LANJUTAN
PROGRAM STUDI D3
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIV RIAU
2023
1 Pengertian dan patofisiologi Batuk 3 Mekanisme Batuk
Batuk dapat disebabkan karena dua hal, yaitu penyakit infeksi dan bukan infeksi.
a. Batuk infeksi
Penyebab batuk dari infeksi bisa berupa bakteri atau virus, misalnya tuberkulosa,
influenza, ISPA dan batuk rejan.
Berdasarkan Produktivitas
2 Batuk berdahak/Produktif
disebut juga batuk produktif, adalah batuk yang disertai dengan keluarnya lendir
atau dahak.
2. Klasifikasi Batuk
Batuk kronik
Batuk kronik adalah batuk yang berlangsung lebih dari 3 minggu atau
terjadi dalam 3 episode selama 3 bulan berturut-turut.
Batuk jenis ini biasanya disebabkan oleh bronchitis, asma, dan
tuberkolosis.
3. Mekanisme batuk
Mekanisme batuk dibagi menjadi 4 fase, yaitu:
1.Fase iritasi
2.Fase inspirasi
3.Fase kompresi
4.Fase ekpirasi/ekspulsi
3. Mekanisme batuk
Proses batuk yang terjadi didahului dengan adanya fase iritasi yang merupakan fase
perangsangan reseptor oleh berbagai rangsangan.
Setelah terjadi iritasi akibat rangsangan pada reseptor kemudian terjadi fase inspirasi
maksimal yang diperlukan untuk mendapatkan volume udara sebanyak-banyaknya
sehingga terjadi peningkatan tekanan intratorakal.
Selanjutnya terjadi fase kompresi atau penutupan glotis yang bertujuan mempertahankan
volume paru pada saat tekanan intratorakal besar. Pada fase ini terjadi kontraksi otot
ekspirasi karena pemendekan otot ekspirasi sehingga intraabdomen juga tinggi.
3. Mekanisme batuk
Kemudian glotis akan terbuka yang menyebabkan terjadinya ekspirasi yang cepat,
singkat, dan kuat sehingga terjadi pembersihan bahan-bahan yang tidak diperlukan
seperti mukus dan lain-lain.
Setelah fase tersebut maka otot respiratorik akan relaksasi yang dapat
berlangsung singkat atau lama tergantung dari jenis batuknya. Apabila diperlukan
batuk kembali maka fase relaksasi berlangsung singkat untuk persiapan batuk
(Supriyanto, 2010).
3. Mekanisme batuk
4. Pengobatan batuk
A. Terapi Non Farmakologi
1. Minum banyak cairan (air atau sari buah) akan menolong membersihkan tenggorokan,
jangan minum soda atau kopi.
2. Hentikan kebiasaan merokok
3. Hindari makanan yang merangsang tenggorokan (makanan dingin atau berminyak) dan
udara malam.
4. Madu dapat menolong meringankan iritasi tenggorokan dan dapat membantu mencegah
batuk kalau tenggorokan kering atau pedih.
5. Hirup uap air panas (dari semangkuk air panas) untuk mencairkan sekresi hidung yang
kental supaya mudah dikeluarkan. Dapat juga ditambahkan sesendok teh balsam/minyak
atsiri untuk membuka sumbatan saluran pernapasan.
B. Terapi Farmakologi
Pengobatan Simptomatik
Diberikan baik kepada penderita yang tidak dapat ditentukan
penyebab batuknya maupun kepada penderita yang batuknya merupakan
gangguan, tidak berfungsi baik dan potensial dapat menimbulkan
komplikasi.
1. Acetylcysteine
• Indikasi : Terapi hipersekresi mukus atau mukolitik (pengencer dahak) dan antidot pada pasien yang
overdosis Paracetamol.
• Kontraindikasi : Hipersensitif. Pasien dengan diabetes atau sedang diet rendah kalori.
• Efek samping : pada penggunaan sistemik: menimbulkan reaksi hipersensitif seperti urtikaria dan
bronkospasme (jarang terjadi). Pada penggunaan aerosol, iritasi nasofaringeal dan saluran cerna
seperti pilek (rinore), stomatitis, mual, muntah.
• Dosis: 1 kapsul atau sachet 3 x/hari
Asetillsistein
Mukolitik
2. Ambroksol
• Indikasi : Mengencerkan batuk berdahak.
• Kontraindikasi : Tidak ada kontraindikasi yang pasti, tetapi sebaiknya menjadi perhatian lebih jika pasien
yang mempunyai masalah tukak saluran cerna. Ambroxol mempunyai efek samping yang berkaitan
dengan saluran pencernaan.
• Efek samping : Reaksi intoleran setelah pemberian ambroksol pernah dilaporkan tetapi jarang; efek
samping yang ringan pada saluran cerna pernah dilaporkan pada beberapa pasien; reaksi alergi
(jarang); reaksi alergi yang ditemukan: reaksi pada kulit, pembengkakan wajah, dispnea, demam; tidak
diketahui efeknya terhadap kemampuan mengendarai atau menjalankan mesin.
Ambroksol
Dosis : Dewasa: kapsul lepas lambat 1 kali sehari 75 mg, sesudah makan.
Dewasa dan anak di atas 12 tahun:1 tablet (30 mg) 2-3 kali sehari; Anak 6-12
tahun: 1/2 tablet 2-3 kali sehari.
Sirup tetes (drops): 15 mg/ml drops (1 mL= 20 tetes): Anak s/d 2 tahun: 0,5 mL (10
tetes) 2 kali sehari; Ambroksol drops dapat dicampur bersama dengan sari buah,
susu atau air.
Sirup 15 mg/5 mL (1 sendok takar = 5 mL): Anak usia 6-12 tahun: 2-3 kali sehari 1
sendok takar; 2-6 tahun: 3 kali sehari 1/2 sendok takar; di bawah 2 tahun: 2 kali
sehari 1/2 sendok takar.
Ambroxol
Mukolitik
3. Bromheksin
• Indikasi :
Oral: mukolitik untuk meredakan batuk berdahak.
Injeksi: sekretolitik pada bronkopulmonari akut dan kronik terkait sekresi mukus abnormal
dan gangguan saluran mukus.
• Kontraindikasi : Hipersensitivitas.
• Efek samping : Hipersensitivitas, syok dan reaksi anafilaktik, bronkospasme, mual,
muntah, diare, nyeri perut bagian atas, ruam, angioedema, urtikaria, pruritus.
• Rute Pemberian : Oral
Bromheksin
• Dosis : Oral: diminum saat perut kosong (1 jam sebelum – 2 jam sesudah makan).
Tablet 8 mg atau sirup 4 mg/5mL: Dewasa dan anak-anak >10 tahun: 1 tablet atau 10
mL sirup 3 kali sehari, anak 5-10 tahun: 1/2 tablet atau 5 mL sirup 3 kali sehari, anak 2-
5 tahun: 1/2 tablet atau 5 mL sirup 2 kali sehari.
Mukolitik dan ekspektoran
BISOLVON EXTRA
Obat
“Thisiniis bekerja
a quote,melalui
words suatu
fullrefleks dari lambung
of wisdom that
yang menstimulasi batuk.
someone important said and can make the
reader
Sekresi dahak yangget inspired.”
bersifat cair diperbanyak
secara reflektoris atau dengan jalan efek langsung
terhadap sel-sel kelenjar. FAMOUS
—SOMEONE
Obat yang termasuk golongan ini adalah ammonium
klorida dan gliceryl guaiacolat/Guaifenesin.
.
ekspektoran (obat batuk berdahak)
Jenis Pengobatan:
Antitusif (penekan batuk) yang bekerja sentral: Adalah obat obat yang menhambat
rangsangan batuk pada pusat batuk di medula oblongata juga bekerja di otak: Contoh
Kodein dan dekstrometorfan, digunakan untuk batuk non produktif yang mengganggu
istirahat dan tidur/ tidak dapat digunakan untuk menekan batuk produktif.
Obat-obat ini (Kodein dan dekstrometorfan) merupakan
derivat senyawa opioid, dan memiliki efek samping meliputi
konstipasi dan sedatif.
1. Dekstrometorfan
• Indikasi : Untuk meredakan batuk kering yang disebabkan flu. Obat ini meredakan batuk dengan
cara mempengaruhi sinyal di otak yang memicu refleks batuk.
• Kontraindikasi : Asma, batuk produktif, gangguan fungsi hati, sensitif terhadap dekstrometorfan.
• Efek samping : psikosis (hiperaktif dan halusinasi) pada dosis besar, depresi pernapasan pada
dosis besar.
• Rute Pemberian : Oral
• Dosis : Dewasa 10-20 mg tiap 4 jam atau 30 mg tiap 6-8 jam maksimal 120 mg/hari Anak 1
mg/kg bb/hari dalam 3-4 dosis terbagi.
2. Kodein Fosfat
• Indikasi : Batuk kering atau batuk dengan nyeri.
• Kontraindikasi : Batuk berdahak, penyakit hepar, gangguan ventilasi. Penggunaan pada anak-anak 2
tahun ke bawah dapat menyebabkan terjadinya depresi pernapasan, Ibu hamil dan menyusui, alergi
terhadap bahan yang terkandung dalam obat ini.
• Efek samping : Konstipasi, depresi pernafasan pada pasien yang sensitif atau pada dosis besar.
• Rute Pemberian : Oral
• Dosis : Dewasa: 10-20 mg tiap 4-6 jam maksimal 120 mg/hari; jarang diberikan sebagai obat batuk
pada anak-anak. Anak: 6-12 tahun 5-10 mg atau 0,5-1,5 mg/kg bb tiap 4-6 jam maksimal 60 mg/hari;
2-6 tahun 0,5-1 mg/kg bb/hari dalam dosis terbagi tiap 4-6 jam maksimal 30 mg/hari.
Antitusif (obat batuk kering)
Codeine