Anda di halaman 1dari 16

ETIKA BISNIS

KELOMPOK 3
1.Nurrul H Mokoagow-20061102267
2.Faranisa Bogdadi-20061102242
3.Meysa Kalangi-20061102261
4.Olviana Eklesya Pone’ea-20061102268
5.Yehezkiel Mario Sasoeng-20061102280
Materi Pembahasan
01 03 05
Etika dalam produksi Masalah kejahatan Etika dalam
barang dan jasa didunia maya penggnaan surat
elektonik(email)

02 04 06
Pengertian Etika dalam
perlindungan terhadap menggunakan Kasus
konsumen multimedia
01 Etika dalam produksi
barang dan jasa
Untuk kegiatan produksi berstandar dunia, maka harus
berdasarkan standar dunia yang diakui misalnya ISO
9000 tentang peningkatan kualitas produksi ataupun
ISO 14000 tentang peningkatan pola produksi
berwawasan lingkungan, membangun pabrik atau
perusahaan yang ramah lingkungan (go green) dengan
sasaran pada keselamatan kerja, kesehatan dan
lingkungan yang maksimal dengan limbah nol.
terdapat tiga faktor penting dalam melakukan kegiatan bisnis
suatu perusahaan, yaitu:
1. Keterbukaan
2. Kejujuran
3. Rendah hati
 Etika manajer berdasarkan fungsi produksi.

Fungsi produksi adalah semua kegiataan operasional perusahaan


yang berkaitan dengan mengasilkan barang atau jasa yang akan
dipasarkan oleh perusahaan. Berkaitan dengan kegiatan produksi
tersebut maka perusahaan harus melaksanakan etika manajer sebagai
berikut:

1. Menghasilkan barang dengan kualitas bahan baku yang standar dan hasil
produksi dengan kualitas yang standar yang menjamin tidak
membahayakan kehidupan masyarakat.
2. Manajer harus memberikan perlindungan kepada semua personalia yang
bekerja menghasilkan barang dan jasa.
3. Di dalam menghasilkan barang dan jasa menggunakan peralatan atau
mesin-mesin yang menjamin keselamatan pekerja.
4. Produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan bukan tiruan atau plagiat
dari hasil produksi perusahaan lain yang dilakukan dengan cara yang
tidak syah.
5. Di dalam menghasilkan barang dan jasa harus tepat kualitas, tepat harga
dan waktu penyerahan kepada masyarakat sesuai dengan kesepakatan.
02 Pengertian perlindungan
terhadap konsumen

Di Indonesia untuk mengatur dan melindungi konsumen


terhadap kejahatan bisnis seperti terdapat UU No. 8 Tahun
1999, Pasal 1 butir: “segala upaya yang menjamin adanya
kepastian hukum untuk memberikan perlindungan keepada
konsumen”.
 Perlindungan konsumen bertujuan untuk:
1. Meningkatkan kesadaran, kemampuan dan kemandirian konsumen untuk
melindungi diri;
2. Mengangkat harkat dan martabat konsumen dengan cara menghindarkannya dari
akses negative pemakai barang dan/jasa;
3. Meningkatkan pemberdayaan konsumen dalam memilih, menentukan dan
menuntut hakhaknya sebagai konsumen;
4. Menciptakan sistem perlindungan konsumen yang mengandung unsur kepastian
hukum dan keterbukaan informasi serta akses untuk mendapatkan informasi;
5. Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha mengenai pegntingnya perlindungan
konsumen sehingga tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam
berusaha;
6. Meningkatkan kualitas barang dan/jasa yang menjamin kelangsungan usaha
barang dan/jasa, kesehatan, kenyamanan, keamanan dan keselamatan
konsumen.
Selanjutnya sesuai dengn Pasal 5 Undang-Undang Perlindungan Konsumen,
Hak-hak Konsumen adalah:
1. Hak atas kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam mengkonsumsi barang dan/jasa.
2. Hak untuk memilih barang dan/jasa serta mendapatkan barang dan/jasa tersebut sesuai dengan nilai
tukar dan kondisi serta jaminan yang telah dijanjikan.
3. Hak atas informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang dan/jasa.
4. Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/jasa yang digunakan.
5. Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan dan upaya penyelesaian sengketa perlindungan
konsumen secara patut.
6. Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen.
7. Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak diskriminatif.
8. Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi/penggantian, apabila barang dan/jasa yang diterima
tidak sesuai perjanjian atau tidak sebagaimana mestinya.
Masalah kejahatan
03 didunia maya
• Kejahatan dunia maya atau cybercrime adalah
istilah yang mengacu kepada aktivitas kejahatan
dengan komputer atau jaringan komputer menjadi
alat, sasaran atau tempat terjadinya kejahatan.

Jenis Cybercrime :
Illegal Contents
Merupakan kejahatn yang dilakukan dengan memasukkan data atau informasi ke internet
tentang suatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar hukum atau
menggangu ketertiban umum, contohnya adalah penyebaran pornografi.

Cyber Espionage, Sabotage, and Extortion


Cyber Espionage merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan
kegiatan mata-mata terhadap pihak lain, dengan memasuki sistem jaringan komputer pihak
sasaran. Sabotage and Extortion merupakan jenis kejahatan yang dilakukan dengan membuat
gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program komputer atau sistem
jaringan komputer yang terhubung dengan internet.
Cyberstalking
Kejahatan jenis ini dilakukan untuk mengganggu atau melecehkan seseorang dengan memanfaatkan
komputer, misalnya menggunakan e-mail dan dilakukan berulang-ulang. Kejahatan tersebut
menyerupai teror yang ditujukan kepada seseorang dengan memanfaatkan media internet. Hal itu
bisa terjadi karena kemudahan dalam membuat email dengan alamat tertentu tanpa harus
menyertakan identitas diri yang sebenarnya.

Hacking dan Cracker


Adapun mereka yang sering melakukan aksi-aksi perusakan di internet lazimnya disebut cracker.
Boleh dibilang cracker ini sebenarnya adalah hacker yang yang memanfaatkan kemampuannya untuk
hal-hal yang negatif. Aktivitas cracking di internet memiliki lingkup yang sangat luas, mulai dari
pembajakan account milik orang lain, pembajakan situs web, probing, menyebarkan virus, hingga
pelumpuhan target sasaran.
04 Etika dalam menggunakan multimedia

Pemasaran melalui multimedia salah satunya adalah penggunaan iklan.


Iklan akan dianggap sebagai metode yang ampuh untuk
menyebarluaskan informasi kepada khalayak mengenai suatu produk
yang dihasilkan dalam bisnis. Dibalik keberhasilan iklan dalam
mendongkrak penjualan produk dalam bisnis, terselip beberapa
permasalahan etika didalamnya. Etika yang dimaksud adalah konten
serta visualisasi iklan yang dianggap sebagai pembodohan serta
penipuan terhadap konsumen.

Beberapa permasalahan terkait dengan iklan dan etika dalam berbisnis


dapat diurai menjadi beberapa permasalahan sebagai berikut:
 Iklan yang ditampilkan tidak mendidik
 Iklan yang ditampilkan cenderung menyerang produk lain.
 Iklan yang ditampilkan tidak sesuai dengan realita dan konsumen
merasa teripu
● Dalam penggunaan multimedia ini agar pelaku bisnis
itu beretika tentunya harus ada batasan-batasan aturan
yang dibuat oleh pemerintah, seperti larangan
penggunaan multimedia yang menjurus kepada
SARA, atau yang bersifat membahayakan kepentingan
masyarakat umum.
05 Etika dalam penggunaan
surat elektonik(email)
1. Isi subjek email dengan spesifik
2. Gunakan alamat email yang profesional
3. Tulis salam pembuka di setiap email
4. Pergunakan tanda baca dengan baik
5. Pergunakan kata-kata umum dan sesuai kaidah
bahasa
6. Hindari memasukan humor dalam email
7. Jelaskan tujuan dengan baik
8. Mengoreksi kembali pesan yang akan dikirim
06 Contoh Kasus
Kasus I
PT. Ajinomoto sebelumnya telah memiliki sertifikat halal dari MUI, namun hanya berlaku selama 2 tahun.
Namun setelah itu PT Ajinomoto tidak melakukan pemeriksaan lagi ke MUI. PT Ajinomoto Indonesia
membantah bahwa produk akhir MSG Ajinomoto mengandung ekstrak lemak babi. Bantahan PT Ajinomoto
itu dikemukakan dalam siaran pers yang ditandatangani Department Manager PT Ajinomoto Indonesia,
Tjokorda Bagus Sudarta. Sebelumnya Tjokorda melalui media masa mengakui menggunakan bactosoytone
yang diekstrasi dari daging babi untuk menggantikan polypeptone yang biasa diekstrasi dari daging sapi.
Diungkapkan juga olehnya, alasan menggunakan bactosoytone itu karena lebih ekonomis, namun
penggunaan ekstrasi daging babi itu hanyalah sebagai medium dan sebenarnya tidak berhubungan dengan
produk akhir. Dalam siaran persnya, Tjokorda mengatakan, untuk menghilangkan keresahan dan menjaga
ketenangan masyarakat dalam mengkonsumsi produk Ajinomoto, maka pihaknya akan menarik secara
serentak di seluruh Indonesia produk MSG Ajinomoto yang telah beredar dalam kurun waktu dua hingga
tiga minggu terhitung mulai 3 Januari 2001. Jumlahnya sekitar 10 ribu ton. Tjokorda mengatakan, setelah
proses penarikan selesai dilaksanakan maka pemasaran produk baru MSG Ajinomoto akan dipasarkan
kembali setelah mendapat sertifikat halal dari LP POM MUI. Dalam siaran pers itu juga disebutkan, PT
Ajinomoto Indonesia menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia. Ia
mengatakan, seluruh produk Ajinomoto harus ditarik dari peredaran dan stok baru hanya boleh dipasarkan
setelah mendapat sertifikat halal yang baru dari MUI. Akibat kasus ini, PT Ajinomoto terpaksa harus
memberi ganti-rugi pedagang dengan total nilai sebesar Rp 55 milyar.
Kasus 2

Contoh yang terjadi pada fenomena acara yang ditayangkan oleh salah
satu stasiun TV kita yaitu "Smack Down" yang membuat kita terpana
sejenak, ternyata bisnis ini kurang mempertimbangkan etika. Atas nama
nilai komersial, walaupun katanya dengan maksud memuaskan selera
konsumennya, pihak televisi mengabaikan dampak negatif yang akan
terjadi di masyarakat, terutama pada anakanak. Acara tersebut
menayangkan aksi kekerasan yang mengundang anak-anak untuk
menirukannya. Setelah acara ini menelan korban di beberapa kota, dari
yang luka ringan sampai korban tewas di Bandung, memuncaklah
tekanan untuk menghentikan acara ini. Walaupun stasiun TV tersebut
tidak serta merta menghentikan namun dengan terlebih dahulu
menghimbau terutama kepada anakanak untuk tidak menonton acara
tersebut, namun setelah sedemikian gencarnya tuntutan dari masyarakat
dan lembaga-lembaga terkait, terutama setelah dikeluarkannya surat
dari Komisi Penyiaran Indonesia bemomor 553/K/KPI/11/06 bertanggal
29 November 2006 maka acara ini mulai dihentikan penayangannya.
Saran :
• produsen lebih berimbang dalam memperhitungkan benefit secara materi dan keuntungan jangka panjang
bagi konsumen. Sehingga menimbulkan keberlangsungan bisnis yang baik

• Pemerintah dan masyarakat lebih selektif dan cerdas dalam menyaring informasi dari iklan produk yang
telah keluar dari jalur etika

• Biro iklan ( advertising/media) lebih bijak dalam memproduksi iklan

• Jika mengirimkan e-mail gunakanlah bahasa yang santun dan mudah dimengerti

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai