PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan pada hakekatanya terdiri dari kumpulan orang-orang dan peralatan
operasionalnya. Sehingga upaya pencapaian tujuan dalam memaksimalkan keuntungan dan
berhasil atau tidaknya suatu misi perusahaan untuk mencapai tujuan atau Pengendalian mutu
oleh individu-individu yang menjalankan manajemen yang dilaksanakan perusahaan.
Masalah Manajemen itu akan selalu ada bila perusahaan masih menjalankan manajemen
pengendalian mutu yang baik. Jadi manajemen pengendalian mutu sangat penting bagi
seorang manajer dalam menentukan otoritas tertinggi untuk menggerakkan karyawan. Agar
dapat melakukan aktivitas atau bekerja secara efektif bagi perusahaan demi tercapainya
tujuan yang telah ditentukan. Seorang manajer dalam menggerakkan orang-orang untuk
mendapatkan sesuatu haruslah mempunyai ilmu pengetahuan dan seni, agar orang mau
melakukannya. Untuk itulah diperlukan suatu wadah yang dapat menghimpun setiap orang,
wadah itulah yang disebut dengan organisasi.
Perusahaan yang mempunyai pengendalian mutu yang baik dan teratur kemungkinan
besar tidak akan mengalami hambatan-hambatan dalam mengerjakan tugasnya dengan
efektif. Dan begitu pula sebaliknya bila perusahaan tidak mempunyai organisasi yang baik
dan teratur. Sehingga dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh
pimpinan kepada bawahan akan mengalami hambatan. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya
rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh pimpinan kepada
bawahan.
B. Rumusan Masalah
Dari Latar belakang di atas kami dapat simpulkan permasalahan yang terjadi apabila
Manajemen Pengendalian Mutu tidak berjalan dengan baik akan mengakibatkan fatal bagi
Sumber daya Manusia, Pemasaran, Produksi dan Sistem Keuangan.
1
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dalam permasalahan ini sangat berguna bagi kita semua terutama pada penulis,
karena supaya kita bias mengetahui bagaimana pengendalian mutu itu bisa kita jalankan
dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN
Manajemen Pengendalian Mutu
Beberapa teknik telah dikembangkan untuk memelihara pengendalian mutu. Di antara nya
adalah pemeriksaan total, mengecek noda, pengendalian mutu secara statis, dan Nol Cacat.
Sebagai teknik pengendalian mutu, pemeriksaan total melibatkan kelengkapan dan pemeriksaan
total pekerjaan yang diproduksi oleh masing-masing karyawan untuk menentukan ya atau
tidaknya standar mutu minimum telah dicapai. Jika bukan, ukuran mengoreksi barangkali akan
diambil. Pemeriksaan Total diinginkan untuk tertentu jenis pekerjaan ketatausahaan. Seperti
contoh yang umum pemeriksaan total adalah koreksi cetakan pekerjaan diketik. Lain contoh
pekerjaan ketatausahaan yang sering menerima total pemeriksaan adalah verifikasi kalkulasi
seperti ilmu hitung penting dan hasil menyusun data statistik. Oleh karena itu sifat alami
beberapa bentuk pekerjaan ketatausahaan, pemeriksaan total mungkin tidak perlu. Dalam
beberapa peristiwa, pekerjaan akan menjadi sangat terbatas. Di lain kejadian, sangat kecil
kesempatan kesalahan yang telah dibuat. Contoh penyimpanan surat menyurat klien. Walaupun
beberapa surat menyurat mungkin tidak tersimpan, situasi ini tidak menjamin keabsahan
pemeriksaan total file untuk memastikan ketelitian menyimpan.
2
Dalam Pengendalian Mutu ada 4 bagian untuk menjadikan Pengendalian Mutu yang baik
Antara lain :
ini menunjukan bahwa masalah sumberdaya manusia menjadi hal yang sangat
dominan dalam proses pendidikan/pembelajaran, hal ini juga berarti bahwa mengelola
sumberdaya manusia merupakan bidang yang sangat penting dalam melaksanakan proses
pendidikan/pembelajaran di sekolah.Meningkatkan kinerja Sumber Daya Manusia
memerlukan pengelolaan yang sistematis dan terarah, agar proses pencapaian tujuan
organisasi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Ini berarti bahwa manajemen
Sumber Daya Manusia merupakan hal yang sangat penting untuk keberhasilan perusahaan,
besar atau kecil, apapun jenis industrinya (Schuller and Jackson, 1997:32), aspek
Manajemen Sumberdaya Manusia menduduki posisi penting dalam suatu
perusahaan/organisasi karena setiap organisasi terbentuk oleh orang-orang, menggunakan
jasa mereka, mengembangkan keterampilan mereka, mendorong mereka untuk berkinerja
tinggi, dan menjamin mereka untuk terus memelihara komitmen pada organisasi
merupakan faktor yang sangat penting dalam pencapaian tujuan organisasi (De
Cenzo&Robbin, 1999:8). Menurut Barney (Bagasatwa,(ed),2006:12) sistem Sumber Daya
Manusia dapat mendukung keunggulan kompetitif secara terus menerus melalui
pengembangan kompetensi SDM dalam organisasi.Manajemen Sumber Daya Manusia
merupakan suatu ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan Sumber Daya Manusia
dan sumber daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan.
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan suatu pengakuan terhadap pentingnya
unsur manusia sebagai sumber daya yang cukup potensial dan sangat menentukan dalam
3
suatu organisasi, dan perlu terus dikembangkan sehingga mampu memberikan kontribusi
yang maksimal bagi organisasi maupun bagi pengembangan dirinya. Manajemen Sumber
Daya Manusia merupakan faktor yang akan menentukan pada kinerja organisasi, ketepatan
memanfaatkan dan mengembangkan Sumber Daya Manusia serta mengintegrasikannya
dalam suatu kesatuan gerak dan arah organisasi akan menjadi hal penting bagi
peningkatan kapabilitas organisasi dalam mencapai tujuannya. Untuk lebih memahami
bagaimana posisi Manajemen SDM dalam konteks organisasi diperlukan pemahaman
tentang makna Manajemen SDM itu sendiri, agar dapat mendudukan peran Manajemen
SDM dalam dinamika gerak organisasi.
2.2. Pemasaran
Pemberdayaan pasar tradisional perlu dilakukan karena fungsi dan peran pasar
tradisional yang strategis, karena selain menyerap tenaga kerja yang banyak, pasar
tradisional merupakan pangsa pasar utama penyerapan produk atau hasil-hasil dari pertanian
(Kuncoro, 2008). Jadi bila kondisi dan kontribusi pasar tradisional terus menurun, maka
akan berpengaruh negatif pada sektor pertanian yang merupakan penyerap tenaga kerja
terbesar di Indonesia.
Untuk itu perlu adanya suatu perancangan strategis dalam pembuatan program dan
regulasi untuk menanggulangi menurunnya peran pasar tradisional. Salah satu proses proses
dari perancangan manajemen strategis adalah pengamatan lingkungan, yang terdiri dari
lingkungan eksternal dan internal. Pengamatan lingkungan eksternal untuk melihat
kesempatan dan ancaman, pengamatan lingkungan internal dilakukan untuk melihat
kekuatan dan kelemahan. Faktor-faktor strategis ini ini diringkas dengan singkatan SWOT,
yaitu Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunity (kesempatan), dan
Threats (ancaman) (Wheelen dan Hunger, 2003).
Perancangan strategis pengembangan pasar tradisional perlu dilakukan karena hal ini
merupakan amanat dari UUD 1945 pasal 33 yang menyebutkan perekonomian nasional
berdasarkan demokrasi ekonomi yang berpihak pada rakyat. Selaras dengan pasal 33 UUD
1945, GBHN tahun 1999, butir II tentang arah kebijakan ekonomi yang menyebutkan bahwa
pemerintah harus melindungi para pengusaha kecil, menengah dan koperasi dari persaingan
4
yang tidak sehat. Dalam implementasi program dan regulasi untuk pengembangan pasar
tradisional ini menuntut peran besar dari pemerintah daerah, menurut UU No. 32 Tahun
2004 tentang Pemerintah Daerah bahwa tanggung jawab yang paling utama dan pertama di
era otonomi dalam mensejahterakan masyarakat berada dipundak pemerintah daerah.
2.3. Produksi
5
Produksi dan Operasi
Manajemen Produksi dan Operasi tidak hanya manajemen pabrik manufaktur. Dalam
pembahasan Manajemen Produksi dan Operasi, di samping menyangkut pembahasan
organisasi pabrik manufaktur, juga menyangkut pembahasan organisasi jasa, seperti
perbankan, rumah sakit dan jasa transportasi. Perusahaan atau organisasi jasa,,
pertumbuhannya sangat pesat, dan dari hasil-hasil penemuan dapatlah diketahui bahwa
teknik-teknik Manajemen Produksi dan Operasi dapat dipergunakan secara efektif untuk
mengurangi biaya dan memperbaiki hasil jasa yang ditawarkan atau dijual. Dalam kegiatan
produksi dan operasi tercakup seluruh proses yang mengubah masukan (inputs) dan
menggunakan sumber-sumber daya untuk menghasilkan keluaran (output) yang berupa
barang atau jasa.
Dalam suatu kegiatan produksi dan operasi, Manajer Produksi dan Operasi harus
mampu membina dan mengendalikan arus masukan (inputs) dan keluaran (outputs), serta
mengelola penggunaan sumber-sumber daya yang dimiliki. Agar kegiatan dan fungsi
produksi dan operasi dapat lebih efektif, maka para manajer harus mampu mendeteksi
masalah-masalah penting serta mampu mengendalikan dan mengawai sumber-sumber daya
yang sangat terbatas. Manajer produksi dan operasi harus dapat merencanakan secara efektif
penggunaan sumber-sumber daya yang sangat terbatas, memperkirakan dampak pada
sasaran dan mengorganisasikan pengimplementasian dari rencana. Berdasarkan rencana
yang disusun maka keputusan-keputusan yang lebih terinci harus dibuat, seperti besarnya
partai (batch) dari produk untuk macam-macam yang berbeda, waktu-waktu lembur dan
variabel-variabel tenaga kerja yang lain, prosedur pengendalian mutu, pemesanan bahan dan
banyak prosedur-prosedur lain yang harus diterapkan atau diimplementasikan. Rencana
tidak harus selalu diikuti ketidak tepatan peramalan atau prakiraan penjualan serta banyak
alasan-alasan lain.
6
Pertama, mengenai fungsi dapatlah dinyatakan bahwa manajer produksi dan operasi
bertanggung jawab untuk mengelola bagian atau fungsi dalam organisasi yang
menghasilkan barang atau jasa. Jadi istilah produksi dan operasi dipergunakan untuk
menunjukkan fungsi yang menghasilkan barang atau jasa. Sehingga produksi atau operasi
sama halnya dengan pemasaran dan keuangan atau pembelanjaan sebagai salah satu fungsi
organisasi perusahaan dan merupakan salah satu fungsi bisnis.
Kedua, mengenai sistem, dalam hal ini terkait dengan perumusan sistem transformasi yang
menghasilkan barang atau jasa. Pengertian sistem ini tidak hanya pada pemahaman produksi
dan operasinya, tetapi yang lebih penting lagi adalah sebagai dasar untuk perancangan dan
penganalisisan operasi produksi, yang terdapat dalam proses pengkonversian di dalam
perusahaan. Dalam hal kita berbicara tentang sistem keseluruhan dalam perusahaan, dimana
terkait dengan bidang-bidang fungsi lain diluar produksi dan operasi.
2.4. Keuangan
7
UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara telah merubah sistem dan pola pengelolaan
keuangan negara. Sistem yang diusung dalam UU tersebut adalah sistem penganggaran
berbasis kinerja (performance budgeting system) yang menjadikan kinerja sebagai fokus
sehingga seluruh potensi harus diarahkan untuk mendukung agar kinerja yang diinginkan
dapat tercapai. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa kinerja yang dicanangkan tercapai
dengan pendanaan yang dialokasikan secara efisien dan efektif. Sejalan dengan ketentuan
yang diatur dalam UU No.17 tahun 2003, Menteri Keuangan sebagai pembantu Presiden
dalam bidang keuangan pada hakikatnya adalah Chief Financial Officer (CFO) Pemerintah
RI sedangkan setiap Menteri/Pimpinan Lembaga adalah Chief Operacional Officer (COO)
untuk statu bidang tugas pemerintahan. Untuk meningkatkan akuntabilitas dan menjamin
terselenggaranya saling uji (check and balance) dalam proses pelaksanaan anggaran, perlu
dilakukan pemisahan secara tegas antara pemegang kewenangan administratif yang
diserahkan kepada kementrian/lembaga dan pemegang kewenangan kebendaharaan yang
diserahkan kepada kementrian keuangan.
Dari pengamatan APBN tahun 2005 sampai dengan triwulan I tahun 2006
menunjukkan pengalihan kewenangan administratif yang dulunya dilaksanakan oleh
kementrian keuangan kepada kementrian/lembaga menunjukkan sebagian besar mind set
KPA masih berprinsip tolok ukur keberhasilan diukur dari tingkat capaian disbursement
(penyerapan) tanpa terlalu jauh memperhatikan kualitas kinerjanya. Berdasarkan
permasalahan di atas maka pada RADIN tingkat regional Kanwil DJPBN wilayah Sumatera
di Medan, Kanwil III DJPBN Padang merasa perlu mengangkat permasalahan pengalihan
kewenangan administratif pada Kementrian/Lembaga khususnya dalam hal pelaksanaan
pembayaran yang efisien dan efektif .
BAB III
8
PENUTUP
terkena punishment. Perpustakaan mempunyai peran yang sangat berarti, yang bila dikelola dan
di kembangkan dengan baik akan memberikan dampak positif bagi kecerdasan dan kehidupan
bangsa. Ketersediaan berbagai macam pengetahuan di perpustakaan dengan bentuk yang lebih
Dengan menerapkan tiga citra utama yaitu membangun citra perpustakaan, meningkatkan
citra pustakawan dan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi dalam
sekolah –sekolah menengah di Indonesia dapat mensejajarkan dengan perpustakaan yang ada di
Akhirnya segala sesuatu tidak akan menjadi kenyataan sebelum kita mengalami sendiri,
demikian juga kreasi dan inovasi akan menjadi coretan tidak bermakna diatas kertas sebelum