Pasal 60 ayat (4) UU Perkoperasian menentukan bahwa pengurus
yang karena kesalahannya menimbulkan kerugian pada koperasi dapat digugat ke pengadilan oleh sejumlah anggota n yang mewakili paling sedikit 1/5 (satu perlima) anggota atas nama koperasi. Penjelasan Pasal 60 ayat (3) UU Perkoperasian menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kesalahan yang menimbulkan kerugian tersebut adalah kesalahan pengurus sebagai pengelola koperasi yang mengakibatkan kerugian material pada koperasi. Pasal 61 UU Perkoperasian mengatur beberapa tindakan pengurus yang terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan rapat anggota koperasi. Tindakan tersebut adalah: a. mengalihkan aset atau kekayaan koperasi; b. menjadikan jaminan utang atas aset atau kekayaan koperasi; c. menerbitkan obligasi atau surat utang lainnya; d. mendirikan atau menjadi anggota koperasi sekunder; dan/atau e. memiliki atau mengelola perusahaan yang bukan koperasi. Pasal 62 UU Perkoperasian berkaitan pengajuan permohonan kepailitan koperasi dan tanggung jawab pengurus akibat adanya kepailitan. Pengurus dapat mengajukan permohonan kepada pengadilan niaga agar koperasi dinyatakan pailit hanya apabila diputuskan dalam rapat anggota. Dalam hal kepailitan terjadi karena kesalahan atau kelalaian pengurus yang dinyatakan berdasarkan keputusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum yang tetap, pengurus yang melakukan kesalahan dan kelalaian karena kepailitan tersebut. Pasal 63 UU Perkoperasian mengatur pemberhentian sementara pengurus. Pengurus dapat diberhentikan untuk sementara oleh pengawas dengan menyebutkan alasannya. Hak pemberhentian sementara tersebut berada pada pengawas. Dalam jangka waktu paling lambat tigapuluh hari setelah tanggal pemberhentian sementara harus diadakan rapat anggota. Rapat anggota dapat mencabut keputusan pemberhentian sementara tersebut atau memberhentikan pengurus tersebut. Apabila dalam jangka waktu tigapuluh hari tidak dilakukan rapat anggota, maka pemberhentian sementara tersebut dinyatakan batal.