Anda di halaman 1dari 11

Patofisiologi Batuk

Kelompok 2
Anggota:
1. Elsa nurjanah
2. Fatihatur rahmi
3. Yolanda atika jania p
Batuk
Batuk adalah respon alami dari tubuh sebagai
sistem pertahanan untuk mengeluarkan zat dan
partikel dari dalam saluran pernapasan, serta
mencegah benda asing masuk ke saluran napas
bawah.
Patofisiologi
Pada dasarnya mekanisme batuk dapat dibagi
menjadi tiga fase, yaitu fase inspirasi, fase
kompresi dan fase ekspirasi. Batuk biasanya
bermula dari inhalasi sejumlah udara, kemudian
glotis akan menutup dan tekanan di dalam paru
akan meningkat yang akhirnya diikuti dengan
pembukaan glotis secara tiba-tiba dan ekspirasi
sejumlah udara dalam kecepatan tertentu.
Fase inspirasi dimulai dengan inspirasi singkat dan
cepat dari sejumlah besar udara, pada saat ini glotis
secara refleks sudah terbuka. Setelah udara di inspirasi,
maka mulailah fase kompresi dimana glotis akan tertutup
selama 0,2 detik. Pada masa ini, tekanan di paru dan
abdomen akan meningkat. Kemudian, secara aktif glotis
akan terbuka dan berlangsunglah fase ekspirasi. Udara
akan keluar dan menggetarkan jaringan saluran napas
serta udara yang ada sehingga menimbulkan suara batuk
yang kita kenal.
Sasaran dan strategi terapi
1.      Sasaran Terapi
 Menghilangkan gejala batuk
 Menghilangkan penyakit/kondisi penyebab batuk

2.      Strategi Terapi
 Menggunakan obat-obat antitusif atau ekspektoran
 Menggunakan obat-obat sesuai dengan penyebabnya
 Menghentikan penggunaan obat-obat penyebab batuk
Tatalaksana terapi
Eksklusi :
• Batuk dengan dahak kuning kental atau dahak hijau
• Demam > 38,6 c
• Penurunan berat badan yang tidak diinginkan
• Berkeringat malam hari
• Hemoptisis
• Riwayat atau gejala penyakit kronis yang berhubungan
dengan batuk (Asma, CPOD, Chronic bronchitis, CHE)
• Aspirasi obyek asing
• Obat-obat yang menyebabkan batuk
• Batuk> 7 hari
1. Tanpa pemberian obat
Biasanyaa penderita dengan batuk tanpa gangguan
oleh penyakit akut biasanya tidak diperlukan obat dan
akan sembuh dengan sendirinya
2. Pengobatanan spesifik
Diberikan jika terdapat penyebab timbulnya batuk.
Apabila penyebab batuk diketahui peengobatan harus
ditujukan terhadap penyebab tersebut.
3. Pengobatann simptomatik
Diberikan baik kepada penderita yang tidak
diketahui penyebab batuknya maupun kepada penderita
yang batuknya merupakan gangguan, tidak berfungsi baik
dan potensial dapat menimbulkan komplikasi. Obat yang
digunakan untuk pengobatan simptomatik:
1. Antitusif digunakan untuk pengobatan batuk kering .
Golongan obat ini bekerja pada susunan saraf pusat
dengan cara menekan rangsangan batuk dan
meningkatkan rangsang dari batuk. Contoh :
codein,dekstrometorfan,noskapin,prometazin,difenhid
ramin

2. Ekspektoran digunakan untuk batuk berdahak.Bekerja


dengan meningkatkan sekresi cairan saluran
pernafasan sehingga kekentalan dahak berkurang
sehingga dahak mudah dikeluarkan. Contoh:
guaifenesin, amonium klorida, OBH.
3. Mukolitik digunakan untuk batuk dengan dahak
yang kental, seperti batuk pada bronkitis dan
emfisema. Bekerja dengan jalan memutus serat-
serat mukopolisakarida atau membuka jembatan
disulfide diantara makromolekul yang terdapat
pada dahak sehingga kekentalan dahak berkurang.
Contoh: N-asetilsistein, karbosistein, ambroksol,
bromheksin dan erdostein.
Terapi Non Farmakologi
1.      Memberikan pelega tenggorokan  seperti Lozenges.
2.      Konsumsi air hangat untuk melegakan tenggorokan.
3.      Didalam ruangan kalau memungkinkan disediakan
humidifier atau vaporizer agar udara dalam ruangan
tetap lembab dan steril.
4.      Menghindari paparan debu, minuman atau
makanan yang merangsang tenggorokan seperti
makanan yang berminyak dan minuman dingin.
5.      Menghindari paparan udara dingin.
6.      Menyarankan kepada pasien untuk istirahat yang
cukup.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai