Anda di halaman 1dari 14

EKONOMI KOPERASI

Dan UMKM
Kelompok 4

ALFIQRI BUKHORI (2215210044)


AKMAL HAIDIR SILALAHI (2215210031)
KHAIRUL AZMI (2215210038)
JULI NURHALIZA (2215210048)
NOVI ANDRIANA (2215210041)
Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM)

UMKM telah diatur secara hukum melalui Undang-


Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah. UMKM merupakan kelompok pelaku ekonomi terbesar
dalam perekonomian Indonesia dan terbukti menjadi katup pengaman
perekonomian nasional dalam masa krisis, serta menjadi dinamisator
pertumbuhan ekonomi pasca krisis ekonomi.

Selain menjadi sektor usaha yang paling besar


kontribusinya, UMKM juga menciptakan peluang kerja yang cukup
besar bagi tenaga kerja dalam negeri, sehingga sangat membantu upaya
mengurangi pengangguran.
1. Usaha Mikro Kecil

Ciri-ciri yang ada di usaha mikro, antara lain:


 Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap,
sewaktu-waktu dapat berganti;
 Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu
dapat pindah tempat
 Belum melakukan administrasi keuangan yang
sederhana sekalipun, dan tidak memisahkan keuangan
keluarga dengan keuangan usaha
2. Usaha Kecil

Pada hakikatnya, penggolongan usaha kecil dapat dilihat


sebagai berikut
1. Industri kecil, seperti: industri kerajinan tangan, industri
rumahan, industri logam, dan lain sebagainya.
2. Perusahaan berskala kecil, seperti: toserba, mini market,
koperasi, dan sebagainya.
3. Usaha informal, seperti: pedagang kaki lima yang
menjual barang-barang kebutuhan pokok.
3. Usaha Menengah

Ciri-ciri usaha menengah, antara lain:


1. Pada umumnya telah memiliki manajemen dan organisasi yang lebih baik, lebih
teratur bahkan lebih modern, dengan pembagian tugas yang jelas antara lain, bagian
keuangan, bagian pemasaran dan bagian produksi.
2. Telah melakukan aturan atau pengelolaan dan organisasi perburuhan, telah ada
Jamsostek, pemeliharaan Kesehatan, dll.
3. Sudah memiliki segala persyaratan legalitas antara lain izin tetangga, izin usaha, izin
tempat, NPWP, upaya pengelolaan lingkungan, dll.
Jenis atau macam usaha menengah hampir menggarap komoditi dari seluruh
sektor yaitu:
4. Usaha pertanian, perternakan, perkebunan, kehutanan skala menengah
5. Usaha perdagangan (grosir) termasuk expor dan impor
6. Usaha industri makanan dan minuman, elektronik dan logam
Mengelola Usaha Mikro Kecil dan
Menengah
(UMKM)
UMKM perlu dikelola agar tertata dan tersistem serta dapat di kembangkan
menjadi lebih baik lagi. Terdapat 4 aspek yang perlu diperhatikan dalam
mengelola UMKM, yaitu:

1. Pengelolaan Keuangan : UMKM yang baik harus dapat menerapkan


pengelolaan keuangan dengan baik dan disiplin.

2. Pengelolaan SDM : Pengelolaan SDM untuk UMKM biasanya tidak


membutuhkan terlalu banyak tenaga kerja dan dengan sistem perekrutan yang
cukup sederhana. Namun tetap dibutuhkan keterampilan yang memadai guna
mendukung sistem operasional dan untuk itu diperlukan beberapa pelatihan
kecil.

3. Pengelolaan Operasional
4. Pengelolaan Pemasaran
Tantangan dan Peluang
UMKM
Peluang dan Tantangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah memiliki potensi
untuk berkembang sangat besar. Pasar yang luas dan bahan baku yang mudah
didapat adalah variabel yang menjadi indikator pengembangan usaha kecil
tersebut. Meski demikian, perkembangan tersebut harus diiringi dengan
pengelolaan manajemen yang profesional sehingga kegagalan dapat
diminimalkan.

PELUANG UMKM

a. Peran industri kecil yang mampu menyerap tenaga kerja yang diperkirakan
penyerapannya sampai di angka lima puluh persen.

b. Peluang untuk memiliki segmen usaha yang unik dan berbeda dari pesaing.

c. Peluang berinovasi dan pemanfaatan segmen pasar yang belum terisi.

d. Dapat dijalankan dengan manajemen sederhana yang fleksibel terhadap


perubahan pasar.
Tantangan dan Peluang
UMKM
TANTANGAN UMKM

a. Keterbatasan kemampuan sumber daya manusia, utamanya dalam


bidang manajemen dan pembukuan.

b. Keterbatasan dalam distribusi atau memasarkan produk karena produsen


yang lebih fokus pada proses produksi.

c. Keterbatasan dalam membangun kepercayaan atau trust kepada


konsumen.

d. Minimnya monitoring dan evaluasi baik dari pemerintah maupun dari


produsen sendiri.

e. Keterbatasan dalam pengembangan usaha karena minimnya sumber


pembiayaan.
Pada umumnya permasalahan yang dihadapi oleh usaha mikro kecil,
dan menengah (UMKM), antara lain meliputi:

FAKTOR INTERNAL

1. Modal
2. Sumber Daya Manusia (SDM) dan Manajemen
3. Teknologi

FAKTOR EKSTERNAL

1. Iklim usaha belum sepenuhnya kondusif


2. Terbatasnya Sarana dan Prasarana Usaha
3. Implikasi Otonomi Daerah
4. Implikasi Perdagangan Bebas
Tantangan dan Peluang UMKM di
Indonesia
TANTANGAN UMKM INDONESIA

1. Akses Terbatas ke Pembiayaan: Banyak UMKM tidak memiliki jaminan


yang cukup untuk mendapatkan pinjaman dari bank konvensional.

2. Keterbatasan Kemampuan Manajemen: Banyak UMKM di Indonesia


menghadapi keterbatasan dalam hal pengetahuan dan keterampilan
manajemen yang diperlukan untuk mengelola usaha dengan efektif.

3. Tantangan Teknologi: Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi


telah mengubah lanskap bisnis secara signifikan. UMKM perlu mengadopsi
teknologi digital untuk meningkatkan efisiensi operasional, mencapai skala
yang lebih besar, dan mengakses pasar global.

4. Persaingan yang Ketat: UMKM juga harus menghadapi persaingan yang


semakin ketat, baik dari kompetitor domestik maupun internasional.
Tantangan dan Peluang UMKM di
Indonesia
PELUANG UMKM INDONESIA

1. Peningkatan Akses ke Pembiayaan: Pemerintah dan lembaga keuangan perlu terus


memperkuat inisiatif dukungan dalam bentuk pinjaman mikro, penyediaan kredit
usaha kecil, dan program bantuan modal yang membantu UMKM dalam
memperluas usaha mereka.

2. Peningkatan Kemampuan Manajemen: Program mentoring, konsultasi bisnis, dan


akses ke sumber daya pengetahuan dan informasi juga penting untuk membantu
UMKM mengembangkan strategi bisnis yang efektif.

3. Ekspansi ke Pasar Global: Dalam era globalisasi, UMKM memiliki peluang untuk
memperluas jangkauan pasar mereka di tingkat internasional melalui platform e-
commerce dan strategi pemasaran digital.

4. Dukungan Kebijakan Pemerintah: Pemerintah memiliki peran krusial dalam


memperkuat UMKM melalui kebijakan yang mendukung. Seperti penyederhanaan
regulasi, pengurangan birokrasi, insentif fiskal, dan perlindungan terhadap
kekayaan intelektual.
Tantangan dan Peluang UMKM Indonesia
Di Era Digital

Tantangan era digital saat ini pun secara global proses digitalisasi
akan menghilangkan sekitar 1 – 1,5 miliar pekerjaan sepanjang tahun 2015-
2025 karena digantikannya posisi manusia dengan mesin otomatis (Gerd
Leonhard, Futurist); hal ini sudah kita lihat saat ini seperti Buruh Pabrik dan
Petugas toll dan masih banyak lainnya dan di masa yang akan datang, 65%
murid sekolah dasar di dunia akan bekerja pada pekerjaan yang belum pernah
ada di hari ini. (U.S. Department of Labor report).

Peluang di era digital juga semakin terbuka dan mudah tinggal kita
melihatnya sebagai tantangan atau peluang. Meningkatnya permintaan produk-
produk kreatif melalui sektor UMKM, perkembangan gaya hidup digital,
sampai bonus demografi tahun 2035 menjadi potensi dalam meningkatkan
sektor usaha.
KESIMPULAN

UMKM memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Indonesia. .


Dengan dukungan yang tepat dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat,
UMKM dapat menjadi kekuatan utama dalam menciptakan pertumbuhan
ekonomi, penyerapan tenaga kerja, dan pengentasan kemiskinan.

SARAN
Diharapkan bagi para pembaca, terutama mahasiswa untuk bisa mengerti lebih
dalam lagi mengenai Usaha kecil dan Menengah karena dengan adanya
pemahaman yang lebih akan mendorong perkembangan serta memajukan
UMKM di Indonesia, dengan kemajuan UMKM di Indonesia dapat
mengengurangi kemiskinan serta majunya perekonomian di Indonesia.
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai