Anda di halaman 1dari 6

PATOFISIOLOGI KARDIO ENDOKRIN

KASUS KLINIS 4
HIPERLIPIDEMIA DAN STROKE ISKHEMIK

Kelompok 3 :

Katarina Kurniati Agur 198114132


Agnes Faustina Ngoe Dena 198114136
Eunike Q. K. Prananingtyas 198114146
Sesilia Risnayanti Hadirjo 198114155

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020/2021
Kasus Klinis 4
Seorang Bapak 70 tahun datang ke RS dengan kelumpuhan separuh badan, kesulitan bicara.
Pasien mempunyai riwayat hipertensi sejak 15 tahun lalu dan 3 tahun terakhir mengalami
atrial fibrilasi. Riwayat minum obat tidak teratur.
BB : 58 kg, TB : 160 cm, TD 170/100 mmHg, suhu: 36,8 derajat C, nadi :99x/menit
PEMERIKSAAN ekg : Normo Ventricular response atrial fibrilasi.
CT scan otak : multiple infark di area ganglia basalis dan substansia alba paraventrikularis.
Pemeriksaan Darah :
Golongan darah : B
Hb : 12g/dl (12-16)
Hmt : 36 (36-48)
Leukosit : 9.000/mmk ( 4.000-11.000)
Netrofil : 66% (40-70)
Limfosit : 23% (20-40)
Eosinofil : 5% (1-5)
Monosit : 8 % (2-8)
Trombosit:320.000/mmk(150.000-450.000)
Kolesterol Total : 280 mg/dl ( 0-200)
HDL : 30 mg/dl( >50) rendah
LDL : 160 mg/dl(<130) Tinggi
Trigliserida : 110 mg/dl ( < 200)

1. Analisislah kasus ini , identifikasi permasalahan apa yang dialami pasien berdasarkan
data-data yang ada!

Jawaban:
● Identitas:
Nama: Bapak X
Umur : 70 tahun
Jenis kelamin : laki-laki
BB : 58 kg
TB : 160 cm
● Subjektif:
- Gejala: mengalami kelumpuhan separuh badan dan kesulitan bicara.
- Riwayat Penyakit dan rentang waktu: Pasien mempunyai riwayat hipertensi
sejak 15 tahun lalu dan 3 tahun terakhir mengalami atrial fibrilasi.
- Riwayat pengobatan: Pasien memiliki riwayat minum obat yang tidak teratur.
- Tanpa alergi dan riwayat sosial.
● Objektif:
- Pemeriksaan fisik:
TD 170/100 mmHg, suhu: 36,8 derajat C, nadi :99x/menit. Pasien memiliki
tekanan darah melebihi batas normal, sehingga diduga mengalami hipertensi
grade 2. Suhu dan nadi pasien normal.
- BMI pasien adalah 58 kg/ (1,60m x 1,60m)= 22,66. BMI pasien masih dalam
kategori normal (belum overweight).
- Pemeriksaan EKG : Normo Ventricular response atrial fibrilasi.
- CT scan otak : multiple infark di area ganglia basalis dan substansia alba
paraventrikularis.
- Pemeriksaan darah:
Golongan darah : B
Hb : 12 g/dl
Hmt : 36
Leukosit : 9.000/mmk
Netrofil : 66%
Limfosit : 23%
Eosinofil : 5%
Monosit : 8 %
Trombosit:320.000/mmk
Kolesterol Total : 280 mg/dl
HDL : 30 mg/dl
LDL : 160 mg/dl
Trigliserida : 110 mg/dl
Berdasarkan pemeriksaan darah pasien, nilai Hb, HMT, leukosit,
neutrofil, limfosit, eosinofil, monosit, trombosit, dan trigliserida tampak
normal. Sedangkan, hasil pemeriksaan kolesterol total dan LDL pasien
mengalami peningkatan. Hasil pemeriksaan HDL pasien mengalami
penurunan. Rasio kolesterolnya adalah kolesterol total:HDL= 280 mg/dl:30
mg/dl=9,3:1. Menurut Soeharto (2004) data rasio total kolesterol/HDL
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : Baik bila kurang dari 4 dan Tinggi bila
lebih atau sama dengan 4,1.

● Assessment:
- Tekanan darah pasien tinggi
Pemeriksaan tekanan darah pasien menunjukkan hasil 170/100 mmHg. Hasil
ini tergolong ke dalam hipertensi grade 2. Tekanan darah meningkat
dikarenakan penyempitan serta kakunya dinding pembuluh darah akibat dari
penumpukan kolesterol pada pembuluh darah.
- Pasien mengalami atrial fibrilasi
Berdasarkan pemeriksaan EKG Normo Ventricular terdapat response atrial
fibrilasi.
- Hasil pemeriksaan kadar lipid dalam plasma menunjukkan pasien mengalami
dislipidemia yang ditandai dengan peningkatan kolesterol seperti LDL dan
penurunan kadar HDL.
- Pasien mengalami stroke
Kelumpuhan separuh badan, kesulitan bicara, serta hasil CT scan otak yang
terdapat multiple infark di area ganglia basalis dan substansia alba
paraventrikularis menunjukkan pasien mengalami stroke. Stroke merupakan
salah satu komplikasi dari atrial fibrilasi (Maryati, 2017).

Berdasarkan analisis di atas, dapat disimpulkan bahwa pasien


menderita penyakit Stroke Iskemik yaitu stroke yang terjadi karena adanya
gangguan pada aliran darah ke suatu bagian di otak yang disebabkan oleh
penyumbatan arteri. Penyumbatan ini disebabkan oleh penggumpalan darah
(blood clot) atau akumulasi substansi lemak (plak) (George, 2019)

2. Apa kaitannya antara kelainan EKG dengan keadaan lumpuh separuh badan pada pasien
ini. Jelaskan patofisiologi yang mendasari!

Jawaban:
Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) menunjukkan irama ireguler dengan
kesan normo ventricular-response atrial fibrilasi. Adanya Atrial Fibrillation (AF)
dapat menyebabkan denyut jantung yang tidak beraturan dan darah tidak
dapat dipompa secara efisien dari atrium ke ventrikel dan ke seluruh tubuh.
Darah yang tertinggal di ruang jantung selanjutnya menimbulkan statis darah dan
memicu terjadinya tromboembolisme yang dapat menyumbat pembuluh darah dan
menimbulkan iskemia serta kematian jaringan. Pada akhirnya hal ini menyebabkan
stroke jenis kardioemboli (Ivan, dkk. 2019).
Ketika aliran darah pada jantung mengalami ketidakteraturan akibat gumpalan
dapat berdampak pada otak yang sangat bergantung pada oksigen dan tidak
mempunyai oksigen cadangan. Jika aliran darah ke setiap pembuluh darah otak
terhambat karena trombus atau embolus, maka mulai terjadi kekurangan
oksigen ke jaringan otak. Kekurangan oksigen dalam waktu 3-10 menit dapat
menyebabkan kematian sel dan kerusakan permanent hingga terjadi gejala-gejala
yang dapat pulih seperti kehilangan kesadaran. Kekurangan oksigen dalam waktu
yang lebih lama dapat menyebabkan nekrosis mikroskopik neuron-neuron. Area
nekrotik ini kemudian disebut infark (Putri, 2013)

3. Sebutkan faktor-faktor risiko pada pasien


Jawaban:
a. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi sesuai kasus:

● Hipertensi
Hipertensi merupakan faktor pencetus utama terjadinya kejadian stroke, baik
stroke hemoragik ataupun iskemik. Hipertensi menyebabkan peningkatan tekanan
darah perifer sehingga menyebabkan sistem hemodinamik yang buruk dan terjadilah
penebalan pembuluh darah serta hipertrofi dari otot jantung. yang akan menyebabkan
penyumbatan bahkan pecahnya pembuluh darah di otak (Puspitasari, 2020).
● Dislipidemia
Didefinisikan sebagai suatu keadaan abnormalitas yang terjadi pada kadar
lipid di dalam darah. Abnormalitas yang terjadi bisa dilihat dari kadar kolesterol total
yang tinggi disertai dengan peningkatan kadar kolesterol Low Density Lipoprotein
(LDL) dan juga peningkatan kadar trigliserida serta penurunan kadar High Density
Lipoprotein (HDL). Dislipidemia dapat terjadi pada pasien sebelum terjadinya stroke
(Nugraha, dkk. 2020).
● Atrial Fibrilasi: Atrial fibrilasi dapat disebabkan oleh kelainan struktur jantung. Salah
satu penyebab kelainan struktur jantung adalah hipertensi lama yang pernah dialami
pasien (Damayanti, 2014).
● Konsumsi obat yang tidak teratur menjadikan hipertensi pasien tidak terkontrol.

b. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi:

● Usia
Kolesterol yang ada dalam darah semakin lama semakin menebal. Semakin
bertambah usia, penebalan yang terjadi akan semakin banyak. Orang yang berusia
lanjut memiliki kadar kolesterol yang berlebih sehingga resiko terkena kolesterol
tinggi pun semakin besar (Maryati, 2017).
● Jenis kelamin
Pada masa kanak-kanak, wanita memiliki nilai kolesterol yang lebih tinggi
dibandingkan pria. Pria menunjukkan penurunan kolesterol yang signifikan selama
masa remaja, dikarenakan adanya pengaruh hormon testosterone yang mengalami
peningkatan pada masa itu. Laki-laki dewasa di atas 20 tahun umumnya memiliki
kadar kolesterol lebih tinggi dibandingkan wanita. Setelah wanita mencapai
menopause, mereka memiliki kadar kolesterol lebih tinggi daripada laki-laki. Hal ini
disebabkan berkurangnya aktivitas hormon estrogen setelah wanita mengalami
menopause (Ujiani, 2015).
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, B. P., & Limantoro, C., (2014). Hubungan antara Hipertensi dan Hipertrofi
Ventrikel Kiri pada Pasien Lansia dengan Atrial Fibrilasi. Doctoral dissertation, Faculty
of Medicine Diponegoro University.
George, M. G., 2019. Risk Factor for Ischemic Stroke in Younger Adults A Focused Update.
Stroke AHA, 2(1), 1-2.
Ivan, I., Wreksoatmodjo, B.R., Darmawan, O., 2019. Hubungan antara Riwayat Penyakit
Jantung dengan Tingkat Keparahan Stroke Iskemik Akut Pertama Kali. Neurona, 37(1),
48-53.
Maryati, H., 2017. Hubungan Kadar Kolesterol Dengan Tekanan Darah Penderita Hipertensi
di Dusun Sidomulyo Desa Rejoagung Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang (the
Correlation of Cholesterol Levels with Blood Pressure Hypertension Patients in
Sidomulyo Rejoagung Village Distric). Jurnal Keperawatan, 8(2), 127-137.
Nugraha, D. P., Bebasari, E., & Sahputra, S., 2020. Gambaran Dislipidemia pada Pasien
Stroke Akut di Rumah Sakit Umum Daerah Arifin Achmad Provinsi Riau periode
Januari-Desember 2019. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, 20(1).
Putri, Y. M., Wijaya, A. S., 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2, Keperawatan Dewasa Teori
dan Contoh Askep. Nuha Medika, Yogyakarta.
Rahmawati, A. C., Zulaekah, S., & Rahmawaty, S., 2009. Aktivitas Fisik dan Rasio
Kolesterol (HDL) pada Penderita Penyakit Jantung Koroner di Poliklinik Jantung RSUD
Dr Moewardi Surakarta.
Ujiani, Sri., 2015. Hubungan Antara Usia dan Jenis Kelamin Dengan Kadar Kolesterol
Penderita Obesitas Rsud Abdul Moeloek Provinti Lampung. Jurnal Kesehatan, 6 (1),
43-48

Anda mungkin juga menyukai