Anda di halaman 1dari 17

PRAKTIKUM COMPOUNDING AND DISPENSING

“KOMUNIKASI APOTEKER-DOKTER”

Dosen pengampu :

Dewi Ekowati, M.Sc.,Apt

Oleh:
Haminah Setio Rini
1920374120

PROFESI APOTEKER ANGKATAN XXXVII


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SETIA BUDI
SURAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Definisi
Batuk bukanlah merupakan penyakit, mekanisme batuk timbul oleh karena paru-paru
mendapatkan agen pembawa penyakit masuk ke dalamnya sehingga menimbulkan batuk untuk
mengeluarkan agen tersebut. Batuk dapat juga menimbulkan berbagai macam komplikasi
seperti pneumotoraks, pneumomediastinum, sakit kepala, pingsan, herniasi diskus, hernia
inguinalis, patah tulang iga, perdarahan subkonjungtiva, dan inkontinensia urin.Batuk
merupakan refleks fisiologis kompleks yang melindungi paru dari trauma mekanik, kimia dan
suhu. Batuk juga merupakan mekanisme pertahanan paru yang alamiah untuk menjaga agar
jalan nafas tetap bersih dan terbuka dengan jalan :
1. Mencegah masuknya benda asing ke saluran nafas.
2. Mengeluarkan benda asing atau sekret yang abnormal dari dalam saluran nafas.
Batuk menjadi tidak fisiologis bila dirasakan sebagai gangguan. Batuk semacam itu
sering kali merupakan tanda suatu penyakit di dalam atau diluar paru dan kadang-kadang
merupakan gejala dini suatu penyakit. Batuk mungkin sangat berarti pada penularan penyakit
melalui udara ( air borne infection ). Batuk merupakan salah satu gejala penyakit saluran nafas
disamping sesak, mengi, dan sakit dada. Sering kali batuk merupakan masalah yang dihadapi
para dokter dalam pekerjaannya sehari-hari. Penyebabnya amat beragam dan pengenalan
patofisiologi batuk akan sangat membantu dalam menegakkan diagnosis dan penanggulangan
penderita batuk.
B. Gejala klinik
1. Demam yang tinggi disertai otot tubuh yang kaku
2. Bersin-bersin dan hidung tersumbat
3. Sakit tenggorokan
4. Batuk dengan terus – menerus
C. Etiologi
1. Umumnya disebabkan oleh infeksi di saluran pernapasan bagian atas yang merupakan
gejala flu
2. nfeksi saluran pernapasan bagian atas (ISPA)
3. Alergi
4. Asma atau tuberculosis
5. Benda asing yang masuk kedalam saluran napas
6. Tersedak akibat minum susu
7. Menghirup asap rokok dari orang sekitar
D. Mekanisme Batuk
Pada dasarnya mekanisme batuk dapat dibagi menjadi 4 fase yaitu: :
1. Fase iritasi
Iritasi dari salah satu saraf sensoris nervus vagus di laring, trakea, bronkus besar, atau
serat afferen cabang faring dari nervus glosofaringeus dapat menimbulkan batuk. Batuk juga
timbul bila reseptor batuk di lapisan faring dan esofagus, rongga pleura dan saluran telinga luar
dirangsang.
2. Fase inspirasi
Pada fase inspirasi glotis secara refleks terbuka lebar akibat kontraksi otot abduktor
kartilago aritenoidea. Inspirasi terjadi secara dalam dan cepat, sehingga udara dengan cepat dan
dalam jumlah banyak masuk ke dalam paru. Hal ini disertai terfiksirnya iga bawah akibat
kontraksi otot toraks, perut dan diafragma, sehingga dimensi lateral dada membesar
mengakibatkan peningkatan volume paru. Masuknya udara ke dalam paru dengan jumlah
banyak memberikan keuntungan yaitu akan memperkuat fase ekspirasi sehingga lebih cepat 14
dan kuat serta memperkecil rongga udara yang tertutup sehingga menghasilkan mekanisme
pembersihan yang potensial.
3. Fase kompresi
Fase ini dimulai dengan tertutupnya glotis akibat kontraksi otot adduktor kartilago
aritenoidea, glotis tertutup selama 0,2 detik. Pada fase ini tekanan intratoraks meninggi sampai
300 cmH2O agar terjadi batuk yang efektif. Tekanan pleura tetap meninggi selama 0,5 detik
setelah glotis terbuka . Batuk dapat terjadi tanpa penutupan glotis karena otot-otot ekspirasi
mampu meningkatkan tekanan intratoraks walaupun glotis tetap terbuka.
4. Fase ekspirasi/ ekspulsi
Pada fase ini glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot ekspirasi, sehingga
terjadilah pengeluaran udara dalam jumlah besar dengan kecepatan yang tinggi disertai dengan
pengeluaran benda-benda asing dan bahan-bahan lain. Gerakan glotis, otototot pernafasan dan
cabang-cabang bronkus merupakan hal yang penting dalam fase mekanisme batuk dan disinilah
terjadi fase batuk yang sebenarnya. Suara batuk sangat bervariasi akibat getaran sekret yang
ada dalam saluran nafas atau getaran pita suara.
E. Jenis – jenis batuk
Berdasarkan waktu berlangsungnya, batuk dapat dibedakan menjadi 3, yaitu batuk akut, batuk
sub akut dan batuk kronis.
1. Batuk Akut. Batuk akut adalah batuk yang gejala terjadinya kurang dari 3 minggu. Penyebab
batuk ini umumnya adalah iritasi, adanya penyempitan saluran nafas akut dan adanya infeksi
virus atau bakteri.
2. Batuk Subakut Batuk akut adalah batuk yang gejala terjadinya antara 3 – 8 minggu. Batuk
ini biasanya disebabkan karena adanya infeksi akut saluran pernafasan oleh virus yang
mengakibatkan adanya kerusakan epitel pada saluran nafas.
3. Batuk Kronis
Batuk kronis adalah batuk yang gejala batuk yang terjadi lebih dari 8 minggu. Batuk ini
biasanya menjadi pertanda atau gejala adanya penyakit lain yang lebih berat seperti asma,
tuberculosis, bronchitis dan sebagainya.
F. Contoh – contoh obat batuk
 Zat-zat pereda sental (Antitusif)
1. Noscapin
Alkaloida candu alamiah ini tidak memiliki rumus fenantren, seperti kodein dan morfin,
melainkan termasuk dalam kelompok benzilisokinolin seperti alkaloda candu lainnya
(papaverin dan tebain). Efek meredakan batuknya tidak sekuat kodein, tetapi tidak
mengakibatkan depresi pernapasan atau obstipasi, sedangkan efk sedatifnya dapat diabaikan.
Risiko adiksinya ringan sekali. Berkat sifat baik ini, kini obat ini banyak digunakan dalam
berbagai sediaan obat batuk popular. Noskapin tidak bersifat analgetis dan merupakan
pembebas histamine yang kuat dengan efek bronchokonstriksi dan hipotensi (selewat) pada
dosis besar Efek sampingnya jarang terjad dan berupa nyeri kepala, reaksi kulit, dan perasaan
lelah letih tidak bersemangat. Dosis: oral 3-4 kali sehari 15-50 mg, maksimal 250 mg sehari.
2. Dekstrometofan: methoxylevorphanol, Detusif, *Romilar/exp, *Benadryl DMP
Derivat-fenantren ini (1953) berkhasiat menekan batuk, yang sama kuatnya dengan
kodein, tetapi bertahan lebih lama dan tidak bersifat analgetis, sedative, sembelit, atau adiktif.
Mekanisme kerjanya berdasarkan peningkatan ambang pusat batuk di otak. Pada
peyalahgunaan dengan dosis tinggi dapat terjadi efek stimulasi SP. Efek sampingnya hanya
ringan dan terbatas pada rasa mengantuk, termangu-mangu, pusing, nyeri kepala, dan gangguan
lambung-usus. Dosis: oral 3-4 dd 10-20 mg (bromide) p.c., anak-anak 2-6 tahun 3-4 dd 8 mg,
6-12 tahun 3-4 dd 15 mg.
 Antihistamin
1. Prometazin: (phenargen exp)
Sebagai antihistaminikum berdaya meredakan rangsangan batuk berkat sifat sedative dan
antikolinergik yang kuat. Efek samping antikolinergiknya dapat menyebabkan gangguan buang
air kecil dan akomodasi pada manula. Dosis : 3 dd 25-50 mg (garam HCl) d.c., anak-anak diatas
1 tahun 2-4 dd 0,2 mg/kg.
2. Oksomemazin
Adalah derivat dengan khasiat dan penggunaan sama, daya antikolinergiknya lemah. Dosis : 2-
3 dd 15 mg, anak-anak 1-2 tahun 2,5-10 mg sehari, 2-5 tahun 10-20 mg sehari, 5-10 tahun 2-3
dd 10 mg.
3. Difenhidramin (Benadryl)
Sebagai zat antihistamin (H-Blocker), senyawa ini bersifat hipnotis-sedatif dan dengan
demikian meredakan rangsangan batuk. Pada bayi dapat menimbulkan perangsangan
paradoksal, misalnya mengeringnya selaput lender karena efek antikolinergiknya. Dosis : 3-4
dd 25-50 mg.
 Muskolitik
1. Asetilsistein (Fluimucil)
Mekanisme aksinya yakni Mengurangi kekentalan / viskositas sekret dengan memecah ikatan
disulfida pada mukoprotein, memfasilitasi pengeluaran sekret melalui batuk. Mekanisme ini
paling baik pada pH 7-9, sehingga pH sediaan diadjust dengan NaOH.
Efek Samping: Reaksi hipersensitivitas (bronkospasme, angioedema, kemerahan, gatal),
hipotensi / hipertensi (kadang-kadang), mual, muntah, demam, syncope, berkeringat,
arthralgia, pandangan kabur, gangguan fungsi hati, asidosis, kejang, ;cardiac / respiratory
arrest.
Dosis : Oral 3-6 dd 200 mg atau 1-2 dd 600 mg granulat, anak-anak n2-7 tahun 2 dd 200 mg,
dibawah 2 tahun 2 dd 100 mg, Sebagai antidotum keracunan paracetamool , oral 150 mg/kg
berat badan dan larutan 5 %, disusul dengan 75 mg/kg setiap 4 jam
2. Bromheksin
Mekanisme aksinya yakni Bromheksin merupakan secretolytic agent, yang bekerja dengan
cara memecah mukoprotein dan mukopolisakarida pada sputum sehingga mukus yang kental
pada saluran bronkial menjadi lebih encer, kemudian memfasilitasi ekspektorasi.
Efek Samping : Pusing, sakit kepala, berkeringat, kulit kemerahan. Batuk atau bronkospasme
pada inhalasi (kadang-kadang). Mual, muntah, diare dan efek samping pada saluran cerna.
Dosis : Oral 3-4 dd 8-16 mg (Klorida), Anak-anak 3 dd 1,6 – 8 mg. Tergantung dari usia.
 Ekspektoran
1. Kaliumiodida
Iodida menstimulasi sekresi mucus di cabang tenggorokan dan mencairkannya, tetapi sebagai
obat batuk (Hampir) tidak efektif. Efek Samping : gangguan tiroid , Struma, Ucticaria dan iod-
acne, juga hiperkaliemia( pada fungsi ginjal buruk). Dosis: Pada batuk oral 3 dd 0,5-1 g, maks.
6 g sehari.
2. Amoniumklorida
Berdaya diuretic lemah yang menyebabkan acidosis, yakni kelebihan asam dalam darah.
Keasaman darah merangsang pusat pernapasan sehingga frekuensi napas meningkat dan
gerakkan bulu getar (cilia) disaluran napas distimulasi. Sekresi dahak juga meningkat. Maka
senyawa ini banyak digunakan dalam sediaaan sirop batuk, misalnya obat batuk hitam.
Efek Sampingnya : Acidosis ( khusus pada anak-anak dan pasien ginjal) dan gangguan
lambung (mual, muntah), berhubung sifatnya yang merangsang mukosa.
Dosis : oral 3-4 dd 100-150 mg, maks. 3 g seharinya.
3. Guaifenesin ( Gliserilguaiakolat, Toplexil)
Digunakan sebagai ekspektorans dalam berbagai jenis sediaan bentuk popular. Pada dosis
tinggi bekerja merelaksasi otot seperti mefenesi. Efek Samping : Iritasi Lambung
(mual,muntah) yang dapat dikurangi bila diminum dengan segelas air. Dosis: Oral 4-6 dd 100-
200 mg.
 Emolliensia
1. Succus Liquiritiae
Obat ini banyak digunakan sebagai salah satu komponen dari sediaan obat batuk guna
mempermudah pengeluaran dahak dan sebagai bahan untuk memperbaiki rasa. Efek Samping
: Pada doosis Tinggidari 3 g sehari berupa nyeri kepala, udema, dan terganggunya
keseimbangan elektrolit, akibat efek mineralalokortikoid dan hipernatriema dari asam
glycyrrizinat. Dosis : oral 1-3 g sehari.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kasus
Ny. Diana (28th) datang ke apotek saudara dengan membawa resep dari dokter
kandungan untuk menebus obat-obatnya. Ny. Diana bercerita bahwa dia sedang hamil muda
dan sering batuk meskipun batuknya tidak berdahak, tetapi khawatir mengganggu
kehamilannya karena sering merasa malas makan.
Setelah membaca resep, saudara selaku farmasis kemudian menghubungi dokternya
untuk menyampaikan permasalahan yang ada pada resep tersebut agar disamping resep tersebut
legal secara administratif juga obat yang diserahkan tepat obat, tepat bentuk sediaan, tepat cara
pemakaiannya dan tepat dosisnya.
B. Resep

dr. Handoyo, M.Kes


Praktek :Jam 17.00-20.00
Jl. Kapten Mulyadi 21 Solo, Telp. 652345

Solo,

R/ Nutrimama XXX
S1dd I

R/ Cefixime X
S2ddI

R/ Elkana XV
S1dd1

R/ Tuzaloz XV

S3dd1

R/ Sanmol X

S3dd1

Pro : Ny. Diana


Umur : 28 th
Obat tidak boleh diganti tanpa sepengetahuan dokter
Assesment
a. Menggali Riwayat Pasien
No Kriteria Keterangan
1 Data Pasien Nama : Ny Diana
Umur : 28 tahun
Jenis kelamin : Wanita
Alamat : -
No Hp : -
BB/TB : -/-
Pekerjaan : -
Kondisi : Ny. Diana sedang hamil muda dan sering batuk
meskipun batuknya tidak berdahak, tetapi khawatir
mengganggu kehamilannya karena sering merasa malas makan
2 Riwayat Penyakit yang pernah diderita :-
penyakit Keluhan sekarang : -
Data laboratorium : -
Diagnosa dokter : Batuk kering
3 Riwayat -
pengobatan
4 Keadaan -
khusus

b. Skrining Administrasi
Pada resep
No URAIAN
Ada Tidak
Inscription
Identitas dokter
1 Nama dokter √
2 SIP dokter √
3 Alamat dokter √
4 Nomor telp √
5 Tempat tanggal penulisan resep √
Invocation
6 Tanda resep diawal penulisan resep (R/) √
Prescription/Ordonatio
7 Nama obat √
8 Kekuatan obat

9 Jumlah obat √
Signature
10 Nama pasien √
11 Jenis kelamin √
12 Umur pasien √
13 Berat badan √
14 Alamat pasien √
15 Aturan pakai obat √
16 Iter/tanda lain √
Subscription
17 Tanda tangan/paraf dokter √
Kesimpulan :
Resep tersebut tidak lengkap
Resep tidak lengkap karena tidak mencantumkan informasi mengenai tangga
penulisan resep, alamat pasien, berat badan pasien, kekuatan obat, tanda tangan/paraf
dokter.
Cara pengatasan Alamat pasien dan tanggal penulisan resep dapat ditanyakan
langsung kepada pasien/keluarga pasien dan kekuatan obat, paraf dokter ditanyakan
kepada dokter penulis resep.

c. Kesesuaian farmasetik
a. Bentuk sediaan obat
Nutrimama Kapsul
Cefixime Kapsul
Elkana Tablet
Tuzalos Kaplet
Sanmol Tablet
b. Dosis obat
Nama obat Dosis literature Dosis resep kesimpulan rekomendasi
Nutrimama 1 kali 1 kapsul 1 kali sehari Sesuai -
1 kapsul
Cefixime Dewasa & anak > 12 2 x sehari 1 Sesuai -
tahun atau berat ≥ 30 kg kapsul
: 2 x 50-100 mg sehari
Elkana 1-2 x sehari 1-2 tablet 1 kali sehari Sesuai -
1 tablet
Tuzalos 3 kali sehari 1 kaplet 3 kali sehari Sesuai -
1 kapsul
Sanmol 3-4 kali sehari 1-2 tablet 3 kali sehari Sesuai -
1 tablet

c. Kandungan obat
Nutrimama Folacid acid 800 mcg, vit A 500 IU, vit B6 15 mg, vit B12 4 mcg, vit
D3 400 IU, Mg oxid 100 mg, Zink gluekonal 15 mg, Calsium carbonat
100 mg, ginger oil 100 mg, FOS 50 mg, Fish oil 10 %, EPA 40%, DHA
200 mg
Cefixime Cefixime 100 mg
Elkana Kalsium monohidrogen fosfat 200 mg, kalsium laktat 100 mg, vit B6
20 mg, vit C 25 mg, vit D3 100 IU
Tuzalos Dekstrometorfan-Hbr 10 mg, fenilpropanolamin HCl 15 mg,
klorfeniramina maleat 1 mg, paracetamol 500 mg
Sanmol Paracetamol 500 mg

d. Khasiat
Nutrimama Katarak lentikularis, pendarahan dalam vitreous humour, opesifikasi
vitreous humour
Cefixime Infeksi yang disebabkan oleh pathogen yang sensitive terhadap
cefixime pada penyakit ISK tanpa komplikasi, infeksi saluran nafas
atas, infeksi saluran nafas bawah
Elkana Suplemen untuk membantu memenuhi kebutuhan vitamin dan kalsium
untuk wanita hamil dan menyusui
Tuzalos Meringankan gejala flu yang disertai batuk
Sanmol Untuk mengatasi demam dan nyeri

d. Skrining Klinis
a. Efek samping
Nutrimama Feses berwarna gelap
Cefixime Gangguan saluran cerna, reaksi hipersensitivitas, gangguan fungsi hati
Elkana Reaksi alergi yang sifatnya ringan
Tuzalos Dosis yang besar dan jangka lama dapat menyebabkan kerusakan hati,
mengantuk, gangguan pencernaan , gangguan psikomotarik, takikardia,
aritmia, mulut kering, retensi urin
Sanmol Dosis yang besar dan jangka lama dapat menyebabkan kerusakan hati

b. Kontra indikasi
Nutrimama -
Cefixime Hipersensitivitas terhadap cephalosporin
Elkana -
Tuzalos Pasien dengan gangguan jantung dan DM, gangguan fungsi hati,
hipersensitif, tekanan darah tinggi berat
Sanmol Hipersensitifitas, gangguan fungsi hati dan ginjal

c. Interaksi
Nutrimama -
Cefixime risiko nefrotoksisitas bila cephalosporin diberikan bersama
Kemungkinan adanya peningkatan aminoglikosida
Elkana -
Tuzalos -
Sanmol Obat yang mengandung paracetamol, carbamazeoine, colestyramine,
phenytoin dan phenobarbital
e. Pengambilan Bahan
Nutrimama 30 kapsul
Cefixime 10 tablet

Elkana 15 tablet

Tazalos 15 kaplet

Sanmol 10 tablet

f. Perhitungan harga obat dalam resep


HJA : HNA + ppn 10%+ margin + embalace + tuslah (5000)
Nutrimama HNA : Rp 9.500/kapsul
HJA : (9.500 x 1,2 x 30) + 5000 = Rp 347.000,-
Cefixime HNA : Rp 3.300/tab
HJA : (3.300 x 1.4 x 10)+5000 = Rp 51.200,-
Elkana HNA : 950/tablet
HJA : (950 x 1,2 x 15) + 5000 = Rp 22.100,-
Tazalos HNA : Rp 1.000,-
HJA : (1.000 x 1,2x15) + 5000 = Rp 23.000,-
Sanmol HNA : Rp 350,-
HJA : (350 x 1,2x10) + 5000 = Rp 9.200,-
Total Rp. 452.500,-

g. Permasalahan klinis
Kondisi dan penyakit pasien : Pasien sedang hamil muda dan sering batuk meskipun batuknya
tidak berdahak
Nutrimama
Permasalahan: tidak dituliskan keterangan nutrimama untuk trimester berapa pada resep karena
ada 3 sediaan nutrimama 1,2,3
Cefixime
Permasalahan: pada resep tidak dituliskan kekuatan dosis dari cefixime, dilakukan konfirmasi
dosis ke dokter
Sanmol
Permasalahan: sanmol tidak perlu diberikan lagi terjadi duplikasi obat. Tuzalos sudah
mengandung Paracetamol dengan dosis 500 mg
Tazalos mengandung dextrometropan, PPA, CTM, dan PCT. Dextrometropan dan PPA, dan
PCT masuk kategori C sehingga kurang tepat digunakan untuk kehamilan.
BAB III
DIALOG APOTEKER-DOKTER

“Pada siang hari Ny. Diana (28 tahun) datang ke apotek USB dengan membawa resep”
Apoteker selamat siang ibu, perkenalkan saya Haminah Apoteker di apotek USB
ini, ada yang bisa saya bantu bu?
Pasien selamat siang mbak, ini saya mau menebus obat (sambil memberilan
resep)
Apoteker (menerima resep melakukan skrining lalu bertanya) maaf ibu
sebelumnya saya minta waktunya sebentar ya, betul ini dengan ibu
Diana? Umur ibu 28 tahun benar bu?
Pasien iya saya sendiri mbak
Apoteker resep ini di berikan dokter tanggal berapa ya bu?
Pasien tadi siang baru saja mba habis dari dokter saya langsung kesini. Saya itu
sering batuk-batuk mba dan sekarang ini saya malas makan gitu padahal
saya lagi hamil.
Apoteker oh begitu.. baik sebelumnya saya minta alamat dan nomer telepon ibu
yang bisa di hubungi ya?
Pasien iya mbak, Jl. Merdeka no. 45 no hp saya 085723232323
Apoteker sebelumnya, kehamilan ibu sudah memasuki minggu ke berapa ya bu?
Pasien ini masuk minggu ke 7 mbak
Apoteker mohon maaf, apakah ibu sedang disertai demam juga bu?
Pasien iya ini mbak, suhu badan saya naik..
Apoteker baik kalau begitu ditunggu sebentar ya bu, silahkan duduk dulu ibu..
Pasien iya mbak
Apoteker menuju ke meja kerja untuk menskrining resep lanjut dan ditemukan suatu
permasalahan pada resep dimana didalam resep tidak terdapat kekuatan dosis dari
antibiotik cefixime, tidak terdapat keterangan pada resep nutrimama dan dalam resep
terdapat 2 obat yaitu tuzalos dan sanmol dengan kandungan dan dosis sama yaitu
paracetamol 500 mg. (Apoteker kemudian menghubungi dokter)
Dokter Haloo..
Apoteker selamat siang, apa benar ini dengan dokter dr. Handoyo?
Dokter iya benar, saya sendiri
Apoteker maaf sebelumnya mengganggu waktunya dok, saya Haminah apoteker
dari apotek USB. Apakah dokter tadi siang dokter mendapat pasien
bernama ny. Diana berumur 28 tahun? pasien mendapat Nutrimama,
Cefixime, Elkana, Tuzalos dan Sanmol?
Dokter iya mbak, itu pasien saya yang tadi pagi datang sedang hamil,
bagaimana?
Apoteker Mohon maaf dok ada yang perlu saya tanyakan dalam resep, yang
pertama untuk nutrimama nya diberikan nutrimama 1 ya dok? Karena
nutrimama ada bermacam-macam dok ada nutrimama 1,2,3 berdasarkan
tingkat trimesternya..
Dokter oh macam-macam, ya mbak sesuaikan saja diberikan nutrimama 1
Apoteker baik dok.. selanjutnya maaf dok, untuk antibiotik cefixime dokter tidak
menyertakan kekuatan obatnya, harus diberikan dengan kekuatan dosis
berapa ya dok 100 mg atau 200 mg?
Dokter berikan yang 100 mg saja ya mbak
Apoteker baik dok.. Mohon maaf dok ada yang perlu saya tanyakan lagi, dokter
juga menuliskan resep tuzalos dan sanmol, “begini dok, didalam tuzalos
juga sudah terdapat kandungan paracetamol dengan dosis yang sama
yaitu 500 mg”, apakah harus diberikan dua-duanya ya dok, mengingat
kondisi pasien sedang hamil? Dan didalam Tuzolus juga terdapat
kandungan Dextrometropan dan PPA dan PCT merupakan kategori C
dok untuk ibu hamil, bagaimana dok apakah masih tetap diberikan?
Dokter oh ya mbak, tidakpapa berikan tuzalosnya saja. saya lupa dalam tuzalos
itu juga sudah mengandung paracetamol, dosisnya pasti sama ya?
Apoteker iya dok sama 500 mg. terimakasih banyak dok. Maaf mengganggu
waktunya dan selamat menjalankan aktifitas kembali.
Kemudian apoteker menghitung total biaya resep, dan kembali menuju pasien untuk
memberi tahu total pembayaran resep yang harus ditebus
Apoteker dengan ibu Diana, Jl. Merdeka no. 45?
Pasien iya mbak saya
Apoteker mohon maaf membuat menunggu ya bu, begini bu.. saya tadi sudah
mengkonfirmasi ke dokter Handoyo bahwa dalam resep ini ada beberapa
obat yang kandungannya sama dan tidak perlu diberikan
Pasien oh iya mba tidak apa-apa
Apoteker saya konfirmasi total biaya resepnya ya bu, untuk total resepnya Rp.
440.000,- bagaimana ibu apakah ditebus semua?
Pasien iya mbak saya tebus semua, ini uang saya pas ya Rp. 440.000,-
Apoteker baik terimakasih ibu.. silahkan ditunggu sebentar saya segera
menyiapkan obatnya bu
Pasien iya mbak
Apoteker Ibu Diana..” baik bu ini obatnya, saya akan jelaskan aturan
pemakaiannya satu-persatu ya
- “untuk nutrimama 1 ini multivitamin diminum 1 kapsul saja dipagi
hari ini untuk pemakaian 1 bulan ya bu”, “untuk elkana ini
multivitamin juga diminum 1 tablet juga di pagi hari” nutrimama dan
elkana disini berguna sebagai multivitamin untuk kehamilan ibu, jadi
diusahakan agar ibu meminumnya secara teratur ya bu..
- “untuk cefixime ini antibiotiknya diminum 2 kali sehari 1 tablet atau
setiap 12 jam sekali jika ibu meminum jam 7 pagi ibu meminum
kembali jam 7 malam dan harus dihabiskan ya bu ini untuk pemakaian
5 hari”
- “untuk tuzalosnya ini untuk batuk dan demam diminum 3 kali 1 tablet
sehari atau setiap 8 jam sekali ya bu, efek sampingnya obat ini dapat
menyebabkan mengantuk ya bu..
Pasien Oh yaa mbak
Apoteker ibu juga harus banyak mengkonsumsi air putih, banyak mengkonsumsi
makanan sehat seperti buah dan sayur, istirahat yang cukup, dan hindari
makanan yang dapat memicu batuk ya bu.. untuk penyimpanannya
obatnya ini bisa di kotak obat atau tempat terlindung dari sinar matahari
langsung ya bu
Pasien baik mbak, saya memiliki kotak obat mbak di rumah
Apoteker baik bu, bagaimana dari penjelasan saya tadi apakah sudah cukup jelas
bu?
Pasien iya mbak, cukup jelas sekali mbak..
Apoteker baik bu, bisa tolong ibu mengulangi tentang penjelasan tadi?
Pasien untuk nutrimama diminum 1 kapsul saja dipagi hari, untuk elkana 1
kapsul juga di pagi hari, untuk antibiotiknya 2 kali sehari 1 tablet atau
setiap 12 jam sekali dan harus dihabiskan, untuk tuzalosnya ini untuk
batuk dan demam diminum 3 kali sehari 1 tablet atau setiap 8 jam sekali,
saya juga harus banyak mengkonsumsi air putih, banyak mengkonsumsi
makanan sehat, istirahat yang cukup, serta hindari makanan yang dapat
memicu batuk
Apoteker iya bu, tepat sekali, apakah ada yang bisa saya bantu lagi bu?
Pasien tidak ada mbak sudah cukup, terimakasih banyak ya mbak..
Apoteker sama-sama ibu, semoga lekas sembuh dan janinnya selalu sehat ya :)
Pasien Aamiin.. terimakasih mbak, saya permisi.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI, 1993. Perawatan Anak Sakit dalam Buku Keseshatan Ibu dan Anak
Sukandar, Elin Yulinah, Retnoari Andrajati, Joseph I Sigit, I Ketut Adnyana,Adji Prayitno
Settiadi, Kusnandar, 2008, ISO Farmakoterapi, PT. ISFI Penerbitan, Jakarta.
Tim penyusun. 2010. Informasi Spesialite Obat, volume 45. Jakarta : Ikatan Sarjana Farmasi
Indonesia.
Mardjono, Profesor Dr. Mahar. 2009. Farmakologi dan Terapi Edisi Ke V. Departemen
Farmakologi dan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Muchid, Apt., Drs. Abdul. 2005. PHARMACEUTICAL CARE UNTUK PENYAKIT
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2007. OBAT-OBAT PENTING : Khasiat, Penggunaan
dan Efek-Efek Sampingnya Edisi Ke VI. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai