Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA KEPERAWATAN

PENGUKURAN KOLESTEROL DALAM DARAH

Kelompok VI
Ema Dessy Naediwati

I1B109006

Desy Ratna Sari

I1B109013

Enny Zahratunnisa

I1B109018

Elfanizar Yusandi

I1B109201

Muhlisoh

I1B109206

Adi Sucipto

I1B109215

Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran


Universitas Lambung Mangkurat
BANJARBARU
April, 2010

JUDUL PRAKTIKUM :
Pengukuran Kolesterol Darah dengan Metode Liberman Burchard
TUJUAN PRAKTIKUM
Adapun tujuan praktikum kali ini antara lain adalah mengukur kolesterol dalam
darah.
METODE PRAKTIKUM
A. Alat Praktikum
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Alat-alat gelas
2. Spektrofotometer atau filterfotometer
B. Bahan Praktikum
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1. Reagen pewarna (campuran asam asetat glasial dan asam asetat anhidrid)
2. Standar kolesterol atau serum kontrol
3. Serum sampel
4. Asam sulfat pekat
C. Cara Kerja
Zat Sampel

Uji Blanko

Serum Standar
Serum Sampel
Aqua
Pewarna

0.05 ml
3 ml

Uji Serum
Standar
0.05 ml
3 ml

Uji Serum
0.05 ml
3 ml

Campur zat-zat tersebut, diamkan selama 20 menit. Tambahkan masing-masing


uji 0.5 ml asam sulfat pekat pada dinding tabung tepat di atas cairan, segera
setelah penambahan asal sulfat, kemudian campur. Dinginkan dalam beaker yang

berisi air dingin ( 15 0 - 25 0 C ), tunggu selama 15 menit. Kocok sekaligus ketiga


uji tersebut, kemudian baca setelah 10 menit dengan 610 nm atau 560-580 nm.
Jika menggunakan filter.
D. Perhitungan
C = As/Ast X konsentrasi standar
Ket :
As = absorbansi sampel
Ast = absorbansi standar

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum
Sesuai hasil praktikum, didapatkan hasil sebagai berikut:
-

Uji blanko warna larutan bening.

Uji serum standar warna kuning coklat.

B. Pembahasan

Kolesterol dalam plasma terikat dengan protein dan lipid-lipid lain yang
disebut dengan misel lipoprotein plama, contohnya kilomikron, LDL, HDL,
VLDL, dan ALB FFA [1].
Kolesterol dalam tubuh berasal dari makanan (eksogen) dan disintesis oleh
tubuh (endogen). Kolesterol eksogen hanya terdapat pada hewan, seperti otak,
usus, dan ginjal, sedangkan kolesterol endogen disintesis dari asetil KoA
(intermediet glikolisis) [1].
Bagian plasma darah dan konstituennya mengambil banyak peranan dalam
fungsi darah. Kolesterol adalah komponen dari plasma yang merupakan prekursor
pembentukan asam empedu serta hormon steroid. Prekursor kolesterol diubah
menjadi ubikuinon, dolikol, dan di kulit menjadi kolekalsiferol yaitu bentuk aktif
vitamin D [2].
Kolesterol diperoleh dari makanan atau disintesis melalui jalur yang
terdapat pada hampir semua sel tubuh, terutama di sel hati dan usus. Prekursor
untuk sintesis kolesterol adalah asetil KoA, yang dapat dibentuk dari glukosa,
asam lemak, atau asam amino. Dua molekul asetil KoA membentuk asetoasetil
KoA, yang bergabung dengan molekul asetil KoA yang lainnya membentuk
hidroksimetilglutaril KoA (HMG-KoA). Reduksi HMG-KoA menghasilkan
mevalonat. Reaksi yang dikatalis oleh HMG-KoA reduktase, ini adalah reaksi
penentu kecepatan pembentukan kolesterol. Mevalonat menghasilkan unit-unit
isopren yang akhirnya saling bergabung membentuk skualen. Siklisasi skualen
menghailkan system cincin steroid, dan sejumlah reaksi selanjutnya menghasilkan
kolesterol [2].

Ringkasan pembentukan kolesterol [2]:

Glukosa

Asam lemak

Asam amino

Asetil KoA

HMG-KoA
HMG-KoA reduktase Reaksi penentu kecepatan
Mevalonat (sasaran terapi obat)

Unit-unit isopren

Skualen

Kolesterol
Kadar kolesterol normal dalam plasma yang diperoleh dari orang puasa
dianggap oleh kebanyakan laboratorium klinik sebesar antara 3,1 dan 5,7 mmol/L
(120 sampai 220 mg/gL). Pada orang dewasa muda sehat, nilai rata-rata kolesterol
plasma ialah antara 4,4 dan 4,7 mmol/L) [3].
Asam lemak tak jenuh terdiri dari asam lemak omega 3 dan omega 6 yang
merupakan asam lemak esensial sangat penting dalam jaringan saraf, khususnya
pada retina mata, mempengaruhi otot jantung, memproduksi substansi mengontrol
respon immun, selain itu dapat menyembuhkan dan mencegah penyakit
kardivaskuler, perkembangan saraf pada bayi, kanker dan kontrol glikemik lemak.
Peranan asam lemak esensial tersebut dapat mempengaruhi kadar kolesterol dalam
darah sehingga sangat mempengaruhi penurunan tekanan darah, penyembuhan
penyakit kardiovaskuler dan penyakit jantung koroner [3].
Kolesterol saat ini tidak hanya menjadi masalah kesehatan yang dihadapi
negara-negara maju tetapi juga negara-negara berkembang. Seperti kita ketahui,
kolesterol merupakan salah satu penyebab penyakit jantung koroner (PJK).
Penyakit jantung dewasa ini merupakan penyebab paling utama keadaan sakit dan

kematian bangsa-bangsa industri maju. Di Amerika Serikat, penyakit jantung


merupakan penyebab utama kematian, yaitu kira-kira 37% sebab kematian.
Sekitar 88% dari angka tersebut, disebabkan karena penyakit jantung koroner.
Sedangkan di negara-negara berkembang, kecenderungan perubahan pola makan
masyarakat yang didominasi oleh makanan berlemak tinggi dan rendah serat
(junkfood), gaya hidup merokok serta kurang gerak merupakan penyebab
timbulnya berbagai penyakit yang berhubungan dengan kolesterol [4].
Low density lipoprotein (LDL) dan high density lipoprotein (HDL) plasma
berhubungan dengan risiko penyakit kardiovaskuler. Itu telah diperkirakan secara
menyeluruh bahwa variasi 50 % kadar kolesterol LDL dan HDL adalah
diturunkan [5].
Pasien dengan diabetes mellitus tipe 2 dapat meningkatkan timbulnya
penyakit kardiovaskuler atherosklerotik. Peningkatan ini timbul, sehubungan
dengan factor risiko, meliputi hipertensi dan dyslipidemia. Belakangan ini
ditandai oleh meningkatnya kadar trigliserida kolesterol HDL dan sebagian kecil,
partikel LDL [6].
Penyakit

jantung

Koroner

sangat

berhubungan

dengan

adanya

arterosklerosis, yang menggambarkan kemunduran beberapa fenomena meliputi


interaksi antar lipid plasma, lipoprotein, monosit, platelet dan endotelium dan otot
polos pada dinding arteri yang berangsur-angsur menyempitkan arteri koroner
setelah terjadinya trombosit dan koroner [3].
Korelasi positif antara kadar kolesterol plasma dan resiko PJK diakibatkan
oleh efek arterosklerosis karena adanya peningkatan kadar kolesterol plasma.,
Tiga per empat kematian pada wanita dan pria di Amerika berkaitan dengan
penyakit kardiovaskuler dan kanker, dan penyabab utama kematian adalah
penyakit jantung koroner. Faktor utama resiko penyakit jantung koroner adalah
umur, jenis kelamin, rokok, hipertensi, diabetes yang meningkatkan LDL
kolesterol ( 4,1 mmol/L atau 160 mg/dL) dan menurunkan HDL kolesterol (<0,9
mmol/L atau 35 mg/dL) [7].
Kadar kolesterol normal dalam plasma yang diperoleh dari orang puasa
dianggap oleh kebanyakan laboratorium klinik sebesar antara 3,1 dan 5,7 mmol/L

(120 sampai 220 mg/gL). Pada orang dewasa muda sehat, nilai rata-rata kolesterol
plasma ialah antara 4,4 dan 4,7 mmol/L). Kadar kolesterol dan fosfolipid dalam
LDL dan kolesterol di dalam HDL meningkat sesuai umur, tetapi gerakan asam
empedu dan sekresi asam empedu pada kolesterol menurun sesuai umur tikus.
Kurang lebih 65% kolesterol dalam plasma subyek normal berpuasa diesterkan.
Plasma darah penderita normal akan tidak mempunyai kilomikron tersisa sesudah
masa puasa dan hanya ada sedikit very low density lipoprotein (VLDL). Oleh
karena itu lipoprotein utama ialah low density lipoprotein (LDL) dan high density
lipoprotein (HDL). Kurang lebih 70% kolesterol total terdapat pada LDL dalam
plasma puasa normal, sedangkan di dalam cairan empedu jumlah kolesterol
sekitar 390 mg/100ml. Laki-laki mempunyai relatif lebih banyak LDL, sedangkan
wanita pramenopause mempunyai relatif banyak HDL, sehingga laki-laki
cenderung mempunyai kadar kolesterol plasma lebih tinggi dari pramenopause
[8].
Menurut Nettleton, 1995, 4,8 gram asam lemak omega 3 per hari, sangat
berefek dalam mengurangi tekanan sistolik ada pasien hiperkolesterolemik.
Berbagai penelitian menunjukkan adanya efek omega 3 terhadap tekanan darah
dengan berbagai konsentrasi pemberian, mulai dari pemberian 3 gram sampai 15
gram omega 3 per hari, baik selama 4 minggu atau 6 minggu semuaya perlakukan
tersebut menunjukkan penurunan tekanan darah. Selain itu omega 3 juga
mempengaruhi metabolisme hormon prostagladin yang dapat mempengaruhi
pengurangan tekanan darah dengan cara mengefektifkan respon vasomotor,
mempengaruhi respon pembuluh darah, keseimbangan sodium, perubahan
pelepasan renin dan secara langsung mengefektifkan kerja cardiak [9].
Di negara industri, stroke adalah penyebab kematian ketiga setelah
penyakit jantung dan kanker. Sroke trombotik sejajar dengan terjadinya PJK,
sementara stroke homorrage sejajar dengan frekuensi hipertensi. Di Amerika, ratarata 50 % stroke dihubungkan dengan arteriosklerosis dan 12% pada hemorrage
serebral. Hasil lainnya 8% dari hemorrage subarachnoid dan lebih 8% dari
embolism. Walaupun peningkatan kematian karena stroke tidak sama tingginya
dengan PJK, stroke menyebabkan cacat yang permanen bagi penderitanya [9].

Protein berupa polimer (rangkaian banyak) asam amino-asam amino alfa


yang satu dengan yang lain dirangkaikan dengan ikatan peptida. Protein total
plasma yaitu gabungan antara protein-protein total ekstrasel yang beredar di
dalam darah diantaranya albumin, globulin dan fibrinogen. Dalam keadaan normal
terdapat 6-8 gr/dL protein dalam serum. Sedangkan konsentrasi total protein
dalam plasma manusia kurang lebih 7,0 7,5 gr/dL dan membentuk bagian utama
plasma [1].
Fungsi kolesterol dalam tubuh adalah untuk sintesis membran sel
precursor hormone steroid dan asam empedu. Obat yang dapat merangsang
empedu dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Disamping kegunaannya dalam
metabolisme, kolesterol juga mudah membentuk aterom pada dinding pembuluh
darh yang disebut aterosklerosis. Pembuluh darah yang mengalami aterosklerosis
akan menjadi kaku, rapuh, dan mudah pecah dan pada organ terjadi iskema, hal
ini dapat berlanjut menjadi infark local atau pada organ yang dialiri pembuluh
darah tersebut. Pada akhir-akhir ini, gangguan tersebut lebih dikenal dengan
penyakit jantung koroner dan stroke. Banyak faktor yang terkait dengan penyakit
ini, misalnya kadar kolesterol darah yang tinggi ( > 220 mg/100 ml). Nilai normal
kolesterol plasma pada keadaan puasa adalah 120-220 mg/100 ml. Dengan metode
Liberman Burchard, kolesterol lebih tinggi 150-250 mg/100 ml [1].
Faktor yang bersifat hiperlolesterolgenik adalah faktor yang tidak dapat
dikendalikan, misalnya umur dan genetik. Faktor yang dapat dikendalikan seperti
rokok,olahraga, makanan yang banyak mengandung lemak, minyak jenuh, stress,
kopi, diet, kurang sehat, dan lain-lain [1].
Setiap orang memilki kolesterol di dalam darah,dimana 80% di produksi
oleh tubuh sendiri 20% berasal dari makanan.Kolesterol yang di produksi terdiri
atas 2 jenis yaitu kolesterol HDL dan kolesterol LDL [8].
Kolesterol LDL adalah kolesterol jahat,yang jumlah berlebih di dalam
darah akan di endapkan pada dindind pembuluh darah membentuk bekuan yang
dapat menyumbat pembuluh darah [8].

Kolesterol HDL adalah kolesterol baik, yang mempunyai fungsi


membersihkan pembuluh darah dari kolesterol LDL yang berlebihan. Kadar
kolesterol HDL yang tinggi merupakan suatu tanda yang baik sepanjang kolesterol
LDL kurang dari 150 mg/dl.Selain itu, ada juga Trigliserida. Lemak ini terbentuk
sebagai hasil metabolisme makanan yang berbentuk karbohidrat dan protein yang
berlebihan, yang tidak seluruhnya dibutuhkan sebagai sumber energi. Kadar
Trigliserida ini akan meningkat apabila kita mengkonsumsi kalori berlebihan,
lebih besar dari pada kebutuhan kita [8].
Sebenarnya kolesterol sangat di butuhkan tubuh untuk menjaga kesehatan,
karena kolesterol adalah bahan pembentuk hormon steroid yang mengatur
berbagai metabolisme tubuh asam empedu dan komponen dari dinding sel tubuh.
Namun, jika kadar kolesterol didalam darah terlalu tinggi,akan meningkatkan
resiko terkena serangan jantung atau stroke.ini diakibatkan oleh kelebihan
kolesterol yang tidak dibutuhkan tubuh akan disimpan didinding pembuluh darah
yang

menyebabkan

penyempitan

pembuluh

darah,

yang

biasa

disebut

Arterosklerosis. Jika jumlahnya terlalu banyak, maka pembuluh darah akan


tersumbat total sehingga darah tidak dapat mengalir. Itu sebabnya kolesterol LDL
disebut Kolesterol jahat yang jumlah nya tidak boleh terlalu banyak, sementara
HDL disebut Kolesterol baik. Selain kedua hal tersebut, dikenal juga LDL lebih
rendah lagi tingkat kepadatannya yaitu VLDL, dan Trigliserida yang dikenal
sebagai Lemak netralyang merupakan lemak yang paling banyak beredar di
pembuluh darah. Untuk mencapai kadar kolesterol darah yang baik, sehingga
tidak menyebabkan peningkatan resiko berbgai penyakit tetapi tetap cukup untuk
menjaga berbagai fungsi tubuh, maka dibutuhkan keseimbangan dari berbagai
jenis kolesterol yang ada. Sebagai contoh, jika kadar total kolesterol darah tinggi
akibat kadar LDL yang tinggi, maka resiko untuk terkena penyakit jantung atau
stroke menjadi tinggi. Sedangkan jika kolesterol darah tinggi akibat kadar HDL
yang tinggi, maka resiko untuk terkena penyakit jantung atau stroke tidak tinggi
[9].
Saat ini banyak sekali beredar di pasaran, obat-obat
penurun kolesterol atau antikolesterol baik obat alami maupun

obat modern atau sintesis. Untuk tahap awal, terapi non


farmakologis seperti diet dan gerak badan lebih diutamakan,
tetapi apabila terapi non farmakologis ini gagal, selanjutnya
dilakukan terapi farmakologis, baik dengan menggunakan obat
alami maupun obat modern. Penurunan kolesterol dengan terapi
farmakologis terjadi melalui berbagai mekanisme, antara lain
dengan proses fagositosis sehingga mencegah penumpukan LDLkolesterol

yang

menggunakan

teroksidasi

pada

antioksidan

dan

dinding

pembuluh

probukol,

darah

menghambat

perombakan lemak jaringan, mengurangi pengambilan asam


lemak bebas oleh hati dan meningkatkan pengeluaran kolesterol
oleh

hati

melalui

getah

empedu,

menggunakan

gemfibrozil dan niacin (asam nikotinat) [4].

klofibrat,

PENUTUP
A.

Simpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari praktikum, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:


1. Pada uji blanko, larutan berwarna bening.
2. Pada uji serum standar, larutan berwarna kuning coklat.
3. Kolesterol diperoleh dari makanan atau disintesis melalui jalur yang terdapat
pada hampir semua sel tubuh, terutama di sel hati dan usus.
B. Saran
Pada dasarnya praktikum yang telah dilaksanakan berjalan dengan baik
apabila praktikan lebih teliti dalam melakukan percobaan tersebut, baik dalam
pembacaan spektrofotometer maupun dalam sterilisasi alat.

DAFTAR PUSTAKA
1. Anonymous. Modul praktikum biokimia keperawatan edisi 1. Banjarbaru:
Bagian Biokimia-Kimia FK UNLAM, 2010.
2. Marks DB, Allan DM, Colleen MS. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta:
EGC, 2000.
3. Lehninnger, A. L. Dasar-dasar biokimia jilid 1. Jakarta: Erlangga, 1994.
4. Ariantari NP, Sagung CY, Dewa AS. Uji aktivitas penurunan kolesterol
produk madu herbal yang beredar di pasaran pada tikus putih diet lemak
tinggi. Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Udayana 2010;4(1):15-19.
5. Kathiresan S, Olle M, Dragi A, Candace G, Noel PB, Charlotta R.
Polymorphisms associated with cholesterol and risk of cardiovascular
events. The New England Journal of Medicine 2008;358:1240-9.
6. Ginsberg HN, Marshall BE, Laura CL, John RC, Lawrence AL, Peter L.
Effects of combination lipid therapy in type 2 diabetes mellitus. The New
England Journal of Medicine 2010:1-11.
7. Montgomery R, Robert L, Thomas WC, Arthur AS. Biokimia suatu
pendekatan berorientasi kasus edisi keempat. Yogyakarta: Gadja Mada
Universitas Press, 1993.
8. Murray, Robert K. Biokimia harper. Jakarta: EGC, 1999.
9. Suwandi, M. Kimia organik : karbohidrat, lipid, protein. Jakarta: FK UI,
1989.

Banjarbaru, 7 April 2010


Ketua Kelompok

Dosen Praktikum

Adi Sucipto
NIM. I1B109215

dr. Edyson, M. Kes


NIP. 197006151997021001

Anda mungkin juga menyukai