Hijawati, Peredaran Obat Illegal Ditinjau Dari Hukum Perlindungan Konsumen, Halaman 394-406
Hijawati
Fakultas Hukum Universitas Palembang
E-mail: hijawati@unpal.ac.id
Abstract
Every person has the right to live a healthy life, various efforts or methods if someone is sick
and wants to deal with his complaint or illness with various medicines in order to recover his
condition. In the era of globalization, free trade occurs which results in goods and or services
in circulation that do not guarantee the security, safety and health of consumers. The free
circulation of illegal drugs is still in demand by some consumers, this is because these drugs
are easy to obtain and sell freely at any drug store. Law Number 8 of 1999 concerning
Consumer Protection, the Government of Indonesia regulates consumer rights that must be
protected. In the Consumer Protection Act, it provides appreciation for consumer rights
universally, because consumer protection is part of protecting human rights.
Keywords: consumer protection; illegal drugs
Abstrak
Setiap orang memiliki hak hidup sehat, berbagai upaya atau cara apabila seseorang sakit
berkeinginan mengatasi keluhan atau sakitnya dengan berbagai macam obat agar dapat pulih
keadaannya. Era globalisasi terjadi perdagangan bebas yang mengakibatkan barang dan atau
jasa yang beredar belum tentu terjamin keamanan, keselamatan dan kesehatan konsumen.
Bebasnya peredaran obat-obatan illegal masih diminati sebagian konsumen, ini disebabkan
karena obat-obatan tersebut mudah di dapat dan di jual bebas pada setiap toko obat yang ada.
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Pemerintah
Indonesia mengatur hak-hak konsumen yang harus dilindungi. Dalam Undang-Undang
Perlindungan konsumen memberikan apresiasi terhadap hak-hak konsumen secara universal,
karena perlindungan konsumen adalah bagian dari perlindungan hak asasi manusia.
Kata Kunci: perlindungan konsumen; obat illegal
Hijawati, Peredaran Obat Illegal Ditinjau Dari Hukum Perlindungan Konsumen, Halaman 394-406
Hijawati, Peredaran Obat Illegal Ditinjau Dari Hukum Perlindungan Konsumen, Halaman 394-406
untuk hal itu. Dari hal kecurangan yang undang tentang perlindungan terhadap
mereka lakukan bisa dari segi promosi, konsumen, tetapi tetap saja dalam
penjualan atau penerapan perjanjian prakteknya masih banyak sekali kasus-
standar yang merugikan konsumen.3 kasus dalam perdagangan yang sangat
Sehingga pemberlakuan undang-undang merugikan konsumen. Pada saat ini
ini diharapkan dapat menjadi landasan penegakan undang-undang perlindungan
bagi konsumen dan lembaga konsumen terutama dalam hal
perlindungan konsumen untuk pengawasan terhadap barang beredar
memberdayakan dan melindungi yang dilakukan oleh pemerintah masih
kepentingan konsumen, menanggapi hal kurang. Contohnya saja produk-produk
itu pemerintah Indonesia telah kadaluarsa yang beredar di pasaran.
mengesahkan Undang-undang tentang Keberadaan zat kimia berbahaya yang
perlindungan konsumen, agar dapat terjual dan beredar bebas di supermarket
membuat pelaku usaha lebih dan pasar tradisional. Dan hal ini sangat
bertanggung jawab. Adapun tujuan dari memudahkan para produsen-produsen
undang-undang ini adalah untuk nakal yang ingin meraup keuntungan
melindungi hak-hak konsumen, yaitu: lebih dengan cara menipu para
hak atas keyamanan, keamanan, dan konsumen dengan cara membuat atau
keselamatan dalam mengkonsumsi menggunakan zat-zat kimia berbahaya
barang dan/atau jasa. Undang- Undang seperti boraks, formalin, dan zat pewarna
Nomor 8 Tahun 1999 tentang tekstil untuk bahan makanan yang
Perlindungan Konsumen, diharapkan dijualnya.
dapat menjamin tercapainya Sebenarnya karena faktor
penyelenggaraan perlindungan kurangnya pengawasan terhadap para
konsumen di masyarakat. pelaku usaha yang berlaku curang,
Pada prakteknya peran mereka tidak pernah memikirkan
pemerintahan di Indonesia masih kurang dampak dari ulahnya tersebut, mereka
dalam menegakan undang-undang hanya memikirkan kepentingannya
perlindungan konsumen ini, terbukti semata tanpa memikirkan dampak bagi
walaupun telah disahkannya undang- orang lain. Dan di sisi lain masyarakat
juga mudah sekali tertipu oleh produk
3
Gunawan Wijaya dan Ahmad Yani, Hukum tiruan yang justru kualitasnya jauh dari
Perlindungan Konsumen (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 2003).
Hijawati, Peredaran Obat Illegal Ditinjau Dari Hukum Perlindungan Konsumen, Halaman 394-406
produk yang asli. Padahal hal ini sangat Perlindungan Konsumen dan merugikan
membahayakan karena obat dan kepentingan konsumen.
makanan illegal tersebut berhubungan Perlindungan konsumen bukan
langsung dengan kesehatan tubuh. Akan hanya tugas pemerintah, tapi juga
tetapi justru produk yang menggunakan pengusaha ikut andil dalam melindungi
bahan-bahan berbahaya tersebut mudah konsumen. Di sini pemerintah berperan
sekali kita jumpai di sekitar kita. dalam membentuk peraturan dan
Disamping itu juga, produk jasa yang penegakan hukum melalui berbagai
ada selama ini juga banyak yang aktivitas pengawasan barang. Namun,
merugikan konsumen. Melihat hal ini pelaku usaha juga berperan penting
seharusnya Pemerintah lebih tegas untuk berkomitmen pada aturan
dalam melindungi konsumen, akan tetapi perlindungan konsumen. Undang-
sampai saat ini kepedulian Pemerintah undang perlindungan konsumen tidak
masih sangat kurang. dapat berjalan hanya dengan
Bebasnya peredaran obat-obatan mengandalkan peran pemerintah dalam
illegal ternyata banyak diminati membentuk peraturan dan penegakan
konsumen, ini disebabkan karena obat- hukum melalui berbagai aktivitas
obatan tersebut mudah di dapat dan di pengawasan barang. Tetapi ini saatnya
jual bebas pada setiap toko obat yang pelaku usaha sebagai “sahabat”
ada. Karena pada sisi lain sebenarnya pemerintah mampu berperan serta dalam
harus ada pengawasan yang dilakukan menegakkan perlindungan konsumen.
oleh pemerintah, pengawasan ini Penulisan ini berkaitan dengan
dimaksudkan agar proses perizinannya perlindungan konsumen pada produk
berfungsi preventif serta tidak akan obat illegal. Dalam penulisan ini jenis
merugikan konsumen. Sekarang banyak penelitian yang digunakan adalah jenis
aparat penegak hukum yang berwenang penelitian yuridis normatif, yaitu
seakan tidak tahu atau pura-pura tidak penelitian yang dilakukan pada
tahu bahwa dalam dunia perdagangan peraturan-peraturan yang berkaitan
atau dunia pasar terlalu banyak para dengan masalah pemalsuan obat yang
pelaku usaha yang jelas-jelas telah illegal ditinjau dari Undang-Undang
melanggar Undang-Undang Perlindungan Konsumen.
Hijawati, Peredaran Obat Illegal Ditinjau Dari Hukum Perlindungan Konsumen, Halaman 394-406
Hijawati, Peredaran Obat Illegal Ditinjau Dari Hukum Perlindungan Konsumen, Halaman 394-406
Hijawati, Peredaran Obat Illegal Ditinjau Dari Hukum Perlindungan Konsumen, Halaman 394-406
Hijawati, Peredaran Obat Illegal Ditinjau Dari Hukum Perlindungan Konsumen, Halaman 394-406
Hijawati, Peredaran Obat Illegal Ditinjau Dari Hukum Perlindungan Konsumen, Halaman 394-406
1. Izin Edar adalah bentuk persetujuan 3. Hak atas informasi yang benar, jelas,
registrasi obat untuk dapat diedarkan dan jujur mengenai kondisi dan
di wilayah Indonesia. jaminan barang dan/atau jasa;
2. Obat Impor adalah obat produksi 4. Hak untuk didengar pendapat dan
industri farmasi luar negeri. keluhannya atas barang dan/atau jasa
3. Pemasukan obat impor adalah yang digunakan;
importasi obat impor ke dalam 5. Hak untuk diperlakukan atau
wilayah Indonesia baik melalui dilayani secara benar dan jujur serta
pelabuhan laut maupun bandar udara. tidak diskriminatif;
4. Pendaftar adalah Industri Farmasi atau 6. Hak untuk mendapatkan kompensasi,
Pedagang Besar Farmasi yang telah ganti rugi dan/atau penggantian,
mendapat izin usaha sesuai ketentuan apabila barang dan/atau jasa yang
perundang-undangan yang berlaku. diterima tidak sesuai dengan
perjanjian atau tidak sebagaimana
Permenkes No.922/menkes/per/ mestinya.
x/1993 tentang ketentuan dan tata cara
Berdasarkan data perkara yang
pemberian izin apotik, khususnya pada
ditangani PPNS Badan POM periode
pasal 12 ayat 2 yang berbunyi: obat dan
tahun 2011 sampai 2017 dapat dikatakan
perbekalan farmasi lainnya yang karena
bahwa jumlah perkara, jenis temuan, dan
suatu hal tidak dapat digunakan lagi atau
nilai ekonomi temuan cenderung terus
dilarang digunakan, harus dimusnahkan
mengalami peningkatan. Hal tersebut
dengan cara dibakar atau ditanam atau
perlu menjadi perhatian yang serius
dengan cara lain yang ditetapkan
mengingat bahwa peredaran produk
Direktur Jenderal.
Obat dan Makanan tanpa jaminan
Dalam Undang-undang
keamanan, manfaat, dan mutu, selain
perlindungan konsumen, khususnya bab
aspek pelanggaran administratif juga
III pasal 4 mengenai hak konsumen,
dapat membahayakan kesehatan
yaitu :
masyarakat dan generasi penerus bangsa.
1. Hak atas kenyamanan, keamanan,
dan keselamatan dalam Di samping itu produk ilegal juga juga
mengkonsumsi barang dan/atau jasa; berdampak terhadap ekonomi negara dan
2. Hak untuk memilih barang dan/atau melemahkan daya saing bangsa.5
jasa serta mendapatkan barang
Peredaran obat palsu hingga kini
dan/atau jasa tersebut sesuai dengan
nilai tukar dan kondisi serta jaminan masih terus terjadi, Yayasan Lembaga
yang dijanjikan;
5
https://www.pom.go.id/new/admin/dat/2019070
8/Direktorat_Pengamanan.pdf, 2020.
Hijawati, Peredaran Obat Illegal Ditinjau Dari Hukum Perlindungan Konsumen, Halaman 394-406
Hijawati, Peredaran Obat Illegal Ditinjau Dari Hukum Perlindungan Konsumen, Halaman 394-406
berasal dari negara lain dapat masuk ke konsumen adalah setiap orang yang
Indonesia, dimana barang tersebut tidak memakai “barang dan/atau jasa” yang
saja berkualitas rendah akan tetapi juga tersedia dalam masyarakat” baik bagi
dapat membahayakan konsumen. kepentingan diri sendiri, keluarga, orang
Padahal sesungguhnya setiap perusahaan lain maupun makhluk hidup lainnya dan
harus memiliki tanggung jawab sosial tidak untuk diperdagangkan.
(corporate social responsibility), yaitu Pengertian konsumen dapat
kepedulian moral perusahaan terhadap dibedakan dalam tiga batasan antara lain:
kepentingan masyarakat, terlepas dari 1. Konsumen komersial (commercial
untung atau rugi perusahaan. consummer), adalah setiap orang
yang mendapatkan barang dan
Dalam pengaturan perlindungan
/atau jasa yang digunakan untuk
konsumen tidak dimaksudkan untuk memproduksi barang dan /jasa
mematikan ataupun melemahkan usaha lain dengan tujuan mendapatkan
keuntungan.
dan aktivitas pelaku usaha, tetapi justru
2. Konsumen antara (intermediate
diharapkan dapat mendorong iklim dan consumer), adalah setiap orang
persaingan usaha yang sehat melalui yang mendapatkan barang
dan/jasa yang digunakan untuk
penyediaan barang dan/atau jasa yang
memperdagangkan kembali juga
berkualitas. Dan sebelum tahun 1999, dengan tujuan mencari
hukum positif Indonesia belum keuntungan.
mengenal istilah konsumen, kendati 3. Konsumen akhir (ultimate
consummer/end), adalah setiap
demikian beberapa istilah yang berkaitan orang yang mendapatkan dan
dengan konsumen tersebut mengacu menggunakan barang dan/jasa
kepada perlindungan konsumen, namun untuk tujuan memenuhi
kebutuhan kehidupan pribadi,
belum memiliki ketegasan dan kepastian
keluarga, orang lain dan makhluk
hukum tentang hak-hak konsumen. hidup lainnya dan tidak untuk
Istilah konsumen berasal dari kata diperdagangkan kembali atau
menarik keuntungan kembali.
“consumer” yaitu sebagai pemakai
barang-barang hasil industri, bahan Di Indonesia, untuk melindungi
makanan dan sebagainya.7 Undang- kepentingan konsumen dalam
undang Nomor 8 tahun 1999 tentang mengkonsumsi barang dan/atau jasa,
Perlindungan Konsumen menyebutkan pemerintah telah mengeluarkan
7
WJS. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa
kebijakan tentang pengaturan hak-hak
Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1999).
Hijawati, Peredaran Obat Illegal Ditinjau Dari Hukum Perlindungan Konsumen, Halaman 394-406
Hijawati, Peredaran Obat Illegal Ditinjau Dari Hukum Perlindungan Konsumen, Halaman 394-406