Anda di halaman 1dari 75

T O F I S IO L OG I S IS T E M

PA TO L O G I D A N PA
I S T E M PE R K E M I H A N
PE R NA FA S A N D A N S
KELOMPOK 5
PUTRI HAFSHA SALSABILLA 302022132
RIKA AMALIA OCTAVIANI 302022134
SRI WULANDARI 302022135
THOURYA EL SAYED AZIZ 302022136
M PAISAL AMBARI 302022150
SISTEM PERNAFASAN
PENGERTIAN

Pernapasan atau respirasi adalah suatu proses pengambilan oksigen, pelepasan karbohidrat, serta penggunaan energi di
dalam tubuh. dalam prosesnya, manusia menghirup oksigen dari udara bebas serta melepas karbondioksida ke udara bebas.
ORGAN SISTEM
PERNAFASAN
•SISTEM RESPIRASI ATAU SISTEM
PERNAFASAN MENCAKUP SEMUA
PROSES PERTUKARAN GAS YANG
TERJADI ANTARA ATMOSFIR
MELALUI RONGGA HIDUNG →
FARING → LARING → TRAKEA →
BRONKUS - PARU-PARU DINDING
KAPILER DARAH. → ALVEOLUS
→ SEL-SEL MELALUI DINDING
KAPILER DARAH.
ASMA

Asma adalah gangguan inflamasi kronik pada jalan nafas dimana banyak sel yang memainkan

peranannya terutama sel mast, eosinofil, dan limfosit T. Pada individu yang rentan terhadap

penyakit, inflamasi ini menyebabkan episode lanjutan dari mengi, sulit bernafas, dada terasa sesak,

dan batuk terutama pada malam atau pagi hari. Inflamasi ini menyebabkan peningkatan

responsivitas jalan nafas terhadap berbagai rangsangan.


ASMA
Pada asma terjadi hiperresponsivitas jalan nafas dan bronkospasme sehngga terjadi serangan asma.
mulanya histamin menempel pada reseptor dalam bronkus yang besar sehingga menyebabkan
pembengkakan otot polos. leukotrien (L) menempel pada reseptor dalam bronkus yang kecil dan
menyebabkan pembengkakan otot polos ditempat tersebut. leukotrien juga menyebabkan
prostaglandin melintas melalui aliran darah ke paru sehingga meningkatkan kerja dari histamin.
histamin merangsang membran mukosa untuk menyekresi mukus secara berlebihan yang
selanjutnya dapat menyebabkan penyempitan lumen bronkus. pada saat inspirasi, lumen bronkus
yang menyempit masih dapat sedikit mengembang tetapi pada saat ekspirasi terjadi peningkatan
tekanan intratorakal yang menyebabkan penutupan lumen bronkus secara total. mukus mengisi
bagian dasar paru (basis pulmoner) dan menghambat ventilasi alveolar. selanjutnya darah dialirkan
ke alveoli pada bagian lain dari paru tetapi tetap tidak mampu untuk mengimbangi penurunan
ventilasi
OBSTRUKSI JALAN NAPAS PADA ASMA DISEBABKAN OLEH:
1. kontraksi otot sekitar bronkus sehingga terjadi penyempitan napas.
2.pembengkakan membrane bronkus
3.bronkus berisi mucus yang kental
ADAPUN FAKTOR LAINNYA:
ETIOLOGI 1. GENETIK
2. ALERGEN
3. INFEKSI SALURAN PERNAFASAN
4. PERUBAHAN CUACA
5. LINGKUNGAN KERJA
6. OLAHRAGA
7. STRES
TANDA DAN GEJALA ASMA

Batuk .

Mengi (wheezing)
Dispnea dan rasa sesak di dada.
Takipnea dan takikardia.
Badan lemas dan lesu.
Asidosis respiratorik
Sering menghela napas.
• di bedakan menjadi 2 jenis
1. asma bronkial
penderita asma bronkial, hiperaktif dan hipersensitif terhadap
rangsangan dari luar, seperti asap kendaraan, bulu binatang, debu
dalam rumah, dan bahan lain yang menyebabkan alergi. gejala
kemunculannya sangat mendadak sehingga serangannya bisa dating secara
tiba – tiba. jika tidak segera mendapatkan pertolongan, kematian bisa terjadi
KLASIFIKASI pada penderita tersebut. gejala pada asma bronkial bisa terjadi adanya radang
yang mengakibatkan penyempitan saluran pernafasan. penyempitan ini akibat
dari berkerutnya otot saluran pernafasan, pembengkakan saluran lendir, dan
pembentukan timbunan lendir yang berlebihan.
2. asma kardial
asma yang ditimbulkan akibat adanya kelainan jantung. gejala yang
dialami penderita asma kardial biasanya adanya sesak nafas yang hebat dan
terjadi pada malam hari.
PENATALAKSANAAN
1. pencegahan dengan mengenali dan menghindari faktor-faktor presipitasi, seperti alergen, atau iritan untuk mencegah
serangan asma.
2. penilaian dan pengawasan intensif keparahan asma dan kontrol asma.
3. desensitisasi terhadap antigen tertentu untuk mengurangi keparahan serangan asma selama pajanan selanjutnya terhadap
alergen.
4.pemberian obat jenis bronkodilator untuk mengurangi bronkokonstriksi, mengurangi edema pada jalan nafas bronkial, dan
meningkatkan ventilasi pulmonal.
5. pemberian oksigen yang dilembabkan dengan kecepatan aliran yang rendah dapat diperlukan untuk mengatasi dispnea,
sianosis, dan hipoksemia
6. latihan relaksas
7. terapi pernafasan seperti latihan nafas dalam untuk mencapai ventilasi yang lebih terkontrol, efisien, meningkatkan inflasi
alveolar secara maksimal, meningkatkan relaksasi otot, menghilangkan ansietas.
PENCEGAHAN ASMA

menggunakan obat
olahraga yang teratur :
secara teratur; harus
jalan sehat, bersepeda,
menghindari paparan minum obat meningkatkan kebugaran
renanglatihan otot
faktor pencetus asma sebagaimana diresepkan jasmani
pernapasan, dengan
dan beristirahat
senam asma
secukupnya.
PNEUMONIA
Adalah peradangan yang biasanya mengenai parenkim paru,
distal dari bronkiulus terminalis mencangkup bronkiolus respiratori, alveoli, dan
menimbulakn konsolidasi jaringan paru. pneumonia adalah keadaan
inflamasi akut yang terdapat pada parenkim paru (bronkiolus dan alveoli paru),
penyakit ini merupakan penyakit infeksi karena ditimbulkan oleh bakteri, virus,
atau jamur.
Agent penyebab pneumonia masuk ke paru – paru
melalui inhalasi atau pun aliran darah. diawali dari
saluran pernafasan dan akhirnya masuk ke saluran
pernapasan bawah. reaksi peradangan timbul pada
dinding bronkhus menyebabkan sel berisi eksudat dan
sel epitel menjadi rusak. kondisi tersebut berlansung
lama sehingga dapat menyebabkan etelektasis.reaksi
inflamasi dapat terjadi di alveoli, yang menghasilkan

PNEUMONIA eksudat yang mengganggu jalan napas, bronkospasme


dapat terjadi apabila pasien menderita penyakit jalan
napas reaktif. gejala umum yang biasanya terjadi pada
pneumonia yaitu demam, batuk, dan sesak napas.
setelah agen infeksius mencapai jaringan paru,
kemudian infeksi akan menyebar ke jaringan paru
lainnya. inflamasi mulai berespon, mediator dilepaskan
dan dapat menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler, yang
mengakibatkan gangguan difusi dan akumulasi berbagai
sel darah, eksudat, dan cairan serosa.
ETIOLOGI

Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu bakteri,


virus, jamur, protozoa, yang sebagian besar disebabkan oleh bakteri. penyebab
tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri positif- gram, streptococcus
pneumonia yang menyebabkan pneumonia streptokokus. bakteri staphylococcus
aureus dan streptococcus aeruginosa. pneumonia lainnya disebabkan oleh virus,
misalnya influenza.
TANDA DAN GEJALA PNEUMONIA

Gejala yang dapat muncul pada klien dengan pneumonia adalah demam, berkeringat,
batuk dengan sputum yang produktif, sesak napas, sakit kepala, nyeri pada leher dan
dada, dan pada saat auskultasi dijumpai adanya ronchi dan dullness
pada perkusi dada.
PENCEGAHAN PNEUMONIA
1. Berhenti merokok
2. Konsumsi makanan bergizi seimbang
3. Menjaga daya tahan tubuh
4. Memakai masker
5. Rutin melakukan olahraga
6. Istirahat yang cukup
7. Melakukan vaksinasi PCV (Pneumococcus Conjugated Vaccine).
TUBERCULOSIS (TBC)

adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis di paru. Kondisi ini,
kadang disebut juga dengan TB paru. Bakteri tuberkulosis yang menyerang paru menyebabkan gangguan
pernapasan, seperti batuk kronis dan sesak napas. Penderita TBC biasanya juga mengalami gejala lain
seperti berkeringat di malam hari dan demam. Pengobatan penyakit tuberkulosis biasanya membutuhkan
waktu berbulan-bulan dengan aturan minum obat yang ketat guna mencegah risiko terjadinya resistensi
antibiotik. Jika tidak ditangani dengan segera, TBC dapat berakibat fatal. Bakteri Mycobacterium
tuberculosis dapat menginfeksi bagian organ tubuh lainnya, seperti ginjal, tulang, sendi, kelenjar getah
bening, atau selaput otak, kondisi ini dinamakan dengan TB ekstra paru. Indonesia berada di urutan ke 3
negara dengan kasus TBC tertinggi di dunia setelah India dan Cina. Data tahun 2019 menunjukkan, ada
sekitar 845.000 penderita TBC di Indonesia. Penyakit ini dapat berakibat fatal bagi penderitanya jika tidak
segera ditangani. Meski begitu, TBC adalah penyakit yang dapat disembuhkan dan bisa dicegah.
PATOLOGI TBC
1. Tuberkulosis Primer
Penularan Tuberkulosis Paru terjadi karena kuman yang dibatukkan atau dibersinkan keluar dalam bentuk
droplet nuclei. Inhalasi Mycobacterium tuberculosis ke organ paru terjadi fagositosis oleh makrofag
alveolus paru. Kebanyakan partikel ini akan mati atau dibersihkan oleh makrofag yang keluar dari cabang
trakeo-bronkial bersama gerakan silia dengan sekretnya. Namun, bila kuman menetap di jaringan paru
dengan masa inkubasi 2-12 minggu akan terjadi pembentukan fokus primer, penyebaran limfogen dan
penyebaran hematogen. Saat terbentuk kompleks primer terbentuk pula imunitas selular spesifik. Dalam
keadaan ini jika dilakukan uji tuberkulin maka akan menunjukkan hasil uji tuberkulosis positif. Pada
Tuberkulosis primer dengan riwayat alamiah yang tidak diobati setelah 5 tahun maka 50 % akan
meninggal, 25 % akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh yang tinggi, dan 25 % menjadi kasus
kronis yang tetap menular.
PATOLOGI TBC

2. Tuberkulosis Post – Primer (Sekunder)


Kuman yang dormant pada Tuberkulosis primer akan muncul bertahun-tahun kemudian sebagai
infeksi fokus lama Tuberkulosis (endogen) atau reinfeksi ( infeksi sekunder oleh kuman Tuberkulosis dari
luar (eksogen) menjadi Tuberkulosis dewasa (Tuberkulosis Post Primer)
ETIOLOGI TBC
Tuberkulosis (TBC) disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini menyebar
ketika seseorang menghirup percikan ludah (droplet) saat penderita TBC batuk, berbicara, bersin, tertawa,
atau bernyanyi.
Namun, ada beberapa kelompok yang berisiko tinggi tertular TBC, yaitu :
1. Orang yang tinggal di pemukiman padat dan kumuh.
2. Petugas medis yang sering merawat penderita TBC.
3. Orang lanjut usia (lansia) dan anak-anak.
4. Pengguna NAPZA
5. Penderita penyakit ginjal stadium lanjut.
6. Orang yang mengalami kekurangan gizi.
7. Penderita kecanduan alcohol.
8. Perokok
9. Orang dengan kekebalan tubuh yang lemah, misalnya penderita HIV/AIDS, kanker, diabetes, orang
yang menjalani transplantasi organ, dan lain sebagainya.
GEJALA TBC
Pada TBC laten, penderita umumnya tidak mengalami gejala. Umumnya, penderita baru menyadari dirinya
menderita tuberkulosis setelah menjalani pemeriksaan untuk penyakit lain.
Sementara bagi penderita TBC aktif, gejala yang muncul dapat berupa :
1. Batuk yang berlangsung lama (3 minggu atau lebih).
2. Batuk biasanya disertai dengan dahak atau batuk darah.
3. Nyeri dada saat bernapas atau batuk.
4. Berkeringat di malam hari.
5. Hilang nafsu makan.
6. Penurunan berat badan.
7. Demam dan menggigil.
8. Kelelahan
KLASIFIKASI TBC
penentuan klasifikasi penyakit dan tipe pasien Tuberkulosis memerlukan suatu definisi kasus yang
meliputi empat hal yaitu :
1) Klasifikasi Tuberkulosis berdasarkan lokasi atau organ tubuh yang sakit yaitu: Tuberkulosis Paru dan
Tuberkulosis EkstraParu
2) Klasifikasi Tuberkulosis berdasarkan hasil pemeriksaan dahak mikroskopis (bakteriologi).
3) Klasifikasi Tuberkulosis berdasarkan riwayat pengobatan sebelumnya: pasien Tuberkulosis Baru dan
pasien Tuberkulosis yang sudah pernah diobati
4) Klasifikasi Tuberkulosis berdasarkan status HIV : Kasus Tuberkulosis dengan HIV Positif, kasus
Tuberkulosis dengan HIV Negatif dan Kasus Tuberkulosis dengan status HIV tidak diketahui.
PENCEGAHAN TBC
1) Sediakan fasilitas medis yang memadai seperti laboratorium dan alat rontgen agar dapat melakukan
diagnosa dini terhadap penderita, kontak dan tersangka. Sediakan juga fasilitas pengobatan terhadap
penderita dan mereka yang resiko tinggi terinfeksi, sedangkan fasilitas tempat tidur untuk mereka yang
perlu mendapat perawatan.
2) Beri penyuluhan kepada masyarakat tentang cara-cara penularan dan cara
3) Pemberantasan.
4) Mengurangi dan menghilangkan kondisi sosial yang mempertinggi risiko terjadinya infeksi, misalnya
kepadatan hunian.
5) Meningkatkan sanitasi lingkungan perumahan.
PENATALAKSANAAN TBC

Penatalaksanaan tuberkulosis paru atau TBC paru dilakukan dengan pemberian obat
antituberkulosis atau OAT, misalnya isoniazid, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol.
Kombinasi obat-obat ini dikonsumsi secara teratur dan diberikan dalam jangka waktu yang tepat
meliputi tahap awal dan tahap lanjutan
PENGOBATAN TBC
a. Tahap awal
Pengobatan diberikan setiap hari. Paduan pengobatan pada tahap ini adalah dimaksudkan untuk secara
efektif menurunkan jumlah kuman yang ada dalam tubuh pasien dan meminimalisir pengaruh dari
sebagian kecil kuman yang mungkin sudah resistan sejak sebelum pasien mendapatkan pengobatan.
Pengobatan tahap awal pada semua pasien baru, harus diberikan selama 2 bulan.
b. Tahap lanjutan
Pengobatan tahap lanjutan bertujuan membunuh sisa-sisa kuman yang masih ada dalam tubuh,
khususnya kuman persisten sehingga pasien dapat sembuh dan mencegah terjadinya kekambuhan. Durasi
tahap lanjutan selama 4 bulan. Pada fase lanjutan seharusnya obat diberikan setiap hari.
SISTEM PERKEMIHAN
PENGERTIAN

sistem perkemihan merupakan suatu sistem organ tempat terjadinya proses


penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh
tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. zat-zat yang
tidak dipergunakan oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin
ORGAN SISTEM PERKEMIHAN

•  GINJAL
• KANDUNG KEMIH
• URETRA.
PENGERTIAN
isk merupakan penyakit dengan kondisi dimana terdapat
mikroorganisme dalam urin yang jumlahnya sangat banyak

INFEKSI dan mampu menimbulkan infeksi pada saluran kemih.


(isk) juga adalah infeksi akibat berkembang biaknya
SALURAN mikroorganisme di dalam saluran kemih, yang dalam keadaan

KEMIH normal air kemih tidak mengandung bakteri, virus atau


mikroorganisme lain. infeksi saluran kemih dapat terjadibaik
di pria maupun wanita dari semua umur, dan dari kedua jenis
kelamin ternyata wanita lebih sering menderita isk dari pada
pria.
PATOFISIOLOGI ISK

infeksi saluran kemih terjadi ketika bakteri (kuman) atau mikroroganisme masuk ke dalam saluran kemih
dan berkembang biak. mikroorganisme memasuki saluran kemih tersebut melalui empat cara, yaitu:

1. ascending

2. hematogen (descending)

3. limfogen (jalur limfatik)

4. langsung dari organ sekitar yang sebelumnya sudah terinfeksi atau eksogen sebagai akibat pemakaian
kateter
ETIOLOGI

Penyebab terbanyak Infeksi saluran kemih adalah bakteri Gram Negatif dimana bakteri ini termasuk
bakteri penghuni usus yang kemudian naik ke sistem saluran kemih. Eschericha coli merupakan salah satu
bakteri Gram Negatif yang paling umum menyebabkan infeksi saluran kemih. Penyebab lain Infeksi
saluran kemih namun jarang adalah klebsiela, enterobakter, pseudomonas, streptokokus, strapilokokus.
Infeksi saluran kemih terjadi karena meningkatnya jumlah kuman atau bakteri yang berbeda pada uretra
bahkan bisa sampai ke ginjal. Karena Seperti yang diketahui bahwa saluran kemih umumnya tidak terdapat
bakteri.
GEJALA
Gejala yang dirasakan bisa bervariasi tergantung tingkat keparahan dan organ yang terlibat dalam infeksi
ini, namun secara garis besar bisa kami sebutkan :
1. Anyang anyangan atau rasa ingin buang air kecil lagi, meski dicoba untuk berkemih, tapi tidak ada air
kemih yang keluar.
2. Sering kencing dan kesakitan saat kencing, kadang disertai dengan air kemih yang keruh.
3. Air kemih berwarna kemerahan serta bau yang menyengat.
4. Nyeri pada area di bawah pusar atau bisa disertai nyeri pada pinggang
5. Demam atau menggigil, yang artinya infeksi mulai meyebar ke tubuh yang lain.
6. Mual dan muntah jika infeksi menyebar dan mulai mengganggu fungsi ginjal.
PENYEBAB

Infeksi saluran kemih disebabkan oleh mikroorganisme biasanya bakteri yang masuk ke
uretra dan kandung kemih, menyebabkan peradangan dan infeksi. Meskipun ISK paling
sering terjadi di uretra dan kandung kandung kemih, bakteri juga dapat menyebar ke
ureter dan menginfeksi ginjal.Lebih dari 90% kasus infeksi kandung kemih (sistitis)
disebabkan oleh E. coli, bakteri yang biasanya ditemukan di usus.
PENATALAKSANAAN
Nonfarmakologis

1. Banyak minum bila fungsi ginjal masih baik

2. Menjaga higiene genitalia eksternal Farmakologis

3. Antimikroba berdasarkan pola kuman yang ada (antibiotik empiris).

4. Bila hasil tes resistensi kuman sudah ada, pemberian antimikroba disesuaikan (antibiotik spesifik)

5. perubahan pola hidup, diantaranya : a) membersihkan perineum dari depan ke belakang b) pakaian
dalam tidak ketat dan dari bahan katun c) menghilangkan kebiasaan menahan buang air kecil d)
menghindari kopi, alkohol
KOMPLIKASI
Orang yang mengalami infeksi saluran kemih akan merasakan berbagai ketidaknyamanan saat buang air
kecil, seperti nyeri dan rasa terbakar saat kencing, sering buang air kecil yang disertai rasa sakit, hingga
keluarnya darah dan nanah dalam urine.
Beberapa komplikasi ISK yang mungkin terjadi antara lain:
1. Infeksi berulang
Infeksi berulang atau kambuh mungkin saja terjadi, terutama pada wanita yang mengalami ISK lebih dari 2
kali dalam waktu 6 bulan.
Kemungkinan infeksi berulang juga bisa terjadi pada pengobatan ISK yang tidak disertai dengan antibiotik
atau konsumsi antibiotik yang tidak tuntas.
KOMPLIKASI
2. Kerusakan ginjal

Masalah pada ginjal juga bisa menjadi salah satu komplikasi akibat ISK yang tak ditangani dengan tuntas.
Yang terberat, kerusakan ginjal mungkin saja terjadi. Hal ini dapat terjadi karena infeksi yang menjalar ke
ginjal dan memengaruhi cara kerja serta fungsi ginjal.

3. Sepsis

Salah satu bahaya infeksi saluran kencing yang tidak diobati adalah adanya penyebaran infeksi ke area tubuh
lainnya. Penyebaran infeksi ini berpotensi menyebabkan sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan
dalam melawan infeksi, dan terjadilah sepsis.
KOMPLIKASI
4. Masalah kehamilan

ISK pada ibu hamil cukup umum terjadi. Meski demikian, komplikasi ISK bisa saja terjadi jika tidak
ditangani dengan baik. Kondisi ini justru bisa membahayakan nyawa ibu dan bayi.

Beberapa masalah kehamilan yang mungkin terjadi akibat komplikasi ISK pada ibu hamil antara lain:

- Berat bayi lahir rendah (BBLR)

- Bayi prematur

- Tekanan darah tinggi pada ibu hamil (pre-eklampsia)

- Anemia ibu hamil


PENGOBATAN
Pengobatan ISK yang paling umum dilakukan adalah dengan pemberian antibiotic yang sesuai dengan
kuman. Obat ini mampu membunuh bakteri, sehingga menuntaskan infeksi yang terjadi. Selain itu, pastikan
juga untuk menghabiskan antibiotik sesuai dengan resep dari dokter agar ISK tuntas dan tubuh tidak
resistensi obat nantinya. Kita juga harus menghilangkan sumber infeksinya.

Perlu juga untuk mengonsumsi lebih banyak air putih agar bakteri bisa hilang dari sistem saluran kemih.
Tentunya hal ini harus didampingi dengan mengonsumsi obat secara rutin.
a. jangan menunda buang air kecil, sebab menahan buang air
seni merupakan sebab terbesar dari infeksi saluran kemih.
b. perhatikan kebersihan secara baik, misalnya setiap buang
air seni, bersihkanlah dari depan ke belakang. hal ini akan
mengurangi kemungkinan bakteri masuk ke saluran urin dari
rectum.

PENCEGAHAN c. ganti selalu pakaian dalam setiap hari, karena bila tidak
diganti, bakteri akan berkembang biak secara cepat dalam
pakaian dalam.
d. pakailah bahan katun sebagai bahan pakaian dalam, bahan
katun dapat memperlancar sirkulasi udara.
e. hindari memakai celana ketat yang dapat mengurangi
ventilasi udara, dan dapat mendorong perkembangbiakan
bakteri.
f. minum air yang banyak.
batu saluran kemih
(urolithiasis) adalah adanya
batu didalam saluran kemih,
BATU SALURAN mulai dari ginjal hingga
KEMIH uretra,dimana komposisi batu
yang terbentuk dapat terdiri
atas salah satu atau campuran
dari asam urat,kalsium
oksalat,kalsium fosfat, sistin,
struvit, atau xantin.
PENYEBAB

Banyak faktor yang menyebabkan berkurangnya aliran urin dan menyebabkan obstruksi,
salah satunya adalah statis urin dan menurunnya volume urin akibat dehidrasi serta ketidak
adekuatan intake cairan, hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya urolithiasis.
Rendahnya aliran urin adalah gejala abnormal yang umum terjadi. Selain itu, berbagai
kondisi pemicu terjadinya urolithiasis seperti komposisi batu yang beragam menjadi faktor
utama bekal identifikasi penyebab urolithiasis.
PATOFISIOLOGI
Secara teoritis batu dapat terbentuk diseluruh saluran kemih terutama pada tempat tempat yang sering mengalami
hambatan aliran urine(statis urine),yaitu sistem kalises ginjalatau buli-buli.adanya kelainan bawaan pada
pelviskalises,divertikel,obstruksi infravesikakronis seperti pada hyperplasiaprostatberigna, striktura,danbuli-buli
neurogenic merupakan keadaan yang memudahkan terjadinya pembentukan batu. Batu terdiri ataskristal-kristal yang
tersusun oleh bahan bahan organic yang terlarut dalam urine.kristal-kristal tersebut tetap berada dalam keadaan
metastable(tetaplarut) kemudian akan mengadakan agregasi,dan menarik bahan bahan lain sehingga menjadi kristal yang
lebih besar. Meskipun ukurannya cukup besar,agregar kristal masih rapuh dan belum cukup mampu membuntu
salurankemih . lebih dari80% batu saluran kemih terdiriatas batu kalsium baik yang berikatan dengan oksalat maupun
dengan fosfat,membentuk batukalsium oksalat,dan kalsium fosfat, sedangkan sisanya berasal dari batu asam urat,batu
magnesium ammonium fosfat,batu xanthyn,batu sistein dan batu jenis lainnya.
GEJALA
Gejala yang biasanya terjadi akibat batu kandung kemih adalah:
1. Nyeri saat buang air kecil
2. Urine berdarah
3. Warna urine lebih pekat
4. Sulit buang air kecil
5. Buang air kecil tidak lancar
6. Nyeri di perut bagian bawah
7. Ingin buang air kecil terus menerus terutama pada malam hari
PENCEGAHAN
Pencegahan kekambuhan batu dapat dilakukan dengan:
1. Menghindari dehidrasi dengan minum air 2.5 3.0 L/hari dan diusahakan produksi urin 2.0 2.5 L/hari
2. Diet: tinggi sayur dan serat, kalsium 1-1.2 g/hari, batasi garam (NaCl) 4-5 g/hari, batasi protein hewani
0.8 1.0 g/kg/hari
3. Pembatasan asupan sodium (<2.300 mg atau <100 meq per hari atau sebesar 1 sendok teh)
4. Tingkatkan konsumsi sitrat
5. Hindari minuman seperti black tea, dark soda
6. Diet protein secukupnya (ikan atau daging lainnya. Proporsi sebesar kepalan tangan atau protein 0.8-1
g/kgBB/hari atau 6-8 oz/hari atau <150 gr/hari)
7. Aktivitas harian yang cukup
8. Menjaga berat badan ideal
PENATALAKSANAAN
ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy) merupakan prosedur tindakan untuk
memecahkan batu di saluran kemih yang dilakukan dari luar tubuh. Jadi tanpa melukai
tubuh dan tanpa memasukan alat apapun ke dalam tubuh. Kini ESWL tersedia sebagai
pilihan yang lebih minimal invasif, meminimalkan paparan terhadap resiko anestesi, dan
memberikan hasil akhir yang juga memuaskan. Prinsip kerja mesin ESWL adalah
mengeluarkan gelombang energi yang diteruskan melalui tubuh dan difokuskan pada
lokasi target batu, hal ini dilakukan dengan berulang sampai pada akhirnya batu dapat
pecah menjadi ukuran yang lebih kecil (idealnya kurang dari 1 mm) supaya dapat
dikeluarkan secara spontan melalui urin.
KOMPLIKASI

1. ISK (Infeksi Saluran Kemih) sampai dengan sepsis

2. Tidak dapat berkemih (Retensi Urine) bila menyumbat ke saluran kemih

3. Tidak keluar kencing (Anuria) sampai dengan gagal ginjal

4. Menurunnya fungsi ginjal yang dapat berlanjut sampai gagal ginjal yang memerlukan terapi cuci darah
PENGOBATAN
Pengobatan disesuaikan dengan ukurannya. Saat ukuran sudah membesar, maka pengobatan medis perlu
dilakukan. Pengobatan yang peru Anda ketahui meliputi:
1. Minum lebih banyak air
2. Transurethral cystolitholapaxy
Metode transurethral cystolitholapaxy adalah pengobatan paling umum untuk penyakit ini. Metode ini
dilakukan dengan memasukkan tabung kecil dari saluran kencing sampai kandung kemih.
3. Percutaneous suprapubic cystolitholapaxy
Metode pengobatan ini biasa dilakukan untuk anak-anak untuk mencegah kerusakan uretra .
4. Operasi Sistostomi terbuka
Operasi akan dilakukan untuk mengangkat batu yang ukurannya sudah membesar. Metode ini mirip
dengan metode Percutaneous suprapubic cystolitholapaxy. Bedanya, sayatan yang dibuat dalam operasi
ukurannya lebih besar.
inkontinensia urin merupakan pengeluaran urin yang tidak
terkendali pada waktu yang tidak dikehendaki dan tidak
melihat jumlah maupun frekuensinya, keadaan ini dapat
menyebabkan masalah fisik, emosional, sosial dan kebersihan.
INKONTINENSIA proses berkemih yang normal adalah suatu proses dinamik
URIN yang secara fisiologik berlangsung dibawah kontrol dan
koordinasi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi di daerah
sacrum. sensasi pertama ingin berkemih biasanya timbul pada
saat volume kandung kemih mencapai 150–350 ml. umumnya
kandung kemih dapat menampung urin sampai kurang lebih
500 ml tanpa terjadi kebocoran.
PATOFISIOLOGI
Inkontinensia urin dapat terjadi karena beberapa penyebab, antara lain:
a. Perubahan terkait usia pada sistem perkemihan
Kapasitas kandung kemih (vesiko urinaria) yang normal sekitar 300-600 ml. Dengan sensasi atau
keinginan berkemih di antara 150-350 ml. Berkemih dapat ditunda 1-2 jam sejak keinginan berkemih
dirasakan. Keinginan berkemih terjadi pada otot detrusor yang kontraksi dan sfingter internal serta sfingter
eksternal relaksasi, yang membuka uretra. Pada orang dewasa muda hampir semua urin dikeluarkan saat
berkemih, sedangkan pada lansia tidak semua urin dikeluarkan. Pada lansia terdpat residu urin 50 ml atau
kurang dianggap adekuat. Jumlah residu lebih dari 100 ml mengindikasikan retensi urin. Perubahan lain
pada proses penuaan adalah terjadinya kontraksi kandung kemih tanpa disadari. Pada seorang wanita lanjut
usia terjadinya penurunan hormon estrogen mengakibatkan atropi pada jaringan uretra dan efek dari
melahirkan menyebabkan lemahnya otot-otot dasar panggul.
PATOFISIOLOGI

b. Fungsi otak besar yang terganggu dan mengakibatkan kontraksi kandung kemih

adanya hambatan pengeluaran urin karena pelebaran kandung kemih, urin terlalu banyak dalam kandung
kemih sehingga melebihi kapasitas normal kandung kemih. Fungsi sfingter yang terganggu mengakibatkan
kandung kemih mengalami kebocoran ketika bersin atau batuk.
ETIOLOGI
a. Poliuria
Poliuria merupakan kelainan frekuensi buang air kecil karena kelebihan produksi urin. Pada poliuria volume urin
dalam 24 jam meningkat melebihi batas normal karena gangguan fungsi ginjal dalam mengonsentrasi urin.
b. Nokturia
Kondisi sering berkemih pada malam hari disebut dengan nokturia. Nokturia merupakan salah satu indikasi adanya
prolaps kandung kemih.
c. Faktor usia
Inkontinensia urin lebih banyak ditemukan pada usia >50 tahun karena terjadinya penurunan tonus otot pada
saluran kemih.
d. Penurunan produksi estrogen (pada wanita)
Penurunan produksi estrogen dapat menyebabkan atropi jaringan uretra sehingga uretra menjadi kaku dan tidak
elastis.
ETIOLOGI
e. Operasi pengangkatan rahim
Pada wanita, kandung kemih dan rahim didukung oleh beberapa otot yang sama. Ketika rahim diangkat,
otot-otot dasar panggul tersebut dapat mengalami kerusakan, sehingga memicu inkontinensia.
f. Frekuensi melahirkan
Melahirkan dapat mengakibatkan penurunan otot-otot dasar panggul.
g. Merokok
Merokok dapat menyebabkan kandung kemih terlalu aktif karena efek nikotin pada dinding kandung
kemih.
h. Konsumsi alkohol dan kafein
Mengonsumsi alkohol dan kafein dapat menyebabkan inkontinensia urin karena keduanya bersifat
diuretik sehingga dapat meningkatkan frekuensi berkemih.
ETIOLOGI

i. Obesitas
Berat badan yang berlebih meningkatkan resiko terkena inkontinensia urin karena meningkatnya
tekanan intra abdomen dan kandung kemih. Tekanan intra abdomen menyebabkan panjang uretra menjadi
lebih pendek dan melemahnya tonus otot.
j. Infeksi saluran kemih
Gejala pada orang yang mengalami infeksi saluran kemih biasanya adalah peningkatan frekuensi
berkemih. Frekuensi berkemih yang semakin banyak akan menyebabkan melemahnya otot pada kandung
kemih sehingga dapat terjadi inkontinensia urin.
GEJALA
Gejala umum inkontinensia urine adalah buang air kecil tanpa diinginkan atau disadari. Bagaimana dan
kapan mengompol itu terjadi tergantung dari tipe inkontinensia.
Gejalanya meliputi:
1. BAK saat olahraga, batuk, bersin, atau tertawa
2. BAK di celana karena rasa ingin BAK yang sangat intens dan tiba-tiba sehingga tidak sempat ke toilet
3. BAK ketika berubah posisi
4. BAK ketika mendengar suara air mengalir
5. BAK ketika berhubungan seksual
6. BAK sedikit-sedikit terus menerus
7. BAK tidak tuntas atau anyang-anyangan selalu BAK dalam jumlah yang banyak terutama pada malam
hari
PENCEGAHAN

Mengingat meningkatnya insiden inkontinensia urin pada populasi kita yang menua, perhatian yang lebih
besar diberikan pada pencegahan. Intervensi pencegahan yang mudah adalah mempelajari teknik latihan
dasar panggul atau Kegel yang tepat dan melakukannya sebelum timbulnya inkontinensia urin. Sebagian
besar pasien saat ini melakukan Kegel secara tidak benar. Semua pasien akan mendapat manfaat dari
konfirmasi teknik latihan yang tepat oleh dokter mereka atau terapis fisik dasar panggul yang berkualitas.
Menghindari mengejan kronis dan mempertahankan berat badan yang sehat juga dapat mengurangi stres
inkontinensia urin.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan inkontinensia urin menurut Aspiani (2014) yaitu dengan mengurangi faktor risiko,
mempertahankan homeostatis, mengontrol inkontinensia urin, modifikasi lingkungan, medikasi, latihan otot
pelvis, dan pembedahan. Dari beberapa hal tersebut, dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Pemanfaatan kartu catatan berkemih
Yang dicatat dalam kartu catatan yaitu waktu berkemih, jumlah urin yang keluar baik secara normal
maupun karena tak tertahan.
b. Terapi non farmakologi
Terapi ini dilakukan dengan cara mengoreksi penyebab timbulnya inkontinensia urin, seperti hiperplasia
prostat, infeksi saluran kemih, diuretik, dan hiperglikemi.
PENATALAKSANAAN
c. Terapi farmakologi
Obat yang dapat diberikan pada inkontinensia dorongan (urge) yaitu antikolenergik atau obat yang bekerja dengan
memblokir neurotransmitter, yang disebut asetilkolin yang membawa sinyal otak untuk mengendalikan otot. Ada
beberapa contoh obat antikolenergik antara lain oxybutinin, propanteline, dyclomine, flsavoxate, dan imipramine. Pada
inkontinensia tipe stressdiberikan obat alfa adregenic yaitu obat untuk melemaskan otot.
d. Terapi pembedahan
Terapi ini bisa dipertimbangkan pada inkontinensia tipe stress dan urge, bila terapi non farmakologis dan
farmakologis tidak berhasil. Pada inkontinensia overflow biasanya dilakukan pembedahan untuk mencegah retensi urin.
e. Modalitas lain
Terapi modalitas ini dilakukan bersama dengan proses terapi dan pengobatan masalah inkontinensia urin, caranya
dengan menggunakan beberapa alat bantu bagi lansia antara lain pampers, kateter, dan alat bantu toilet seperti urinal dan
bedpan.
PENGOBATAN
Pengobatan inkontinensia urine meliputi:
1. Perubahan gaya hidup, mengurangi berat badan dan membatasi alkohol serta kafein, akan membantu
proses pengobatan
2. Melakukan latihan dasar panggul
3. Melakukan latihan kandung kemih
4. Menggunakan bantalan penyerap
5. Pengobatan dengan resep dokter yang biasanya berupa duloxetine, antimuscarinik, mirabegron,
desmopressin
6. Pembedahan seperti prosedur tape atau sling untuk inkontinensia stres
uretritis adalah suatu inflamasi uretra atau suatu
infeksi yangmenyebar naik yang digolongkan
sebagai infeksi gonoreal dannongonoreal. namun

URETRITIS demikian kedua kondisi tersebut dapat terjadi


padasatu pasien danuretritis adalah peradangan
uretra oleh berbagaipenyebab dan merupakan
sindrom yang sering terjadi pada pria
KLASIFIKASI

1.uretritis akut, terjadi karena naiknya infeksi atau sebaliknya oleh


karena prostat mengalami infeksi
2.uretritis kronik, infeksi ini disebabkan oleh pengobatan yang tidak
sempurna pada masa akut, prostatitis kronik, atau striktura uretra.
ETIOLOGI
uretritis disebabkan oleh kuman gonore atau terjadi tanpa adanya bakteri.sesuai dengan sebutan
infeksi itu sendiri yaitu uretritis gonoreal dan nongonoreal
1.uretritis non-genokokal: uretritis yang bukan disebabkan oleh gonokokus, penyebab umum infeksi
penyakit menular seksual. a.klamida trachomatis dan ureoplasma urealitikum menyebabkanuretritis
nongonokokusb.berbagai organism panyakit menular seksual yang menyebabkanuretritis akut
meliputi herves simpleks, human papiloma virus, atautrikomonas vaginalisc.masa inkubasi 1-5
minggu
2.uretritis gonokokus disebabkan oleh n. gonorhea dan penyakitmenular seksual, biasanya lebih
verulen dan destruktif .masa inkubasi2-5 hari

3. penyebabnya bisa berupa bakteri, jamur atau virus.


PATOFISIOLOGI
• pada kebanyakan kasus organisme penyebab dapat mencapai kandung kemih melalui uretra.
infeksi ini sebagai sistitis, dapat terbatasdi kandung kemih saja / dapat merambat ke atas melalui
uretra keginjal. organisme juga dapat sampai ke ginjal atau melalui darah /getah bening, tetapi ini
jarang terjadi. tekanan dari kandung kemih menyebabkan saluran kemih normal dapat
mengeluarkan bakteri yangada sebelum bakteri tersebut sampai menyerang mukosa.
obstruksialiran kemih proksimal terhadap kandung kemih mengakibakanpenimbunan cairan,
bertekanan dalam pelvis ginjal dan ureter. hal inidapat menyebabkan atrofi hebat pada parenkim
ginjal / hidronefrosis.disamping itu obstruksi yang terjadi di bawah kandung kemih seringdisertai
refluk vesiko ureter dan infeksi pada ginjal. penyebab umumobstruksi adalah jaringa parut ginjal
dan uretra, batu saluran kemih,neoplasma, hipertrofi prostat, kelainan kongenital pada leher
kandungkemih dan uretra serta penyempitan uretra.
TANDA DAN GEJALA
cairan dari uretra: pada
prepusium, dapat
rasa gatal dan terbakar disuria atau sering gangguan rasa nyaman
berwarna
di sekitar uretra berkemih pada penisv
bening,kental, pekat
atau purulen.

adanya rasa gatal yang


mukosa memerah dan terdapat cairan exudat
ada ulserasi pada uretra menggelitikvadanya
edema yang purulent
pus awal miksi

kesulitan untuk nyeri pada abdomen


nyeri pada saat miksi
memulai miksi bagian bawah
Penatalaksanaan pengobatan
tergantung kepada mikroorganisme penyebabnya.jika penyebabnya adalah bakteri, maka
diberikan antibiotik. jikapenyebabnya adalah virus herpes simpleks, maka diberikan obat
anti-virus (misalnya asiklovir). dianjurkan untuk sering minum dan baksesuai kebutuhan
untuk membilas microorganisme yang mungkin naikke uretra, untuk wanita harus
membilas dari depan ke belakang untukmenghindari kontaminasi lubang urethra oleh
bakteri faeces.
GAGAL GINJAL

• jenis gangguan ginjal


PATOFISIOLOGI GAGAL GINJAL KRONIS
dimulai pada fase awal
gangguan keseimbangan cairan, penanganan garam, serta penimbunan
zat-zat sisa masih bervariasi dan tergantung pada bagian ginjal yang
sakit. sampai fungsi ginjal turun kurang dari 25% normal, manifestasi
klinis gagal ginjal kronik mungkin minimal karena nefron-nefron sisa
yang sehat mengambil alih fungsi nefron yang rusak. nefron yang
tersisa meningkatkan kecepatan filtrasi, reabsopsi dan sekresinya, serta
hipertrofi. seiring dengan semakin banyaknya nefron yang mati maka,
nefron yang tersisa menghadapi tugas yang semakin berat sehingga
nefron-nefron tersebut ikut rusak dan akhirnya mati. sebagian dari
siklus ini tampaknya berkaitan dengan tuntutan pada nefron-nefron
yang ada untuk meningkatkan reabsorpi protein.
ETIOLOGI
begitu banyak kondisi klinis yang bisa menyebabkan terjadinya
penyakit ginjal kronis. respons yang terjadi adalah penurunan fungsi
ginjal secara progresif. kondisi klinis yang memungkinkan dapat
mengaibatkan penyakit ginjal kronik/pgk bisa disebabkan dari ginjal
sendiri dan luar ginjal
a. penyakit dari ginjal
a) penyakit pada saringan (glomerulus): glomerulonephritis.
b) infeksi kuman : pyelonephritis, ureteritis.
c) batu ginjal : nefrolitiasis.
d) kista di ginjal : polycistis kidney.
e) trauma langsung pada ginjal.
f) keganasan pada ginjal
g) sumbatan : batu, tumor, striktur.
e) obat-obatan.
GEJALA GAGAL GINJAL
ada dua tipe gagal ginjal, yaitu akut (tiba-tiba) dan kronis (yang berlangsung terus-menerus dan dalam waktu yang lama).
GEJALA GAGAL GINJAL AKUT
pembengkakan di tangan, kaki dan wajah (edema)
perdarahan internal
sensasi bingung
kejang-kejang
koma
hasil tes darah dan urine yang tidak normal
tekanan darah tinggi
penurunan jumlah urine yang keluar, meskipun dalam beberapa kasus masih ada yang normal
sesak napas
letih
mual-mual
nyeri atau terasa tekanan di dada.
GAGAL GINJAL KRONIS
 
hasil tes urine dan darah yang tidak normal
tekanan darah tinggi
penurunan berat badan tanpa penyebab yang jelas
penurunan jumlah sel darah merah (anemia)
mual-mual
sensasi rasa besi di mulut
kehilangan nafsu makan
sesak napas
nyeri dada
mati rasa dan kesemutan
kebingungan
koma
kejang-kejang
mudah memar
PENCEGAHAN
pencegahan mengacu pada kegiatan yang dikategorikan pada : (1) pencegahan
primer berupa intervensi sebelum efek kesehatan terjadi untuk mencegah timbulnya penyakit ginjal
sebelum proses penyakit
ginjal dimulai, (2) pencegahan sekunder, menyarankan langkahlangkah pencegahan yang mengarah
pada diagnosis dini dan
perawatan tepat penyakit ginjal untuk mencegah progresifitas penyakit menjadi
lebih berat, (3) pencegahan tersier, menunjukkan pengelolaan penyakit ginjal
yang tepat untuk mengendalikan perkembangan penyakit dan mencegah

timbulnya komplikasi yang lebih parah


PENATALAKSANAAN

1. .dialisis
2. .koreksi hiperkalemi
3. koreksi anemia
4. koreksi asidosis
5. pengendalian hipertensi
6. transplantasi ginjal
KOMPLIKASI

1. anemia
2. penyakit vaskuler dan hipertensi
3. endokrin
4. neurologis dan psikiatrik
5. penyakit jantung
PENGOBATAN
hemodialisis adalah terapi pengganti ginjal modern menggunakan dialisis untuk mengeluarkan zat yang tidak
diinginkan melalui difusi dan hemofiltrasi untuk mengeluarkan air, yang membawa serta zat terlarut yang tidak
diinginkan. hemodialisis adalah proses dimana terjadi difusi partikel terlarut (salut) dan air secara pasif melalui
satu kompartemen cair yaitu darah menuju kompartemen cair lainnya yaitu cairan dialisat melewati membran semi
permeabel dalam dialiser.

tujuan nya untuk


1. menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang sisa-sisa metabolisme dalam tubuh,
seperti ureum, kreatinin dan sisa metabolisme lainnya.
2. menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya dikeluarkan sebagai urine saat
ginjal sehat.
3. mengendalikan uremia, kelebihan cairan dan ketidakseimbangan elektrolit yang terjadi pada pasien ckd
dengan esrd. hemodialisis efektif mengeluarkan cairan, elektrolit dan sisa metabolisme tubuh, sehingga
secara tidak langsung bertujuan untuk memperpanjang umur pasien
THANK YOU
ANY CUESTION ?

Anda mungkin juga menyukai