Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Bronkitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi (ektasis) bronkus lokal yang bersifat
patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan dalam dinding
bronkus berupa destruksi elemen elastis dan otot polos bronkus. Bronkus yang terkena biasanya bronkus
kecil (medium side), sedangakan bronkus besar jarang terjadi. Bronkitis dan emfisiema paru sering
terdapat bersamaan pada seorang pasien dalam keadaan lanjut, penyakit ini sering menyebabkan
obstruksi saluran nafas yang menetap yang dinamakn kronik obstruksi pulmonary disease.

Penyebab utama adalah merokok yang berat dan berjangka panjang, yang mengititasi tabung bronkial
dan menyebabkan mereka menghasilkan lendir yang berlebihan.penyakit ini di temukan di klinik dan di
derita oleh laki-laki dan dapat di derita mulai dari anak bahkan dapat merupakan kelainan kongenital .
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Definisi

Bronkhitis adalah suatu penyakit yang ditandai dengan adanya inflamsi pada pembuluh bronkus,trakea
dan bronchial.inflamsi menyebabkan bengkak pada permukaannya, mempersempit ruang pembuluh dan
menimbulkan sekresi dari cairan inflamsi.Bronchitis juga ditandai dengan adanya dilatasi (pelebaran)
pada bronkus local yang bersifat patologis.dilatasi bronkus disebabkan oleh perubahan dalam dinding
bronkus berupa destruksi elemen –elemen elastic dan otot-otot polos bronkus . pada umumnya bronkus
berukuran kecil yang diserang.

Hal ini dapat menghalangi aliran udara ke paru-paru dan dapt merusaknya.

Secara klinis para ahli mengartikan bronchitis sebagai suatu penyakit atau gangguan respiratorik dengan
batuk merupakan gejala utama dan dominan . ini berati bahwa bronchitis bukan merupakan penyakit
berdiri sendiri melainkan dari berbagai penyakit lain juga.

B. Etiologi

1. Rokok

Menurut buku Report of the WHO Expert Comite on Smoking Control, rokok adalah penyebab utama
timbulnya bronchitis. Terdapat hubungan yang erat antara merokok dan penurunan VEP (volume
ekspirasi paksa) 1 detik. Secara patologis rokok berhubungan dengan hiperplasia kelenjar mukus bronkus
dan metaplasia skuamus epitel saluran pernafasan juga dapat menyebabkan bronkostriksi akut.

2. Infeksi

Eksaserbasi bronchitis disangka paling sering diawali dengan infeksi virus yang kemudian menyebabkan
infeksi sekunder bakteri. Bakteri yang diisolasi paling banyak adalah Hemophilus influenza dan
streptococcus pneumonie

3. Polusi

Polusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor penyebab, tetapi bila ditambah merokok resiko
akan lebih tinggi. Zat – zat kimia dapat juga menyebabkan bronchitis adalah zat – zat pereduksi seperti
O2, zat – zat pengoksida seperti N2O, hidrokarbon, aldehid, ozon.

4. Keturunan

Belum diketahui secara jelas apakah faktor keturunan berperan atau tidak, kecuali pada penderita
defisiensi alfa – 1 – antitripsin yang merupakan suatu problem, dimana kelainan ini diturunkan secara
autosom resesif. Kerja enzim ini menetralisir enzim proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan
dan merusak jaringan, termasuk jaringan paru.

5. Faktor sosial ekonomi

Kematian pada bronchitis ternyata lebih banyak pada golongan sosial ekonomi rendah, mungkin
disebabkan faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek.

C. Tanda dan gejala

1. Batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)

2. Sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan

3. Sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)

4. Bengek

5. Lelah

6. Pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan

7. Wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan

8. Pipi tampak kemerahan

9. Sakit kepala

10. Gangguan penglihatan

11. Sedikit demam.

12. Dada merasa tidak nyaman.

C. Patofisiologi

Penemuan patologis dari bronchitis adalah hipertropi dari kelenjar mukosa bronchus dan peningkatan
sejumlah sel goblet disertai dengan infiltrasi sel radang dan ini mengakibatkan gejala khas yaitu batuk
produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronchiolus
yang kecil – kecil sedemikian rupa sampai bronchioles tersebut rusak dan dindingnya melebar.

Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara lain yang biasa terdapat pada daerah industri.
Polusi tersebut dapat memperlambat aktifitas silia dan pagositosis, sehingga timbunan mukus meningkat
sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri melemah. Mukus yang berlebihan terjadi akibat displasia.
Sel – sel penghasil mukus di bronkhus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan
atau disfungsional serta metaplasia.

Perubahan – perubahan pada sel – sel penghasil mukus dan sel – sel silia ini mengganggu sistem
eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus dalam jumlah besar yang sulit dikeluarkan
dari saluran nafas.

D. Manajemen pengelolaan

Pengelolaan klien dengan Bronkitis kronis juga dapat dilakukan secara berkesinambungan untuk
mencegah timbulnya penyakit, meliputi:

a. Perawatan

1. Edukasi, yakni memberikan pemahaman kepada penderita untuk mengenali gejala dan faktor-faktor
pencetus kekambuhan Bronkitis kronis.

2. Sedapat mungkin menghindari paparan faktor-faktor pencetus.

3. Rehabilitasi medik untuk mengoptimalkan fungsi pernapasan dan mencegah kekambuhan,


diantaranya dengan olah raga sesyuai usia dan kemampuan, istirahat dalam jumlah yang cukup, makan
makanan bergizi.

4. Oksigenasi (terapi oksigen)

b. Obat

1. Bactrim

Bactrim merupakan obat bronkitis akut yang mengandung antiobiotik gabungan dari golongan
trimethoprim, co-trimoxazole, dan sulfamethoxazole. Obat bronkitis generic ini di gunakan untuk
pengobatan infeksi saluran pernafasan, bronkitis, dan infeksi saluran kencing oleh bakteri.

Komposisi: co-trimoxazole: Trimethoprim 160 mg, sulfamethoxazole 800 mg

Indikasi: Pengobatan bronkitis akut dan kronis, infeksi saluran kencing, pengobatan pielonefitis, dan
pyelitis oleh E. coli, infeksi saluran pencernaan oleh Salmonella dan Shigella seperti thypoid dan
parathypoid.

Dosis untuk usia diatas12 tahun berikan 1 tab 2xsehari.

Penyajian: di konsumsi segera sesudah makan

Perhatian: Penggunaan pada penderita kerusakan hati dan ginjal serta hipersensitifitas terhadap obat.
Hindari penggunaan pada wanita hamil dan bayi.
Efek Samping: Mual dan muntah, megaloblastic anemia, pancytopenia atau purpura, eosinophilic, diare,
Stevens-Johnson syndrome, gatal pada kulit, leucopenia, Lyell’s syndrome, leukopenia, neutropenia,
agranulocytosis, thrombocytopenia.

Kemasan: 10 Tablet / Blister

2. Profilas

Obat bronkitis generik yang selanjutnya yaitu Profilas. Obat ini merupakan obat dengan aktifitas
antiasma serta antialergi yang bekerja untuk pengobatan jangka panjang terhadap alergi bronkial.

Komposisi: bketotifen 0,2 mg

Indikasi: Obat ini idak efektif untuk mengobati serangan asma yang sedang berlangsung. Pengobatan
simptomatis pada alergi. Pengobatan profilaksis dalam jangka panjang dalam penyakit asma bronkial.

Dosis: anak-anak : 14-18 kg = 2 x sehari 2 ml. 19-25 kg = 2 x sehari 3 ml. 26-35 kg = 2 x sehari 4 ml. > 35
kg = 2 x sehari 5 ml

Penyajian: Dikonsumsi sebelum / sesudah makan

Perhatian: Waspada pemberian pada wanita hamil, berikan jika benar-benar diperlukan. Jangan gunakan
obat bersama alkohol.

Efek Samping: Dapat menimbulkan kantuk, pusing, mulut menjadi kering, berat badan bertambah.

Kemasan: 1 Botol

3. Ataroc

Ataroc merupakan obat bronkitis kronis resep dokter. Obat ini berbentuk tablet untuk membantu tubuh
mengatasi gejala sesak nafas akibat bronkitis, emfisema paru, dan asma.

Komposisi: Procaterol HCl

Indikasi: Mengobati bronkitis akut dan kronik, ispnea karena asma bronkial, emfisema paru.

Dosis: Dewasa = 2 x sehari 50 mg, Anak > 6 tahun 2 x sehari 25 mcg, Anak < 6 tahun = 2 x sehari 1,125
mcg atau 0,2-0,25 mg/kg berat badan.

Penyajian: Obat ini dapat di berikan dengan atau tanpa makanan

Cara Penyimpanan: Simpan di tempat yang sejuk dan kering.

Perhatian: Ada riwayat penyakit jantung, hipertiroidisme, hipertensi, lanjut usia, anak-anak, DM, hamil
dan laktasi sangat tidak dianjurkan mengonsumsi.

Efek Samping: mual dan muntah, takikardi, tremor, palpitasi, kejang, sakit kepala, dan ruam kulit
Kemasan: 10 Tablet / Strip

4. Fluimucil

Fluimucil merupakan obat bronkitis paling ampuh yang berbentuk granule di kemas dalam kemasan
sachet. Obat bronkitis generik ini bekerja untuk mengobati infeksi saluran nafas dengan gejala sekresi
mucus (lendir) yang berlebih. Hal ini sering terjadi pada mereka yang mengidap bronkitis.

Komposisi: N-acetylcysteine

Indikasi: Bronkitis, bronkiektasis, bronkial catarrh, emfisema, infeksi saluran nafas dengan gejala sekresi
mucus atau lendri berlebih, rofilaksis, terapi komplikasi bronkopulmonal mukostasis. Antiradikal bebas
dan anti oksidan.

Dosis: Dewasa = 3 x sehari 1 sachet

Penyajian: Di larutkan dalam air, di konsumsi setelah makan.

Perhatian: Waspada penggunaan pada pasien yang memiliki asma atau riwayat sesak nafas akut.

Efek Samping: Menimbulkan gangguan lambung, demam, bronkospasmesakit kepala,, stomatitis,


rinore,tinitus, urtikaria, menggigil, hemoptitis, reaksi anafilaksis (jarang terjadi)

Kemasan: 30 Bungkus / Dos.

5. Nytex Syrup

Nytex Syrup adalah obat batuk bronkitis pada anak yang bisa juga di gunakan untuk mengobati efisema
paru, bronkieaktasis, dan mukovisidosis. Obat bronkitis generik ini berbentuk sirup yang mudah untuk di
konsumsi oleh anak. Nytex bisa di guna

c. Diet

1.Apel

Apel memang dikenal sebagai salah satu jenis buah-buahan yang sangat baik untuk kesehatan, termasuk
dapat membantu mengurangi risiko serangan asma. Antioksidan tinggi yang dimilikinya mampu
membuat potensi serangan asma berkurang. Mengonsumsi buah apel bersama dengan kulitnya akan
membantu untuk mendapatkan antioksidan tersebut, terutama pada apel merah. Bahkan alergi juga bisa
diatasi dengan antihistamin dan antiinflamasi alaminya.

2.Jahe

Jahe memiliki manfaat sebagai obat batuk tradisional yang terkenal sangat efektif dan bebas efek
samping. Menambahkan jahe pada masakan akan membantu melegakan paru-paru dan memulihkan
bronkitis secara alami dan bertahap.

3.Bawang Putih
Antibiotik alami ini mampu mengancurkan sel-sel viral dan bakteri yang menginvasi tubuh penderita
bronkitis. Bumbu dapur ini mampu mempercepat proses pemulihan penyakit bronkitis. Selain itu,
terdapat kandungan quercetin sehingga membuat tubuh mampu memperlambat produksi lipoxygenase
yang merupakan penyebab terjadinya inflamasi di jaringan paru-paru.

4.Makanan yang Mengandung Vitamin D

Makanan sehat yang boleh dikonsumsi penderita bronkitis selanjutnya yaitu makanan yang mengandung
vitamin D. Sumber makanan yang mengandung vitamin D yang bisa dikonsumsi oleh penderita bronkitis
diantaranya yaitu ikan, telur dan susu. Hal ini disebabkan karena kebanyakan kasus orang yang memiliki
keluhan akan bronkitis biasanya kurang asupan vitamin D. Maka dari itulah, tidak ada salahnya jika
memasukkan makanan sumber vitamin D dalam menu harian Anda. Namun, akan jauhlebih baik jika
produk susu yang dikonsumsi tidaklah mengandung lemak tinggi.

5.Makanan Pedas dengan Kandungan Vitamin C

Bagi penderita bronkitis yang menyukai makanan pedas, mungkin ini merupakan kabar yang baik.
Pasalnya makanan pedas baik untuk proses penyembuhan penyakit bronkitis. Namun, hanya makanan
pedas yang mengandung vitamin C sajalah yang dianjurkan. Kesehatan saluran pernapasan dan paru-
paru dapat terjaga denganbaik oleh vitamin C yang terkandung pada cabai. Perlu diingat bahwa vitamin
C didalamnya memiliki sifat anti inflamasi serta antioksidan yang bisa membersihkan lendir, baik itu asma
ataupun alergi pemicu bronkitis. Selain dari makanan pedas, penderita bronkitis juga bisa mendapatkan
asupan vitamin C dari makanan lain, seperti sayuran hijau berwarna gelap, stroberi, kiwi, jeruk, brokoli,
paprika, jambu, dan juga kembang kol.

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

a. Identitas pasien ( nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status
perkawinan, diagnose medis, dll )
b. Identitas penanggung Jawab ( nama, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan hubungan dengan
klien )

c. Keluhan utama

1.Sesak napas,

2.Batuk-batuk berdahak

3.Dahak, sputum putih/mukoid

d. Riwayat Penyakit Sekarang

Berisi latar belakang penyakit (mulai dirasakan oleh pasien), berkembang dan tindakan yang dilakukan
dalam mengatasi penyakitnya

e. Riwayat Penyakit Dahulu

Kaji dan tanyakan pada pasien, apakah seorang perokok, kaji riwayat penyakit pernapasan yang lainnya

f. Riwayat Penyakit Keluarga

Kaji apakah ada dalam anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan klien dan kaji
apakah ada riwayat keluarga yang terkena penyakit saluran pernapasan.

g. Pemeriksaan Fisik, meliputi :

1. Keadaan Umum

Kaji keadaan umum pasien meliputi, tingkat kesadaran, ekspresi wajah, dan posisi klien saat datang.

2. Pemeriksaan tanda-tanda vital

Suhu meningkat, tekanan darah meningkat, Respirasi meningkat

3. Sistem Kardiovaskuler

Peningkatan frekuensi jantung/takikardia berat, Bunyi jantung redup.

4. Pemeriksaan Dada

Bentuk barel chest, gerakan diafragma minimal, terdengar Bunyi nafas ronchi, perkusi hyperresonan
pada area paru, warna pucat dengan cyanosis bibir dan dasar kuku, abu – abu keseluruhan, pada
Auskultasi terdengar Ronchi +/+, kedua lapang paru, Wizing kadang (+), kadang samar

5. Pemeriksaan Abdomen
6. Pemeriksaan anggota gerak

Bisa terdapat edema dependen, warna kulit/membran mukosa normal/cyanosis, pucat, dapat
menunjukkan anemi, turgor kulit buruk, edema dependen, berkeringat.

7. Pola aktifitas sehari-hari dengan:

a) Aspek biologi:

Mual/muntah, nafsu makan buruk/anoreksia, ketidakmampuan untuk makan, penurunan berat badan,
peningkatan berat badan

b) Aspek Psiko:

Ansietas, ketakutan, peka terhadaprangsangan.

c) Aspek Sosio:

Terjadi hubungan ketergantungan, kegagalan dukungan dari/ terhadap pasangan/ orang terdekat

8. Pemeriksaan Penunjang

a) Rontgen Thoraks

Gerakan kasar, pada apek paru, laboratorium, terjadi peningkatan leucocyt, kadang-kadang LED ↑

b) Pemeriksaan radiologis

Tubular shadow atau traun lines terlihat bayangan garis yang paralel, keluar dari hilus menuju apeks
paru. bayangan tersebut adalah bayangan bronchus yang menebal, corak paru bertambah

B. Diagnosa Keperawatan yang mungkin timbul

1. Inefektif pola napas b/d edema pada bronkus

2. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d akumulasi sekret

3. Peningkatan suhu tubuh b/d adanya proses inflamasi.

4. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d anoreksia

5. Intoleransi aktifitas b/d kelelahan.

C. Perencanaan Keperawatan

Dx 1. Inefektif pola napas b/d edema pada bronkus


Kriteria hasil : suara napas vesiculer, inspirasi lebih panjang dari expirasi. RR = 18-20x/menit.

INTERVENSI

- Pantau : status pernafasan tiap 4 jam, tanda-tanda vital tiap 8 jam.

- Pertahankan posisi fowler atau semi fowler.

- Anjurkan klien untuk tidak banyak bicara dan tidak memakai baju yang terlalu ketat serta tidak
terlalu banyak orang dalam ruangan.

- Anjurkan pasien untuk melakukan nafas dalam tiap 2 jam sekali.

- Kolaborasi dengan petugas medis/ dokter untuk pemberian oksigen.

- Anjurkan pasien untuk berhenti merokok

- Untuk mengidentifikasi kemajuan dan atau penyimpangan yang diharapkan.

- Posisi ½ duduk/duduk dapat/ memungkinkan expansi paru lebih penuh dengan cara menurunkan
tekanan abdomen pada diafragma.

RASIONAL

- Agar tidak menambah sesak nafas pada klien

- Nafas dalam dapat mencegah atelektasis pada paru.

- Pemberian oksigen tambahan dapat menurunkan kerja pernafasan.

- Nikotin dapat menyebabkan penyempitan pada bronchus

Dx 2. Bersihan jalan napas tidak efektif b/d akumulasi sekret

Tujuan : kepatenan jalan napas tetap terpelihara

Kriteria hasil : bunyi napas bersih, frekuensi napas antara 12-24 per menit dan warna kulit normal.

INTERVENSI

- Anjurkan klien untuk melakukan posisi fowler atau semi fowler

- Anjurkan klien untuk batuk efektif

- Berikan/anjurkan pada klien untuk minum air putih hangat yang cukup + 2 L/hari.

- Kolaborasi untuk pemberian terapi expectoran.

- Izinkan klien untuk membatukkan sekret, jika tidak dapat membatukan sekret lakukan
penghisapan/section.
- Posisi ½ duduk/duduk dapat/ memungkinkan expansi paru lebih penuh dengan cara menurunkan
tekanan abdomen pada diafragma.

RASIONAL

- Batuk dapat membantu pengeluaran sekret

- Minum air hangat secukupnya membantu untuk pengenceran dan pengeluaran sekret.

- Dengan terapi expectoran diharapkan membantu untuk pengeluaran sekret.

- Penghisapan berguna untuk mengeluarkan sekret dan membantu mempertahankan kepatenan jalan
napas.

Dx 3. Peningkatan suhu tubuh b/d adanya proses inflamasi.

Tujuan : tidak ada gejala infeksi

Kriteria hasil :

- Suhu tubuh 36-370C

- Batuk produktif tidak ada lagi

INTERVENSI

- Pantau :mengontrol suhu tiap 4 jam.

- Berikan kompres hangat

- Berikan pakaian tipis

- Kolaborasi dengan petugas kesehatan dalam pemberian antibiotik.

RASIONAL

- Untuk mengidentifikasi kemajuan-kemajuan yang dapat dicapai dan penyimpangan-penyimpangan


dari sasaran yang diharapkan.

- Dapat membantu melancarkan peredaran darah dan dapat mempercepat penguapan.

- Pakaian tipis dapat membantu penyerapan keringat dan membantu penguapan suhu tubuh.
- Infeksi merupakan faktor pencetus distress pernafasan yang paling sering, oleh karena itu sering
kali antibiotik diberikan sebagai pengobatan dan pencegahan terhadap infeksi.

Dx 4. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d anoreksia

Tujuan : nutrisi dapat terpenuhi

Kriteria hasil : peningkatan masukan makanan, tidak ada penurunan berat badan lebih lanjut.

INTERVENSI

- Pantau : -obserfasi jumlah makanan yang dikonsumsi setiap kali makan.

-Timbang berat badan setiap 2 hari sekali

- Berikan makanan porsi kecil tapi sering dalam keadaan hangat

- Hindari pandangan yang mengurangi nafsu makan.

- Kolaborasi dengan petugas gizi untuk memilih makanan yang dapat memenuhi kebutuhan nutrisi
selama sakit.

RASIONAL

- Untuk mengidentifikasi kemajuan-kemajuan atau penyimpangan dari sasaran yang diharapkan.

- Kebanyakan pasien lebih suka mengkonsumsi makanan yang merupakan pilihan sendiri.

- Mengurangi resiko mual dan muntah

- Membantu pasien memilih makanan yang memenuhi kebutuhan kalori dan kebutuhan nutrisi.

Dx 5. Intoleransi aktifitas b/d kelelahan.

Tujuan : pasien menunjukkan peningkatan toleransi terhadap aktivitas.

Kriteria hasil : menurunnya keluhan sesak napas, lemah dalam melaksanakan aktivitas.

INTERVENSI
- Pantau : nadi dan frekuensi nafas sebelum da sesudah aktifitas.

- Beri bantuan dalam aktifitas yang diperlukan dengan interval waktu untuk memungkinkan istirahat
diantara kegiatan.

- Meningkatkan latihan aktifitas secara bertahap.

- Mengidentifikasi kemajuan dan penyimpangan dari sasaran yang diharapkan.

RASIONAL

- Istirahat memungkinkan kembalinya energi.

- Memungkinkan latihan sesuai kemampuan pasien.

D. Evaluasi

1. Pola pernafasan menjadi efektif,

2. Bersihan nafas membaik.

3. Suhu tubuh menjadi normal

4. Pemenuhan nutrisi terpenuhi

5. Mempertahakan atau berupaya kearah peningkatan tingkat aktivitas.

BAB 4

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bronkitis kronis adalah penyakit yang diakibatkan karena adanya peradangan pada bronkus yang di
sebabkan oleh infeksi, polutan udara, dan asap rokok, tanda dan gejala pada bronchitis kronis adalah
batuk, diikuti dengan sesak napas, bisa dengan atau tanpa dahak, setelah beberapa hari dahak akan bisa
bercampur dengan nanah (mucopurulent). Pada tahap ini biasanya akan diikuti dengan demam, nyeri
otot dan sendi serta sesak nafas yang lumayan hebat.

B. Saran

Bagi penderita Bronkhitis diharapkan dapan mengetahui penyebab penyakit tersebut sehingga dapat
mengobati penyakitnya dengan tepat, sehingga dapat sembuh maksimal.
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat menjadi referensi bagi para
mahasiswa keperawatan maupun pembacanya dalam pembuatan Asuhan Keperawatan tentang penyakit
Bronkitis Kronis.

Kami sebagai penyusun menyadari adanya kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembacanya bagi kami sebagai penyusun
makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

http://victoryableszhan.blogspot.com/2011/12/contoh-makalah-bronkhitis.html

http://herbawalatra.com/anjuran-makanan-penderita-bronkitis/

https://obatantibiotik.com/obat-bronkitis-generik/

Anda mungkin juga menyukai