Anda di halaman 1dari 15

PEDOMAN PENGIKLANAN

ALKES

By. apt. N.S.A. Lily Elfrieda, M.Farm


Dasar Hukum
 Permenkes No.1190/ Menkes/ Per/ VIII/ 2010
tentang izin edar alkes dan PKRT
 UU No.36 tahun 2009 tentang kesehatan
 UU No.8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen
 UU No.32 tahun 2002 tentang penyiaran
 Kepmenkes RI No.96/ Menkes/ Per/ V/ 1997
tentang wadah, pembungkus, penandaan serta
periklanan alkes dan kosmetika
 Permenkes No.76 tahun 2013 tentang iklan
alkes dan PKRT
UU No. 36 tahun 2009

Masyarakat berhak mendapatkan


informasi kesehatan yang benar, salah
satu caranya adalah melalui iklan. Iklan
yang ditampilkan harus memenuhi kaidah-
kaidah sesuai dengan Undang-Undang
Kesehatan No. 36 tahun 2009, yaitu
objektif, jujur atau benar, lengkap, tidak
menyesatkan, tidak berlebihan dan jelas.
TUJUAN
 Melindungi masyarakat dari bahaya
penggunaan alkes yang tidak tepat dan
tidak memenuhi syarat keamanan, mutu,
dan manfaat.
 Melindungi masyarakat dari pengaruh
yang merugikan akibat penanyangan
iklan alkes yang tidak objektif, tidak
lengkap, dan menyesatkan.
 Sebagai pengawasan terhadap
masyarakat dari iklan alkes yang
beredar apakah sudah sesuai izin
edarnya atau tidak.
IKLAN adalah informasi yang bersifat komersial
dan layanan masyarakat tentang tersedianya
jasa, barang, atau gagasan yang dapat
dimanfaatkan oleh khalayak dengan atau tanpa
imbalan kepada lembaga penyiaran yang
bersangkutan.
Melalui:
 Media cetak Alkes:
 Media elektronik * Media cetak ilmiah
 Media tekhnologi * Forum ilmiah
 Media luar ruang
IKLAN ALKES

Setiap keterangan mengenai


alkes dalam bentuk gambar,
tulisan atau bentuk lain yang
dilakukan dengan berbagai
cara untuk pemasaran atau
perdagangan alkes
Iklan mengarahkan benak masyarakat
agar mereka memperhatikan, menilai
positif ataupun melakukan sesuatu
yang mendukung, seperti membeli
suatu produk. Oleh sebab itu, setiap
pelaku usaha harus memilih cara yang
tepat untuk menginformasikan
produknya, salah satunya adalah
dengan cara mengeluarkan iklan
tentang alkes yang menarik perhatian
sehingga masyarakat akan
menggunakan produk tersebut.
Masyarakat akan menyeleksi alkes dari
informasi yang tersedia.
Iklan memiliki dampak positif dan
negatif terhadap kehidupan masyarakat,
contohnya iklan yang memberikan
dampak positif adalah iklan membantu
masyarakat memahami informasi
tentang barang, jasa, dan ide yang
ditawarkan oleh pengiklan; iklan
mengubah perilaku masyarakat ke arah
yang baik, seperti iklan tentang cuci
tangan atau gosok gigi. Sedangkan
contoh dampak negatif adalah iklan
dapat menimbulkan persepsi keliru atau
penyesatan tentang suatu produk.
Semua iklan memiliki maksud tertentu,
tapi tidak semua bermaksud mencari
keuntungan. Ada iklan yang bertujuan
untuk mengubah cara berpikir atau
perilaku masyarakat demi kepentingan
masyarakat itu sendiri. Iklan itu disebut
sebagai Iklan Layanan Masyarakat
(ILM). Iklan produk ILM tidak menjual
produk untuk dibeli masyarakat, tapi dia
menjual ide yang ingin diterima
masyarakat, misalnya iklan tentang cuci
tangan pakai sabun. Umumnya ILM
dibuat oleh pemerintah, LSM (Lembaga
Swadaya Masyarakat) atau lembaga lain
yang tidak mencari keuntungan.
Diperlukan pemberian persetujuan iklan
alkes. Produk yang telah memiliki izin
edar dapat diiklankan sesuai dengan
etika periklanan, mempertimbang faktor
resiko kesehatan dan keselamatan
masyarakat serta ketentuan peraturan
perundang-undangan. Dalam rangka
melindungi masyarakat dari pengaruh
iklan yang tidak objektif, tidak lengkap
dan menyesatkan.
Semisal Ada Laporan Pengaduan
dari Masyarakat
(1) Tim pengawasan iklan alkes menerima,
menelaah, dan memeriksa dokumen, bukti
informasi, dan tekhnologi serta bukti-bukti lain
yang berkaitan dengan laporan pelanggaran/
pengaduan.
(2) Memberikan rekomendasi kepada menteri atau
pejabat yang ditunjuk untuk mengambil
tindakan administratif.

Melalui Dirjen memerintahkan kepada produsen


alkes untuk menarik, menghilangkan,
menghentikan iklan alkes.
TATA CARA PENGAJUAN IKLAN
ALKES
Fc. Sertifikat
Fc izin edar alkes
Materi iklan
Persyaratan lain di luar
kebutuhan
PERSYARATAN IKLAN ALKES
 Menggunakan bahasa Indonesia, angka arab,
dan huruf latin yang mudah difahami, dan tidak
menimbulkan penafsiran ganda.
 Objektif, apa adanya, sesuai kenyataan, sesuai
dengan informasi yang disetujui,/ sesuai yang
tercantum pada surat persetujuan izin edar.
 Tidak menyesatkan dan berlebihan
 Tidak boleh diiklankan dengan rekomendasi
dari instansi pemerintah, tenakes, organisasi
profesi, atau dari suatu laboratorium.
 Informasi lengkap.
 Tidak boleh diiklankan dengan peragaan dari
tenakes.
Lanjutan
 Harus mendidik dan sesuai norma susila yang
ada.
 Dapat diiklankan kalau sudah mendapat nomor
pendaftaran dari Depkes RI.
 Informasi iklan harus sesuai dengan data pada
pendaftaran dimana keterangan/ pernyataan
dalam iklan harus sesuai dengan informasi
yang disetujui pada persetujuan izin edar.
 Harus disesuaikan dengan estetika dan tata
krama ketimuran.
 Tidak mendorong orang untuk melakukan
tujuan asusila.
 Spot iklan pada media yang digunakan harus
jelas.
Terima Kasih

Luruskan Niat, Bersihkan hati,


Belajarlah yang Betul, Makanlah
makanan yang halal lagi baik

Anda mungkin juga menyukai