milimol per liter darah yang disingkat mmol/L. Di dalam hasil pemeriksaan laboratorium 4
komponen lemak utama dalam darah yang diperiksa adalah total kolesterol, HDL kolesterol,
LDL kolesterol, dan trigliserida.
Total Kolesterol
Total kolesterol menunjukkan jumlah antara HDL kolesterol, LDL kolesterol, dan trigliserida.
Jika kadar total kolesterol melebihi 240 mg/dL (6,21 mmol/L), pasien harus waspada terhadap
resiko penyakit jantung. Dalam melihat hasil pemeriksaan kolesterol, nilai dari masingmasing jenis kolesterol perlu diperhatikan karena kadar kolesterol yang tinggi tidak otomatis
menandakan adanya bahaya kolesterol karena bisa saja yang tinggi adalah HDL kolesterol
(kolesterol baik) yang justru bermanfaat bagi kesehatan.
HDL Kolesterol
Kadar HDL menunjukkan seberapa besar kolesterol baik yang terdapat dalam darah karena
HDL berperan dalam tubuh untuk membawa kolesterol dalam darah menuju hati untuk
diproses lebih lanjut guna menghindari terjadinya penumpukan kolesterol pada saluran darah.
Kolesterol HDL
.< 40 mg/dL (1,04 mmol/L)
Rendah
Tinggi
Semakin tinggi kadar HDL dalam darah maka akan semakin baik. Jika sebaliknya, maka patut
diwaspadai adanya resiko penyakit jantung.
LDL Kolesterol
Kadar LDL menunjukkan berapa banyak kolesterol yang kurang baik yang terdapat dalam
darah. Bila jumlahnya ditemukan berlebih dalam darah, maka akan menumpuk pada saluran
pembuluh darah dan dapat membahayakan tubuh.
Kolesterol LDL
Optimal
Mendekati optimal
Tinggi
Sangat tinggi
Semakin tinggi kadar kolesterol LDL dalam tubuh seseorang maka akan semakin tinggi
pula resiko yang dimiliki seseorang terkena penyakit jantung. Bila seseorang memiliki
penyakit jantung dan kolesterol, sebaiknya kolesterol LDL selalu dijaga dalam batas 100
mg/dL.
Trigliserida
Kadar trigliserida dalam darah juga dapat menggambarkan resiko seseorang terhadap
penyakit jantung.
Meskipun kadar kolesterol berlebih tidak baik bagi kesehatan, kadar kolesterol yang
rendah ternyata tidak selalu berarti baik bagi tubuh. Kadar kolesterol yang rendah dapat
menjadi salah satu petunjuk adanya kelainan dalam tubuh seperti adanya gangguan
kekurangan energi yang berat, radang hati, infeksi hati, gangguan fungsi ginjal.
Trigliserida
< 150 mg/dL (1,69 mmol/L)
Normal
Tinggi
Sangat tinggi
penderita leukimia mielocitica akut dan kronis serta pada gangguan esplenomegalia
seperti pada penyakit Gaucher. Jika pada keadaan normal kadar kolesterolnya disebut
normolipidemic, jumlah HDL biasanya lebih banyak atau setara dengan LDL.
Keadaan seseorang yang kadar kolesterolnya tinggi disebut dengan hiperlipidemia. Pada
hiperlipide kadar lemak (kolesterol, trigliserida, atau keduanya) dalam darah meningkat
sebagai manivestasi kelainan metabolisme atau transportasi lemak/lipid. Lipid atau lemak
adalah zat yang kaya akan energi, yang berfungsi sebagai sumber utama dalam proses
metabolisme.
Untuk mengetahui adanya gangguan hiperlipidemia dalam diri seseorang maka perlu
dilakukan pengukuran profil lemak darah. Profil lemak darah diperoleh melalui
pengukuran level lipoprotein darah. Lipoprotein terdiri dari trigliserida, kolesterol, dan
phospholipida. Seseorang dapat dikatakan mengalami hiperlipidemia memiliki lebih dari
satu kriteria berikut:
1. Peningkatan kolesterol total (TC : Total Cholesterole)
2. Peningkatan low density lipoprotein (LDL)
3. Peningkatan trigliserida (TG)
4. Penurunan High density lipoprotein (HDL)
https://www.scribd.com/doc/115007605/LAPORAN-KIMKLIK-KOLESTROL
karena kelelahan yang amat sangat dapat berpengaruh pada hasil pemeriksaan. Pada saat
pemeriksaan, darah akan diambil untuk kemudian diukur kadar kolesterolnya. Hasil
pemeriksaan akan menyajikan informasi akurat mengenai kadar kolesterol dalam tubuh
seseorang. Hasil pemeriksaan tersebut akan dibandingkan dengan tabel klasifikasi kadar
kolesterol standar dalam dunia kedokteran sehingga kadar kolesterol seseorang dapat
dianalisis berdasarkan tabel tersebut. Hasil pemeriksaan tersebut akan menjadi salah satu
dasar diagnosis bagi dokter selain wawancara yang dilakukan terhadap pasien mengenai
riwayat kolesterol tinggi pada keluarga atau mengenai penyakit-penyakit lain yang pernah
diderita pasien.
Pada praktikum ini hal pertama yang dilakukan adalah menggunakan alat
pelindung diri dengan baik dan benar, kemudian alat dan bahan yang akan digunakan
disiapkan. Sampel yang diperlukan dalam praktikum kali ini adalah serum. Serum
merupakan darah yang telah dipisahkan dari sel-sel darah merah dan zat-zat koagulan
serta biasanya berwarna kuning pucat. Larutan reagen merupakan campuran dari
beberapa enzim yang dapat mengubah kolesterol menjadi suatu senyawa berwarna
sehingga dapat dideteksi oleh spektrofotometri UV-Vis. Untuk memperoleh serum maka
digunakan sampel darah yang disimpan dalam tabung vaccutainer tanpa antikoagulan.
Darah dibiarkan untuk menggumpal di dalam tabung vaccutainer dan serum dipisahkan
dengan sentrifugasi pada 3000 rpm selama 15 menit.
Langkah selanjutnya adalah menyiapkan 3 buah tabung serologi lalu diisi dengan
reagent sebanyak 500 L kemudian ditambahkan secara berturut-turut larutan aquadest,
reagen, dan sampel sebanyak 5 L. Dalam proses pemipetan diusahakan agar tidak
timbul gelembung udara dan harus menggunakan tip yang bersih.
Ketiga tabung serologi tersebut digoyang agar larutan tercampur secara sempurna.
Setelah itu tabung diinkubasikan pada suhu ruang yaitu 25-30 oC selama 10 menit.
Proses inkubasi ini bertujuan memberikan waktu untuk terjadinya reaksi antara kedua
larutan dalam campuran tersebut. Inkubasi ini juga dilakukan untuk larutan standar dan
sampel. Pengukuran blanko perlu dilakukan karena dikhawatirkan terjadi perubahan
reagen pada saat inkubasi dan memberikan serapan pada panjang gelombang pengukuran.
Saat proses inkubasi, terjadi reaksi antara reagen dengan kolesterol yang terdapat
pada larutan standar dan sampel. Setelah diinkubasi, kedua larutan yang tadinya berwarna
bening dalam masing-masing kuvet berubah menjadi warna merah rosa. Warna merah
tersebut menandakan telah terjadinya reaksi antara enzim dengan kolesterol. Warna
merah tersebut berasal dari senyawa quinoneimine, yang merupakan hasil reaksi antara
reagen dan kolesterol. Reaksi yang terjadi yaitu sebagai berikut :
https://www.scribd.com/doc/133597082/PEMERIKSAAN-KOLESTEROLMELALUI-METODE-CHOD-PAP