Disusun Oleh:
Nama :
NIM :
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Metode FAAS sering digunakan dalam analisis logam yang memiliki sensitivitas
tinggi, murah dan mudah dalam penggunaan (Naschan, et. al., 2017). Maka diputuskan
untuk menggunakan metode FAAS. Yang bertujuan untuk mengetahui kadar besi (Fe)
dalam kapsul multivitamin mineral yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan di dalam
tubuh.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja alat dan bahan yang digunakan untuk penetapan kadar Fe di dalam
kapsul sangobion dengan menggunakan metode FAAS?
2. Bagaimana cara melakukan preparasi sampel untuk penetapan kadar Fe di
dalam kapsul sangobion dengan menggunakan metode FAAS?
3. Bagaimana metode validitas yang dilakukan untuk penetapan kadar Fe di
dalam kapsul sangobion dengan menggunakan metode FAAS?
4. Bagaimana optimasi metode yang dilakukan untuk penetapan kadar Fe di
dalam kapsul sangobion dengan menggunakan metode FAAS?
5. Bagaimana cara menetapkan kadar Fe di dalam kapsul sangobion dengan
menggunakan metode FAAS?
C. Tujuan
Tulis tangan
Ukuran kertas: HVS A4
Margin: kiri 4cm; atas, bawah, kanan 3cm
BAB 1 PENDAHULUAN
Maksimal halaman: 3
Isi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan
BAB 3 METODE
1. Pencucian Alat
1) Penyiapan larutan Asam
Na dikromat dituangkan dalam ke gelas phyrex 500 mL berisi air hingga
diperoleh larutan jenuh A
Alirkan asam pekat ini (secara hati-hati dan perlahan lewat batang pengaduk)
kedalam larutan jenuh A, sambil sesekali diaduk perlahan, sampai seluruh
asam pekat habis.
Di Lemari asam, alat-alat gelas dicuci dengan larutan asam denan cara
menuangkan larutan asam ke dalam alat gelas
Kemudian larutan asam yang ada di dalam alat gelas di buang ke tempat
limbah
Diambil sebanyak 0,1 mL,0,2 mL,0,3 mL,0,4 mL, 0,5 mL. Dimasukkan ke
dalam labu takar 25 mL
- HASIL
a. Hasil absorbansi ketinggian 5-10 mm
standar 1 0,0897
standar 2 0,1776
standar 3 0,2605
Standar 4 0,3380
standar 5 0,4041
tabel
standar 2 0,1735
standar 3 0,2518
standar 4 0,3237
standar 5 0,3882
tabel
karakteristik konstanta =0,050 mg/L
r = 1,000
Sampel 1 (2 ppm) = 0,0174
Sampel 2 (4 ppm) = 0,0372
standar 1 0,0556
standar 2 0,1143
standar 3 0,1689
standar 4 0,2223
standar 5 0,2686
3. Validasi Metode
a. Linearitas
Larutan standar 1 ppm, 2 ppm, 3 ppm, 4 ppm, 6ppm dibuat dari larutan
standar stok 250 ppm.
↓
Absorbansi keenam larutan standar di atas kemudian diamati pada FAAS.
↓
Garis lurus persamaan (y= bx + a) ditentukan kemudian dihitung dengan
koefisien korelasi ( r ) dan Vxo dari konsentrasi terhadap absorbansi.
b. Akurasi
Sampel kapsul mineral multivitamin ditambahkan larutan standar Fe dengan
3 konsentrasi ; 80%, 100%, 120% dengan tiga kali replikasi.
↓
Setiap larutan sediaan diukur absorbansinya dengan FAAS
↓
Dihitung % recovery sebagai parameter akurasi, dengan rumus :
c. Presisi
Dilakukan absorbansi sampel sebanyak enam kali replikasi kemudian
dihitung nilai % koefisien variasi (CV) dengan rumus :
4. Penetapan Kadar
a. Linearitas
Larutan Seri Konsentrasi Absorbansi
1 1 ppm 0,0379
2 2 ppm 0,0435
3 3 ppm 0,0484
4 4 ppm 0,0625
5 5 ppm 0,0725
6 6 ppm 0,0908
Sampel % Recovery
1 8,149%
2 8,134%
3 8,472%
c. Presisi
Sampel SD CV
1 0,0637 0,05%
2 0,0606 0,049%
3 9,9311 8,413%
3) Penetapan kadar
- Tulis hasil dari optimasi-penetapan kadar, perhitungan y=bx+a untuk masing-masing
abs/auc/dll tulis lengkap
- Sertakan grafik/gambar
B. PEMBAHASAN (maksimal 3 halaman)
Pencucian Asam
Pada pencucian alat dengan menggunakan larutan asam, tidak dilakukan
pencucian kembali dengan menggunakan sabun karena dapat menyebabkan adanya
hidrokarbon pada alat-alat gelas. Pembilasannya menggunakan aquabidest.
Aquabidest merupakan air yang dihasilkan dari proses destilasi bertingkat (dua kali
proses destilasi) dan mengandung mineral lebih sedikit dari aquadest. Bedanya
dengan aquadest, aquadest dihasilkan dari satu kali destilasi dan mineralnya lebih
banyak dibandingkan aquabidest.
optimasi metode
Hasil pengukuran larutan standar pada Optimasi menunjukkan bahwa nilai
absorbansi meningkat secara eksponensial sesuai dengan konsentrasi Fe yang
diukur. Hasil ini sesuai dengan hukum Lambert-Beer yang menyatakan bahwa
semakin tinggi konsentrasi maka semakin tinggi pula absorbansi yang dihasilkan,
sehingga bentuk kurva kalibrasi yang dihasilkan linier. Pada Optimasi tinggi burner
dengan ketinggian 5 mm dan 10 mm dan ptimasi Komposisi gas pembakar,
didapatkan r = 1. Koefisien korelasi yang dihasilkan dalam penelitian ini sudah
memenuhi persyaratan r =1 atau mendekati nilai 1.
Pada Optimasi 1 Hasil pengukuran larutan standar pada Optimasi menunjukkan
bahwa nilai absorbansi tidak stabil dan tidak linear. Selain itu Koefisien Korelatifnya
tidak terdefinisi sehingga hasil optimasinya kurang baik.
Pada Optimasi 2 Hasil pengukuran larutan standar pada Optimasi menunjukkan
bahwa nilai absorbansi meningkat secara eksponensial, sehingga bentuk kurva
kalibrasi yang dihasilkan linier dan koefisennyanya bagus yaitu 1 sehingga hasil
optimasinya lebih baik jika dibandingkan dengan Optimasi 1
Validasi Metode
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada praktikum ini diperoleh kurva baku
yang linear, hal ini ditandai dengan nilai a = 0,0227; b = 0,01045; r2 = 0,9763.
Dimana linier yang ideal jika nilai a=0 dan r = mendekati +1 atau -1 bergantung pada
arah garis. Sedangkan b menunjukan kepekaan analisis terutama instrumen yang
digunakan. Nilai koefisien korelasi (r2) yang memenuhi persyaratan adalah sebesar
≥ 0,97 (SNI) atau ≥ 0,9980) (Utami, 2017). Sedangkan untuk akurasi hasil yang
diperoleh dengan menghitung %Recovery yaitu 8,149%; 8,134%; 8,472%. Jika
dilihat hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan nilai %Recovery yang baik yaitu
90-110% (Muryanto, 2020). Untuk hasil presisi diperoleh nilai CV sebesar
0,05%; 0,049%; 8,413%. Dapat dilihat jika nilai CV yang diperoleh pada
sampel 1 dan 2 baik karena sesuai dengan teoritis dimana jika CV ≤ 2%
(Muryanto, 2020), namun sebaliknya dengan nilai CV dari sampel 3 yang
didapatkan tidak sesuai teoritis.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Muryanto, 2020. Validasi Metode Analisis Amonia pada Air Tanah Menggunakan Metode
Spektrofotometri. Indonesian Journal Of Laboratory, 2(2).
Lampiran
Perhitungan Validasi Metode
a. Akurasi
- % Recovery :
b. Presisi