STROKE HEMORAGIK
lompok 2 :
Aisy Fadila 21102187
Chesa Tri Wahyuni 21102197
Dosen Pengampu :
dr. SOEBANDI
2023
DEFINISI
Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang dikutip Junaidi
(2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara fokal
maupun global, yang dapat menimbulkan kematian atau kecacatan yang menetap lebih dari 24
jam, tanpa penyebab lain kecuali gangguan vaskular. Menurut Junaidi (2011) stroke merupakan
penyakit gangguan fungsional otak akut fokal maupun global akibat terhambatnya aliran darah
ke otak otak karena perdarahan (stroke hemoragik) ataupun sumbatan (stroke iskemik) dengan
gejala dan tanda sesuai bagian otak yang terkena, yang dapat sembuh sempurna, sembuh
dengan cacat, atau kematian. Stroke iskemik merupakan suatu penyakit yang diawali dengan
terjadinya serangkaian perubahan dalam otak yang terserang yang apabila tidak ditangani
dengan segera berakhir dengan kematian otak tersebut. Sedangkan stroke hemoragik
merupakan penyakit gangguan fungsional otak akut fokal maupun global akibat terhambatnya
aliran darah ke otak yang disebabkan oleh perdarahan suatu arteri serebralis. Darah yang keluar
dari pembuluh darah dapat masuk ke dalam jaringan otak, sehingga terjadi hematom.
KLASIFIKASI
Stroke hemoragik disebabkan oleh perdarahan ke area otak, akibat pecahnya pembuluh
darah atau struktur pembuluh darah abnormal pada otak. Stroke hemoragik terbagi lagi menjadi
dua, yaitu intracerebral hemorrhage (ICH) dan subarachnoid hemorrhage (SAH). Epidemiologi
stroke berdasarkan kelompok ras dan etnis (U.S. Department of Health and Human Services,
2007), pecahnya aneurisma intrakranial yang terkandung di dalam ruang subarachnoid sekitar
otak. Pada berbagai kasus stroke yang terjadi, stroke iskemik menjadi yang paling banyak
terjadi dengan presentasi 88%. Untuk stroke hemoragik hanya terjadi dengan presentasi 12%,
dengan terbagi lagi menjadi 9% untuk intracerebral hemorrhage (ICH) dan 3% untuk
subarachnoid hemorrhage (SAH) (Boehringer Ingelheim, 2016).
PENYEBAB
Stroke hemoragik merupakan stroke yang memiliki tingkat kejadian yang jarang terjadi.
Stroke Iskemik dan Stroke Hemoragik (Heart and Stroke Foundation of Canada, 2013) 10
kejadian sebesar 15%, tetapi stroke hemoragik bertanggung jawab atas 40% kematian karena
stroke. Stroke hemoragik dapat terjadi karena pecahnya aneurisma pada otak atau disebabkan
oleh pembuluh darah yang bocor. Darah tumpahan masuk ke dalam atau masuk ke sekitar otak
sehingga terbentuk pembengkakan dan tekanan, merusak sel dan jaringan otak. Ada dua jenis
stroke hemoragik yaitu intracerebral hemorrhage (ICH) dan subarachnoid hemorrhage (SAH).
MANIFESTASI KLINIS
PATOFISIOLOGI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil laboratorium:
No. Jenis pemeriksaan hasil satuan
2. CK-MB 59 U/L
5. HDL 53 Mg/dL
Hasil CT Scan: Tampak lesi hiperdens dengan edema perifokal, ventrikel lateralis kiri lebih
sempit dibandingkan kanan.
Terapi :
PENGKAJIAN
Kasus:
Tn. C usia 62 tahun datang ke UGD RS.D pukul 15.45, dengan keluhan tidak sadar. Tidak ada
keluhan sesak, kelemahan, mual muntah. Pasien mempunyai riwayat penyakit DM, HT, dan
kolestrol. Riwayat pasang Ring pada tahun 2006 dan CABG pada tahun 2010 di RS. HK.
Kesadaran compos mentis, GCS 456, BB 76 kg; TB 167 kg; TD 170/100, Nadi 88 x/menit,
Suhu 36 °C, RR 20 x/menit, SpO2 97%. Urine 200 cc/jam. Pemeriksaan laboratorium (Tanggal
2/9/23): CPK 677 U/L; CK-MB 59 U/L; Triponin-I 4,52 mg/ml; Natrium 138 mmol/L; Kalium
4,3 mmol/L; Cloride 100 mmol/L; Cholestrol 219 mg/dL; Trigliserid 345 mg/dL; HDL 53
mg/dL; LDL 137 mg/dL. Terapi yang diberikan: Diit Rendah lemak, rendah garam, Asering 20
tpm, novorapid 3 x 10 iu, valsartan 1 x 80mg, Amlodipine 1 x 5 mg.
Hasil CT Scan: tampak lesi hiperdens dengan edema perifokal, ventrikel lateralis kiri lebih
sempit dibandingkan kanan. Kesan: Intraserebral hemoragi.
Pemeriksaan Penunjang: CPK 677 U/L ,CK-MB 59 U/L; Triponin-I 4,52 mg/ml; Natrium
138 mmol/L; Kalium 4,3 mmol/L; Cloride 100 mmol/L; Cholestrol 219 mg/dL; Trigliserid 345
mg/dL; HDL 53 mg/dL; LDL 137 mg/dL.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
4. Ansietas (D.0080)
5. Defisit Pengetahuan (D.0111)
INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Intervensi
1. Nyeri Kronis (D .0078) Manajemen Nyeri (1.08238)
Definisi Observasi
Pengalaman sensorik atau • Identifikasi respons nyeri non verbal
emosional yang berkaitan dengan
Identifikasi faktor yang memperberat
kerusakan jaringan aktual atau
fungsional, dengan onset mendadak dan memperingan
atau lambat dan berintensitas
ringan hingga berat dan konstan, • Identifikasi pengetahuan dan
yang berlangsung lebih dari 3
keyaninan tentang nyeri
bulan.
• Identifikasi pengaruh budaya terhadap
respon nyeri
Terapeutik
• Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mis. suhu ruangan,
pencahayaan kebisingan)
Edukasi
• Jelaskan penyebab, periode, dan
pemicu nyeri
• Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
2. Resiko Perfusi Serebral Tidak Manajemen Peningkatan Tekanan Intrakranial
Efektif (D.0017) (1.06194)
Definisi Observasi
Berisko mengalami penurunan • Identifikasi penyebab peningkatan TIK
sirkulasi darah ke otak (mis. lesi, gangguan metabolisme,
edema serebral)
Terapeutik
• Minimalkan stimulus dengan
menyediakan lingkungan yang tenang
Definisi Observasi
Keterbatasan dalam gerakan fisik • Monitor tingkat kesadaran
dari satu atau lebih ekstremitas • Monitor ingatan terakhir
secara mandiri. • Monitor tanda-tanda vital
• Monitor status pemapasan: Analisa
Gas Darah, oksimetri nadi, kedalaman
napas, pola napas, dan usaha napas
Terapeutik
• Tingkatkan frekuensi pemantauan
neurologis, jika perlu
• Hindari aktivitas yang dapat
meningkatkan tekanan intrakranial
Edukasi
• Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
• Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
DAFTAR PUSTAKA
https://fmipa.umri.ac.id/wp-content/uploads/2016/09/Rendy-Pengaruh-Hipertensi-
pada-Stroke-iskemik.pdf
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/medula/article/download/1520/pdf
https://www.jurnalmedikahutama.com/index.php/JMH/article/download/336/234