Anda di halaman 1dari 26

ASTHMA

OUTLINE
Laporan pendahuluan
Asuhan keperawatan
KEPERAWATAN ANAK (NS, ISNA AGLUSI BADAR,M.KEP)
MELIA AGUSTIN
 Nursing student
• Asma adalah penyakit kronis yang mempengaruhi saluran pernapasan dan
ditandai dengan penyempitan saluran napas yang menyebabkan gejala
seperti batuk, sesak napas, mengi, dan ketidaknyamanan dada. Asma
memengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, termasuk anak-anak, dengan
tingkat keparahan dan prevalensi yang bervariasi di antara populasi.
DEFINISI
• Asma adalah suatu keadaan dimana saluran nafas mengalami penyempitan
karena hiperaktivitas pada rangsangan tertentu, yang mengakibatkan
peradangan, penyempitan ini bersifat sementara (Wahid & Suprapto, 2013).
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Anatomi Asma:
1. Saluran Napas: Terdiri dari saluran
napas atas (hidung, faring, laring) dan
saluran napas bawah (trakea, bronkus,
bronkiolus, alveoli).
2. Bronkus dan Bronkiolus: Pada asma,
terjadi peradangan dan penyempitan
pada bronkus dan bronkiolus, yang
mengakibatkan kesulitan aliran udara.
3. Sel-Sel Inflamasi: Sel-sel inflamasi
seperti sel mast, sel eosinofil, dan sel T
terlibat dalam peradangan kronis pada
dinding saluran napas.
ANATOMI DAN FISIOLOGI
Fisiologi Asma:
1.Hiperekstensi Bronkial: Saluran napas menjadi lebih sensitif terhadap berbagai rangsangan seperti
alergen, polusi udara, atau infeksi virus.
2.Peradangan: Terjadi reaksi peradangan yang kronis di saluran napas, menyebabkan pembengkakan
dan peningkatan produksi lendir.
3.Penyempitan Saluran Napas: Akibat peradangan, otot polos di sekitar saluran napas mengalami
kontraksi, menyebabkan penyempitan saluran napas.
4.Gejala: Penyempitan saluran napas menyebabkan gejala seperti batuk, sesak napas, mengi, dan rasa
tertekan di dada.
5.Siklus Asma: Gejala dapat menjadi lebih buruk saat terpapar dengan pemicu tertentu, yang dapat
memicu serangan asma yang parah.
Pemahaman anatomi dan fisiologi asma penting dalam pengelolaan dan pengobatan kondisi ini. Terapi
yang tepat ditujukan untuk mengendalikan peradangan, merelaksasi otot polos saluran napas, dan
mencegah serangan asma yang lebih parah.
ETIOLOGI
Asma adalah penyakit multifaktorial yang melibatkan interaksi kompleks antara faktor genetik dan
lingkungan. Berikut adalah beberapa faktor etiologi yang terkait dengan asma:

1. **Faktor Genetik**: Kecenderungan untuk mengembangkan asma dapat diturunkan dari orang tua ke
anak. Jika salah satu atau kedua orang tua memiliki riwayat asma, risiko anak untuk mengembangkan
kondisi ini lebih tinggi.

2. **Riwayat Alergi**: Asma seringkali terkait dengan alergi tertentu, seperti alergi terhadap debu
rumah, bulu hewan peliharaan, serbuk sari, atau tungau debu. Reaksi alergi terhadap alergen ini dapat
memicu peradangan pada saluran napas dan menyebabkan gejala asma.

3. **Paparan Lingkungan**: Paparan terhadap polusi udara, asap rokok, debu, dan polutan udara
lainnya dapat meningkatkan risiko terjadinya asma. Lingkungan yang tidak bersih dan terpapar zat-zat
yang berpotensi meradang dapat memicu atau memperburuk gejala asma.
4. **Infeksi Saluran Pernapasan**: Infeksi virus atau bakteri pada saluran pernapasan, terutama pada
masa kanak-kanak, dapat memicu atau memperburuk gejala asma.

5. **Faktor Psikologis**: Stres dan emosi tertentu dapat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh dan
respons inflamasi, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi gejala asma.

6. **Obesitas**: Obesitas telah dikaitkan dengan peningkatan risiko mengembangkan asma pada anak-
anak dan dewasa. Mekanisme pasti dari hubungan ini belum sepenuhnya dipahami, tetapi peningkatan
lemak tubuh dapat memengaruhi fungsi paru-paru dan respons inflamasi.

Pemahaman tentang faktor-faktor ini penting dalam pencegahan, diagnosis, dan pengelolaan asma.
Upaya pencegahan yang melibatkan penghindaran pemicu, perawatan medis yang tepat, dan gaya hidup
sehat dapat membantu mengurangi risiko dan mengendalikan gejala asma.
PATOFISIOLOGI

Patofisiologi asma melibatkan serangkaian peristiwa yang mengarah pada peradangan kronis
pada saluran napas, hiperresponsivitas bronkial, dan penyempitan saluran napas yang
reversibel. Berikut adalah uraian singkat mengenai patofisiologi asma:

1. Peradangan Saluran Napas: Proses peradangan kronis pada saluran napas merupakan ciri
khas utama asma. Peradangan ini ditandai oleh infiltrasi sel-sel inflamasi seperti sel mast,
sel eosinofil, dan sel T limfosit ke dalam dinding bronkus dan bronkiolus.
2. Hiperresponsivitas Bronkial: Saluran napas pada penderita asma cenderung lebih sensitif
terhadap berbagai rangsangan seperti alergen, polusi udara, atau infeksi virus. Sebagai
respons terhadap rangsangan tersebut, saluran napas mengalami kontraksi otot polos, yang
menyebabkan penyempitan saluran napas.
4. Penyempitan Saluran Napas: Penyempitan saluran napas terjadi akibat kontraksi otot
polos di sekitar bronkus dan bronkiolus, serta pembengkakan dinding saluran napas akibat
peradangan. Hal ini mengakibatkan peningkatan resistensi aliran udara dan gejala seperti
batuk, sesak napas, dan mengi.
5. Produksi Lendir Berlebihan: Peradangan pada saluran napas juga dapat menyebabkan
peningkatan produksi lendir atau dahak. Lendir berlebihan ini dapat menyumbat saluran
napas dan memperburuk gejala asma.
6. Siklus Asma: Gejala asma dapat menjadi lebih parah saat terpapar dengan pemicu tertentu,
seperti alergen atau polusi udara, yang memicu peradangan dan kontraksi otot polos
saluran napas. Hal ini dapat menyebabkan serangan asma yang parah.

Pemahaman yang mendalam tentang patofisiologi asma penting dalam pengelolaan dan
pengobatan kondisi ini. Terapi bertujuan untuk mengendalikan peradangan, merelaksasi otot
polos saluran napas, dan mencegah serangan asma yang lebih parah.
MANIFESTASI KLINIK
1. Batuk
2. Sesak Napas
3. Mengi (Wheezing)
4. Rasa Tertekan di Dada
5. Napas Pendek
6. Gejala Malam Hari
7. Kehilangan Nafsu Makan
8. Gejala Ekstra Pernapasan
KOMPLIKASI

Serangan asma yang berat


Gagal tumbuh
Ketergantungan pada obat obatan
Peningkatam resiko infeksi
Kualitas hidup yang menurun
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Tes fungsional paru


Tes penyumbatan saluran udara
Uji alergi
Tes tambahan : analisis darah untuk mengukur kadar eosinofil
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium
Tes alergi
Tes fungsional paru
Uji provokasi bronkus
Tes gas darah
PENATALAKSAAN MEDIS
1. Evaluasi dan Diagnosis:
- *Pengkajian Komprehensif*: Melakukan pengkajian terhadap riwayat kesehatan anak,
gejala asma, serta faktor pencetus atau pemicu yang mungkin memperburuk kondisi.-
*Pemeriksaan Fisik*: Melakukan pemeriksaan fisik untuk menilai tanda-tanda penyempitan
saluran napas dan gejala asma lainnya.
- *Pemeriksaan Tambahan*: Jika diperlukan, melakukan pemeriksaan tambahan seperti
spirometri atau peak flow meter untuk menilai fungsi paru-paru anak.

2. Pengendalian Gejala:
- *Pemberian Obat-obatan Pengendali Asma*: Memberikan obat-obatan pengendali asma
seperti kortikosteroid inhalasi atau bronkodilator untuk mengendalikan peradangan dan
penyempitan saluran napas.
- *Penyesuaian Dosis Obat*: Menyesuaikan dosis obat sesuai dengan kebutuhan dan respons
anak terhadap pengobatan.
3. Manajemen Serangan Asma:
- *Pemberian Obat-obatan Pencabut Serangan*: Memberikan obat-obatan pencabut serangan
seperti bronkodilator inhalasi untuk mengendalikan gejala serangan asma.- *Oksigen
Terapi*: Memberikan oksigen terapi jika anak mengalami kesulitan bernapas atau
kekurangan oksigen.- *Pengaturan Posisi*: Mengatur posisi anak dalam posisi duduk atau
setengah duduk untuk memudahkan bernapas.
4. Edukasi dan Dukungan:
- *Edukasi Anak dan Keluarga*: Memberikan edukasi kepada anak dan keluarganya tentang
pengelolaan asma, penggunaan obat-obatan, penghindaran pemicu, dan tanda-tanda
peringatan serangan asma.
- *Rencana Tindak Darurat*: Membuat rencana tindak darurat asma yang jelas dan
dipersonalisasi untuk digunakan saat terjadi serangan asma.
5. Pemantauan dan Evaluasi:
- *Pemantauan Fungsi Paru-paru*: Melakukan pemantauan teratur terhadap fungsi paru-paru
anak menggunakan alat seperti peak flow meter atau spirometri.
- *Evaluasi Respons Terapi*: Melakukan evaluasi terhadap respons anak terhadap
pengobatan dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
ASUHAN KEPERAWATAN ASMA PADA
ANAK
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN

 Identitas pasien
 Keluhan utama
 Riwayat penyakit dahulu
 Riwayat penyakitn sekarang
 Riwayat pengobatan
 Riwayat penyakit keluarga
 Pemeriksaan fisik
DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya napas


SLKI KEPERAWATAN

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan masalah dapat teratasi dengan kriteria hasil :
• Ventilasi semonit meningkat (5)
• Kapasitas vital meningkat (5)
• Tekanan inspirasi sedang (3)
• Dispnea menurun (5)
• Penggunaan otot bantu napas menurun (5)
• Pemanjangan fase ekspirasi menurun (5)
• Frekuensi napas membaik (5)
• Kedalaman napas membaik (5)
INTERVENSI KEPERAWATAN

Manajemen jalan napas


Definisi
Mengidentifikasi dan mengelola kepatenan jalan napas

Tindakan
Observasi
• Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
• Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)
• Monitor sputum (jumlah, wama, aroma)
INTERVENSI KEPERAWATAN

Terapeutik
• Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust jika curiga trauma servikal)
• Posisikan semi-Fowler atau Fowler
• Berikan minum hangat
• Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
• Lakukan penghisapan lendir kurang dari 15 detik
• Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
• Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
• Berikan oksigen, jika perlu
INTERVENSI KEPERAWATAN

Edukasi
• Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi
• Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
• Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai