1.
2.
3.
4.
5.
6. Dea Ayu Rialika (202302045)
7.
8.
9.
10.
Asidosis Respiratorik
Asma adalah penyakit kronis pada saluran pernapasan yang ditandai dengan sesak akibat peradangan
dan penyempitan pada saluran napas. Asma dapat diderita oleh semua golongan usia, baik muda
maupun tua. Penderita asma memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif dibandingkan orang
normal. Ketika paru-paru terpapar pemicu asma, maka otot-otot di saluran pernapasan akan kaku
sehingga membuat saluran tersebut menyempit. Selain itu, produksi dahak juga meningkat. Kombinasi
dari kondisi tersebut membuat penderita mengalami gejala asma
Pengobatan asma dapat dilakukan dalam jangka pendek atau jangka panjang, seperti:
Jangka Pendek
Metode pengobatan jangka pendek bertujuan untuk secara cepat meredakan serangan asma saat sedang
terjadi dan mencegah kekambuhan gejala. Ada tiga jenis obat yang dapat digunakan pada metode ini,
yaitu:
1. Inhaler short-acting beta2-agonist
Inhaler dapat digunakan untuk meredakan gejala dengan cepat saat serangan asma sedang berlangsung.
Obat ini dapat membuka saluran pernapasan yang menyempit sehingga udara dapar kembali masuk.
3. Obat antikolinergik
Obat antikolinergik, seperti ipratropium dan tiotropoium, digunakan untuk melemaskan saluran
pernapasan sehingga pasien bisa lebih mudah bernapas
Jangka Panjang
Pengobatan jangka panjang bertujuan untuk meredakan gejala dengan mengurangi peradangan dan
mencegah penyempitan saluran pernapasan. Metode ini dilakukan dengan mengonsumsi obat-obatan
secara rutin:
Kortikosteroid dalam bentuk hirup atau pil, contohnya fluticasone atau budesonide, untuk
mengurangi respons tubuh terhadap peradangan
Obat biologis bentuk suntik, seperti omalizumab, mepolizumab, reslizumab, dan
benralizumab, yang berfungsi meredakan respons tubuh terhadap alergen pada penderita asma yang
parah
Obat antihistamin ketotifen, sebagai terapi tambahan untuk mengurangi frekuensi, durasi, dan
tingkat keparahan asma.
Obat modifikasi leukotrien, seperti montelukast, zafirlukast, dan zileuton, untuk meredakan
peradangan dan menjaga saluran pernapasan tetap terbuka
Stabilisator sel mast, seperti cromolyn, untuk mencegah peradangan pada saluran pernapasan
saat terpapar alergen atau penyebab asma lain dengan mencegah sel imun menghasilkan sinyal pemicu
peradangan
Imunoterapi, dalam bentuk hirup, tablet, atau sirup, untuk mengurangi respons tubuh terhadap
alergen penyebab asma
Inhaler bronkodilator long acting beta agonist, seperti salmeterol dan procaterol, untuk
mencegah penyempitan saluran pernapasan
Fibrosis paru adalah gangguan pernapasan akibat terbentuknya jaringan parut di organ paru-paru.
Kondisi ini menyebabkan paru-paru tidak berfungsi secara normal.
Fibrosis paru merupakan penyakit paru yang memburuk secara perlahan dan tidak menular. Kondisi ini
dapat disebabkan oleh berbagai faktor dan dapat dialami oleh siapa saja, tetapi lebih sering terjadi pada
orang dewasa dan lansia.
Metode pengobatan fibrosis paru akan ditentukan oleh dokter berdasarkan tingkat keparahan pasien.
Tindakan yang dapat dilakukan adalah:
Pemberian obat
Dokter akan memberikan untuk menghambat perkembangan fibrosis paru. Jenis obat yang diberikan
adalah prednisone, azathioprine, pirfenidone, dan nintedanib.
Tambahan oksigen
Oksigen diberikan untuk mencegah kekurangan oksigen, sekaligus untuk meningkatkan kualitas tidur
pasien.
Rehabilitasi paru
Rehabilitasi paru bertujuan untuk cara melatih ketahanan fisik dan teknik pernapasan, untuk
meningkatkan kerja paru-paru pasien. Dengan begitu, gejala yang dialami pasien dapat mereda.
Transplantasi paru
Transplantasi paru dilakukan jika kondisi paru-paru sudah parah dan metode lain tidak efektif untuk
mengatasi fibrosis paru. Tindakan ini dilakukan dengan mengganti organ paru yang rusak dengan paru-
paru sehat dari pendonor.