangatkan, dan
memlembabkan udara yang dihirup; berfungsi sebagai jalan terusan untuk makanan
dari mulut kekerongkongan; menyertakan tekanan udara dengan telinga tengah
melalui tabung pendengaran.
3. Laring. Membawa udara antara faring dan trakea, mengandung pita suaran, dan
melembabkan udara yang dihirup.
4. Trakea. Membawa udara antara laring dan bronkus; filter, menhangatkan, dan
melembabkan udara yang dihirup.
5. Bronkus. Membawa udara antara trakea dengan bronkiolus.
6. Bronkiolus. Mengatur laju aliran udara melalui bronkokonstriksi dan bronkodilatasi.
7. Alveoli. Memungkinkan pertukaran ga anatra di alveoli dan darah dalam kapiler
sekitarnya

Mekanisme pernapasan yaitu ada 2, inspirasi dan ekspirasi:

1. selama inspirasi, otot-otot inerkostal eksternal ditemukan antara konstraksi rusuk,


menggerakkan tulang rusuk ke atas dan keluar. Otot diafragma juga berkontraksi dan
membentuk kubah yang datar, sehingga meningkatkan ruang di paru-paru dan
menyebabkan udara secara otomatis ditarik ke dalam paru-paru.
2. selama ekspirasi, otot-otot interkostal eksternal berelaksasi dan tulang rusuk
kemabali ke posisi instriahat. Diafragma berelaksasi, kembali ke bentuk kubah
aslinya. Ruang paru-paru mejadi lebih kecil dan memaksa udara untuk keluar.
2.2
2.3
2.4 Zat Aktif dan alur Kerja Obat.

Obat Saluran Pernapasan


 Antihistaminika
Semua antihistamin memberikan manfaat potensial pada terapi alergi nasal, rhinitis
alergik.Sifat antikolinergik pada kebanyakan antihistamiin menyebabkan mulut kering dan
pengurangan sekresi, membuat zat ini berguna untuk mengobati rhinitis yang ditimbulkan
oleh flu.Antihistamin juga mengurangi rasa gatal pada hidung yang menyebabkan penderita
bersin banyak obat-obat flu yang dapat dibeli bebas mengandung antihistamin, yang dapat
menimbulkan rasa mengantuk.

Contoh obat antihistamin

NO GENERIK PATEN PABRIK

1 Difenhidramin HCL Benadryl Pfizer

2 Prometazin Phenargen Aventis

3 Oksomemazin Toplexil Aventis

4 Oksatomida

POTENSI OBAT

1. Prometazin HCl
 Derivat fenotiazin ini sebagai antihistaminikum berdaya meredakan rangsangan
batuk berkat sifat sedative dan antikolinergisnya yang kuat.Obat ini digunakan
teerutama pada batuk malam yang menggelitik pada anak- anak. Perlu
diperhatikan bahwa obat ini jangan diberikan kepada anak kecil dibawah usia
satu tahun , kareana dapat mengakibatkan depresi pernafasan dan kematian
mendadak.
 Efek samping : dapat menyebabkan gangguan buang air kecil dan akomodasi
pada manula.
 Dosis : yang dianjurkan 3 kali sehari 25 -50 mg dan untuk anak-
anak diatas satu tahun denagn dosis 2-4 kali sehari 0,2mg/kg
 Nama paten (Pabrik) :
1) Phenargen (Aventis)
2) Erpha allergil (Erlimpex)

2. Oksometazin ( Toplexil)
Derivat yang sama dari turunan derifat fenotiazin ini sebagai antihistaminikum
berdaya meredakan rangsangan batuk berkat sifat sedative dan antikolinergisnya
yang kuat. Obat ini digunakan terutama pada batuk malam yang menggelitik pada
anak- anak. Perlu diperhatikan bahwa obat ini jangan diberikan kepada anak kecil
dibawah usia satu tahun , karena dapat mengakibatkan depresi pernafasan dan
kematian mendadak.daya antikolinergisnya lemah.
 Dosis yang diberikan 2-3 kali sehari 15 mg untuk dewasa, dan anak usia 1-2
tahun 2,5- 10 mg sehari, untuk anak 2-5 tanun 10-20 mg sehari, 5-10 tahun 2-3
kali seri 10 mg.
 Nama paten (Pabrik) :
1) Comtusi (Combiphar)
2) Oxoril (Meprofarm)
3) Toplexil (Aventis)

3. Difenhidramin (Benadryl)
Sebagai zat antihistamin (H1-blocker), senyawa ini yang bersifat hipnotis-sedatif
dan dengan demikian meredakan rangsangan batuk. Pada bayi dapat menimbulkan
perangsangan paradoksal, misalnya mengeringnya selaput lender karena efek
antikolinergisnya
 Dosis yang digunakan adalah 3-4x sehari 25-50 mg.
 Nama paten (Pabrik) :
1) Benadryl (Pfizer)
2) Duradryl (Durafarma Jaya)
3) Erlandryl (Erlimpex)
4) Novadryl (Novapharin)
5) Phenadryl (Cendo)
6) Recodryl (Global Multi Pharmalab)
7) Seminal (Erela)
8) Veldres (Pharos)
9) Caladryl (Pfizer)
10) Calamec (Mecosin)
11) Paradryl (Prafa)
12) Neladryl (Galenium Pharmasia Lab)

4. Oksatomida
 Efek Samping :Mengantuk, efek antikolinergik, edskrasia, euphoria, gelisah,
insomnia dan tremor, nafsu makan berkurang, mual, muntah, keluhan pada
epigastrium, konstipasi atau diare.
 Oksatomida : resorpsinya di usus cepat, pp –nya 90 % dan metabolisme di hati
pesat. Eksresinya lewat kemih.
 Mukolitik
Mukolitik bekerja sebagai deterjen dengan mencairkan dan mengencerkan secret
mukosayang kental sehingga dapat dikeluarkan.Efek samping yang paling sering terjadi
adalah mual dan muntah, maka penderita tukak lambung perlu waspada.Wanita hamil dan
selama laktasi boleh menggunakan obat ini.

Contoh obat :
NO GENERIK PATEN PABRIK
1 Bromhexin Bisolvon Boehringer
Ingelheim
2 Asetil Sistein Fluimucil Zambon
POTENSI OBAT

1. Bromhexin (Bisolvon)
Mekanisme kerja Pengurangan viskositas dahak.Stimulasi pada sekresi,
gerakan siliarpembentuk surfaktan.Perbaikan penangkal imunologis setempat.
Indikasi Sekretolitik pada infeksi jalan pernapasan yangkronis serta pada penyakit paru
dengan pembentukan mucus berlebih.
 Kontraindikasi : Hipersensitivitas, wanita hamil, menyusui.
 Efek samping : Reaksi alergi, gangguaan gastrointestinal ringan.
 Interaksi obat : Hati-hati penggunaan dengan obat lain.
 Dosis : Dewasa yang dianjurkan 3x 8mg/hari.
 Nama paten (Pabrik):
1) Bisolvon (Boehringer Ingelheim)
2) Bromifar (Ifars)
3) Celovon (First Medipharma)
4) Dexolut (Dexa Medica)
5) Erpha Hexin (Erlimpex)
6) Ethisolvan (Ethica)
7) Hexolyt (Sandoz)
8) Hustab P (Phapros)
9) Hexon (Global Multi Pharmatama)
10) Mucosulvan (Hexfarm Jaya)
11) Miravon (Sampharrindo Perdana)
12) Lexavon (Molex Ayus)
13) Mucobron (Corsa)
14) Poncosolvon (Armoxindo Farma)
15) Solvinex (Meprofarm)
16) Thephidron (Combiphar)
17) Wibrom (Itrasal)
18) Yavon (Yarindo Farmatama)
2. Asetil Sistein ( Fluimicil)
Obat mukolitik.Ini mencairkan dahak dan memfasilitasi isolasi. Aksi
acetylcysteine terkait dengan kemampuan kelompok sulfhidril untuk memutuskan
ikatan disulfida dari asam mucopolysaccharides sputum, yang mengarah ke
depolarisasi dan mukoproteidov menurunkan viskositas lendir. Menyimpan aktivitas
di hadapan sputum purulen.
Merupakan derivat asam amino alamiah sistein ini berkhasiat mencairkan dahak
yanng liat dengan jalan memutuskan jembatan disulfida, sehingga rantai panjang
antara mukoprotein-mukoprotein panjang terbuka dan lebih mudah dikeluarkan
melalui batuk. Sebagi prekusor dari glutathion, zat ini juga berdaya anti oksidan
dengan melindungi sel terhadap oksidasi dan perusakan oleh radikal bebas.
Asetilsistein juga mampu memperbaiki gerakan bulu getar (cilia) dan membantu efek
antibiotika (doksisiklin, amoksisiklin, dan tiamfenikol) (Tjay dan Rahardja, 2007).
 Dosis : pada Parenteral dewasa diperkenalkan 300 mg (3 ml) mendalam / m
atau / 1-2 kali / hari. Anak-anak berusia 6 untuk 14 tahun diperkenalkan 1/2
dosis dewasa. Dosis harian untuk anak usia 6 tahun aku s 10 mg / kg berat
badan. Lamanya pengobatan ditentukan secara individual.
 Nama Paten (Pabrik) :
1) Fluimucil (Zambon)
2) Acetylcysteine (Indofarma)
3) Alstein (Sampharindo Perdana)
4) Pectocil (Ethica) : kapsul 200 mg
5) Sistenol (Dexa Medica)
6) N-Ace (Pratapa Nirmala) : larutan inhalasi
7) Mucylin (Yarindo Farmatama) ; kapsul 200 mg

 Antiasma dan Bronkodilator


GENERIK PATEN PABRIK
NO

1 Teophyllin Euphylin Pharos

2 Terbutalin Astherin Pyridam

1. Teophyllin
Terdapat bersama kofein pada daun teh dan memiliki sejumlah khasiat antara
lain spamolitis terhadap otot polos khususnya pada bronchi, menstimuli jantung dan
mendilatasinya serta menstimulasi SSP dan pernapasan. Reabsorpsi nya di usus tidak
teratur.
 Efek sampingnya yang terpenting berupa mual dan muntah baik pada
penggunaan oral maupun parienteral.Pada overdosis terjadi efek sentral (sukar
tidur, tremor, dan kompulsi) serta gangguan pernapasan juga efek
kardiovaskuler.
 Dosis : 3-4 dd 125-250 mg microfine (retard).
Teofilin dapat diberikan dengan cara injeksi dalam bentuk aminofilin, suatu
campuran teofilin dengan etilendiamin.
 Nama paten (Pabrik) :
1) Euphylin (Pharos)
2) Euphylin Retard (Pharos)
3) Aminophylllinum (Ethica)
4) Brondilex (Medifarma)
5) Bufabron (Bufa Aneka)
6) Cospamic (Ifars)
7) Kalbron (Dankos)
8) Rataphyl SR (Kimia Farma)
9) Samcolat (Samco Farma)
10) Theobron (Interbat)

2. Terbutalin
Terbutaline merupakan obat golongan bronkodilator yang dapat digunakan untuk
meringankan gejala mengi, batuk, dan sesak napas. Obat ini bekerja dengan cara
melebarkan saluran udara yang menyempit akibat gejala-gejala tersebut. Dengan
melebarnya saluran udara, maka otomatis udara bisa lebih lancar masuk ke paru-
paru. Untuk mencegah dan memberikan pertolongan pertama pada saat
terjadinya gangguan saluran pernapasan.
 Nama Paten (Pabrik) :
1) Astherin (Pyridam)
2) Asmabet (Rocella)
3) Lintaz (Heronic)
4) Lasmalin (Lapi)
5) Nairet (Otto)
6) Neosma (Ifars)
7) Tabas (Meprofarm)
8) Terasma (Dexa Medica)

 Antitusif
Antitusif bekerja menghentikan batuk secara langsung dengan menekan
refleks batuk pada sistem saraf pusat di otak. Dengan demikian tidak sesuai
digunakan pada kasus batuk yang disertai dengan dahak kental, sebab justru akan
menyebabkan dahak sulit dikeluarkan.

NO GENERIK PATEN PABRIK


1 Kodein Codipront Kimia Farma
2 Dektrometorfan Code Erela
POTENSI OBAT
1. Kodein
Codipront Mengandung Dua Zat Aktif Dengan Tempat Kerja Yang Berbeda.
Codeine Akan Mengurangi Batuk Dengan Penekanan Sentral Pada Pusat
Batuk.Phenyltoloxamine Merupakan Antihistamin Yang Mempunyai Efek Pada
Alergi. Zat Aktif Codipront Terikat Dengan Ion-Exchanger Dengan Memberikan
Pelepasan Lambat Dan Seragam Dalam Saluran Pencernaan Untuk Mencapai Efek
Antitusif Jangka Panjang Dengan Dosis Pemberian Sehari 2 Kali.
 Indikasinya Adalah Pengobatan Simtomatik Batuk Kering (Non Produktif) Yang
Disertai Keadaan Alergi.
 Nama paten (Pabrik)
1) Codipront (Kimia Farma)

2. Dextrometorfan
Dextromethorphan adalah obat yang digunakan untuk meredakan batuk. Jenis
batuk yang dapat ditangani dengan obat ini adalah batuk kering yang
menyertai pilek atau flu. Senyawa dextromethorphan bekerja dengan menekan
dorongan untuk batuk yang berasal dari otak kita.
Obat ini tidak mempunyai efek analgesik dan ketergantungan. Obat ini efektif
bila diberikan dengan dosis 30 mg setiap 4-8 jam, dosis dewasa 10-20 mg setiap 4
jam. Anak-anak umur 6-11 tahun 5-10 mg. Sedangkan anak umur 2-6 tahun dosisnya
2,5 – 5 mg setiap 4 jam
 Nama paten (Pabrik) :
1) Code (Erela)
2) Dextromethorphan (Errita)
3) Dexyl (Gratia Husada Farma)
4) Dexitab (Zenith)
5) Dextromex (Apex Pharma)
6) Dextromethorphan (Indofarma)
7) Dextropim (PIM)
8) Milaro (First Medipharma)
9) Siladex Antitusive (Konimex)
10) Zenidex (Zenith)

 Dekongestan
1. Efedrin
Efedrin adalah alkaloid yang dikenal sebagai obat simpatomimetik aktif
pertama secara oral. Efedrin sebagai obat adrenergik dapat bekerja ganda dengan
cara melepaskan simpanannorepinefrin dari ujung saraf dan mampu bekerja
memacu secara langsung di reseptor α dan β. Pada sistem kardiovaskuler, efedrin
meninggikan tekanan darah baik sistolik maupun diastolik melalui vasokonstriksi
dan terpacunya jantung. Efedrin berefek bronkodilatasi tetapilebih lemah dan lebih
lambat dibandingkan epinefrin atau isoproteronol. Efedrin memacuringan SSP
sehingga menjadi sigap, mengurangi kelelahan, tidak memberi efek tidur dandapat
digunakan sebagai midriatik.
 Efedrin digunakan sebagai dekongestan hidung, bekerjasebagai vasokonstriktor
lokal bila diberikan secara topikal pada permukaan mukosa hidung,karena itu
bermanfaat dalam pengobatan kongesti hidung pada Hay fever, rinitis
alergi,influenza dan kelainan saluran napas atas lainnya.
 Dosis : pada asma, oral 3-4 dd 25-50 mg(HCl), anak-anak 2-3 mg/kg sehari
dalam 4-6 dosis.
 Nama Paten (Pabrik)
1) Asmasolon (Medifarma)
2) Epedrin HCl (Ethica)
3) Erlandrine (Erela)

2. Pseudoefedrin
Isomer dekstro dari efedrin dengan mekanisme kerja yang sama, namun
bronkodilatasinya lebih lemah, tetapi efek sampingnya terhadap SSP dan jantung
lebihringan. Obat ini, jika masuk ke dalam sistem saraf pusat, dapat menyebabkan
kecemasan, peka rangsangan, dan gelisah.
 Efek samping lainnya berupa denyut jantung lebih cepat,insomnia, efek alergi
pada kulit, kulit kering, retensi urin, anoreksia, halusinasi, sakit kepala,mual, dan
sakit perut. Pseudoefredin juga dikaitkan dengan peningkatan risiko stroke.
Obatini banyak digunakan dalam sediaan kombinasi untuk flu.
 Dosis : oral 3-4 dd 60 mg (hcl,sulfat) Nama Paten : Sinutab, Sudafed, Polaramin.
 Nama Paten (Pabrik) :

Nama Paten Komposisi Pabrik Sediaan


Triaminic batuk Pseudoephedrine Hcl 15 Mg, Novartis Indonesia Syrup 60 ml
Dextromethorphan Hbr 5 Mg
Actifed Pseudoephedrine Hcl 30 Mg , Glaxo Wellcome Syrup 60 ml dan
Tripolidine Hcl 1,25 Mg 120 ml
Alco Per 0,8 Ml Tetes Interbat Tetes 15 ml
Pseudoephedrine Hcl 7,5 Mg Syrup plus 100 ml
Per 5 Ml Syrup Plus: Syrup plus DMP
Pseudoephedrine Hcl 30 Mg 100 ml
,Brompheniramin Maleat 2
Mg
Per 5 Ml Syrup Plus DMP:
Pseudoephedrine Hcl 30 Mg ,
Brompheniramine Maleat 2
Mg, Dextromethorphan Hbr
10 Mg

Aldisa SR Loratadine 5 Mg, Sanbe Kapsul


Pseudoephedrine Sulfat 120
Mg
Alpara Per Kapl: Molex Ayus Kaplet
Pct 500 Mg, Syrup 60 ml
Phenylpropanolamin Hcl 12,5
Mg, Ctm 2 Mg, DMP 3,75
Mg
Per 5 Ml Syrup :
Pct 125 Mg,
Phenylpropanolamin Hcl
3,125 Mg, Ctm 0,5 Mg, DMP
3,75 Mg

Bantif child Per 5 Ml : Caprifarmindo Syrup 60 ml


Dextromehorphan Hbr 7,5
Mg , Pseudoephedrine HCL
15 Mg
Bodrex flu dan Per Kapl : Tempo Scan Pasific Kaplet
batuk berdahak Pct 500 Mg, Pseudoephedrine Syrup 60 ml
HCL 30 Mg, GG 50 Mg,
Bromheksine Hcl 8 Mg
Per 5 Ml Syrup :
Pct 150 Ml, Pseudoephedrine
HCL 10 Mg, GG 50 Mg
Clarinase Loratadine 5 Mg, Schering-Plough Tablet
Pseudoephedrine Sulfat 120
Mg
Decolgen FX Pct 500 Mg, Pseudoephedrine Medifarma Tablet
HCL 30 Mg, Ctm 20 Mg
Flurin Per 5 Ml : Yarindo Farma Syrup 60 ml
PCT 120 Mg, CTM 0,5 Mg,
Pseudoephedrine HCL 7,5
Mg
Iliadin kinder Oxymetazolin Hcl Merck Consumer Tetes hidung 25 %
Health Prod 10 ml
Otrivin Oxymetazolin Hcl Novartis Indonesia Tetes hidung dws
0,1 % 10 ml
Tetes hidung anak
0,05% 10 ml
Afrin Oxymetazolin Hcl Schering-Plough Semprot hidung
dewasa 0,05 %
10ml
Tetes hidung anak
0,025% 10 ml
Semprot hidung
dws 0,05 % 15 ml

 Mucolitik
Mukolitik merupakan obat yang bekerja dengan cara mengencerkan sekret saluran
pernafasan dengan jalan memecah benang-benang mukoprotein dan
mukopolisakarida darisputum (Estuningtyas, 2008). Agen mukolitik berfungsi
dengan cara mengubah viskositassputum melalui aksi kimia langsung pada ikatan
komponen mukoprotein. Agen mukolitikyang terdapat di pasaran adalah
bromheksin, ambroksol, dan asetilsistein (Estuningtyas,2008).

1. Ambroksol
Ambroxol, yang berefek mukokinetik dan sekretolitik, dapat mengeluarkan lendir
yang kental dan lengket dari saluran pernafasan dan mengurangi staknasi cairan
sekresi. Pengeluaran lendir dipermudah sehingga melegakan pernafasan. Sekresi
lendir menjadi normal kembali selama pengobatan dengan Ambril. Baik batuk
maupun volume dahak dapat berkurang secara bermakna. Dengan demikian cairan
sekresi yang berupa selaput pada permukaan mukosa saluran pernafasan dapat
melaksanakan fungsi proteksi secara normal kembali. Penggunaan jangka panjang
dimungkinkan karena preparat ini mempunyai toleransi yang baik. Ambroksol
merupakan suatu metabolit bromheksin yang memiliki mekanisme kerja yang sama
dengan bromheksin. Ambroksol sedang diteliti tentang kemungkinan
manfaatnyapada keratokonjungtivitis sika dan sebagai perangsang produksi
surfaktan pada anak lahirprematur dengan sindrom pernafasan (Estuningtyas, 2008).

 Indikasi :
Gangguan saluran pernafasan sehubungan dengan sekresi bronki yang abnormal baik
akut maupun kronis, khususnya pada keadaan-keadaan abnormal baik akut maupun
kronis, khususnya pada keadaan-keadaan eksaserbasi dari penyakit-penyakit
bronchitis asmatis, asma bronchial.

 ASETILSISTEIN
Asetilsistein (acetylcycteine) diberikan kepada penderita penyakit bronkopulmonari
kronis, pneumonia, fibrosis kistik, obstruksi mukus, penyakit bronkopulmonari
akut,penjagaan saluran pernafasan dan kondisi lain yang terkait dengan mukus yang
pekat sebagaifaktor penyulit (Estuningtyas, 2008). Ia diberikan secara semprotan
(nebulization) atau obattetes hidung. Asetilsistein menurunkan viskositas sekret paru
pada pasien radang paru. Kerjautama dari asetilsistein adalah melalui pemecahan
ikatan disulfida. Reaksi ini menurunkan

 BROMHEKSIN
Bromheksin merupakan derivat sintetik dari vasicine. Vasicine merupakan suatu
zataktif dari Adhatoda vasica. Obat ini diberikan kepada penderita bronkitis atau
kelainansaluran pernafasan yang lain. Obat ini juga digunakan di unit gawat darurat
secara lokal dibronkus untuk memudahkan pengeluaran dahak pasien. Menurut
Estuningtyas (2008) datamengenai efektivitas klinis obat ini sangat terbatas dan
memerlukan penelitian yang lebihmendalam pada masa akan datang. Efek samping
dari obat ini jika diberikan secara oraladalah mual dan peninggian transaminase
serum. Bromheksin hendaklah digunakan denganhati-hati pada pasien tukak
lambung. Dosis oral bagi dewasa seperti yang dianjurkan adalahtiga kali, 4-8 mg
sehari. Obat ini rasanya pahit sekali.
2.5 Contoh Obat dan Cara Pemakaian
a. Phenergen

Phenergen dalam bentuk tablet digunakan untuk perawatan terkait gejala


alergi, kondisi alergi, mabuk, mual, muntah, nyeri setelah operasi dan kondisi
lainnya. Phenergan tablet mengandung komposisi aktif berupa Promethazine
Hydrochloride. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet. Tablet phenergen dapat
dikonsumsi dengan atau tanpa makan terlebih dahulu. Dosis dan frekuensi minum
obat bergantung pada kondisi dan usia pasien.

b. Erlimpex

Erlimpex tergolong obat keras berbetuk tablet kunyah. Obat ini tidak boleh
digunakan pada pasien hipersensitifitas pada Erythromycin dan antibiotika
makrolidum lainnya. Erphatrocin atau Erlimpex (Erythromycin ) dikontraindikasikan
untuk pasien dengan fungsi hati yang rusak.

Dosis pemberian Erphatrocin atau Erlimpex (Erythromycin ) dibedakan


berdasarkan usia, sebagai berikut :

 Dewasa dan anak di atas 8 tahun :


250-500 mg tiap 6 jam atau 0,5-1 g tiap 12 jam; pada infeksi berat dapat
dinaikkan sampai 4 g/hari.

 Anak :
1. < 2 tahun, 125 mg tiap 6 jam
2. 2-8 tahun 250 mg tiap 6 jam. Untuk infeksi berat dosis dapat digandakan.

Pemberian obat dapat dilakukan melalui infus intravena apabila infeksi yang
diderita tergolong berat, pada usia dewasa dan anak, 50 mg/kg bb/hari secara infus
kontinu atau dosis terbagi tiap 6 jam. Sedangkan untuk infeksi ringan 25 mg/kg
bb/hari dapat dilakukan bila pemberian per oral tidak memungkinkan.

c. Comtusi

Cotumsi merupakan obat bentuk syrup yang diproduksi oleh PT. Combiphar,
tergolong obat keras sehingga penggunaannya harus dengan resep dokter. Adapun
dosis yang umum digunakan untuk mengatasi batuk berdahak akibat alergi, sebagai
berikut :

 Dosis dewasa: 10 ml 4 kali sehari.


 Dosis anak-anak, dibedakan berdasarkan berat badan :
1. Berat badan 30 - 40 kg : 3 - 4 kali sehari 10 ml
2. Berat badan 20 - 30 kg : 2 - 3 kali sehari 10 ml
3. Berat badan 10 - 20 kg : 2 - 3 kali sehari 5 ml.

Dimana dalam tiap sendok takarnya (5 ml) mengandung Oxememazine:1,65


mg. dan Guafenesin: 33,3 mg.

d. Oxoril

Oxoril tergolong obat keras berbentuk syrup. Digunakan untuk mengatasi


batuk kering disertai alergi. Karena tergolong obat keras maka pembelian dan
penggunaannya harus dengan resep dokter. Penggunaan obatnya dibedakan
berdasarkan usia dan berat badan, diantaranya :

 Dewasa dan anak usia dengan berat badan > 40 kg (umur lebih dari 12 tahun)
adalah sebanyak 10 mL (sendok takar) yang diminum 4 kali sehari.
 Anak usia 10-12 tahun (30-40 kg) adalah sebanyak 10 mL (2 sendok takar) yang
diminum 3-4 kali sehari.
 Anak usia 6-10 tahun (20-30 kg) adalah sebanyak 10 mL (2 sendok takar) yang
diminum 2-3 kali sehari.
 Anak usia 2-6 tahun (10-20 kg) adalah sebanyak 5 ml (1 sendok takar) yang
diminum 3 kali sehari.

e. Toplexil

Merupakan obat golongan keras dimana penggunaan dan pembeliannya harus


dengan resep dokter. Obat ini digunakan untuk mengobati batuk berdahak yang
disertai alergi selain itu juga digunakan sebagai obat untuk melegakan tenggorokan.
Obat Toplexil berbetuk syrup dengan dosis atau cara pemakaian sebagai berikut :

 Dewasa : 4 kali sehari 10 mL.


 Anak usia 10-12 tahun : 3-4 kali sehari 10 mL
 Anak usia 6-10 tahun : 2-3 kali sehari 10 mL
 Anak usia 2-6 tahun : 2-3 kali sehari 5 mL

f. Benadryl

Benadryl adalah obat bebas terbatas yang dapat diperoleh tanpa resep dokter
dan tersedia dalam bentuk sediaan tablet,kapsul berisi cairan dan sirup. Setiap tablet
dan kapsul Benadryl mengandung 25 mg Diphenhydramine sedangkan 1 sendok teh
Bendaryl sirup (5 mL) mengandung 12,5 mg Diphenhydramine. Kapsul Benadryl
harus ditelan utuh dan penakaran Benadryl sirup harus menggunakan gelas takar
yang tersedia dalam kemasan. Umumnya dosis pemberian Benadryl adalah sebagai
berikut:

 Untuk orang dewasa dan anak berusia di atas 12 tahun dianjurkan 1-2 tablet atau
kapsul setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan
 Untuk anak usia 6-11 tahun dianjurkan 1 tablet atau kapsul ataupun 1-2 sendok
teh sirup Benadryl setiap 4-6 jam sesuai kebutuhan
 Pemberian Benadryl pada ank berusia kurang dari 6 tahun memerlukan
konsultasi dengan dokter.

Benadryl tidak dianjurkan untuk diminum lebih dari 6 dosis dalam sehari.
Dosis yang terlewati dapat segera diminum ketika teringat dan tidak disarankan
untuk minum 2 dosis bersamaan ketika terlupakan.

g. Recodryl

Recodryl termasuk ke dalam golongan obat keras. Recodryl merupakan


sediaan obat dalam bentuk cairan injeksi yang digunakan untuk mengatasi kondisi
alergi, mual, muntah mabuk dan pencegahan terjadinya mabuk. Karena recodryl
termasuk ke dalam golongan obat keras, maka penggunaanya harus sesuai dengan
resep dokter. Dapat digunakan dalam kondisi sebagai berikut :

 Kondisi alergi, Pengobatan dan pencegahan penyakit mabuk :

a. Dewasa :
Karena 1% atau 5% soln: 10-50 mg dengan injeksi intramuscular atau
intravena dalam, hingga 100 mg dapat digunakan jika diperlukan. Maksimal:
400 mg setiap hari.
b. Anak :
5 mg / kg setiap hari dalam 4 dosis terbagi dengan injeksi intramuscular atau
intravena dalam. Maksimal: 300 mg setiap hari.

 Penyakit Parkinson
a. Dewasa :
Karena 1% atau 5% soln: 10-50 mg dengan injeksi intramuscular atau
intravena dalam, hingga 100 mg dapat digunakan jika diperlukan. Maksimal:
400 mg setiap hari.

h. Bisolvon

Bisolvon adalah obat yang dijual bebas (OTC) yang digunakan untuk
mengobati penyumbatan saluran pernapasan akibat lendir dan batuk. Bisolvon
termasuk kedalam obat-obatan yang disebut mukolitik, yang bekerja dengan cara
mengencerkan dahak sehingga lebih mudah untuk dikeluarkan saat batuk. Bisolvon
dapat diminum setelah makan.

Kandungan Bromhexine dalam formulasi Bisolvon berbeda-beda tergantung


sediaannya. Tersedia sirup dengan dosis tinggi dan rendah 8mg / 5ml, 4 mg / ml,
tablet dan tablet pelarutan cepat (keduanya mengandung 8 mg bromhexine) dan
larutan untuk penggunaan oral 10 mg / 5 ml), disesuaikan dengan kebutuhan
pasien. Penggunaannya bervariasi sesuai dengan usia, Biasanya obat ini digunakan 3
kali sehari dan diminum setelah makan untuk mengurangi tukak lambung Tetapi
karena Bisolvon adalah obat OTC yang dapat didapatkan secara bebas dipasaran,
maka untuk penggunaannya Anda dapat melihatnya pada tiap-tiap kemasan.

Dosis Bisolvon pada masing-masing varian:


i. Fluimucil

Fluimucil tersedia dalam bentuk sediaan intravena, oral (misalnya tablet),


atau nebulasi/inhalasi. Fluimucil dalam bentuk kapsul sebaiknya dikonsumsi setelah
makan, dengan air putih secukupnya. Untuk effervescent tablet, larutkan 1 tablet
dalam segelas air putih kurang lebih 240 ml.

Obat Fluimucil yang mengandung N-acetylcysteine dan berperan sebagai


agen mukolitik ini harus dibantu dengan asupan cairan yang cukup. Usahakan Anda
mendapatkan asupan cairan yang cukup selama mengonsumsi obat ini. Lama
penggunaan tergantung pada jenis dan keparahan penyakit, dan harus ditetapkan oleh
dokter. Obat ini biasa digunakan dalam pengobatan dalam jangka waktu 5-10
hari.Pada pengobatan bronkhitis kronik dan mukovisidosis, harus digunakan dalam
jangka waktu yang lama. Tujuannya untuk mencegah potensi infeksi.

Fluimucil (Acetylcysteine) diberikan dengan dosis sebagai berikut :

 Fluimucil Capsul :
1. Dewasa dan anak usia > 14 tahun : 2-3 x sehari 1 casul.
2. Anak usia 6-14 tahun : 2 x sehari 1 capsul.
3. Mucoviscidosis anak berusia 6 tahun : 2 x sehari 1 capsul.
 Fluimucil Effervescent tablet:
1. 1 tablet/hari (sebaiknya di malam hari).
 Fluimucil Granule :
1. Dewasa : 2-3 x sehari 200 mg.
2. Anak : 2-4 x sehari 100 mg.
 Fluimucil Dry syrup :
1. Dewasa : 2-3 x sehari 10 mL.
2. Anak : 2-4 x sehari 5 mL
 Fluimucil nebulize:
1. 1 amp 1-2 kali sehari.

Note :

 Durasi terapi 5-10 hari.


 Fluimucil diminum bersama makanan
 Larutkan 1 effervescent tablet dalam segelas air (± 200 mL). Obat diminum
setelah makan malam.

j. Hexon

merupakan obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter atau tergolong obat
bebas. Berbentuk tablet dan syrup. Cara penggunaan atau dosis obat Hexon
didasarkan pada usia, diantaranya :
 Dewasa dan anak usia > 12 tahun : 3 x sehari 8 mg.
 Anak usia 6-11 tahun : 3 x sehari 4 mg
 Anak usia 2-5 tahun : 2 x sehari 4 mg

k. Pectocil

Pectocil merupakan obat yang hanya bisa diperoleh dengan menggunakan


resep dokter. Obat ini berbentuk tablet. Cara penggunaan atau dosis obat pectocil
didasarkan pada usia, diantaranya :

 Dewasa dan anak usia > 14 tahun :2- 3 x sehari 1 capsul.


 Anak usia 6-14 tahun : 2 x sehari 1 capsul
 Mucoviscidosis anak usia 6 tahun : 3 x sehari 1 capsul

Pectocil dapat digunakan untuk terapi dengan durasi terapi 5-10 hari, obat
pectocil dapat diminum bersama makanan.

l. Euphyril

Merupakan jenis atau golongan obat keras yang dalam menggunakan dan
mendapatkannya perlu menggunakan resep dokter. Obat ini berbetuk tablet dan
kaplet, memiliki kegunaan untuk meringankan dan mengatasi serangan asma
bronkial. Dosis obat dibagi menjadi 2 macam, yaitu :

 Dewasa : 2 x 2 tablet/hari
 Anak-anak (usia 6-12 tahun) : 2 x 1 tablet/hari atau sesuai anjuran dokter.

Selain itu juga terdapat aturan pemakaian atau dosis ditinjau dari berat
tidaknya penyakit yang di derita, yaitu :

 Bronkospasme akut:
1. Dewasa : Pasien yang tidak minum theophilin atau obat xanthine lainnya: Dosis
pemuatan : 5 mg / kg.
2. Anak : ≥1 tahun Sama dengan dosis orang dewasa.
3. Lansia : Dosis yang lebih rendah harus digunakan.

 Bronkospasme kronis:
1. Dewasa : 300-1.000 mg dalam dosis terbagi 6-8 jam.
2. Anak : Anak 6-12 tahun 20-35 kg: 120-250 mg, 2 kali sehari.
3. Anak > 12 tahun : 2 kali sehari 250-500 mg.
4. Lansia : Dosis yang lebih rendah harus digunakan.

m. Theobron

Merupakan obat yang termasuk golongan bebas terbatas, tersedia dalam


bentuk kapsul dan sirup. Obat theobron digunakan untuk membantu mengobati
penyakit paru-paru seperti asma bronkial dan kondisi bronkospastik lainnya. selain
tergolong obat bebas terbatas, theobron juga tergolong obat keras dimana pembelian
dan penggunaannya harus dengan menggunakan resep dokter. Cara pemakaian atau
dosisnya tergantung berat tidaknya penyakit sehingga harus melalui konsultasi dan
resep dokter. Cara pemakaian atau dosis obat tersebut dibagi berdasarkan bentuk
sediaan obat, diantaranya :

 Theobron kapsul :
1. Dewasa : 1 kapsul, diminum 3 x sehari
 Theobron sirup :
1. Dewasa dan anak > 13 tahun : 3-6 sendok teh, diminum 3 x sehari
2. Anak usia 7-12 tahun : 2 sendok teh, diminum 3 x sehari
3. Anak usia 1-6 tahun : 1 sendok teh, diminum 3 x sehari

n. Neosma

Merupakan golongan obat keras yang artinya hanya dapat digunakan dan
dibeli hanya dengan resep dokter, obat neosma berbentuk sirup dan kaplet. Dengan
dosis sesuai dengan usia dan bentuk sediaan. Untuk tablet dosisnya sebagai berikut :

 Dewasa : 1-2 kaplet 2-3 x sehari


 Anak usia 12-15 tahun : 1 kaplet 2-3 x sehari, tidak boleh lebih dari 7,5 mg per
harinya

Sedangkan untuk sediaan sirup, dosis pemakaiannya atau cara pemakaiannya


dibedakan menjadi 2, yaitu :
 Dewasa : 5-10 ml, 2-3 x sehari
 Anak usia 12-15 tahun : 5 ml, 2-3 x sehari

o. Codipront

Obat ini digunakan untuk mengobati simtomatik batuk kering yang


disebabkan oleh alergi atau infeksi. Obat ini hanya dapat dibeli dengan resep dokter
karena mengandung kodein yang dapat menimbulkan efek ketagihan. Pada apotek
obat ini tersedia dalam bentuk sediaan kapsul dan sirup. Adapun dosis yang sering
direkomendasikan adalah:

 Dosis Codipront Kapsul


1. Untuk dewasa dan anak-anak di atas 14 tahun: 1 kapsul, 2 x sehari,, pagi dan
sore.
 Dosis Codipront Syrup
1. Untuk dewasa dan anak-anak di atas 14 tahun: 3 sendok takar (15 ml), 2
x sehari, pagi dan sore.
2. Untuk anak usia 6–14 tahun: 2 sendok takar (10 ml), 2 x sehari, pagi dan
sore.
3. Untuk anak usia 4–6 tahun: 1 sendok takar (5 ml), 2 x sehari, pagi dan sore.
4. Untuk anak-anak usia 2–4 tahun: ½ sendok takar (2,5 ml), 2 x sehari, pagi
dan sore.

Cara Pemakaian:

 Sebaiknya dikonsumsi bersama makanan


 Telan kapsul utuh-utuh, jangan dikunyah/dihancurkan.
 Sebaiknya obat diminum sebelum tidur.
 Guna mendapatkan efek optimal, upayakan untuk menggunakannya pada jam
yang sama setiap harinya.

p. Dextromethorphan

Merupakan golongan obat antitusif atau penekan batuk yang termasuk dalam
kategori obat bebas. Obat ini terseda dalam beberapa bentuk sediaan obat
diantaranya sirup dan permen. Karena dosis tiap individu berbeda berikut adalah
dosis yang biasa diberikan kepada tiap individu, yaitu :

 Oral
1. Dewasa: dosis umum: 10-20 mg per 4 jam, atau 30 mg per 6-8 jam. Sediaan
lepas lambat: 60 mg 12 jam. Maks: 120 mg setiap hari. Lozenges: Mengisap
tidak dianjurkan lebih dari 10 lozenges setiap hari.
2. Anak: dosis umum: 4-6 tahun 2,5-5 mg per 4 jam, atau 7,5 mg per 6-8 jam. Max:
30 mg setiap hari, umur lebih dari 6-12 tahun 5-10 mg per 4 jam, atau 15 mg per
6-8 jam. Maks: 60 mg setiap hari, umur lebih dari 12 tahun Sama dengan dosis
dewasa. Sediaan lepas lambat: 4-6 thn 15 mg per 12 jam. Max: 30 mg setiap hari,
umur lebih dari 6-12 thn 30 mg per 12 jam. Maks: 60 mg setiap hari, umur lebih
dari 12 tahun Sama dengan dosis dewasa. Lozenges (permen): 6-12 tahun
Mengisap tidak dianjurkan lebih dari 2 lozenges dalam 4 jam, Max: 7 lozenges
setiap hari, umur lebih dari 12 tahun Sama dengan dosis dewasa.

q. Asmasolon

Asmasolon digunakan untuk mengobati Asma bronkial, bronkitis asmatis,


bronkitis kronis dengan emfisema, bronkospasme emfisematus, asma krn rinitis
alergi. Pemberian obat dapat dilakukan bersama atau tanpa makanan : Dpt diberikan
bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada GI. Dosis
pemakaiannya atau cara pemakaiannya adalah untuk dewasa 1-2 tablet 3-4 x per hari,
sedangkan untuk anak-anak setengah atau 1 tablet sebanyak 2 x dalam sehari.
r. Clarinase

Clarinase Tablet adalah obat yang digunakan untuk mengobati gejala-gejala


yang berhubungan dengan rhinitis alergi dan common cold, seperti hidung
tersumbat, bersin, atau pruritus. Penggunaan dan pembelian obat ini harus dengan
menggunakan resep dokter. Clarinase Tablet diberikan dengan dosis sebagai berikut :

 Dosis dewasa dan anak usia ≥12 : 1 tablet 2 x sehari.

Selain itu terdapat pula dosis yang ditentukan untuk penyakit Rinitis alergi,
cold dan flu.

 Dewasa :
1. Sebagai extended release tablet yang mengandung lorantadine 5 mg dan
Pseudoephedrine sulfate 120 mg: 1 tablet 2 x sehari.
2. Sebagai extended release tablet yang mengandung loratadine 10 mg dan
Pseudoephedrine sulfate 120 mg: 1 tablet 1 x sehari.
 Anak usia 6-12 tahun (berat badan ≤30 kg) :
1. Sebagai sirup yang mengandung loratadine 5 mg dan Pseudoephedrine 60 mg
(per 5 mL): 2,5 mL 2 x sehari.
 Anak usia 6-12 tahun (berat badan > 30 kg) : 5 mL 2 x sehari.
Daftar Pustaka

 Amrudly dly, Mukolitik, Ekspetorant dan Antitusif. Medan 2019 diakses dari
https://www.academia.edu/24421925/mukolitik_ekspektorant_dan_antitusif
 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pharmaceutical Care Untuk Infeksi
Penyakit Saluran Pernafasan. Jakarta; 2005.

 Ganong, William F., editor bahasa Indonesia: M Djauhari Widjajakusumah. Buku


Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi 17. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 1999. hal. 669
– 724

Anda mungkin juga menyukai