Anda di halaman 1dari 32

SWAMEDIKASI

BATUK
Irene wahyuningtyas sotyaningsih (2320455084)

Ivan sulistyanto (2320455085)


PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG o Swamedikasi merupakan kegiatan untuk mengobati segala
keluhan yang terjadi pada diri sendiri dengan obat-obatan
yang sederhana.
o Swamedikasi sering mengalami kesalahan dalam
pengobatan karena keterbatasan pengetahuan masyarakat
o Apoteker memiliki peran dalam swamedikasi untuk
merekomendasikan obat yang aman, tepat dosis, dan cara
penggunaan yang rasional.
o Batuk merupakan salah satu penyakit yang bisa dilakukan
swamedikasi. Batuk merupakan gejala yang banyak
dikeluhkan oleh masyarakat, pada anak-anak sekitar 15 %
dan orang dewasa sekitar 20 % mengeluhkan batuk.
o Maka dari itu peran apoteker dalam swamedikasi sangat
penting dalam mengatasi batuk agar diberikan pengobatan
yang tepat.
PENDAHULUAN
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengobatan untuk
batuk yang rasional? MANFAAT
2. Bagaimana swamedikasi yang
Memberikan gambaran
baik dan benar untuk batuk?
pengobatan yang dapat
disarankan oleh seorang
apoteker dalam melakukan
TUJUAN swamedikasi untuk penyakit
1. Mengetahui pengobatan batuk batuk.
yang rasional
2. Mengetahui swamedikasi yang
baik dan benar untuk
mengatasi batuk
SWAMEDIKASI

o Swamedikasi merupakan pemilihan dan


penggunaan obat modern maupun obat tradisional
oleh seseorang untuk mengatasi penyakit atau
gejala penyakit ringan yang tidak memerlukan
bantuan dokter. (WHO, 1998).

o Swamedikasi harus dilakukan dengan cara yang


tepat, aman, dan rasional.

o Penggunaan obat rasional mensyaratkan bahwa


obat tersebut sesuai dengan kebutuhan klinis
pasien , durasi yang tepat, jangka waktu yang
cukup, dan biaya terendah.
SWAMEDIKASI

o Sehingga dapat memenuhi kriteria tepat dosis,


tepat pemilihan obat, waspada efek samping,
efektif, aman, mutu terjamin, dan harga terjangkau

o Swamedikasi dapat dilakukan dengan


menggunakan obat golongan obat bebas, bebas
terbatas, obat wajib apotek, dan suplemen
makanan.

o Swamedikasi di harus dihentikan Ketika muncul


gejala lain seperti pusing, sakit kepala, mual
muntah, terjadi alergi, dan salah minum obat
setelah meminum obat.
BATUK
DEFINISI
Batuk merupakan Tindakan refleks yang dilakukan
tubuh untuk membersihkan tenggorokan dari lendir
atau iritasi akibat benda asing untuk menjaga paru-
paru.

ETIOLOGI
Batuk umumnya disebabkan oleh virus yang
menyebabkan infeksi, namun dapat juga diikuti
eksaserbasi yang menjadi penyebab asma, COPD
(chronic obstructive pulmonary disease). Batuk
dapat terjadi di system pernapasan, kardiovaskular,
dan gastrointestinal
BATUK
PATOFISIOLOGI

Dalam refleks batuk terdapat 5 komponen utama yaitu:


o Reseptor batuk,

Reseptor batuk yaitu laring trakea, bronkus, dan pleura.


Selain itu terdapat pada telinga.
o Serabut saraf aferen

Serabut saraf eferen yang penting yaitu nervus vagus yang


digunakan untuk mengalirkan rangsang dari reseptor batuk
menuju ke pusat batuk di medulla
BATUK
PATOFISIOLOGI
o Pusat batuk

Pusat batuk beradai di medulla dekat dengan pusat


pernapasan dan juga pusat muntah.
o saraf eferen

Rangsangan akan masuk saraf eferen dan dibawa menuju


efektor
o Efektor

Efektor merupakan tempat terjadinya mekanisme batuk


KLASIFIKASI BATUK
Berdasarkan durasi

Sub
Akut kronis
akut

terjadi selama 3-8 batuk dengan durasi


Terjadi kurang dari 3
minggu, dapat lebih dari 8 minggu,
minggu, disebabkan
disebabkan oleh batuk batuk kronis bisa
oleh infeksi saluran
pasca infeksi, bakteri disebabkan penyakit
pernafasan atas (ISPA),
sinusitis maupun batuk COPD (Chronic
peneumonia, dan gagal
karena asma Obstructive Pulmonary
jantung kongestif
Disease).
KLASIFIKASI BATUK
Berdasarkan tanda klinis

Batuk Batuk
kering berdahak

Atau batuk tidak berdahak. Disebabkan Batuk yang timbul karena


oleh bakteri atau virus, asma, alergi, atau pengeluaran mucus atau benda
asam lamnbung dan dapat diikuti dengan asing di saluran pernapasan
gatal.
MEKANISME BATUK
INSPIRASI
IRITASI Glotis terbuka lebar maka akan
Fase ini terjadi iritasi di salah satu masuk udara dengan jumlah yang
saraf sensorik nervus vagus besar memperkuat fase ekspirasi,
dilaring atau bagian lain seperti sehingga menghasilkan
esofagus dan rongga pleura mekanisme pembersihan yang
potensial.

EKSPIRASI KOMPRESI
Glotis kembali tertutup
Fase ekpirasi merupakan fase batuk
sehingga tekanan
sebenarnya, karena glottis terbuka
intoraks meningkat agar
secara tiba-tiba dan teradi
terjadi batuk yang
pengeluaran udara disertai dengan
efektif
benda asing seperti mukus
FARMAKOLOGI
mukolitik
KONTRAI PERINGAT EFEK
MEKANISME DOSIS INTERAKSI
NDIKASI AN SAMPING

Membuka Dewasa dan Hipersens Monitor Stomatitis, Antitusif,


ikatan disulfida anak>14 th = itivitas pada pasien pusing, tetrasiklin
dalam sehari 2-3 x 1 terhadap asma. telinga HCl,
ACETYLSI mukoprotein kaps acetylsist Dihentikan berdengung nitrogliserin
STEIN Anak usia 6- ein jika
14 th = sehari mengalami
2 x 1 kaps bronkospas
me

Mengurangi Dewasa oral Hipersens Ulkus Sindrom antibiotik


adhesi lendir 10 ml 3x itivitas lambung, stecen
AMBROX sehingga sehari; tab 30 dengan gangguan johnson,
OL meningkatkan mg 2-3x ambroxol ginjal, hamil gangguan
transportasi sehari dan pencernaan
menyusui , muntah
mukolitik
FARMAKOLOGI
KONTRAIN PERINGAT EFEK
MEKANISME DOSIS INTERAKSI
DIKASI AN SAMPING

Memecah serat Dewasa Hipersensiti Pasien Diare, mual Antibiotik


mukopolisakari dan anak > vitas gangguan muntah,
da pada dahak 12 th = terhadap lambung, reaksi
sehari 3 x 1 bromheksin hati-hati alergi, nyeri
tab untuk perut
Anak usia pasien bagian atas
BROMH
EXIN 6-12 th = hamil dan
sehari 3 x ½ menyusui
tab
Anak usia
2-6 th =
sehari 2 x ½
tab
ekspektoran
FARMAKOLOGI
KONTRAIND PERINGA EFEK
MEKANISME DOSIS INTERAKSI
IKASI TAN SAMPING

Dapat Dewasa Anak Batuk Sakit perut, -


meredakan Tab dibawah 6 terus- diare, mual,
penumpukan konvension tahun menerus, muntah,
dahak di al = 200- disertai mengantuk,
saluran 400 mg dahak sakit kepala
pernapasan setiap 4 berlebiha
GRISERIL jam n,
GUAIAK gangguan
OLAT Anak 6-12 hati dan
th = sehari ginjal
4 x 100 mg
(maks 400
mg/hr)
durasi maks
: 5 hari
antitusif
KONTRAINDI PERINGAT EFEK
MEKANISME DOSIS INTERAKSI
KASI AN SAMPING

Menekan refleks Dewasa: Batuk kronis, Gangguan Ketergantun Inhibitor


batuk di pusat Maksimal serangan asma mental, gan obat, CYP2D6
batuk (medulla) 80-120 mg akut, Riwayat gangguan
DEKSTRO setiap hari insufisiensi asma pencernaam
METORP pernapasan,
HAN
Anak 6-12 ganguan hati
tahun : 15
mg 6-8 jam

Menurunkan Dewasa : Asma bronkial, Pasien Ketergantun Obat


cAMP (cyclic Maks 60 emfisema paru, dengan gan obat, depresan,
adenosine mg/hari trauma kepala asma, pe mual penenang,
monophosphate Anak 6-12 nggunaan muntah, bius
CODEIN
), menekan pusat tahun: jangka konstipasi
batuk makas 60 panjang
mg/setiap
hari
NON FARMAKOLOGI

o Menjauhi penyebab
batuk (debu, asap
rokok, makanan
o Berhenti merokok berminyak, suhu
dingin)
o Minum air putih yang banyak
o Menghirup uap air
hangat, meminum zat
emolien seperti
madu, dan permen
pelega tenggorokan
METODE SBAR
Metode SBAR merupakan kerangka Teknik komunikasi yang
digunakan petugas Kesehatan dalam menyampaikan kondisi
pasien agar tercapainya komunikasi yang efektif

SITUATION ASSESMENT
Langkah awal untuk kesimpulan berupa Analisa mengenai
mengetahui identitas pasien, masalah yang sedang terjadi pada
masalah saat ini dan hasil pasien
diagnosa medis

BACKGROUND RECOMMENDATION
Langkah untuk mengetahui Anjuran yang dapat berupa
Riwayat penyakit, serta larangan dan/atau himbauan
pengelolaan, terapim dan mengenai keluhan yang dihadapi
Tindakan medis yang sudah pasien serta rencana kedepan
diterima pasien mengenai keluhan pasien
STUDI
KASUS
KASUS 1
Seorang ibu mengeluhkan
tenggorokannya gatal-gatal dan susah
digunakan untuk menelan kadang
batuk-batuk kecil dan sering saat
kedapatan memakan gorengan dan
minum es. Batuk berlanjut sudah 2 hari
ini. Pasien belum mengkomsumsi obat
apapun untuk merdakan keluhan nya
METODE SBAR

SITUATION Tenggorokan terasa gatal, kesulitan menelan,


batuk-batuk kecil, gejala sudah dialami selama
2 hari
Gender: Perempuan
Age: 34
BACKGROUND Pasien suka meminum minuman
Allergies: None dingin dan makan gorengan
METODE SBAR

o Batuk yang diderita disebabkan


alergen karena tenggorokan pasien
terasa gatal
o Akroelin yang berasal dari
gorengaan dapat menjadi allergen
ASSESMENT sehingga dapat menyebabkan batuk
Gender: Perempuan
o Minuman dingin dapat
Age: 34
menyebabkan keringnya lapisan
Allergies: None permukaan saluran napas, memicu
terjadinya batuk
o Batuk menyebabkan radang
sehingga pasien kesulitan untuk
menelan
METODE SBAR

Obat yang direkomendasikan yaitu


WOODS ANTITUSSIVE syrup yang
mengandung:
RECOMENDATION
Gender: Perempuan o Dextromethorpan sebagai agen
Age: 34 penekan produksi batuk
Allergies: None
o Diphenhydramin sebagai
antihistamin
DOSIS
Dewasa dan anak > 12 tahun : 3-
4 x 10 ml
INDIKASI Anak 6-12 tahun : sehari 3 x 5 ml
Batuk dan flu yang disertai
alergi EFEK
ATURAN PAKAI SAMPING
Rasa mual, pusing,
sesudah makan
mengantuk dan
konstipasi
KONTRAINDIKAS
I PERHATIAN
Hipersensitif, Wanita hamil,
kegagalan pernapasan, asma Pasien peminum alcohol, gangguan
bronkhial fungsi hati, tidak mengendari
kendaraan/menjalankan mesin
METODE SBAR

o Mengurangi konsumsi gorengan/makanan


berminyak

o Mengurangi minuman dingin

o Minum banyak air putih


RECOMENDATION
Gender: Perempuan
o Mengkonsumsi madu, untuk mengurangi
Age: 34
iritasi tenggorokan dan selaput lendir
Allergies: None
o Beristirahat cukup

o Memantau gejala sulit untuk menelan


namun batuk sudah membaik dapat
menggunakan antiinflamasi
02
KASUS
Seorang bapak datang ke apotek
mengeluhkan hidung tersumbat, dan batuk
berdahak disertai dengan pusing, sakit
tenggorokan, tubuh terasa pegal, dan
merasa tidak enak badan bapak tersebut
merasakannya setelah menerjang hujan
besar tanpa menggunakan mantel karena
merasa dekat dengan rumah. Bapak
tersebut sudah mengalami gejala sekitar 3
hari yang lalu.
METODE SBAR

SITUATION Hidung tersumbat, pusing, batuk


berdahak, sakit tenggorokan, tubuh
terasa pegal, dan tidak enak badan.

BACKGROUND Pasien kehujanan saat berkendara,


Age: 60
dan gejala sudah diderita selama 3
Gender: Male hari

Allergies: None
METODE SBAR

o Gejala yang dirasakan pasien karena


terjadi perubahan suhu yang
ASSESMENT
mendadak saat hujan, yang dapat
menyebabkan daya tahan tubuh
seseorang menjadi rendah dan
rentan terjangkit virus
Age: 30 o Keluhan batuk berdahak, pusng,
Gender: Male pegal-pegal, tidak enak badan,
hidung tersumbat, sakit
Allergies: None tenggorokan belum tertangani
METODE SBAR

o Minum air putih yang cukup,


RECOMMENDATION konsumsi madu, istirahat cukup, dan
menghindari paparan udara dingin

o Pasien dapat mengkonsumsi


bisolvon untuk mengatasi keluhan
batuk berdahak, sedangkan untuk
Age: 60 mengatasi keluhan pusing, pegal-
Gender: Male pegal, tidak enak badan, dan hidung
tersumbat dapat menggunakan
Allergies: None decolgen
DOSIS
Dewasa : sehari 3x1 tablet
INDIKASI Anak 6-12 tahun : sehari 3 x
Sebagai mukolitik untuk ½ tablet
memfasilitasi batuk produktif.
EFEK
ATURAN PAKAI SAMPING
sesudah makan Mual, muntah, diare,
nyeri perut bagian
atas, ruam kulit
KONTRAINDIKAS
I PERHATIAN
Dapat menyebabkan hipersensitivitas
konsentrasi antibiotik yang
lebih tinggi di jaringan paru-
paru.
DOSIS
INDIKASI Dewasa : sehari 3x1 tablet
meredakan gejala flu seperti sakit
kepala, demam, bersin-bersin dan
hidung tersumbat
EFEK
ATURAN PAKAI SAMPING
sesudah makan Mengantuk, gangguan
pencernaan, mulut kering,
takikardia
KONTRAINDIKAS
I PERHATIAN
Peka pada simpatomimetik, hamil, mempengaruhi kemampuan
tekanan darah tinggi berat, mengemudi/mengoperasikan mesin,
dan pasien yang sedang dan hentikan penggunaan obat jika
terapi MAOI. susah tidur
PENUTUP
KESIMPULAN
o Studi kasus swamedikasi pengobatan batuk
rasional harus dilakukan secara rasional
o melalui pendekatan yang komprehensif
o sehingga dapat memberikan rekomendasi
pengobatan yang tepat.

SARAN
o agar pembaca tertarik dan senang dengan
tema yang digunakan
o dapat mengembangkan penulisan makalah
terkait dengan tema yang sama namun
metode pendekatan yang lebih bervariatif
THANKS

Anda mungkin juga menyukai