BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
BAB II
batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna
terhadap aktifitas sel (Wahit Iqbal Mubarak, 2007). Oksigen adalah salah satu
komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untukmempertahankan
kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh
dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas (Wartonah Tarwanto,
2006).
1. Faktor predisposisi
2. Faktor presipitasi
5) Stress, stress/ gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu
juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma
5
7) Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat,sebagian besar penderita asma akan
mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau olah raga yang berat.
Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena
aktifitas biasanya terjadi segera setelah selesai aktifitas tersebut.
2.3.5 Dispnea.
2.3.8 Takhipnea.
2.4.2.2 Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan
interstisial. Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses
penebalan.
2.4.2.3 Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi sebagaimana
O² dari alveoli masuk kedalam darah secara berdifusi karena tekanan O² dalam
rongga alveoli lebih tinggi dari pada tekanan O² dalam darah vena vulmonalis.
2.4.2.4 Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus dan mengikat HB.
2.6.7 Biot’s Nafas dangkal, mungkin dijumpai pada orang sehat dan pasien dengan
gangguan sistem saraf pusat.
2.6.8 Penurunan kesadaran.
2.6.9 Disorientasi
2.7.1 Pemantauan Hemodinamika.
2.7.2 Pengobatan bronkodilator.
2.7.5 Fisoterapi dada.
Personal Hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya
perorangan dan hygiene berarti sehat. Jadi personal hygiene merupakan suatu
tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk
kesejahteraan fisik dan psikis. Perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar
manusia dalam memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupannya,
kesehatan, kesejahteraan, sesuai dengan kondisi kesehatan, pasien dinyatakan
9
koordinasi dan keseimbangan). Kaji juga faktor risiko yang berhubungan dengan
alat bantu).
berespon terhadap suatu ransangan. Aman adalah keadaan bebas dari cedera fisik
bebas dari kecelakaan baik pasien, perawat atau petugas lainnya yang bekerja
Fisiologi sistem/fungsi normal sistem rasa aman dan nyaman Pada saat
thalamus, sistem saraf otonom menjadi terstimulasi sebagai bagian dari respon
12
stress. Stimulasi pada cabang simpatis pada sistem saraf otonom menghasilkan
respon fisiologi
a) Keamanan adalah kondisi bebas dari cedera fisik dan psikologis atau bisa juga
keadaan aman dan tentram yang merupakan salah satu kebutuhan dasar
yang aman merupakan hal yang penting untuk kelangsungan hidup pasien.
b) Keselamatan adalah suatu keadaan seseorang atau lebih yang terhindar dari
keselamatan dilakukan untuk menjaga tubuh bebas dari kecelakaan baik pada
2.13.2 Etiologi
1. Gangguan kognitif
2. Penurunan motivasi
3. Kendala lingkungan ( ketidak sediaan sarana dan prasarana )
4. Ketidaknyamanan ( perubahan rasa pada kondisi yang baru )
5. Keletihan ( ketidakmampuan untuk bergerak )
6. Nyeri
7. Pos operasi
3. Sosial
a. Interaksi kurang
b. Kegiatan kurang
c. Tidak mampu berperilaku sesuai norma, missal : cara makan berantakan,
buang air besar/kecil sembarangan, tidak dapat mandi/siakt gigi, tidak dapat
berpakaian sendiri
1. Kulit
Kulit merupakan pembungkus elastis yang melindungi tubuh dari
pengaruh lingkungan, baik itu cuaca, polusi, temperatur udara dan sinar matahari.
Kulit terbagi menjadi 3 lapisan utama, yaitu epidermis yang tersusun dari
stratum korneurn, stratum lusidurn, stratum granulosus, stratum germinativum,
dan stratumbasle.Dermis yang terdiri dari kelenjar keringat, Kelenjar minyak,
rambut, Jaringan lemak,ujung saraf dan kapiler darah. Pada kulit terdapat ujung-uj
ung syaraf yang berfungsisebagai reseptor yaitu:
a. RasaDingin : Organ dari krause
b. Rasa Panas : Organ dari ruffini
c. Rasa Raba : Benda-benda dari meissners
d. Rasa Tekan : Benda-benda dari pacini
e. Rasa Nyeri : Ujung saraf bebas
Fungsi Kulit yaitu:
a. Melindungi tubuh
b. Pengaturan suhu tubuh
c. Indera peraba
d. Sebagai alat ekresi
14
e. Pengatur keseimbangan
Masalah-masalah pada kulit
a. Kulit Kering
b. Acne
c. Hirsutism (Pertumbuhan rambut yang abnormal)
d. Luka lecet
e. Skin rushes
2. Mata
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan
mata yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan
sekitarnya terang atau gelap. Mata yang lebih komplek dipergunakan untuk
memberikan pengertian visual. Mata memiliki berbagai organ seperti
a Superior rectusmuscle adalah otot mata bagian atas yang berfungsi
menggerakan mata kita keatas.
b Sclera adalah bagian pelindung mata yang berwarna putih di bagian luar
bola mata.
c Iris adalah pigmen yang kita bisa melihat warna cokelat atau hitam atau
warna biru jika orang Eropa.
d Lens adalah media refraksi untuk bisa kita melihat.
e Kornea adalah bagian paling depan dari fungsi melihat kita. Kornea tidak
ada pembuluh darah dan mempunyai kekuatan yang besar untuk membiaskan
sinar yang masuk ke mata.
k Retina adalah lapisan yang akan menerima sinar yang di terima oleh mata
kita.
l Foveacentralis adalah daerah di retina yang paling tinggi resolusinya untuk
mendapatkan sinar yang masuk ke mata.
m Opticnerve adalah saraf mata yang menghantarkan sinar ke otak untuk di
terjemahkan sebagai penglihatan yang kita lihat saat ini.
3. Telinga
Telinga merupakan sebuah organ yang mampu mendeteksi aau mengenal
suara dan juga banyak berperan dalam keseimbangan dan posisi tubuh. Telinga
terdiri atas 3 bagian, yaitu
a TelingaLuar
1) Daun telinga (pinna), dan
2) Liang telinga (meatusauditoriuseksternus).
b. Telinga Tengah
1) Tulang landasan (incus),
2) Gendang telinga (membran timpani),
3) Malleus (tulang martil),
4) Tulang sanggurdi (stapes), dan
5) Saluran eustachius.
c. Telinga Dalam
1) Skala timpani,
2) Tingkap oval,
3) Tingkap bulat,
4) Rumah siput (koklea), dan
5) Labirin osea.
3. Hidung
16
Hidung merupakan salah satu dari panca indra yang berfungsi sebagai
indra pembau. Indra pembau berupa komoreseptor yang terdapat di permukaan
dalam hidung, yaitu pada lapisan lendir bagian atas.
1. Fungsi Hidung:
a. Menghangatkan udara
b. Sebagai penyaring udara yang masuk
c. Sebagai saluran udara pernapasan
d. Membunuh kuman-kuman oleh leukosit yang terdapat pada selaput lendir
5. Genetalia
17
1.Pria
Alat reproduksi pada pria terdiri atas sepasang testis, saluran kelamin,
kelenjar tambahan dan penis. Testis : kelenjar kelamin yang berfungsi sebagai
penghasil sperma dan hormon testosteron.
a. Saluran kelamin
1) Vasaeferentia merupakan bagian yang berfungsi menampung sperma untuk
disalurkan ke epidermis berjumlah antara 10 – 20 buah.
2) Epididimis merupakan saluran berkelok kelok dengan panjang antara 5-6
meter. Saluran ini berfungsi menyimpan sperma untuk sementara (minimal selama
3 minggu).
3) Vas diferens merupakan saluran lurus dengan panjang sekitar 40 cm.
Saluran ini berfungsi menghubungan epididimis dengan uretra pada penis dan
bagian ujungnya terdapat saluran ejakulasi.
b. Kelenjar tambahan
1) Vesika seminaris merupakan kantong semen (mani) yang dindingnya
menyekresi cairan lendir yang banyak mengandung fruktosa, sedikit asam
askorbat dan asam amino.
2) Kelenjar prostat merupakan bagian berbentuk bulat yang mengelilingi
bagian pangkal saluran uretra.
3) Kelenjar cowperi (bulboeretralis) merupakan kelenjar berukuran sebesar
butir kacang yang terletak di bagian proksimal atau pangkal uretra.
18
2. Wanita
Alat reproduksi pada wanita terdiri atas sepasang ovarium (indung telur)
yang terletak pada rongga perut, saluran telur (oviduk / tuba falopi), uterus atau
rahim, vagina dan organ kelamin bagian luar.
a. Organ kelamin luar
1) Kelentit ( klitoris ) struktur yang homolog dengan penis,
2) Moonpubis merupakan bagian yang ditumbuhi rambut,
3) Vulva yang terdiri dari labiamayora (bibir besar) dan labia minor (bibir
kecil),
4) Uretra merupakan saluran kemih,
5) Lubang vagina merupakan ujung keluar vagina, dan
6) Fundus merupakan bagian lipatan paha.
2.13.5 Patofisiologi
apakah ada perubahan bentuk atau fungsi dari bagian tubuh pasien yang dapat
2.13.8 Penatalaksanaan
19
3.1 Pengkajian :
3.1.1. Riwayat Keperawatan
a. apakah sering mengalami ISPA, alergi, batuk, asma, TBC, dan lain-lain ?
3.1.3. Riwayat kardiovaskuler
Pernah mengalami penyakit jantung (gagal jantung, gagal ventrikel kanan,dll) atau
peredaran darah.
3.1.4. Gaya hidup
3.4 Intervensi
Respiratory monitoring
Activity tolerance
Activity therapy
Anxienty control
Anxiety reduction
b. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur tindakan.
c. Pahami perspektif pasien terhadap situasi stress keamanan dan mengurangi rasa
takut.
3.1 Pengkajian
BAB 4
ASUHAN KEPERAWATAN
29
30
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien (Nn. T)
: Tinggal serumah
: Meninggal
: Garis keturunan
tempat pasien mengetahui bahwa sedang berada di rumah sakit. Insight baik,
mekanisme pertahanan diri adaptif.
3.1.3.3 Tanda-tanda Vital :
Pada saat pengkajian tanda–tanda vital, tekanan darah 120/90 mmHg,
Nadi 80x/menit, pernapasan 30 x/menit dan suhu 36,5 0C.
3.1.3.4 Pernapasan (Breathing)
Bentuk dada simetris, kebiasaan merokok tidak ada, tidak nyeri dada, type
pernafasan dada dan perut, irama pernafasan teratur, suara nafas tambahan tidak
ada dan pernapasan 30 x/menit dan Spo2 98%, irama pernafasan vesikuler.
3.1.3.5 Cardiovasculer (Bleeding)
Pasien tidak merasa pusing, tidak ada nyeri dada, pasien tidak ada merasa
kepala sakit dan tidak ada pembengkakan pada ekstrimitas. Pasien tidak
mengalami clubing finger ataupun kram pada kaki dan tidak terlihat pucat,
capillary refill < 2 detik, tidak terdapat oedema ada asites, ictus cordis tidak
terlihat, tidak terjadi peningkatan vena jugularis dan suara jantung normal.
3.1.3.6 Persyarafan (Brain)
Nilai GCS E: 4 (dengan spontan membuka mata), V: 5 (orientasi baik),
M 6 (bergerak sesuai perintah) dan total Nilai GCS: 15 (Comphos Mentis),
kesadaran Nn. T comphosmentis, pupil Nn. T isokor tidak ada kelainan, reflex
cahaya kanan dan kiri positif.
Uji Syaraf Kranial :
Penilaian fungsi saraf kranial: syaraf kranial I (olfaktoris): pada
pemeriksaan ini menggunakan kopi, Pasien dapat mencium bau kopi. Syaraf
kranial II (optikus): Pasien mampu melihat orang-orang disekitarnya dengan baik.
Syaraf Kranial III (okulomotorius): Pasien mampu membuka mata dan menutup
mata. Syaraf kranial IV (trochlear): pasien mampu menggerakaan bola mata
dengan baik. Syaraf kranial V (trigeminus): pasien dapat merasakan sentuhan.
Syaraf VI (abdusen): pasien mampu melihat ke segala arah. Syaraf kranial VII
(fasialis): pasien mampu menggerutkan dahi. Syaraf kranial VIII
(vestibulokokhlearis): pasien mampu mendengar dengan baik. Syaraf kranial IX
(glosofaringeus):reflek menelan pasien menurun. Syaraf kranial X (vagus): fungsi
menelan menurun. Syaraf kranial XI (assesorius): pasien mampu menggerakan
32
kepala dan bahu. Syaraf kranial XII (hipoglosus): pasien mampu menggerakkan
lidahnya dengan baik.
Uji Koordinasi: Ekstrimitas atas jari ke jari positif, jari ke hidung positif. Uji
kestabilan tubuh Nn. T Refleks kanan dan kiri positif tidak ada yang mengalami
kekakuan, uji sensasi Nn. T tidak di kaji.
3.1.3.7 Eliminasi Uri (Bladder) :
Pada pemeriksaan sistem eliminasi urin (bladder) ditemukan hasil yaitu,
produksi urine dengan output urine ± 5x/hari, sekitar 1500 cc/ 24 jam warna urine
kuning jernih dan bau khas (amoniak).
3.1.3.8 Eliminasi Alvi (Bowel) :
Pada pemeriksaan eliminasi alvi (bowel) ditemukan hasil yaitu, bibir
lembab, gigi tidak lengkap dan tidak terdapat caries, tidak ada peradangan dan
kemerahan pada gusi, tidak ada peradangan dan lesi pada lidah, mukosa bibir
lembab, tidak ada peradangan pada tonsil, tidak terdapat benjolan pada rektum,
tidak terdapat hemoroid, belum BAB selama 1 hari setelah operasi bising usus
menurun (10X/m), urine 500 ml 1x12 jam, warna kuning teh, bau amoniak.
Keluhan lainnya pasien merasa kurang nyaman memakai kateter. Masalah
keperawatan: Gangguan eliminasi urine.
3.1.3.9 Tulang - Otot – Integumen (Bone):
Pada pemeriksaan tulang, otot, dan integumen (bone) ditemukan hasil yaitu,
kemampuan pergerakan sendi bebas, tidak ada parises, tidak ada nyeri, tidak ada
kakuan, serta ukuran otot simetris, tulang belakang normal dan uji kekuatan otot
ekstremitas atas 5555 5555 dan ekstremitas bawah 5555 5555 , tidak ada
deformitas, tidak ada peradangan, ada perlukaan pada perut kanan bawah dan
tidak ada patah tulang.
Masalah Keperawatan: tidak ada
3.1.3.10.Kulit-Kulit Rambut
Riwayat alergi pasien tidak ada mengalami alergi obat, alergi makanan.
Suhu kulit Nn. T hangat, warna kulit normal tidak ada kelainan, turgor kulit
cukup,tekstur tidak kasar, jaringan parut tidak ada, tekstur rambut lurus,
33
distribusi rambut merata, bentuk kuku simetris tidak ada kelainan tidak ada
masalah keperawatan.
3.1.3.11.Sistem Penginderaan :
1. Mata/Penglihatan
Fungsi penglihatan Nn. T berkurang, gerakan bola mata normal, skera
normal/putih, konjungtiva merah muda, kornea bening, tidak ada keluhan dan
nyeri yang di rasakan pasien, pasien juga tidak menggunakan alat bantu atau
kacamata.
2. Telinga / Pendengaran:
Fungsi pendengaran Nn. T baik
3. Hidung/penciuman
Fungsi penciuman pasien baik, hidung simetris tidak ada peradangan
maupun kelainanan yang di alami pasien.
3.1.3.12.Leher Dan Kelenjar Limfe
Massa tidak ada, jaringan parut tidak ada, kelenjar limfe tidak teraba,
kelenjar tyroid tidak teraba, mobilitas leher bergerak bebas tidak terbatas.
3.1.3.13. Sistem Reproduksi
Reproduksi tidak ada mengalami kemerahan, ada gatal-gatal, ada gangguan
pada uretra, glan penis tampak kotor, kebersihan kurang, Masalah Keperawatan:
Pasien merasa kurang nyaman pada area kemaluan dan gatal-gatal.
3.1.4. POLA FUNGSI KESEHATAN
3.1.4.1.Persepsi Terhadap Kesehatan dan Penyakit:
Pasien mengatakan apakah penyakitnya akan segera sembuh dan pasien
ingin cepat sembuh.
3.1.4.2.Nutrisida Metabolisme
Tinggi badan 152 cm, berat badan sebelum sakit 45 kg, berat badan saat
sakit 45 kg. Diet TKTP, tidak ada Mual, tidak ada kesukaran menelan. Keluhan
lainnnya: Tidak ada
34
3.1.5.3. Hubungan dengan keluarga, Baik, dilihat dari perhatian keluarga dengan
pasien
3.1.5.4. Hubungan dengan teman/petugas kesehatan/orang lain, Pasien dapat
berinteraksi dengan baik dan bekerja sama pada orang lain, baik itu dengan
lingkungan sekitar maupun dengan perawat dan dokter.
3.1.5.5. Orang berarti/terdekat, keluarga
3.1.5.6. Kebiasaan menggunakan waktu luang, sekolah
3.1.5.7. Kegiatan beribadah, Pasien berdoa di tempat tidur
Mahasiswa
( Dody Hartawan )
37
PRIORITAS MASALAH
1. Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan peningkatan
Fermeabilitas paru ditandai dengan pasien mengeluh sesak nafas
2. Defisit Keperawatan diri berhubungan dengan status kesehatan yang
menurun ditandai dengan pasien tidak mampu melakukan personal
hygiene secara mandiri
38
38
39
39
40
P: Lanjutkan intervensi
40
41
41
42
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pembahasan yag diuraikan dalam bab 4 maka di tarik beberapa kesimpulan yaitu :
5.1.1 Proses Keperawatan
1) Pada pengkajian data yang dilakukan pada kasus Nn. T terdapat tanda dan gejala dan
pasien mengalami gangguan kebutuhan Oksigenasi.
a. Diagnosa keperawatan yang timbul pada kasus Nn. T semuanya berjumlah 2
(dua) diagnosa yaitu : Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan
peningkatan Fermeabilitas paru ditandai dengan pasien mengeluh sesak nafas
b. Defisit Keperawatan diri berhubungan dengan status kesehatan yang menurun
ditandai dengan pasien tidak mampu melakukan personal hygiene secara
mandiri .
2) Perencanaan Keperawatan dirancang berdasarkan kebutuhan aktual dengan rasional
tindakan yang mendasarinya, semua disusun bedasarkan perbandingan teori dengan
kondisi yang di alami pasien dengan masalah Ketidak efektifan pola nafas. Fokus utama
dalam kasus ini adalah penanganan pemenuhan kebutuhan dasar Oksigenasi, dan
diagnosa yang lainnya di urutkan berdasarkan prioritas.
3) Tindakan keperawatan pada Nn. T mengikuti perencanaan yang telah disusun
sebelumnya.
4) Evaluasi menunjukkan efektifitas sebagian tindakan yang dilakukan pada Nn. T terlihat
adanya perbaikan yang positif selama perawatan yang dilaksanakan.
42
43
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan adalah :
1) Bagi tenaga keperawatan :
Menumbuhkan kesadaran diri akan pentingnya mengembangkan pengetahuan secara
individu oleh perawat.
2) Bagi institusi Rumah Sakit
Pengembangan sarana dan pra sarana kesehatan dan standart acuan dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan Gangguan kebutuhan Dasar Oksigenasi.
3) Bagi institusi Pendidikan
Lebih memaksimalkan metode pembelajarn yang membina respon kritis mahasiswa
dalam menetapkan masalah keperawatan yang sering ditemui dilahan praktek, sehingga
kemampuan analisa mahasiswa lebih baik.
4) Bagi perkembangan IPTEK
Studi kasus ini dapat mendorong adanya pengembangan – pengembangan lebih lanjut
terutama penelitian yang berhubungan dengan asuhan keperawatan dengan masalah
Defisit Keperawatan Diri.
43
44
DAFTAR PUSTAKA
44