Anda di halaman 1dari 47

Asma adalah keadaan saluran napas yang mengalami penyempitan karena hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan

peradangan; penyempitan ini bersifat sementara. Daftar isi

1 Penyebab 2 Gejala 3 Diagnosa 4 Pengobatan 5 Pengobatan 5.1 Pengobatan untuk serangan asma 5.2 Pengobatan jangka panjang 6 Pencegahan 7 Lihat pula 8 Pranala luar 9 Rujukan

Penyebab

Pada penderita asma, penyempitan saluran pernapasan merupakan respon terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan memengaruhi saluran pernapasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.

Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan (inflamasi) dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernapas.

Sel-sel tertentu di dalam saluran udara, terutama mastosit diduga bertanggungjawab terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Mastosit di sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya: - kontraksi otot polos - peningkatan pembentukan lendir - perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki. Mastosit mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai

benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu binatang.

Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu. Reaksi yang sama terjadi jika orang tersebut melakukan olah raga atau berada dalam cuaca dingin. Stres dan kecemasan juga bisa memicu dilepaskannya histamin dan leukotrien.

Sel lainnya yakni eosinofil yang ditemukan di dalam saluran udara penderita asma melepaskan bahan lainnya (juga leukotrien), yang juga menyebabkan penyempitan saluran udara.

Asma juga dapat disebabkan oleh tingginya rasio plasma bilirubin sebagai akibat dari stres oksidatif yang dipicu oleh oksidan.[1] Gejala

Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita lebih sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak napas yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu. Penderita lainnya hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan hebat setelah menderita suatu infeksi virus, olah raga atau setelah terpapar oleh alergen maupun iritan. Menangis atau tertawa keras juga bisa menyebabkan timbulnya gejala dan juga sering batuk berkepanjangan terutama di waktu malam hari atau cuaca dingin.[2]

Suatu serangan asma dapat terjadi secara tiba-tiba ditandai dengan napas yang berbunyi (mengi, bengek), batuk dan sesak napas. Bunyi mengi terutama terdengar ketika penderita menghembuskan napasnya. Di lain waktu, suatu serangan asma terjadi secara perlahan dengan gejala yang secara bertahap semakin memburuk. Pada kedua keadaan tersebut, yang pertama kali dirasakan oleh seorang penderita asma adalah sesak napas, batuk atau rasa sesak di dada. Serangan bisa berlangsung dalam beberapa menit atau bisa berlangsung sampai beberapa jam, bahkan selama beberapa hari.

Gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher. Batuk kering di malam hari atau ketika melakukan olah raga juga bisa merupakan satusatunya gejala.

Selama serangan asma, sesak napas bisa menjadi semakin berat, sehingga timbul rasa cemas. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan mengeluarkan banyak keringat.

Pada serangan yang sangat berat, penderita menjadi sulit untuk berbicara karena sesaknya sangat hebat. Kebingungan, letargi (keadaan kesadaran yang menurun, dimana penderita seperti tidur lelap, tetapi dapat dibangunkan sebentar kemudian segera tertidur kembali) dan sianosis (kulit tampak kebiruan) merupakan pertanda bahwa persediaan oksigen penderita sangat terbatas dan perlu segera dilakukan pengobatan. Meskipun telah mengalami serangan yang berat, biasanya penderita akan sembuh sempurna,

Kadang beberapa alveoli (kantong udara di paru-paru) bisa pecah dan menyebabkan udara terkumpul di dalam rongga pleura atau menyebabkan udara terkumpul di sekitar organ dada. Hal ini akan memperburuk sesak yang dirasakan oleh penderita. Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya yang khas.

Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pemeriksaan spirometri berulang. Spirometri juga digunakan untuk menilai beratnya penyumbatan saluran udara dan untuk memantau pengobatan.

Menentukan faktor pemicu asma seringkali tidak mudah. Tes kulit alergi bisa membantu menentukan alergen yang memicu timbulnya gejala asma. Jika diagnosisnya masih meragukan atau jika dirasa sangat penting untuk mengetahui faktor pemicu terjadinya asma, maka bisa dilakukan bronchial challenge test. Pengobatan

Obat-obatan bisa membuat penderita asma menjalani kehidupan normal. Pengobatan segera untuk mengendalikan serangan asma berbeda dengan pengobatan rutin untuk mencegah serangan.

Agonis reseptor beta-adrenergik merupakan obat terbaik untuk mengurangi serangan asma yang terjadi secara tiba-tiba dan untuk mencegah serangan yang mungkin dipicu oleh olahraga. Bronkodilator ini merangsang pelebaran saluran udara oleh reseptor beta-adrenergik.

Bronkodilator yang bekerja pada semua reseptor beta-adrenergik (misalnya adrenalin), menyebabkan efek samping berupa denyut jantung yang cepat, gelisah, sakit kepala dan tremor (gemetar) otot. Bronkodilator yang hanya bekerja pada reseptor beta2-adrenergik (yang terutama ditemukan di dalam sel-

sel di paru-paru), hanya memiliki sedikit efek samping terhadap organ lainnya. Bronkodilator ini (misalnya albuterol), menyebabkan lebih sedikit efek samping dibandingkan dengan bronkodilator yang bekerja pada semua reseptor betaadrenergik.

Sebagian besar bronkodilator bekerja dalam beberapa menit, tetapi efeknya hanya berlangsung selama 4-6 jam. Bronkodilator yang lebih baru memiliki efek yang lebih panjang, tetapi karena mula kerjanya lebih lambat, maka obat ini lebih banyak digunakan untuk mencegah serangan.

Bronkodilator tersedia dalam bentuk tablet, suntikan atau inhaler (obat yang dihirup) dan sangat efektif. Penghirupan bronkodilator akan mengendapkan obat langsung di dalam saluran udara, sehingga mula kerjanya cepat, tetapi tidak dapat menjangkau saluran udara yang mengalami penyumbatan berat. Bronkodilator per-oral (ditelan) dan suntikan dapat menjangkau daerah tersebut, tetapi memiliki efek samping dan mula kerjanya cenderung lebih lambat.

Jenis bronkodilator lainnya adalah theophylline. Theophylline biasanya diberikan per-oral (ditelan); tersedia dalam berbagai bentuk, mulai dari tablet dan sirup short-acting sampai kapsul dan tablet long-acting. Pada serangan asma yang berat, bisa diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah).

Jumlah theophylline di dalam darah bisa diukur di laboratorium dan harus dipantau secara ketat, karena jumlah yang terlalu sedikit tidak akan memberikan efek, sedangkan jumlah yang terlalu banyak bisa menyebabkan irama jantung abnormal atau kejang. Pada saat pertama kali mengonsumsi theophylline, penderita bisa merasakan sedikit mual atau gelisah. Kedua efek samping tersebut, biasanya hilang saat tubuh dapat menyesuaikan diri dengan obat. Pada dosis yang lebih besar, penderita bisa merasakan denyut jantung yang cepat atau palpitasi (jantung berdebar). Juga bisa terjadi insomnia (sulit tidur), agitasi (kecemasan, ketakuatan), muntah, dan kejang.

Corticosteroid menghalangi respon peradangan dan sangat efektif dalam mengurangi gejala asma. Jika digunakan dalam jangka panjang, secara bertahap corticosteroid akan menyebabkan berkurangnya kecenderungan terjadinya serangan asma dengan mengurangi kepekaan saluran udara terhadap sejumlah rangsangan.

Tetapi penggunaan tablet atau suntikan corticosteroid jangka panjang bisa menyebabkan:

gangguan proses penyembuhan luka

terhambatnya pertumbuhan anak-anak hilangnya kalsium dari tulang perdarahan lambung katarak prematur peningkatan kadar gula darah penambahan berat badan kelaparan kelainan mental.

Tablet atau suntikan corticosteroid bisa digunakan selama 1-2 minggu untuk mengurangi serangan asma yang berat. Untuk penggunaan jangka panjang biasanya diberikan inhaler corticosteroid karena dengan inhaler, obat yang sampai di paru-paru 50 kali lebih banyak dibandingkan obat yang sampai ke bagian tubuh lainnya. Corticosteroid per-oral (ditelan) diberikan untuk jangka panjang hanya jika pengobatan lainnya tidak dapat mengendalikan gejala asma.

Cromolin dan nedocromil diduga menghalangi pelepasan bahan peradangan dari sel mast dan menyebabkan berkurangnya kemungkinan pengkerutan saluran udara. Obat ini digunakan untuk mencegah terjadinya serangan, bukan untuk mengobati serangan. Obat ini terutama efektif untuk anak-anak dan untuk asma karena olah raga. Obat ini sangat aman, tetapi relatif mahal dan harus diminum secara teratur meskipun penderita bebas gejala.

Obat antikolinergik (contohnya atropin dan ipratropium bromida) bekerja dengan menghalangi kontraksi otot polos dan pembentukan lendir yang berlebihan di dalam bronkus oleh asetilkolin. Lebih jauh lagi, obat ini akan menyebabkan pelebaran saluran udara pada penderita yang sebelumnya telah mengonsumsi agonis reseptor beta2-adrenergik.

Pengubah leukotrien (contohnya montelucas, zafirlucas dan zileuton) merupakan obat terbaru untuk membantu mengendalikan asma. Obat ini mencegah aksi atau pembentukan leukotrien (bahan kimia yang dibuat oleh tubuh yang menyebabkan terjadinya gejala-gejala asma). Pengobatan Pengobatan untuk serangan asma

Suatu serangan asma harus mendapatkan pengobatan sesegera mungkin untuk membuka saluran pernapasan. Obat yang digunakan untuk mencegah juga digunakan untuk mengobati asma, tetapi dalam dosis yang lebih tinggi atau dalam bentuk yang berbeda.

Agonis reseptor beta-adrenergik digunakan dalam bentuk inhaler (obat hirup) atau sebagai nebulizer (untuk sesak napas yang sangat berat). Nebulizer mengarahkan udara atau oksigen dibawah tekanan melalui suatu larutan obat, sehingga menghasilkan kabut untuk dihirup oleh penderita.

Pengobatan asma juga bisa dilakukan dengan memberikan suntikan epinephrine atau terbutaline di bawah kulit dan aminophyllins theophylline) melalui infus intravena.

Penderita yang mengalami serangan hebat dan tidak menunjukkan perbaikan terhadap pengobatan lainnya, bisa mendapatkan suntikan corticosteroid, biasanya secara intravena (melalui pembuluh darah).

Pada serangan asma yang berat biasanya kadar oksigen darahnya rendah, sehingga diberikan tambahan oksigen. Jika terjadi dehidrasi, mungkin perlu diberikan cairan intravena. Jika diduga terjadi infeksi, diberikan antibiotik.

Selama suatu serangan asma yang berat, dilakukan:

pemeriksaan kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah pemeriksaan fungsi paru-paru (biasanya dengan spirometer atau peak flow meter) pemeriksaan rontgen dada.

Pengobatan jangka panjang

Salah satu pengobatan asma yang paling efektif adalah inhaler yang mengandung agonis reseptor beta-adrenergik. Penggunaan inhaler yang berlebihan bisa menyebabkan terjadinya gangguan irama jantung.

Jika pemakaian inhaler bronkodilator sebanyak 2-4 kali/hari selama 1 bulan tidak mampu mengurangi gejala, bisa ditambahkan inhaler corticosteroid, cromolin atau pengubah leukotrien. Jika gejalanya menetap, terutama pada malam hari, juga bisa ditambahkan theophylline per-oral. Pencegahan

Serangan asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan yang dipicu oleh olahraga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah raga. http://id.wikipedia.org/wiki/Asma Halaman ini terakhir diubah pada 17.38, 24 Oktober 2013. Faktor Pencetus Serangan Asma

Pemicu mengakibatkan terganggunya saluran pernafasan dan mengakibatkan penyempitan dari saluran pernafasan (bronkokonstriksi). Pemicu tidak menyebabkan peradangan. Banyak kalangan kedokteran yang menganggap pemicu dan bronkokonstriksi adalah gangguan pernafasan akut, yang belum berarti asma.

Gejala-gejala dan bronkokonstriksi yang diakibatkan oleh pemicu timbul seketika, berlangsung dalam waktu pendek dan lebih mudah diatasi dalam waktu singkat. Namun saluran pernafasan akan bereaksi lebih cepat bila sudah ada atau terjadi peradangan.

Faktor pada pasien Aspek genetik Kemungkinan alergi Saluran napas yang memang mudah terangsang Jenis kelamin Ras/etnik Faktor lingkungan Bahan-bahan di dalam ruangan : Tungau debu rumah Binatang, kecoa Bahan-bahan di luar ruangan : Tepung sari bunga Jamur Makanan-makanan tertentu, bahan pengawet, penyedap, pewarna makanan Obat-obatan tertentu Iritan (parfum, bau-bauan merangsang, household spray ) Ekspresi emosi yang berlebihan

Asap rokok dari perokok aktif dan pasif Polusi udara dari luar dan dalam ruangan Infeksi saluran napas Exercise induced asthma, mereka yang kambuh asmanya ketika melakukan aktivitas fisik tertentu Perubahan cuaca http://medicastore.com/asma/penyebab_dan_faktor_pencetus_asma.php Semua serangan penyakit asma harus dicegah. Serangan penyakit asma dapat dicegah jika faktor pemicunya diketahui dan bisa dihindari. Serangan yang dipicu oleh olah raga bisa dihindari dengan meminum obat sebelum melakukan olah raga.

Ada usaha-usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya serangan penyakit asma, antara lain :

Menjaga kesehatan Menjaga kebersihan lingkungan Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Setiap penderita harus mencoba untuk melakukan tindakan pencegahan. Tetapi bila gejala-gejala sedang timbul maka diperlukan obat antipenyakit asma untuk menghilangkan gejala dan selanjutnya dipertahankan agar penderita bebas dari gejala penyakit asma.

Menjaga Kesehatan Menjaga kesehatan merupakan usaha yang tidak terpisahkan dari pengobatan penyakit asma. Bila penderita lemah dan kurang gizi, tidak saja mudah terserang penyakit tetapi juga berarti mudah untuk mendapat serangan penyakit asma beserta komplikasinya. Usaha menjaga kesehatan ini antara lain berupa makan makanan yang bernilai gizi baik, minum banyak, istirahat yang cukup, rekreasi dan olahraga yang sesuai. Penderita dianjurkan banyak minum kecuali bila dilarang dokter, karena menderita penyakit lain seperti penyakit jantung atau ginjal yang berat. Banyak minum akan mengencerkan dahak yang ada di saluran pernapasan, sehingga dahak tadi mudah dikeluarkan. Sebaliknya bila penderita kurang minum, dahak akan menjadi sangat kental, liat dan sukar dikeluarkan. Pada serangan penyakit asma berat banyak penderita yang kekurangan cairan. Hal ini disebabkan oleh pengeluaran keringat yang berlebihan, kurang

minum dan penguapan cairan yang berlebihan dari saluran napas akibat bernapas cepat dan dalam. Menjaga kebersihan lingkungan Lingkungan dimana penderita hidup sehari-hari sangat mempengaruhi timbulnya serangan penyakit asma. Keadaan rumah misalnya sangat penting diperhatikan. Rumah sebaiknya tidak lembab, cukup ventilasi dan cahaya matahari. Saluran pembuangan air harus lancar. Kamar tidur merupakan tempat yang perlu mendapat perhatian khusus. Sebaiknya kamar tidur sesedikit mungkin berisi barang-barang untuk menghindari debu rumah. Hewan peliharaan, asap rokok, semprotan nyamuk, atau semprotan rambut dan lain-lain mencetuskan penyakit asma. Lingkungan pekerjaan juga perlu mendapat perhatian apalagi kalau jelas-jelas ada hubungan antara lingkungan kerja dengan serangan penyakit asmanya. Menghindari Faktor Pencetus Alergen yang tersering menimbulkan penyakit asma adalah tungau debu sehingga cara-cara menghindari debu rumah harus dipahami. Alergen lain seperti kucing, anjing, burung, perlu mendapat perhatian dan juga perlu diketahui bahwa binatang yang tidak diduga seperti kecoak dan tikus dapat menimbulkan penyakit asma. Infeksi virus saluran pernapasan sering mencetuskan penyakit asma. Sebaiknya penderita penyakit asma menjauhi orang-orang yang sedang terserang influenza. Juga dianjurkan menghindari tempat-tempat ramai atau penuh sesak. Hindari kelelahan yang berlebihan, kehujanan, penggantian suhu udara yang ekstrim, berlari-lari mengejar kendaraan umum atau olahraga yang melelahkan. Jika akan berolahraga, lakukan latihan pemanasan terlebih dahulu dan dianjurkan memakai obat pencegah serangan penyakit asma. Zat-zat yang merangsang saluran napas seperi asap rokok, asap mobil, uap bensin, uap cat atau uap zat-zat kimia dan udara kotor lainnya harus dihindari. Perhatikan obat-obatan yang diminum, khususnya obat-obat untuk pengobatan darah tinggi dan jantung (beta-bloker), obat-obat antirematik (aspirin, dan sejenisnya). Zat pewarna (tartrazine) dan zat pengawet makanan (benzoat) juga dapat menimbulkan penyakit asma. Menggunakan obat-obat antipenyakit asma Pada serangan penyakit asma yang ringan apalagi frekuensinya jarang, penderita boleh memakai obat bronkodilator, baik bentuk tablet, kapsul maupun sirup. Tetapi bila ingin agar gejala penyakit asmanya cepat hilang, jelas aerosol lebih baik. Pada serangan yang lebih berat, bila masih mungkin dapat menambah dosis obat, sering lebih baik mengkombinasikan dua atau tiga macam obat. Misalnya mula-mula dengan aerosol atau tablet/sirup simpatomimetik (menghilangkan

gejala) kemudian dikombinasi dengan teofilin dan kalau tidak juga menghilang baru ditambahkan kortikosteroid. Pada penyakit asma kronis bila keadaannya sudah terkendali dapat dicoba obat-obat pencegah penyakit asma. Tujuan obat-obat pencegah serangan penyakit asma ialah selain untuk mencegah terjadinya serangan penyakit asma juga diharapkan agar penggunaan obat-obat bronkodilator dan steroid sistemik dapat dikurangi dan bahkan kalau mungkin dihentikan http://medicastore.com/asma/pencegahan_asma.php TATALAKSANA

A. PENDIDIKAN / EDUKASI KEPADA PENDERITA DAN KELUARGA

Pengobatan yang efektif hanya mungkin berhasil dengan penatalaksanaan yang komprehensif, dimana melibatkan kemampuan diagnostik dan terapi dari seorang dokter Puskesmas di satu pihak dan adanya pengertian serta kerjasama penderita dan keluarganya di pihak lain. Pendidikan kepada penderita dan keluarganya adalah menjadi tanggung jawab dokter Puskesmas, sehingga dicapai hasil pengobatan yang memuaskan bagi semua pihak.

Beberapa hal yang perlu diketahui dan dikerjakan oleh penderita dan keluarganya adalah :

1. Memahami sifat-sifat dari penyakit asma : - Bahwa penyakit asma tidak bisa sembuh secara sempurna. - Bahwa penyakit asma bisa disembuhkan tetapi pada suatu saat oleh karena faktor tertentu bisa kambuh lagi. - Bahwa kekambuhan penyakit asma minimal bisa dijarangkan dengan pengobatan jangka panjang secara teratur.

2. Memahami faktor yang menyebabkan serangan atau memperberat serangan, seperti :

- Inhalan : debu rumah, bulu atau serpihan kulit binatang anjing, kucing, kuda dan spora jamur. - Ingestan : susu, telor, ikan, kacang-kacangan, dan obat-obatan tertentu.

- Kontaktan : zalf kulit, logam perhiasan. - Keadaan udara : polusi, perubahan hawa mendadak, dan hawa yang lembab. - Infeksi saluran pernafasan. - Pemakaian narkoba atau napza serta merokok. - Stres psikis termasuk emosi yang berlebihan. - Stres fisik atau kelelahan.

3. Memahami faktor-faktor yang dapat mempercepat kesembuhan, membantu perbaikan dan mengurangi serangan :

- Menghindari makanan yang diketahui menjadi penyebab serangan (bersifat individual). - Menghindari minum es atau makanan yang dicampur dengan es. - Berhenti merokok dan penggunakan narkoba atau napza. - Menghindari kontak dengan hewan diketahui menjadi penyebab serangan. - Berusaha menghindari polusi udara (memakai masker), udara dingin dan lembab. - Berusaha menghindari kelelahan fisik dan psikis. - Segera berobat bila sakit panas (infeksi), apalagi bila disertai dengan batuk dan pilek. - Minum obat secara teratur sesuai dengan anjuran dokter, baik obat simptomatis maupun obat profilaksis. - Pada waktu serangan berusaha untuk makan cukup kalori dan banyak minum air hangat guna membantu pengenceran dahak. - Manipulasi lingkungan : memakai kasur dan bantal dari busa, bertempat di lingkungan dengan temperatur hangat.

4. Memahami kegunaan dan cara kerja dan cara pemakaian obat obatan yang diberikan oleh dokter :

- Bronkodilator : untuk mengatasi spasme bronkus. - Steroid : untuk menghilangkan atau mengurangi peradangan. - Ekspektoran : untuk mengencerkan dan mengeluarkan dahak. - Antibiotika : untuk mengatasi infeksi, bila serangan asma dipicu adanya infeksi saluran nafas.

5. Mampu menilai kemajuan dan kemunduran dari penyakit dan hasil pengobatan.

6. Mengetahui kapan self treatment atau pengobatan mandiri harus diakhiri dan segera mencari pertolongan dokter. Penderita dan keluarganya juga harus mengetahui beberapa pandangan yang salah tentang asma, seperti :

1. Bahwa asma semata-mata timbul karena alergi, kecemasan atau stres, padahal keadaan bronkus yang hiperaktif merupakan faktor utama. 2. Tidak ada sesak bukan berarti tidak ada serangan. 3. Baru berobat atau minum obat bila sesak nafas saja dan segera berhenti minum obat bila sesak nafas berkurang atau hilang. http://medlinux.blogspot.com/2008/07/penatalaksanaan-asma-bronkial.html

Asuhan Keperawatan

Selasa, 05 Juni 2012 Satuan Acara Penyuluhan (SAP) ASMA SATUAN ACARA PENYULUHAN PENYAKIT ASMA

No

Kegiatan

Respon peserta

Waktu 1.

Pendahuluan Menyampaikan salam Menjelaskan tujuan Apersepsi

Membalas salam Mendengarkan Menjawab pertanyaan

5 menit

No

Kegiatan

Respon peserta

waktu 2.

Penyampaian materi Menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala asma. Menjelaskan cara pencegahan kekambuhan asma Menjalaskan cara pernafasan yang benar

Mendengarkan dan memperhatikan

15 menit 3.

Penutup Tanya jawab

Menyimpulkan hasil materi Mengucapkan salam

Menyampaikan pertanyaan Mendengarkan

Menjawab salam

10 menit Materi Penyuluhan ASMA Pengertian Penyebab kekambuhan asma Cara pencegahan Kekambuhan asma Pentalaksanaan

Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan

: Kesehatan Lingkungan : Penyakit Asma

Sasaran Target Hari / Tanggal Waktu

: Warga Desa Nania : Peserta Berobat di Puskesmas Nania : Selasa, 13 Januari 2009 : 10.00 10.30 WIB

LATAR BELAKANG Berdasarkan pengkajian di desa Nania, kota Ambon, didapatkan data bahwa kesehatan lingkungan merupakan masalah yang kurang dipahami oleh sebagian besar masyarakat dan kurang mendapatkan perhatian. Sebagian masyarakat di desa Nania memiliki perilaku / kebiasaan hidup sehat yang masih kurang, belum memiliki SPAL yang memenuhi syarat kesehatan dan belum memiliki jamban keluarga. Adanya permintaan penyuluhan kesehatan mengenai kesehatan lingkungan merupakan momentum yang sesuai untuk menyampaikan informasi mengenai penyakit-penyakit akibat lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan.

TUJUAN 1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan, warga di desa Nania mampu memahami tentang penyakit asma.

2.

Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 1 x 60 menit diharapkan warga di desa nania dapat : a. b. c. Memahami pengertian, tanda dan gejala dan penyebab penyakit asma Memahami pertolongan pertama bagi penderita asma Memahami cara pencegahan kekambuhan penyakit asma

METODE Ceramah dan Tanya jawab

MEDIA Leaflet

ISI MATERI 1. 2. 3. Pengertian, tanda dan gejala asma Cara pencegahan kekambuhan asma Cara pernafasan yang benar

PEMBAGIAN

SETTING TEMPAT Peserta duduk dengan membentuk huruf U.

EVALUASI 1. Kegiatan : jadwal, tempat, alat Bantu / media, pengorganisasian, proses penyuluhan 2. Hasil penyuluhan, memberi pertanyaan pada warga tentang :

A Pengertian, tanda dan gejala, dan penyebab asma A Pencegahan kekambuhan asma A Cara pernafasan yang benar

PENGORGANISASIAN 1. 2. 3. 4. 5. Ketua Sekretaris Moderator Penyaji Dokumentasi : Wa Ariani : imran : jumiadi : Hamiyana : fang

REFERENSI Dainur, 1992, Materi-materi Pokok Ilmu Kesehatan Masyarakat, Widya Medika, Jakarta Notoatmojoyo, S, 2003, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Rineka Cipta, Jakarta Setyono, Joko; 2001, Keperawatan Medikal Medah, Salemba Medika, Jakarta

KONSEP TIORI Asma adalah penyakit sukar bernapas yang ditandai adanya penyempitan saluran napas, napas mencuit-cuit atau bengek.. Asma bersifat refersibel. Asma terjadi ketika bronchi mengalami inflamasi dan hiperresponsif. Penyakit ini menyebabkan penyempitan pada saluran nafas sehihngga menimbulkan kesulitan bernafas. Asma adalah penyakit obstruksi saluran peranfasana yang bersifat refersibel dan berbeda dari obstruksi saluran peranafasan lain seperti pada penyakit empisema maupun bromnkitis kronis yang bersifat ireversibel dan kontinyu.

Etiologi Etiologi asma mungkin merupakan reaksi alergi yang sering terjadi pada pasien dengan umur kurang dari 30 tahun. Namun, munculnya asma pada pasien dengan menyebabkan asma antara lain yaitu beberapa bahan iritan seperti debu-debu yang beterbangan, asap, produk pembersih atau bau. Pemicu tambahan lainnya adalah udara dingin, infeksi saluran peranfasan atas atau bawah dan stres.

Paofisiologi Patofiiologi asma diawali dengan reaksi inflamasi pada slauran peranfasan yang memicu terjadinya perubahan patofisiologi yang berupa bronki menjadi hiperresponsif dna terjadi bronkospasme. Sehingga mengganggu proses pertukaran udara dan ventilasi. Kebanyakan pasien berupay mengatasi penyakit asma dengan baik. Namun begitu, pasien yang mengidap penyakit asma perlu diangani secara serius karena reaksi asma bisa mengarah pada gagal nafas dan akhirnya menyebabkan kematian.

Tanda dan Gejala Tanda dan gejala asma meliputi batuk (krok-krok, krek-krek), dispnea, wheezing, hiperventilasi (salah satu gejala awal), pusing-pusing, kebiruan di mulut dan sekitarnya, perasaan yang merangsang, skait kepala, nausea, penigkatan nafas pendek, kecemasan, diaporesis, dan kelelahan, dan gejala meningkat pada malam dan dini hari. Tingkat keparahan dari serangan asma tergantung pada tingkat obstruksi pada saluran peranfasan, kadar saturasi oksigen, pembawaan pola pernafasan, perubahan status mental, dna bagaimana tanggapan penderita terhadap pernafasannya. Tanda-tanda buruk dari perubahan status mental biasanya meliputi hal-hal berikut : kurang istirahat yang makin meningkat kemudian diikuti dengan atau gampang mengantuk.Ketika orang tersebut jatuh akibat kelelahan yang amat sangat, maka kondisi kritis ini seirng mengarah pada aggal nafas akut. Bebrapa penderita memliki penurunan reaksi asma yang lambat. Tetapi ada beberapa yang cepat, misalnya dalam hitungan menit. Oleh karena itu, waktu bukanlah parameter yang etrbaik utnuk mennetukan apakah

perlu memamnggil dokter dulu atau mencari pertolongan darurat secepat mungkin. Sehingga semua indikator yang disebutkan diatas perlu mendapatkan perhatian yang semestinya.

Kekambuhan asma terjadi karena terpapar faktor pencetus, yaitu : v Emosi ( keadaan sedih, banyak pikiran, kaget) v Cuaca ( hujan, udara dingin, udara terlalu panas) v Infeksi ( flu, nyeri tenggorokan) v Udara kotor ( asap dapur, asap rokok, asap obat nyamuk ,debu rumah, kapuk, bulu kucing, kecoa, dll) v Makanan (coklat, kacang tanah, es, bumbu masak, tomat, minyak goreng, dll)

Yang terjadi pada penderita Asma :

Ada 3 hal yang terjadi pada saluran napas: Otot dinding saluran napas mengerut Dinding saluran napas membengkak Saluran napas terisi banyak lendir

Hindari faktor pencetus

Bina suasana hormonis dalam keluarga Mengenal gejala awal serangan Asma dan selalu tersedia obat.

Manajemen terapeutik difokuskan pada aturan pengobatan, penyuluhan ekstensif bagi pasien dan keluarganya mengenai penanganan penyakit asma, perubahan gaya hidup dan terapi pernafasan. Sedangkan terapi obat yang terus dijalani meliputi bronchodilator, b-adrenergic, pereda sakit, methylxanthines, dan kortikosteroid.

Cara Bernapas Yang Benar

Latihan pernafasan yaitu bernafas lambat dan berirama dengan cara yang rileks untuk memperbaiki pertukaran udara. Caranya : a. Pernafasan diafragma:

? letakan satu tangan diatas perut tepat dibawah iga dan tangan lainnya pada tengah-tengah dada ? Nafaslah dengan lambat dan dalam melalui hidung biarkan perut mengembang menonjol sebesar mungkin ? Hembuslah nafas melalui bibir yang dirapatkan sambil mengencangkan otototot perut ? Tekan dengan kuat ke arah dalam dan ke atas pada perut sambil menghembuskan nafas ? Ulangi selama 1 menit, diikuti dengan periode istirahat selama 2 menit

? Lakukan selama 5 menit, beberapa kali sehari pada saat sebelum makan dan waktu mau tidur

b.

Pernafasan bibir dirapatkan :

? Hirup nafas melalui hidung sambil menghitung sampai 3 ? Hembuslah dengan lambat dan rata melalui bibir yang dirapatkan sambil mengencangkan otot perut, dan menghitung sampai 7 ? Dilakukan sambil duduk di kursi.

Diposkan oleh Ariani Wanci di 08.02 http://arianiwanci.blogspot.com/2012/06/satuan-acara-penyuluhan-sap-asma.html

Coretan Indratami's http://indratami.WordPress.com Ratu Maduku contoh surat lamaran pekerjaan bahasa inggris SAP ASMA

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan

: Penyakit ASMA

Sub Pokok Bahasan

: Perawatan Penyakit Asma Anak

Sasaran

: Pengunjung / Keluarga klien

Target

: Pengunjung / Keluarga klien

Waktu

: 30 menit

Hari / Tanggal

: Rabu , 5 Januari 2010

Tempat

: Ruang 6

Penyuluh

: Mahasiswa Klompok 7 Sgd

Nama : I Putu Agus Indra Saputra STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA Nim : 1002055 Kls : 1A

LATAR BELAKANG

Berdasarkan data WHO tahun 2006, sebanyak 300 juta orang menderita asma dan 225 ribu penderita meninggal karena asma di seluruh dunia. Angka kejadian asma 80 % terjadi di negara berkembang akibat kemiskinan, kurangnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan fasilitas pengobatan. Angka kematian yang disebabkan oleh penyakit asma di seluruh dunia diperkirakan akan meningkat 20 persen untuk sepuluh tahun mendatang, jika tidak terkontrol dengan baik. Hasil penelitian International study on asthma and alergies in childhood pada tahun 2006, menunjukkan bahwa di Indonesia prevalensi gejala penyakit asma meningkat dari 4,2% menjadi 5,4%. Penyakit asma tidak dapat disembuhkan, namun dalam penggunaan obat-obat yang ada saat ini hanya berfungsi untuk menghilangkan gejala saja.

Selama asma menyerang, saluran napas akan mengalami penyempitan dan mengisinya dengan cairan lengket yang diproduksi oleh dinding bagian dalam yang menyebabkan jalan udara menyempit dan mengurangi aliran keluar masuknya udara ke paru-paru. Pada asma kambuhan sering menyebabkan gangguan seperti sulit tidur, kelelahan, dan mengurangi tingkat aktivitas seharihari.

Walaupun asma merupakan penyakit yang dikenal luas oleh masyarakat, namun penyakit ini kurang begitu dipahami, sehingga timbul anggapan dari sebagian perawat dan masyarakat bahwa asma merupakan penyakit yang sederhana serta mudah diobati dan pengelolaan utamanya dengan obat-obatan asma khususnya bronkodilator.

Berbagai faktor menjadi sebab dari keadaan ini yaitu adanya kekurangan dalam hal pengetahuan tentang asma, kelaziman melakukan diagnosis yang lengkap atau evaluasi sebelum terapi, sistematika dan pelaksanaan pengelolaan, upaya pencegahan dan penyuluhan, serta pengelolaan asma. Untuk meningkatkanpengelolaan asma yang baik, hal-hal tersebut di atas harus dipahami dan dicarikan pemecahannya.

Kondisi lingkungan juga sangat mempengaruhi timbulnya serangan asma, sehingga diperlukan penatalaksanaan lingkungan. Pengaturan rumah sehat yaitu keadaan rumah sebaiknya tidak lembab, cukup ventilasi dan cahaya matahari, saluran pembuangan air harus lancar, kamar tidur sebaiknya

sesedikit mungkin berisi barang-barang untuk menghindari debu rumah (Husada, 2008).

Banyak penduduk Indonesia masih berpendidikan rendah sehingga pengetahuan tentang cara hidup sehat, menjaga kebersihan diri, kebersihan makanan dan minuman yang dikonsumsi belum diketahui dengan baik. Perilaku seseorang dapat dipengaruhi oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sehingga hal tersebut dapat memunculkan sikap terhadap nilai-nilai yang benar maupun salah, termasuk nilai kesehatan (Kusnoputranto, 2003).

Dengan pengetahuan yang benar, didukung perilaku dan sikap untuk melaksanakan hidup sehat, serta didukung oleh pelayanan kesehatan dan lingkungan yang sehat diharapkan dapat menurunkan kejadian diare di masyarakat khususnya pada balita.

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM

Setelah mendapatkan penyuluhan selama 30 menit tentang perawatan penyakit Asma pada anak, peserta penyuluhan diharapkan dapat mengerti, menghayati dan melaksanakan hidup sehat melalui pendekatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) sehingga kesakitan dan kematian karena penyakit Asma dapat dicegah.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS

Setelah mendapatkan penyuluhan satu (1) kali diharapkan Peserta penyuluhan mampu :

Menjelaskan pengertian Asma Menjelaskan Penyebab Asma Menjelaskan pencegahan penyakit Asma Menjelaskan Prinsip tatalaksana penderita Asma Menjelaskan Tatalaksana penderita Asma di rumah Mendemonstrasikan cara memberikan perwatan awal atau membuat obat alami

METODE

Ceramah, demonstrasi dan tanya jawab

MEDIA

Brousur

KISI-KISI MATERI

Pengertian Penyakit Asma Penyebab Asma dan Epidemiologi Asma Pencegahan penyakit Asma

Prinsip tatalaksana penderita Asma Tatalaksana penderita Asma di rumah Cara memberikan perwatan awal atau membuat obat alami

PENGORGANISASIAN

No

KEGIATAN

RESPON KELUARGA

WAKTU

1. Pendahuluan

- Menyampaikan salam

- Menjelaskan tujuan

- Apersepsi

- Membalas salam

- Memperhatikan

- Memberikan respon

3 menit

2.

Penyampaian materi

a. Menjelaskan dan menguraikan materi ttg:

-Pengertian Assma

-Penyebab Asma dan Epidemiologi Asma

-Pencegahan penyakit Asma

-Prinsip tatalaksana penderita Asma

-Tatalaksana penderita Asma di rumah

b.Mendemonstrasikan cara melakukan pencegahan awal

c.Memberikan kesempatan pada peserta penyuluhan untuk bertanya

d.Menjawab pertanyaan peserta penyuluhan yang berkaitan dengan materi yang belum jelas

- Memperhatikan penjelasan dan demonstrasi dengan cermat

- Menanyakan hal yang belum jelas

- Memperhatikan jawaban penyuluh

20 menit

3.

Penutup

- Tanya jawab (Evaluasi)

- Menyimpulkan hasil materi

- kontrak waktu selanjutnya

- Mengakhiri kegiatan (Salam)- Menanyakan hasil yang belum jelas dan menjawab pertanyaan

- Menjawab salam penutup7 menit

SETTING TEMPAT

Letter I dengan penyaji di depan audience penyuluhan.

SUSUNAN ACARA PELAKSANAAN

Pendahuluan Penyampaian Materi Penutup

METODE EVALUASI

Menanyakan pada peserta penyuluhan tentang :

Pengertian Penyakit Asma Penyebab Asma dan Epidemiologi Asma Pencegahan penyakit Asma

4. Prinsip tatalaksana penderita Asma

5. Tatalaksana penderita Asma di rumah

6. Cara memberikan perwatan awal atau membuat obat alami

REFERENSI

http://www.askep-askeb.cz.cc/2009/08/askep-asthma-bronkhiale.html

http://www.sabili.co.id/tibbun-nabawi/mengurangi-kekambuhan-asma

http://www.scribd.com/doc/37547761/15272284-Final-Paper-Asma

http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/154/asma

http://manglufti.wordpress.com/2007/10/09/tips-untuk-penderita-asma/

http://rumahartikel.blogspot.com/2010/12/ramuan-tradisional-untuk-penderitaasma.html

www.infoibu.com

http://www.bayisehat.com/immunization-mainmenu-36/173-penyakit-asma.html

MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Penyakit Asma

Asma berasal dari bahasa Yunani Kuno yaitu Asthma yang berarti terengahengah (Eng? panting). Asma adalah penyakit kronis (berlangsung lama) yang ditandai oleh sesak napas disertai bunyi ngik-ngik (wheezing) dimana derajat keparahan setiap orang berbeda-beda. Pada saat serangan, yang terjadi adalah menyempitnya jalan napas kita akibat dari pengerutan bronkus yang menyebabkan udara sulit keluar masuk paru. Penyebab dari asma belum sepenuhnya dimengerti. Namun faktor risiko yang dapat mencetuskan timbulnya asma adalah, allergen (zat yang menyebakan alergi), merokok, dan iritasi zat kimia. Asma tidak dapat disembuhkan, namun dapat di control dengan tata laksana yang tepat.

Gejala dan Tanda

Secara umum gejala asma adalah sesak napas, batuk berdahak dan suara napas yang berbunyi ngik-ngik atau mengidimana seringnya gejala ini timbul pada pagi hari menjelang waktu subuh, hal ini karena pengaruh keseimbangan hormon kortisol yang kadarnya rendah ketika pagi dan berbagai faktor lainnya.

Penderita asma akan mengeluhkan sesak nafas karena udara pada waktu bernafas tidak dapat mengalir dengan lancar pada saluran nafas yang sempit dan hal ini juga yang menyebabkan timbulnya bunyi ngik-ngik pada saat bernafas.

Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan yang terjadi dapat berupa pengerutan dan tertutupnya saluran oleh dahak yang dirpoduksi secara berlebihan dan menimbulkan batuk sebagai respon untuk mengeluarkan dahak tersebut.

Pada asma, terjadi 3 (tiga) jenis proses yang bersamaan, yaitu :

Peradangan (inflamasi) pada saluran nafas Penyempitan saluran nafas (bronkokonstriksi) Pengeluaran cairan mukus/lendir pekat secara berlebihan

Akibat dari tiga proses pada asma, maka pasien asma dapat mengalami kesukaran bernafas atau sesak yang disertai batuk dan mengi. Bentuk serangan akut asma mulai dari batuk yang terus-menerus, kesulitan menarik nafas atau mengeluarkan nafas sehingga perasaan dada seperti tertekan, serta nafas yang berbunyi. Umumnya serangan asma terjadi pada malam menjelang pagi hari.

Ciri-ciri Asma Pada Anak

- Batuk atau meninggi pada malam hari atau bisa juga terjadi pada musiman

- Ada riwayat alergi baik pada pasien atau keluarga

- Asma bisa juga karena adanya kelainan pada saluran pernafasan seperti halnya otot saluran nafas mengkerut, saluran lendir menebal atau bengkak dan lendir lebih banyak yang kental dan lengket.

- Anak yang terkena asma biasanya sesak nafas dan nafasnya cepat. Sakit di bagian dada dan biru disekitar mulut serta susah berkata-kata.

2. Penyebab Asma

Etiologi

Ada beberapa hal yang merupakan faktor predisposisi dan presipitasi timbulnya serangan asma.

a. Faktor predisposisi

Genetik

Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya, meskipun belum diketahui bagaimana cara penurunannya yang jelas. Penderita dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini, penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronkhial jika terpapar dengan foktor pencetus.

Faktor presipitasi

Alergen Dimana alergen dapat dibagi menjadi 3 jenis, yaitu : Inhalan, yang masuk melalui saluran pernapasan. Seperti : debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan polusi. Ingestan, yang masuk melalui mulut. Seperti : makanan dan obat-obatan. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit. seperti : perhiasan, logam dan jam tangan. Perubahan cuaca.

Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan faktor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kadang serangan berhubungan dengan musim, seperti: musim hujan, musim kemarau, musim bunga. Stress. Stress / gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma, selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada. Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita asma yang mengalami stress / gangguan emosi perlu diberi nasehat untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stressnya belum diatasi maka gejala asmanya belum bisa diobati. Lingkungan kerja. Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan, industri tekstil, pabrik asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau cuti. Olah raga/ aktifitas jasmani yang berat. Sebagian besar penderita asma akan mendapat serangan jika melakukan aktifitas jasmani atau aloh raga yang berat. Lari cepat paling mudah menimbulkan serangan asma.

Secara umum pencetusnya adalah:

Makanan yang mengandung zat pengawet, penyedap, dan pewarna. Bila makanan tersebut dikonsumsi terus-menerus akan mengakibatkan reaksi alergi dan inflamasi/peradangan. Aktivitas berlebihan: seperti berlari-lari atau main sepeda seharian tanpa cukup istirahat. Gejala yang timbul biasanya sewaktu tidur anak akan mengalami batuk-batuk. Bulu binatang seperti bulu kucing atau bulu burung, dan lainnya. Penyakit infeksi, seperti influenza, dan infeksi saluran napas atas (ISPA). Batuk yang disebabkan penyakit tersebut dapat memicu terjadinya asma. Alergen Seperti debu di rumah dan di jalan, debu karpet, kasur, kapuk, asap rokok.

tungau, serpih atau bulu binatang, spora jamur,

Cuaca(panas / dingin ).

Iritan. Seperti zat kimia (obat nyamuk, pewangi ruangan, asap rokok, bau cat yang menyengat, SO2, dan polutan udara lain). Buah-buahan tertentu (nanas, rambutan, anggur dan lainnya). Getah atau manisnya buah sering membuat batuk sehingga bisa terjadi asma. Factor psikis seperti Emosi (terlalu sedih/gembira). Infeksi Saluran Napas. Infeksi virus pada sinus, baik sinusitis akut maupun kronik, dapat memudahkan terjadinya asma.

3 . Klasifikasi ASMA sbb : Derajat Intermiten Gejala Gejala malam Faal paru

Gejala kurang dari 1x/minggu

AsimtomatikKurang dari 2 kali dalam sebulanAPE > 80%Mild persistan-Gejala lebih dari 1x/minggu tapi kurang dari 1x/hari

-Serangan dapat menganggu Aktivitas dan tidurLebih dari 2 kali dalam sebulanAPE >80%Moderate persistan-Setiap hari,

-serangan 2 kali/seminggu, bisa berahari-

hari.

-menggunakan obat setiap hari

-Aktivitas & tidur tergangguLebih 1 kali dalam semingguAPE 60-80%Severe persistan- gejala Kontinyu

-Aktivitas terbatas

-sering seranganSeringAPE <60%

Serangan Asma dikatakan mengancam jiwa jika kesadaran penderita sudah menurun. Napasnya juga pendek-pendek, dan bibir serta kuku penderita tampak kebiruan. Gejala lainnya adalah APE sudah tidak dapat diperiksa lagi. APE dihitung dengan alat bernama Peak Flow Meter untuk melihat fungsi paru penderita. Saat itu, dalam darah penderita juga terlihat kadar O2 yang menurun, sementara CO2 meningkat.

4. AKIBAT DAN TATALAKSANA ASMA

Tata Laksana

Pada dasarnya penanganan asma yang paling efektif adalah dengan menghindari faktor-faktor pencetus asma dan menggunakan obat asma untuk mengurangi pembengkakan saluran pernafasan. Pengobatan asma secara cepat/jangka pendek yaitu dengan menggunakan obat pelega saluran pernafasan seperti inhaler dan nebulizer yang berfungsi menghentikan serangan asma

Tindakan:

- Pembekaman: pembekaman didahului dengan pijat refleksi secara umum, titik pembekaman yang dipilih adalah titik paru berhubungan dengan faktor sesak napasnya, titik jantung berhubungan kekuatan pembuluh darah dan titik hati berhubungan dengan alerginya. Pembekaman dilakukan 2 minggu sekali selama 3 bulan dilanjutkan sebulan sekali selama 6 bulan lalu 3 bulan sekali seterusnya..

- Fisioterapi untuk otot-otot bantu pernapasannya agar tercapai relaksasi yang optimal, dilakukan sekali sebulan.

- Lakukan olah raga ringan teratur dengan porsi 3 X seminggu 30 menit. Sekarang sedang dipopulerkan klub senam asthma. Senam asma bertujuan untuk membantu meningkatkan kesehatan pasien dan membantu menjarangkan kekambuhan.

- Hindari asap rokok, terutama di ruangan tertutup. Hindari polusi udara dengan cara berangkatlah ke kantor pagi-pagi sehingga lalu lintas belum padat dan polusi udara masih ringan. Bekerjalah lebih awal dan mintalah kompensasi dari pimpinan untuk pulang lebih cepat agar terhindar dari kemacetan dan polusi yang berat di sore hari.

- Bersihkanlah sumber-sumber debu yang biasanya ada di kipas angin, AC, kawat nyamuk, dan karpet dan jangan memelihara binatang piaraan.

Dengan tatalaksana yang tepat , penyakit asma dapat dikendalikan sehingga penderita dapat hidup

secara normal, penata laksanaan terdiri dari 6 bagian:

1.Edukasi penderita

2.Menilai dan memonitor beratnya penyakit secara efektif dengan mengukur fungsi paru 3.Menghindari dan mengendalikan pencetus asma

4.Merencanakan pengobatan jangka panjang untuk pencegahan

5.Merencanakan pengobatan untuk serangan akut

6.Penanganan lanjut secara teratur

5. Pencegahan penyakit Asma

Asma memang tak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikendalikan. Untuk bisa mengendalikannya, kita harus memahami hal-halsebagai berikut:

1.Pahami Seluk Beluk Penyakit Asma

Asma bisa terjadi pada semua golongan dan lapisan usia. Sayangnya, gangguan ini tak dapat dihilangkan sama sekali. Namun demikian, asma dapat dikendalikan. Seseorang disebut penderita asma kalau ia sedang terserang asma atau kondisi asmanya tidak stabil sehingga memerlukan obat-obatan. Beda halnya dengan penyandang asma yang berarti sudah jarang terkena serangan (asma stabil) dan tidak lagi mengonsumsi obat-obatan. Tentu saja seorang penyandang bisa menjadi penderita kembali bila ia mengalami serangan akibat daya tahan tubuh yang menurun atau karena adanya faktor pencetus. fokus utama pengobatan asma bukan pada keluhan batuk atau sesak napasnya, tapi lebih pada peradangan atau inflamasinya. Dengan mengatasi inflamasi saluran

napas maka derajat hiperreaktivitas saluran napas dapat terkontrol. Tak heran, bila pengobatan asma selalu dilakukan dalam jangka panjang, minimal 6 bulan, hingga yang bersangkutan dinyatakan stabil.

2. Kenali Berat Ringan Penyakit

Kita harus mengetahui klasifikasi atau derajat asma, sebelum melakukan tindakan yang lebih jauh. Derajat asma dapat dibagi berdasarkan frekuensi dan berat ringan gejala yang terjadi. Pengobatan tidak hanya dilakukan ketika serangan asma sedang berlangsung, tetapi juga saat tidak dalam serangan.Penderita asma dengan tipe intermiten (sangat ringan) yang kekambuhannya dalam 1 minggu kurang dari 1 atau 2 kali, tidak memerlukan pengobatan pencegahan. Namun, penderita asma dengan tipe persisten ringan, persisten sedang dan persisten berat, harus mendapatkan terapi pencegahan secara bertahap disesuaikan dengan klasifikasinya.

3. Hindari Faktor Pencetus

Faktor-faktor pencetus (dapat berbeda antara penderita yang satu dengan lainnya).

Faktor faktor yang sering dikatakan sebagai pemicu di antaranya adalah faktor alergen, emosi atau stres, infeksi, zat makanan, zat kimia, faktor fisik seperti perubahan cuaca, kegiatan jasmani, dan obat-obatan.

Kerja faktor pencetus ini pun berbeda, ada faktor pencetus yang bisa mengakibatkan penyempitan saluran nafas (bronchospasme), seperti emosi, udara dingin, latihan, dan lain-lain. Ada pula faktor pencetus yang terutama menyebabkan peradangan seperti infeksi saluran pernafasan akut, alergen, zat kimia, dan asap rokok. Sebagian besar serangan asma dapat dicegah dengan menghindari faktor-faktor pencetus tersebut.

4.Gunakan Obat Yang Tepat

sulit membuat kesimpulan progres pengobatan. Sebaliknya, pemeriksaan teratur akan memudahkan dokter melakukan evaluasi. Jika terdapat kemajuan, maka dosis obat pengontrol akan diturunkan hingga akhirnya tidak diperlukan lagi. Pemeriksaan berhenti saat kondisi penderita asma dinyatakan stabil. Yang dimaksud keadaan stabil adalah bila tidak ada lagi serangan, tidak ada lagi batuk malam hari, tidak ada lagi produksi lendir, dan aktivitas anak seperti berlari-lari tidak menimbulkan sesak.

5.Mengatasi Serangan Akut

Ibu atau ayah penyandang asma mesti tahu cara mengatasi serangan asma pada anaknya.

Berikut langkah-langkah yang dapat diambil:

* Tak perlu panik, minta anak untuk bernapas teratur dan berikan air putih hangat untuk diminum.

* Segera berikan obat atau terapi inhalasi dengan takaran yang pas.

* Jika tidak ada perbaikan, segera bawa anak ke klinik terdekat.

Serangan yang sulit diatasi sendiri biasanya disebabkan adanya faktor lain, seperti status daya tahan tubuh anak sedang turun atau ada infeksi di dalam tubuhnya. Perlu diketahui, penyakit infeksi yang disebabkan virus sering tidak menimbulkan panas/demam kecuali ada lendir dan riak di saluran napasnya. Bagi penderita asma yang belum stabil sangat disarankan untuk selalu membawa obat (oral atau alat terapi inhalasi) ke mana-mana.

6.Tingkatkan Kebugaran Fisik

Olahraga paling baik bagi anak penderita asma adalah berenang. Disamping melatih otot bantu napas, renang juga memberikan kelembapan udara ke dalam bronkus. Namun perlu diketahui, sebagian penderita asma bisa mendapat serangan setelah berolahraga. Akan tetapi olahraga tetap dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi kerja otot pernapasan dan memperbaiki fungsi pertukaran oksigen dan alveolus ke pembuluh kapiler. Oleh karenanya, olahraga bagi penderita asma perlu disesuaikan dengan derajat berat ringan penyakitnya. Sebelum mengajak si kecil berolahraga, konsultasikan dengan dokter pulmonologi anak Anda.

7.Alat Terapi Inhalasi Anak

Nebuliser jenis ultrasonik merupakan alat terapi inhalasi yang cocok bagi si kecil. Efektivitasnya, 20-30% obat akan masuk di saluran napas dan alveoli sedangkan

2-5% akan mengendap di mulut dan tenggorokan. Berkaitan dengan ini, terapi inhalasi bisa memiliki efek samping berupa iritasi mulut dan tenggorokan serta infeksi jamur di tenggorokan. Untuk mencegahnya, mintalah anak untuk berkumur setelah menggunakan obat. Alat terapi inhalasi lain yang dapat digunakan pada asma anak adalah: babyhaler dan volumatic. Pada anak yang lebih besar dapat digunakan MDI (metered dose inhaler) atau turbohaler.

6. Prinsip tatalaksana penderita Asma

Pengobatan pada penyakit asma perlu dibedakan antara pengobatan jangka panjang untuk pencegahan asma dan pengobatan untuk serangan asma akut.

Pengobatan Jangka Panjang Umumnya penderita baru datang ke dokter pada saat ada serangan asma.

Tujuan dilakukannya pengobatan asma jangka panjang, yaitu:

1.mengendalikan gejala asma, termasuk serangan pada malam hari (nocturnal),

2.mencegah eksaserbasi (serangan) asma dan kunjungan ke bagian awat darurat,

3.memelihara fungsi paru agar sedekat mungkin dengan nilai normal,

4.menjaga agar akivitas tetap normal, termasuk bermain dan berolah raga,

5.mengurangi ketidakhadiran di sekolah,

6.mencegah timbulnya efek samping pengobatan asma,

7.meminimalkan penggunaan agonis beta-2 (obat antiasma), dan

8.mencegah kematian karena asma.

Pengobatan untuk serangan asma

Suatu serangan asma harus mendapatkan pengobatan sesegera mungkin untuk membuka saluran pernafasan. Obat yang digunakan untuk mencegah juga digunakan untuk mengobati asma, tetapi dalam dosis yang lebih tinggi atau dalam bentuk yang berbeda

Mencegah terjadinya asma dapat dilakukan mulai dari rumah dengan menjauhkan anak dari Alergen. seperti debu,serpih atau bulu binatang, spora jamur. Cuaca (panas / d ingin ). zat kimia (obat nyamuk, pewangi ruangan, asap rokok, bau cat yang menyengat, perhiasan, logam dan jam tangan

Hal-hal yang perlu dicermati oleh penderita asma atau keluarganya sebagai berikut:

1.Kenali gejala-gejala makin memberatnya serangan asma,

2.Pada penderita asma persisten sedang sampai berat atau pernah mengalami serangan asma akut

yang berat, perlu memantau penyakitnya melalui peak flow meter (PFM).

3.Pada penderita asma perlu memiliki rencana pengobatan secara tertulis yang harus diikuti

sewaktu mendapat serangan berat dan yang mempunyai riwayat serangan asma persisten sedang

sampai berat dan yang mempunyai riwayat serangan asma berat.

4.Segera mencari pertolongan jika terjadi hal-hal berikut ini:

a.Mendapat serangan asma berat,

b.Pengobatan tidak cepat memberikan respons atau perbaikan hanya bertahan sebentar,

c.Kondisi asma terus memburuk.

5.Menyimpan obat untuk mengatasi serangan asma akut, seperti tablet kortikosteroid, agonis beta-

aerosol, serta alat penunjang lainnya, seperti spacer dan nebulizer.

6. Bila terjadi gejala tak perlu panik, (terutama pada anak),

*minta anak untuk bernapas teratur dan berikan air putih hangat untuk diminum.

* Segera berikan obat atau terapi inhalasi dengan takaran yang pas.

* Jika tidak ada perbaikan, segera bawa penderita ke petugas kesehatan atau sarana kesehatan untuk mendapatkan pengobatan yang cepat dan tepat

Hal-hal yang dapat dilakukan di rumah jika terjadi serangan asma, sebagai berikut:

1.Dampingi penderita. Tenangkan dan berikan petunjuk posisi duduk atau posisi lain yang

membuatnya nyaman.

2.Buka atau longgarkan pakaian yang mengganggu pernapasan.

3.Jika ada, berikan oksigen 1-2 ltr per menit.

4.Usahakan agar ruangan cukup mengandung oksigen, dengan membuka jendela atau ventilasi

udara (tetapi penderita jangan sampai terkena angin langsung).

5.Berikan obat sesuai dengan petunjuk dokter.

6.Dalam keadaan darurat (tidak ada obat), penderita dapat dipandu untuk menghirup uap air panas

yang diberi garam dapur.

7.Berikan minum air hangat yang banyak agar lendir yang kental dapat cair dan mudah

dikeluarkan.

8.Jika serangan sudah reda, gantilah pakaian yang basah oleh keringat.

Mengobati masalah lain

Apabila diketemukan penderita asma disertai dengan penyakit lain, maka diberikan pengobatan sesuai indikasi, dengan tetap mengutamakan rehidrasi. Tidak ada obat yang aman dan efektif untuk menghentikan asma.

7. Cara pengobatan :

Sambil melanjutkan obat yang sekarang sudah biasa Anda minum, setidaknya untuk sementara, maka di anjurkan mencoba hal-hal di bawah ini.

1) Pelajarilah makanan-makanan yang memicu kambuhnya asma Anda dan hindarilah. Apabila banyak zat gizi yang memicunya maka perlu dilakukan desensitisasi dimana tubuh Anda dilatih makan sedikit-sedikit, tapi kontinyu bahan yang menyebabkan alergi tersebut sehingga lama-kelamaan tubuh akan terbiasa. Hal ini untuk menjaga agar Anda tidak terlalu banyak pantang makanan sehingga menjadi kekurangan zat gizi yang akan melemahkan

daya tahan tubuh . Tapi untuk melakukan ini mintalah pertimbangan dokter Anda.

2) Obat yang biasa diberikan adalah:

Obat luar: gosok dada dengan minyak badam manis atau yang sejenis, yaitu minyak pala atau minyak kayu putih, usahakan ini setiap malam baik dikala kambuh maupun tidak. Oleskan pula di cekungan antara jakun dengan tulang dada.

Obat minum: 1 sendok teh bubuk jahe dituang dalam secangkir minuman teh hijau ditambah 1 sendok teh madu sebagai pemanis. Diminum hangathangat kuku sebelum tidur malam.

Pengalaman baru bagi saya, yaitu bisa diberikan Propolis kaps 2 X sehari @ 1 kap. Propolis yang menurut pengalaman saya bisa menjarangkan kekambuhan. Makin jarang kambuh Anda makin jarang minum obat asthma yang tentu akan meminimalkan efek samping dan mengurangi biaya.

Juga berikan anti oksidan kuat karena dalam berbagai penelitian juga terbukti bahwa sebagian penyakit asthma adalah karena pengaruh intervensi radikal bebas. http://indratami.wordpress.com/2011/05/24/sap-asma/ Selasa, 25 Januari 2011 SATUAN ACARA PEBYULUHAN (asma bronkhial)

taqwanur.blogspot.com/asma-bronkhial-sap SATUAN ACARA PENYULUHAN(SAP) PENYULUHAN KESEHATAN

Cabang Ilmu : Keperawatan Medikal Bedah Topik : Asma Bronkhial Hari/Tanggal : Rabu 25 Januari 2011 Waktu : 30 menit Tempat : Ruang Dahlia Sasaran : Pasien

Metode : Ceramah dan Tanya Jawab Latar Belakang :

Asma bronkhial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah,baik secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan.

Tujuan Umum : Setelah dilakukan penyuluhan kepada pasien, pasien dapat memahami penyakit asma bronkhial. Tujuan Khusus : Setelah dilakukan pendidikan kesehatan pada pasien, pasien dapat: Menjelaskan pengertian penyakit asma bronkhial dengan benar menggunakan kata-katanya sendiri. Menyebutkan penyebab penyakit asma bronkhial dengan benar menggunakan kata-katanya sendiri. Menyebutkan tanda dan gejala penyakit asma bronkhial dengan benar menggunakan kata katanya sendiri. Menyebutkan komplikasi penyakit asma bronkhial denagan benar menggunakan kata-katanya sendiri. Menjelaskan pencegahan penyakit asma bronkhial dengan benar menggunakan kata-katanya sendiri. Menjelaskan pengobatan dan penatalaksanaan asma bronkhial dengan benar menggunakan kata-katanya sendiri,

Pelaksanaan No Kegiatan Penyuluhan Waktu Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta

1.

Pendahuluan 5 menit

Memberikan Salam

Menjelaskan Tujuan Penyuluhan Kontrak waktu dan topik Menjawab Salam

Mendengarkan

2. Penyajian 20 menit Menjelaskan: a. Pengertian b. Penyebab c. Tanda dan gejala d. Pencegahan dan penatalaksanaan Memberikan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya memperhatikan

aktif bertanya

3. Penutup 5 menit mengevaluasi pada pasien dan keluarga atas penjelasan yang diberikan - menjelaskan hal- hal yang tidak dimengerti dari penjelasan

salam penutup menjawab pertanyaan yang diberikan.

menjawab salam

Materi

A. Pengertian Asma bronkhial adalah suatu penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya penyempitan jalan nafas yang luas dan derajatnya dapat berubah-ubah,baik secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan.

B. Penyebab a. Hipersensitivitas alergik b. Hipersensitivitas non alergik c. Faktor pencetus : Rokok, Gangguan emosional / stress, Infeksi Saluran Nafas Atas, Genetika / Keturunan, Alergi, Perubahan lingkungan, Gerakan / latihan, Debu, Riwayat keluarga mengenai alergi

C. Tanda dan Gejala a. Serangan seringkali terjadi pada malam hari b. Pasien terbangun dan merasa tercekik c. Bronkospasme dan penyempitan jalan nafas menyebabkan wheezing saat ekshalasi d. Pasien menggunakan otot-otot tambahan untuk bernafas dan mungkin membungkuk ke depan untuk bernafas dengan lebih baik e. Batuk produktif f. Nafas atau dada seperti tertekan

D. Komplikasi 1. Pneumotoraks 2. Pneumodiastinum dan emfisema subcutis 3. Atelektasis 4. Gagal nafas E. Pencegahan a . Menjauhi alergen, bila perlu desensitisasi b. Menghindari kelelahan c. Menghindari stress psikis d. Mencegah/mengobati ISPA sedini mungkin e. Olahraga renang, senam asma F. Pengobatan & penatalaksanaan Pengelolaan asma diarahkan terhadap gejala-gejala yang timbul saat serangan, mengendalikan faktor penyebab spesifik dan perawatan, pemeliharaan kesehatan optimal yang umum. Tujuan utama dari berbagai macam pengobatan adalah agar pasien segera mengalami relaksasi bronkus yang segera dan progresif.

1. Tujuan pengobatan asma a. Menghilangkan & mengendalikan gejala asma b. Mencegah eksaserbasi akut c. Meningkatkan & mempertahankan faal paru optimal d. Mengupayakan aktivitas normal (exercise) e. Menghindari ESO f. Mencegah airflow limitation irreversible

g. Mencegah kematian 2. Terapi awal a. Pasang Oksigen 2-4 liter/menit dan pasang infuse RL atau D5. b. Bronkodilator (salbutamol 5 mg atau terbutalin 10 mg) inhalasi dan pemberian dapat diulang dalam 1 jam. c. Aminofilin bolus intravena 5-6 mg/kgBB, jika sudah menggunakan obat ini dalam 12 jam sebelumnya cukup diberikan setengah dosis. d. Anti inflamasi (kortikosteroid) menghambat inflamasi jalan nafas dan mempunyai efek supresi profilaksis e. Ekspektoran adanya mukus kental dan berlebihan (hipersekresi) di dalam saluran pernafasan menjadi salah satu pemberat serangan asma, oleh karenanya harus diencerkan dan dikeluarkan, misalnya dengan obat batuk hitam (OBH), obat batuk putih (OBP), gliseril guaiakolat (GG) f. Antibiotik hanya diberikan jika serangan asma dicetuskan atau disertai oleh rangsangan infeksi saluran pernafasan, yang ditandai dengan suhu yang meninggi.

Antibiotika yang efektif adalah : 1. Pengobatan berdasarkan saat serangan : a. Reliever/Pelega: Gol. Adrenergik: Adrenalin/epinephrine 1 : 1000 ? 0,3 cc/sc Ephedrine: oral Short Acting beta 2-agonis (SABA) Salbutamol (Ventolin): oral, injeksi, inhalasi Terbutaline (Bricasma): oral, injeksi, inhalasi Fenoterol (Berotec): inhalasi Procaterol (Meptin): oral, inhalasi Orciprenaline (Alupent): oral, inhalasi Gol. Methylxantine: Aminophylline: oral, injeksi

Theophylline: oral Gol. Antikolinergik: Atropin: injeksi Ipratropium bromide: inhalasi Gol. Steroid: Methylprednisolone: oral, injeksi Dexamethasone: oral, injeksi Beclomethasone (Beclomet): inhalasi Budesonide (Pulmicort): inhalasi Fluticasone (Flixotide): inhalasi b. Controller/Pengontrol: o Gol. Adrenergik o Long-acting beta 2-agonis (LABA) Salmeterol & Formoterol (inhalasi) o Gol. Methylxantine: Theophylline Slow Release o Gol. Steroid: inh., oral, inj. o Leukotriene Modifiers: Zafirlukast o Cromolyne sodium: inhalasi o Kombinasi LABA & Steroid: inhalasi 2. Terapi serangan asma akut Berat ringannya serangan Terapi Lokasi Ringan Terbaik : Agonis beta 2 inhalasi diulang setia 1 jam Alternatif : agonis beta 2 oral 3 X 2 mg Di rumah Sedang Terbaik : oksigen 2-4 liter/menit dan agonis beta 2 inhalasi Alternatif :agonis beta 2 IM/adrenalin subkutan. Aminofilin 5-6mg/kgbb puskesmas - klinik rawat jalan - IGD -praktek dokter umum -rawat inap jika tidak ada respons dalam 4 jam. Berat Terbaik : -Oksigen 2-4 liter/menit -agonis beta 2 nebulasi diulang s/d 3 kali dalam 1 jam pertama -aminofilin IV dan infuse

-steroid IV diulang tiap 8 jam - IGD - Rawat inap apabila dalam 3 jam belum ada perbaikan -pertimbangkan masuk ICU jika keadaan memburuk progresif. Mengancam jiwa Terbaik -lanjutkan terapi sebelumnya -pertimbangkan intubasi dan ventilasi mekanik ICU

3. Terapi Edukasi kepada pasien/keluarga bertujuan untuk a. meningkatkan pemahaman (mengenai penyakit asma secara umum dan pola penyakit asma sendiri) b. meningkatkan keterampilan (kemampuan dalam penanganan asma sendiri/asma mandiri) c. membantu pasien agar dapat melakukan penatalaksanaan dan mengontrol asma

Diposkan oleh dex_idea di 23.21 http://taqwanur.blogspot.com/2011/01/satuan-acara-pebyuluhan-asmabronkhial.html

Anda mungkin juga menyukai