Anda di halaman 1dari 4

Makalah Penyakit Asma dan Pencegahannya

PENDAHULUAN

Makalah Penyakit Asma dan Pencegahannya Saat ini berbagai penyakit baru
bermunculan bahkan dengan tingkat berbahaya yang sangat tinggi hingga menelan
korban banyak dan sangat disayangkan penyakit-penyakit yang baru timbul dengan
keganasan dan tidak ada obat yang dapat menyembuhkan pada pembuatan makalah
ini saya mengangkat tema tentang penyakit ASMA yang tidak asing lagi di dunia medis
penyakit ASMA ini merupakan Asma adalah suatu gangguan yang komplek dari
bronkial yang dikarakteristikan oleh periode bronkospasme (kontraksi spasme yang
lama pada jalan nafas).Istilah asma berasal dari kata yunani yang artinya terengah –
engah dan berarti serangan napas pendek. Meskipun dahulu istilah ini digunakan untuk
menyatakan gambaran klinis napas pendek tanpa memandang sebabnya, sekarang
istilah ini hanya ditunjukan untuk keadaan - keadaan yang menunjukan respon
abnormal saluran napas terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan
penyempitan jalan napas yang meluas. Perubahan patofisiologi yang menyebabkan
obstruksi jalan napas terjadi pada bronkus ukuran sedang dan bronkiolus yang
berdiameter 1 mm. penyempitan jalan napas disebabkan oleh bronkospasme,edema
mukosa dan hipersekresi mucus yang kental.

PEMBAHASAN
Makalah Penyakit Asma dan Pencegahannya

A. Pengertian Asma

Asma adalah keadaan saluran napas yang mengalami penyempitan karena


hiperaktivitas terhadap rangsangan tertentu, yang menyebabkan peradangan,
penyempitan ini bersifat sementara. Dalam Pendapat Lain Asma dapat diartikan:

Asma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang dikarakteristikan oleh
periode bronkospasme (kontraksi spasme yang lama pada jalan nafas). (Polaski :
1996).

Asma adalah gangguan pada jalan nafas bronkial yang dikateristikan dengan
bronkospasme yang reversibel. (Joyce M. Black : 1996).

Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan
bronkhi berespon secara hiperaktif terhadap stimulasi tertentu. (Smelzer Suzanne :
2001).

Dari ketiga pendapat tersebut dapat diketahui bahwa asma adalah suatu
penyakit gangguan jalan nafas obstruktif intermiten yang bersifat reversibel, ditandai
dengan adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus
terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas.
B. Penyebab Asma

Pada penderita asma, penyempitan saluran pernapasan merupakan respon


terhadap rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan memengaruhi saluran
pernapasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk
sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.

Makalah Penyakit Asma dan Pencegahannya


Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang
melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan
(inflamasi) dan pelepasan lendir ke dalam saluran udara. Hal ini akan memperkecil
diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan penyempitan ini
menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat bernapas.

Sel-sel tertentu di dalam saluran udara, terutama mastosit diduga


bertanggungjawab terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Mastosit di
sepanjang bronki melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien yang
menyebabkan terjadinya: - kontraksi otot polos - peningkatan pembentukan lendir -
perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki. Mastosit mengeluarkan bahan tersebut
sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka kenal sebagai benda asing (alergen),
seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di dalam rumah atau bulu binatang.

Tetapi asma juga bisa terjadi pada beberapa orang tanpa alergi tertentu. Reaksi
yang sama terjadi jika orang tersebut melakukan olah raga atau berada dalam cuaca
dingin. Stres dan kecemasan juga bisa memicu dilepaskannya histamin dan leukotrien.

Sel lainnya yakni eosinofil yang ditemukan di dalam saluran udara penderita
asma melepaskan bahan lainnya (juga leukotrien), yang juga menyebabkan
penyempitan saluran udara. Asma juga dapat disebabkan oleh tingginya rasio plasma
bilirubin sebagai akibat dari stres oksidatif yang dipicu oleh oksidan.[1]

C. Gejala Asma

Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita lebih


sering terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak napas
yang singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu. Penderita lainnya hampir selalu
mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami serangan hebat setelah
menderita suatu infeksi virus, olah raga atau setelah terpapar oleh alergen maupun
iritan. Menangis atau tertawa keras juga bisa menyebabkan timbulnya gejala dan juga
sering batuk berkepanjangan terutama di waktu malam hari atau cuaca dingin.[2]

Suatu serangan asma dapat terjadi secara tiba-tiba ditandai dengan napas yang
berbunyi (mengi, bengek), batuk dan sesak napas. Bunyi mengi terutama terdengar
ketika penderita menghembuskan napasnya. Di lain waktu, suatu serangan asma
terjadi secara perlahan dengan gejala yang secara bertahap semakin memburuk. Pada
kedua keadaan tersebut, yang pertama kali dirasakan oleh seorang penderita asma
adalah sesak napas, batuk atau rasa sesak di dada. Serangan bisa berlangsung dalam
beberapa menit atau bisa berlangsung sampai beberapa jam, bahkan selama beberapa
hari.

Gejala awal pada anak-anak bisa berupa rasa gatal di dada atau di leher. Batuk
kering di malam hari atau ketika melakukan olah raga juga bisa merupakan satu-
satunya gejala. Selama serangan asma, sesak napas bisa menjadi semakin berat,
sehingga timbul rasa cemas. Sebagai reaksi terhadap kecemasan, penderita juga akan
mengeluarkan banyak keringat.

Pada serangan yang sangat berat, penderita menjadi sulit untuk berbicara
karena sesaknya sangat hebat. Kebingungan, letargi (keadaan kesadaran yang
menurun, dimana penderita seperti tidur lelap, tetapi dapat dibangunkan sebentar
kemudian segera tertidur kembali) dan sianosis (kulit tampak kebiruan) merupakan
pertanda bahwa persediaan oksigen penderita sangat terbatas dan perlu segera
dilakukan pengobatan. Meskipun telah mengalami serangan yang berat, biasanya
penderita akan sembuh sempurna,

Kadang beberapa alveoli (kantong udara di paru-paru) bisa pecah dan


menyebabkan udara terkumpul di dalam rongga pleura atau menyebabkan udara
terkumpul di sekitar organ dada. Hal ini akan memperburuk sesak yang dirasakan oleh
penderita.

D. JENIS-JENIS ASMA

Asma sering dicirikan sebagai alergi , idiopatik/non alergi, serta gabungan.

1. Asma alergi

Disebabkan oleh allergen / alergenalergen yang dikenal (misal: serbuk sari ,


binatang, amarah, makanan, jamur). Kebanyak allergen terdapat di udara dan
musiman. Pasien dengan asma allergic biasanya mempunyai riwayat keluarga yang
allergic dan riwayat medis masa lalu eczema / rhinitis allergic. Pemajanan terhadap
allergen mencetuskan serangan asma. Anak-anak dengan asma allergic sering dapat
mengatasi kondisi sampai masa remaja.

2. Asma idiopatik / non allergic

Tidak berhubungan dengan allergen spesifik.faktor – factor,seperti common cold,


infeksi traktus respiratorius, latihan, emosi, dan polutan lingkungan dapat mencetuskan
serangan.beberapa agen farmakologi, seperti aspirin dan agen anti inflamasi nonsteroid
lain, pewarna rambut, antagonis beta – adrenergic, dan agen sulfit (pengawet
makanan), juga mungkin menjadi factor. Serangan asma idiopatik atau non allergic
menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu dan dapat berkembang
menjadi bronchitis kronis dan emfisema.
3. Asma Gabungan

Adalah bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari
bentuk allergic maupun bentuk ideopatic atau non allergic.

E. Diagnosa Asma

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya yang khas. Untuk memperkuat


diagnosis bisa dilakukan pemeriksaan spirometri berulang. Spirometri juga digunakan
untuk menilai beratnya penyumbatan saluran udara dan untuk memantau pengobatan.
Menentukan faktor pemicu asma seringkali tidak mudah. Tes kulit alergi bisa membantu
menentukan alergen yang memicu timbulnya gejala asma. Jika diagnosisnya masih
meragukan atau jika dirasa sangat penting untuk mengetahui faktor pemicu terjadinya
asma, maka bisa dilakukan bronchial challenge test.

Anda mungkin juga menyukai