Anda di halaman 1dari 12

ANTIKOAGULAN

TUGAS KIMIA MEDISINAL

Disusun oleh:
Rebecca

12330000

Stephany Ningtias

12330080

Ade Andryani

12330081

Putri Windasari

12330083

Dudi Hermansyah

12330086

Definisi Antikoagulan

Anti koagulan ialah suatu zat yang digunakan untuk mencegah pembekuan
darah.

Obat-obat ini tidak melarutkan bekuan darah seperti trombolotik, tetapi


bekerja sebagai pencegah pembentukan bekuan baru.

Antikoagulan digunakan pada orang yang memiliki gangguan pembuluh arteri


dan vena yang membuat orang tersebut berisiko tinggi untuk pembentukan
bekuan darah.

Mekanisme Kerja

Antikoagulansia langsung
Zat berkhasiat yang langsung berinteraksi dengan faktor pembekuan.

Antikoagulansia tak langsung


Zat berkhasiat yang menghambat biosintesis faktor pembekuan.

Jenis-jenis Antikoagulansia

EDTA (Ethylen Diamine Tetracetic Acid)

EDTA yang dipakai yaitu dalam bentuk garam Natrium atau garam kaliumnya.
Garam-garam ini akan mengubah ion Ca menjadi bentuk yang bukan ion. Selain
itu EDTA juga mencegah trombocy bergumpal.

Natrium Sitrat 3,8%

Natrium sitrat ini bersifat isotonis dengan darah dan tidak bersifat toksik,
oleh karena itu biasa digunakan dinas pemindahan darah (Dinas donor darah).

Heparin

Heparin bekerja seperti anti trombin, tidak berpengaruh terhadap bentuk


sel- sel darah tetapi tidak boleh digunakan untuk pembuatan sediaan hapusan
karena menyebabkan terjadinya dasar yang biru kehitam-hitaman pada preparat
yang diwarnai dengan pewarna wright.

Natrim dan Kalium Oksalat

Antikoagulan ini adalah campuran antara amonium oskalat dengan kalium


oskalat menurut Paul dan Haller yang dikenal dengan campuran oskalat (double
oxalat).

Spesialite Warfarin

Nama Generik : Warfarin

Nama Kimia
: Na-2-oxo-3[(1 RS)-3-oxo-1phenylbutyl] 2H-1-benzopiran-4-olate

Struktur Kimia

: C19H15NaO4

Keterangan
pH : 7.2 - 8.3

: Larutan 1% dalam air mempunyai

Sifat Fisikokimia
: Serbuk higroskopik berwarna
putih. Sangat mudah larut dalam alkohol dan larut
dalam aseton; sangat sedikit larut dalam diklorometan.

Sub Kelas Terapi

: Obat yang mempengaruhi darah.

Onset kerja
Durasi 2-5 hari

: antikoagulan oral: 36-72 jam.

Absorpsi

: cepat

Metabolisme

: di hati.

Waktu paruh eliminasi


: 20-60 jam, rata-rata 40
jam, bervariasi antar individu.

Stabilitas Penyimpanan
: Simpan pada tempat
kedap udara, terhindar dari sinar matahari. Setelah
direkonstitusi dengan 2.7 mL air steril, sediaan stabil
selama 4 jam pada suhu kamar.

Kontra Indikasi
: Hipersensitif terhadap warfarin
atau komponen lain dalam sediaan, hemoragi,
hemofilia, trombositopenia purpura, leukemia, operasi
mata atau saraf, anestesia blok lumbar regional atau
operasi besar lainnya, pasien yang mengalami
pendarahan ;pada saluran pencernaan, pernapasan,
aborsi, anuerisme, defisiensi asam askorbat, riwayat
pendarahan diastesis, prostatektomi, poliartritis,
pendarahan pada kolon, hemoragi serebrovaskular,
eklampsia dan pre-eklampsia, hipertensi tidak
terkontrol, ;penyakit hepatik parah, perikarditis atau
efusi perikardial, endokarditis bakteri sub akut, visceral
carcinoma, setelah punktur spinal dan diagnostik lain
atau prosedur terapi untuk pendarahan signifikan,
riwayat nekrosis yang diinduksi warfarin, ;pasien tidak
patuh, kehamilan.

Efek Samping
: Antikoagulan, pendarahan,
vasculitis,edema, syok hemoragi, demam, lethargi,
malaise, asthenia, nyeri, sakit kepala, pusing, stroke,
rash, dermatitis, urtikaria, pruritus, alopesia, anoreksia,
mual, muntah, kram perut, sakit abdominal, diare,
flatulens, ;pendarahan intestinal, gangguan rasa, ulkus
mulut, hematuria, hemoragi, leukopenia, tempat
pendarahan yang tidak diketahui yang dapat diatasi
dengan antikoagulasi, hematoma retroperitonial,
agranulositosis, luka pada hati, ;jaundice, peningkatan
transaminase, parethesia, osteoporosis, epitaksis,
hipersensitifitas dan reaksi alergi.

Interaksi Makanan
: Hindari penggunaan etanol : etanol
2.
menurunkan metabolisme warfarin dan meningkatkan PT, efek
antikoagulan warfarin akan menurun dengan adanya makanan
mengandung vitamin K, vitamin E meningkatkan efek warfarin;Jus
cranberry akan meningkatkan efek warfarin.

Efek sitokrom P450 : Substrat CYP1A2 (minor), 2C8/9 (mayor),


2C19 (minor), 3A4 (minor), ;

Inhibit : CYP2C8/9 (sedang), 2C19 (lemah)

Meningkatkan efek/toksisitas : ;Asetaminofen, allopurinol,


amiodaron, androgen, antifungi (imidazol), capecitabin,
sefalosporin, simetidin, inhibitor COX-2, inhibitor CYP2C8/9
(sedang/kuat), disulfiram, etoposida, flukonazol, fluorourasil,
glucagon.

3.

Eklampsia dan pre-eklampsia, hipertensi tidak terkontrol, penyakit


hepatik parah, perikarditis atau efusi perikardial, endokarditis
bakteri sub akut, visceral carcinoma, setelah punktur spinal dan
diagnostik lain atau prosedur

4.

Terapi untuk pendarahan signifikan, riwayat nekrosis yang


diinduksi warfarin, pasien tidak patuh, kehamilan.

Informasi Pasien :

Obat ini untuk mencegah pembekuan darah

inhibitor HMG CoA reduktase, ifosfamida, leflunomida,antibiotik o


makrolida, metronidazol, obat inflamasi non steroid, orlistat,
fenitoin, propafenon, propoksifen, inhibitor pompa proton
(omeperazol), kuinidin, antibiotik kuinolon, ropirinol, salisilat,
;sulfinpirazon, derivat sulfonamida, derivat tetrasiklin, produk
o
tiroid, tigesiklin, treprostinil, antidepresan trisiklik, vitamin A, E,
voriconazol, zafirlukast dan zilueton. ;
Penurunan efek : ;Aminoglutetimida, agen anti thyroid,
aprepitant, azatioprin, barbiturat, bosentan, karbamazepin,
inducer CYP2C8/9 (kuat), dikloksasilin, glutetimida, griseofulvin,
hormon kontrasepsi, merkaptopurin, nafsilin, fitonadion,;derivat
rifamisin dan sulfasalazin.

: Faktor resiko : X

Pergunakan obat ini benar-benar sesuai dengan petunjuk dokter.


Jangan dipakai berlebihan tanpa petunjuk dokter karena akan
terjadi perdarahan
Lakukan kontrol darah secara teratur karena akan dapat
menentukan pemakaian dosis yang tepat.

Jangan mempergunakan obat lain selama penggunaan obat ini.


Mintalah petunjuk dan persetujuan dokter bila harus menggunakan
obat lain

Sebaiknya dipergunakan obat dari merek yang sama jangan


mengganti dengan merek yang lain.

Selama mempergunakan obat ini jangan minum minuman yang


mengandung alkohol.

Pengaruh Kehamilan

Pengaruh Menyusui
: Warfarin tidak didistrubusikan ke dalam
air susu, hanya metabolitnya yang didistribusikan ke dalam air
o
susu.

Bentuk Sediaan : Tablet 5 mg

Peringatan

1.

Hipersensitif terhadap warfarin atau komponen lain dalam sediaan,


hemoragi, hemofilia, trombositopenia purpura, leukemia, operasi
mata atau saraf, anestesia blok lumbar regional atau operasi besar
lainnya.

Pasien yang mengalami pendarahan pada saluran pencernaan,


pernapasan, aborsi, anuerism, defisiensi asam askorbat, riwayat
pendarahan diastesis, prostatektomi, poliartritis, pendarahan pada
kolon, hemoragi serebrovaskular, ;

Segera ke dokter bila terjadi diare, pendarahan baik dari mulut,


hidung ataupun anggota tubuh lainya.
Mekanisme Aksi : Mempengaruhi sintesis faktor koagulasi yang
tergantung vitamin K (II, VII, IX, X) di hati.

Spesialite Heparin

Nama Generik : Heparin

Nama Kimia

: Heparinum

Stabilitas Penyimpanan
: Heparin harus disimpan
dalam suhu kamar dan dihindari dari penyimpanan beku dan
suhu >40oC.

Keterangan
8.0

: Larutan 1% dalam air mempunyai pH : 5.5 -

Sifat Fisikokimia
: Serbuk higroskopik, amorf,
berwarna putih atau pucat. Larut dalam 20 bagian air.

Sub Kelas Terapi

Kontra Indikasi : Hipersensitifitas terhadap heparin atau


komponen lain dalam sediaan. ;Semua gangguan perdarahan
atau risiko perdarahan : gangguan koagulasi, hemofilia,
trombositopenia, penyakit hati berat, ulkus peptikum,
perdarahan intrakranial, aneurisma serebral, karsinoma
visceral, abortus, ;retinopati perdarahan hemoroid,
tuberculosis aktif, endokarditis.

Farmakologi

Bereaksi dengan thromboplastin dan membentuk


persenyawaan komplek antithromboplastin yang menghalangi
terbentuknya thrombin dari prothrombin.

Onset kerja antikoagulasi : melalui rute i.v , sub kutan : ~2030 menit.

Absorpsi: oral, rektal, diabsorpsi baik malalui semua rute


pemberian.

Distribusi: tidak melalui plasenta, tidak didistribusikan ke


dalam air susu.

Metabolisme: melalui hati, mungkin mengalami metabolisme


sebagian pada sistem retikuloendoethelial.

Waktu paruh eliminasi: rata-rata 1.5 jam, rentang 1-2 jam,


dipengaruhi oleh obesitas, fungsi ginjal, fungsi hati, adanya
tumor, embolisme pulmonari, dan infeksi.

Ekskresi : melalui urin (jumlah kecil dalam bentuk obat


tidak berubah).

: Obat yang mempengaruhi darah.

Efek Samping : Sakit dada, vasospasmus, syok hemoragi,


demam, sakit kepala, kedinginan,urtikaria, alopesia,
dysesthesia pedis, purpura, ekzema, nekrosis kutan, plak
erithemathosus, hiperkalemia, hiperlipidemia, mual,
muntah, konstipasi, hemorage, ;ditemukan darah pada urin,
epistaksis, hemoragi adrenal, hemoragi retriperitonial,
trombositopenia, peningkatan enzim SGOT, SGPT, ulserasi,
nekrosis kutan yang disebabkan oleh injeksi sub kutan,
neuropati perifer, osteoporosis, konjungtivitis, hemoptisis,
hemoragi pulmonari, asma, artritis, rinitis, bronkospasma,
reaksi alergi, reaksi anafilaktik.

Interaksi Obat : Risiko pendarahan berhubungan dengan


heparin dapat ditingkatkan dengan antikoagulan oral
(warfarin), trombolitik, dekstran dan obat yang
mempengaruhi fungsi platelet (misalnya aspirin, obat
antiinflamasi non steroid, dipiridamo, tiklopidin,;
klopidogrel, antagonis IIb/IIIa). Namun heparin masih
digunakan bersamaan dengan terapi trombolitik atau pada
awal terapi dengan warfarin untuk memastikan efek
antikoagulan dan melindungi kemungkinan hiperkoagulasi
transien. ;Nitrogliserin iv mungkin menurunkan efek
antikoagulan heparin

Pengaruh Hasil Lab


: Meningkatkan tiroksin
(S), meningkatkan prothrombin time (PT),
meningkatkan activated partial thromboplastin
time (aPPT)

Pengaruh Kehamilan

: Faktor resiko : C

Pengaruh Menyusui
: Heparin tidak
didistribusi ke dalam air susu

Bentuk Sediaan : Injeksi IV, Jelly (Sediaan


Kombinasi untuk Pengobatan Topikal)

Peringatan :

1.

Tempat suntikan : di dinding perut atau


beberapa tempat daerah iliaka, gunakan jarum
sangat halus, semprit tuberkulin dan lakukan
penekanan selama 5 menit untuk mengurangi
kemungkinan perdarahan.

2.

Hati-hati agar heparin jangan tertinggal pada


tempat suntikan. Cara pemberian ini tidak
menimbulkan perdarahan spontan, tidak
diperlukan pemantauan (monitoring) efek
antikoagulan.

3.

Harus hati-hati pada penderita dengan riwayat


alergi, harus dilakukan tes pendahuluan dengan
dosis tidak melebihi 100 IU.

4.

Jangan suntik intramuskulus, berisiko iritasi,


pendarahan lokal dan hematoma, sedang

absorpsi tidak dapat diandalkan. Pemberian


intravena hanya boleh dilakukan bila tersedia
alat pemantau efek antikoagulan.
5.

Harus dilakukan pemeriksaan masa pembekuan


darah dan jumlah trombosit.

6.

Ada resiko perdarahan spontan selama


pengobatan pada usia lanjut, penderita
insufisiensi ginjal, jantung.

7.

Hindarkan obat berisiko ulkus lambung,


menurunkan perlekatan trombosit
(adhesiveness).

8.

Hentikan heparin bila pada minggu kedua


jumlah trombosit menurun diakibatkan
peningkatan fibrinogenesis intravaskular.

Mekanisme Aksi

Meningkatkan efek antitrombin III dan


menginaktivasi trombin (demikian juga dengan
faktor koagulan IX, X, XI, XII dan plasmin) dan
mencegah konversi fibrinogen menjadi fibrin.

Heparin juga menstimulasi pembebasan lipase


lipoprotein (lipase lipoprotein menghidrolisis
trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak
bebas).

Kombinasi Acetysalicylic Acid dengan


Antikoagulan Meningkatan Resiko Perdarahan

Dalam penelitian kohort ORBIT- AF (Outcomes Registry for Better Informed


Treatment of Atrial Fibrillation) diketahui bahwa pemberian acetylsalicylic
acid bersamaan dengan antikoagulan oral meningkatkan risiko perdarahan.

Simpulan ini telah dipublikasikan dalam jurnal Circulation edisi bulan Juli
2013, dengan editor utama Dr Benjamin A Steinberg, dari Duke University
Medical Center, Durham, North Carolina, Amerika Serikat.

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pemberian acetylsalicylic acid tidak


memiliki efek terhadap kejadian iskemik dan perdarahan gastrointestinal,
namun meningkatkan kejadian perdarahan mayor secara keseluruhan dan
rawat inap untuk perdarahan.

Simpulannya, pada pasien fibrilasi atrium yang diterapi acetylsalicylic acid


dan antikoagulan oral secara bersamaan, terjadi peningkatan risiko
perdarahan secara bermakna. Hasil penelitian ini mengingatkan para dokter
agar mempertimbangkan dengan baik sebelum memberikan terapi kombinasi
acetylsalicylic acid plus antikoagulan oral pada pasien fibrilasi atrium.

Efektivitas Antikoagulan Baru Dibandingkan dengan Warfarin


dalam Mencegah Stroke pada Pasien Atrial Fibrilasi
Warfarin, suatu antagonis vitamin K, telah digunakan cukup lama untuk menurunkan
kejadian stroke pada penyandang fibrilasi atrium. Sayangnya, warfarin memiliki beberapa
keterbatasan seperti indeks terapi sempit, banyak berinteraksi dengan obat lain, dan
memerlukan pemantauan berkala. Pengembangan berbagai antikoagulan baru dimaksudkan
untuk mengatasi keterbatasan warfarin, beberapa diantaranya yaitu:

Dabigatran

Dabigatran adalah antikoagulan oral golongan penghambat trombin. Dabigatran


eteksilat segera dihidrolisasi pada pemberian oral menjadi bentuk aktifnya yaitu
dabigatran. Setelah diserap di saluran cerna, kadar plasma tertinggi dicapai dalam 0,5-2
jam, kemudian obat ini dibuang melalui ginjal.

Rivaroxaban

Rivaroxaban adalah antikoagulan golongan pengham- bat faktor Xa yang mencegah


trombogenesis tanpa me- merlukan bantuan kofaktor antitrombin. Rivaroxaban ditoleransi
dengan baik oleh pasien dewasa yang sehat, dan efek antikoagulannya dapat diramalkan
terjadi pada kisaran dosis 5-80 mg.

Apixaban

Apixaban adalah inhibitor faktor Xa yang cepat diserap dan memiliki waktu paruh 12
jam. Profil farmakokinetik dan farmakodinamik obat ini dapat diramalkan sehingga tidak
diperlukan pemantauan berkala seperti warfarin. Namun, apixaban berinteraksi dengan
berbagai obat lain.

KESIMPULAN

Dabigatran, rivaroxaban dan apixaban merupakan beberapa pilihan


antikoagulan baru yang dapat dipertim- bangkan untuk pencegahan stroke
pada penyandang AF. Penemuan berbagai antikoagulan baru ini merupakan
jalan keluar untuk berbagai keterbatasan antikoagulan klasik, war- farin.
Namun, antikoagulan baru ini masih berada pada tahap awal penggunaan
dengan uji klinis yang memberikan kesimpulan dari hasil pemantauan paling
lama hanya dua tahun. Jadi pengalaman klinis dalam penggunaannya masih
terbatas dan masih terdapat kemungkinan munculnya efek samping yang
masih belum diketahui. Oleh sebab itu, penggunaannya harus dilakukan
secara hati-hati. Masih diperlukan studi lanjutan untuk menilai manfaat dan
risiko setiap obat agar dapat dipilih antikoagulan yang terbaik.

Dan pada pasien fibrilasi atrium yang diterapi acetylsalicylic acid dan
antikoagulan oral secara bersamaan, terjadi peningkatan risiko perdarahan
secara bermakna. Hasil penelitian ini mengingatkan para dokter agar
mempertimbangkan dengan baik sebelum memberikan terapi kombinasi
acetylsalicylic acid plus antikoagulan oral pada pasien fibrilasi atrium.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai