Anda di halaman 1dari 31

PENDAHULUAN

ASMA merupakan penyakit


pernafasan obstrukstif yang
ditandai oleh spasme akut
otot polos bronkiolus
sehingga menyebabkan
obstruksi aliran udara dan
penurunan ventilasi
alveolus. Penyakit ini
adalah penyakit saluran
napas kronik (menahun)
Asma adalah penyakit yang dapat
terjadi pada siapa saja dan dapat
timbul segala usia, meskipun
demikian, umumnya asma lebih
sering terjadi pada anak-anak usia di
bawah lima tahun dan orang dewasa
pada usia sekitar tiga puluh tahunan.
Penyebab asma sebenarnya kurang
tepat karena sampai saat ini
penyebab asma belum diketahui.
Telah banyak penelitian yang
dilakukan oleh para ahli di bidang
asma untuk menerangkan sebab
terjadinya asma, namun belum satu
pun teori atau hipotesis yang dapat
diterima atau disepakati semua para
ahli.
Namun saluran pernapasan
penderita asma memiliki sifat yang
khas yaitu sangat peka terhadap
berbagai rangsangan (bronchial
hyperreactivity = hipereaktivitas
saluran napas).
Asap rokok,
tekanan jiwa,
alergen ( pada orang normal tidak
menimbulkan asma tetapi pada
penderita asma rangsangan tadi dapat
menimbulkan serangan )
Gambar : Respon Kekebalan Tubuh
Orang dewasa menderita asma
tanpa riwayat asma pada anak-
anak. Tercetusnya asma pada orang
dewasa mungkin berkaitan dengan
semakin parahnya alergi yang sudah
ada. ISPA yang berulang-ulang juga
dapat mencetuskan asma pada
orang dewasa, demikian juga
pajanan debu dan iritan di
lingkungan kerja
Pada penderita asma, penyempitan
saluran pernafasan merupakan
respon terhadap rangsangan yang
pada paru-paru normal tidak akan
mempengaruhi saluran pernafasan.
Penyempitan ini dapat dipicu oleh
berbagai rangsangan, seperti serbuk
sari, debu, bulu binatang, asap,
udara dingin dan olahraga.
Pada suatu serangan asma, otot polos
dari bronki mengalami kejang dan
jaringan yang melapisi saluran udara
mengalami pembengkakan karena
adanya peradangan dan pelepasan lendir
ke dalam saluran udara.

Hal ini akan memperkecil diameter dari


saluran udara (disebut bronkokonstriksi)
dan penyempitan ini menyebabkan
penderita harus berusaha sekuat tenaga
supaya dapat bernafas
• Sel-sel tertentu di dalam saluran udara
(terutama sel mast) diduga
bertanggungjawab terhadap awal mula
terjadinya penyempitan ini. Sel mast di
sepanjang bronki melepaskan bahan
seperti histamin dan leukotrien yang
menyebabkan terjadinya:
• kontraksi otot polos
• peningkatan pembentukan lendir
• perpindahan sel darah putih tertentu ke
bronki
• Sel mast mengeluarkan bahan tersebut
sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka
kenal sebagai benda asing (alergen), seperti
serbuk sari, debu halus yang terdapat di
dalam rumah atau bulu binatang.
• Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa
orang tanpa alergi tertentu. Reaksi yang sama
terjadi jika orang tersebut melakukan olah
raga atau berada dalam cuaca dingin.Stres
dan kecemasan juga bisa memicu
dilepaskannya histamin dan leukotrien.
• Sel lainnya (eosnofil) yang ditemukan di
dalam saluran udara penderita asma
melepaskan bahan lainnya (juga leukotrien),
yang juga menyebabkan penyempitan saluran
nafas.
Faktor Pencetus Serangan Asma
Pemicu mengakibatkan terganggunya
saluran pernafasan dan mengakibatkan
penyempitan dari saluran pernafasan
(bronkokonstriksi). Pemicu tidak
menyebabkan peradangan. Banyak
kalangan kedokteran yang menganggap
pemicu dan bronkokonstriksi adalah
gangguan pernafasan akut, yang belum
berarti asma.
Faktor pada pasien
• Aspek genetik
• Kemungkinan alergi
• Saluran napas yang memang
mudah terangsang
• Jenis kelamin
• Ras/etnik
• Faktor lingkungan
• Bahan-bahan di dalam ruangan :
– Tungau debu rumah
– Binatang, kecoa
• Bahan-bahan di luar ruangan :
– Tepung sari bunga
– Jamur
• Makanan-makanan tertentu, bahan pengawet,
penyedap, pewarna makanan
• Obat-obatan tertentu
• Iritan (parfum, bau-bauan merangsang, household
spray )
• Ekspresi emosi yang berlebihan
• Asap rokok dari perokok aktif dan pasif
• Polusi udara dari luar dan dalam ruangan
• Infeksi saluran napas
• Exercise induced asthma, mereka yang kambuh
asmanya ketika melakukan aktivitas fisik tertentu.
• Perubahan cuaca
PENGOBATAN
Tujuan pengobatan anti penyakit
asma adalah membebaskan
penderita dari serangan penyakit
asma. Hal ini dapat dicapai dengan
jalan mengobati serangan penyakit
asma yang sedang terjadi atau
mencegah serangan penyakit asma
jangan sampai terjadi.
Mengobati disini bukan berarti
menyembuhkan penyakitnya,
melainkan menghilangkan gejala-
gejala yang berupa sesak, batuk, atau
mengi. Keadaan yang sudah bebas
gejala penyakit asma ini selanjutnya
harus dipertahankan agar serangan
penyakit asma jangan datang
kembali.
• Untuk mengobati serangan penyakit asma
yang sedang terjadi diperlukan obat yang
menghilangkan gejala penyakit asma
dengan segera. Obat tersebut terdiri atas
golongan bronkodilator dan golongan
kortikosteroid sistemik.
• Bronkodilator artinya obat yang dapat
melebarkan saluran napas dengan jalan
melemaskan otot-otot saluran napas yang
sedang mengkerut, sedangkan
• kortikosteroid adalah obat antialergi dan
anti peradangan yang diberikan dengan
tujuan sistemik yaitu disalurkan ke
seluruh tubuh melalui peredaran darah.
Agonis Reseptor Beta-2 Adrenergik
Merupakan obat terbaik untuk
mengurangi serangan penyakit asma
yang terjadi secara tiba-tiba dan untuk
mencegah serangan yang mungkin
dipicu oleh olahraga. Bronkodilator ini
merangsang pelebaran saluran udara
oleh reseptor beta-adrenergik.
Bronkodilator yang hanya bekerja
pada reseptor beta-2 adrenergik (yang
terutama ditemukan di dalam sel-sel
di paru-paru), hanya memiliki sedikit
efek samping terhadap organ lainnya.
Bronkodilator ini (misalnya albuterol),
menyebabkan lebih sedikit efek
samping dibandingkan dengan
bronkodilator yang bekerja pada
semua reseptor beta-2 adrenergik.
KORTIKOSTEOROID
Kortikosteroid menghalangi respon
peradangan dan sangat efektif dalam
mengurangi gejala penyakit asma.
Jika digunakan dalam jangka panjang,
secara bertahap kortikosteroid akan
menyebabkan berkurangnya
kecenderungan terjadinya serangan
penyakit asma dengan mengurangi
kepekaan saluran udara terhadap
sejumlah rangsangan.
Contoh : Prednison
Tetapi penggunaan tablet atau suntikan
kortikosteroid jangka panjang bisa
menyebabkan:
• gangguan proses penyembuhan luka
• terhambatnya pertumbuhan anak-anak
• hilangnya kalsium dari tulang
• perdarahan lambung
• katarak prematur
• peningkatan kadar gula darah
• penambahan berat badan
• kelaparan
• kelainan mental
• Tablet atau suntikan kortikosteroid bisa
digunakan selama 1-2 minggu untuk
mengurangi serangan penyakit asma
yang berat. Kortikosteroid per-oral
(ditelan) diberikan untuk jangka panjang
hanya jika pengobatan lainnya tidak
dapat mengendalikan gejala penyakit
asma.
• Untuk penggunaan jangka panjang
biasanya diberikan inhaler kortikosteroid
karena dengan inhaler, obat yang sampai
di paru-paru 50 kali lebih banyak
dibandingkan obat yang sampai ke bagian
tubuh lainnya.
Cromolin dan Nedocromil
• Kedua obat tersebut diduga
menghalangi pelepasan bahan
peradangan dari sel mast dan
menyebabkan berkurangnya
kemungkinan pengkerutan saluran
udara. Obat ini digunakan untuk
mencegah terjadinya serangan, bukan
untuk mengobati serangan.
• Obat ini terutama efektif untuk anak-
anak dan untuk penyakit asma karena
olah raga. Obat ini sangat aman, tetapi
relatif mahal dan harus diminum secara
teratur meskipun penderita bebas
gejala.
Obat Antikolinergik
Obat ini bekerja dengan menghalangi
kontraksi otot polos dan pembentukan
lendir yang berlebihan di dalam bronkus
oleh asetilkolin. Lebih jauh lagi, obat ini
akan menyebabkan pelebaran saluran
udara pada penderita yang sebelumnya
telah mengkonsumsi agonis reseptor
beta2-adrenergik. Contoh obat ini yaitu
atropin dan ipratropium bromida.
Pengubah Leukotrien
Merupakan obat terbaru untuk
membantu mengendalikan penyakit
asma. Obat ini mencegah aksi atau
pembentukan leukotrien (bahan
kimia yang dibuat oleh tubuh yang
menyebabkan terjadinya gejala-
gejala penyakit asma). Contohnya
montelucas, zafirlucas dan zileuton.
Pengobatan Untuk Serangan Penyakit
Asma Akut
• Suatu serangan penyakit asma harus
mendapatkan pengobatan sesegera mungkin
untuk membuka saluran pernafasan. Obat
yang digunakan untuk mencegah juga
digunakan untuk mengobati penyakit asma,
tetapi dalam dosis yang lebih tinggi atau
dalam bentuk yang berbeda.

• Agonis reseptor beta-2 adrenergik digunakan


dalam bentuk inhaler (obat hirup) atau
sebagai nebulizer (untuk sesak nafas yang
sangat berat). Nebulizer mengarahkan udara
atau oksigen dibawah tekanan melalui suatu
larutan obat, sehingga menghasilkan kabut
untuk dihirup oleh penderita.
PENGERTIAN
Ventilasi :
Obstruktif :
Spasme :
Bronkiolus :
Alveolus :

Anda mungkin juga menyukai