Anda di halaman 1dari 7

Evaluasi Kegiatan IMC: Pertemuan 11

Etika Periklanan di Indonesia, dan Iklan


dan Norma dalam Masyarakat Integrated
Marketing
Communications
(IMC)
DEDE SULAEMAN,
M.I.KOM
Pengantar

Dalam membuat dan


menayangkan iklan,
harus memerhatikan
aspek legal (hukum)
dan juga norma yang
ada di masyarakat.
Etika Pariwara Indonesia (EPI)
 Di Indonesia, pengawasan iklan berupa panduan yaitu Tata Krama dan Tata Cara
Periklanan Indonesia, disingkat Etika Pariwara Indonesia (EPI).
 EPI dibuat sebagai bentuk kepedulian pelaku industri periklanan terhadap keharusan
melindungi konsumen atau masyarakat dari kepentingan para pelaku periklanan.
 EPI pertama kali dikeluarkan 17 September 1981 dan disempurnakan pertama kalinya
pada 19 Agustus 1996, diikuti dengan penyempurnaan kedua pada 1 Juli 2005.
Asosiasi atau Lembaga yang ikut meratifikasi dan menyepakati berlakunya EPI adalah:
1. Asosiasi Perusahaan Media Luar-Griya Indonesia (AMLI).
2. Asosiasi Perusahaan Pengiklan Indonesia (APPINA).
3. Asosiasi Pemerakarsa dan Penyantun Iklan Indonesia (ASPINDO).
4. Asosiasi Televisi Lokal Indonesia (ATVLI).
5. Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATSI).
6. Gabungan Perusahaan Bioskop Indonesia (GPBSI).
7. Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (PPPI).
8. Persatuan Radio Siaran Swasta Nasional Indonesia (PRSSNI).
9. Serikat Penerbit Surat Kabar (SPS).
10. Yayasan Televisi Republik Indonesia (Yayasan TVRI).
Berbagai Himpunan Peraturan dan Undang-undang
Tata Cara dan Tata Krama Iklan dan Promosi Rokok: Pembuatan iklan dan
promosi rokok harus mengacu pada PP 81/1999 tentang Pengamanan Rokok
bagi Kesehatan, selain pada EPI secara umum.
Aturan PP 81/1999 tentang Pengamanan Rokok bagi Kesehatan:
Bagian Kelima: Iklan dan Promosi
Pasal 17:
• Iklan dan promosi rokok hanya dapat dilakukan oleh setiap orang yang memproduksi rokok dan/atau yang memasukan rokok ke
dalam wilayah Indonesia.
• Iklan sebagaimana dimaksud ayat (1) hanya dapat dilakukan di media cetak dan/atau media luar ruangan.
Pasal 18: Materi iklan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) dilarang:
• Merangsang atau menyarankan orang untuk merokok.
• Menggambarkan atau menyarankan bahwa merokok memberikan manfaat bagi kesehatan.
• Memperagakan atau menggambarkan dalam bentuk gambar, tulisan, atau gabungan keduanya, rokok atau orang sedang merokok
atau mengarah pada orang yang sedang merokok.
• Ditujukan terhadap atau menampilkan dalam bentuk gambar atau tulisan anak dan/atau wanita hamil.
• Mencantumkan nama produk yang bersangkutan dalah rokok.
Pasal 19: Iklan tidak boleh bertentangan dengan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Pasal 20:
• Setiap iklan pada media cetak atau media luar ruangan harus mencantumkan peringatan bahaya merokok bagi kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8.
• Pencantuman peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus ditulis dengan huruf yang jelas sehingga mudah terbaca, dan
dalam ukuran yang proporsional disesuaikan dengan ukuran iklan tersebut.
Berbagai Himpunan Peraturan dan Undang-undang
 Selain mengacu pada PP tersebut, pada 1999 seluruh stasiun televisi swasta telah mengadakan kesepakatan mengenai tata cara
pemasangan iklan rokok, termasuk waktu penayangan iklan, yaitu di atas pukul 21.00, yang kemudian menjadi di atas pukul 21.30.
 Pada 2000, para produsen rokok putih, yaitu Philip Moris, British American Tobacco (Pall Mall, Ardath, Lucky Stike), dan Japan
Tobacco membuat kesepakatan bersama untuk tidak mengiklankan seluruh produk rokok dan tembakau mereka dalam bentuk iklan
televisi. Namun, akan tetap beriklan dan promosi melalui saluran lainnya.

UU 8/1999 tentang Perlindungan Perlindungan Konsumen, bertujuan:


 Menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen.
 Meningkatkan kesadaran, kemampuan, dan kemandirian konsumen untuk melindungi diri sehingga konsumen mampu memilih,
menentukan, dan menuntut hak-hak mereka selaku konsumen.
 Menumbuhkan kesadaran pelaku usaha atas sikap jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha.
 Bertanggung jawab dalam arti selalu berusaha meningkatkan kualitas barang atau jasa untuk Kesehatan, kenyamanan, keamanan,
dan keselamatan konsumen.
Tata Cara dan Tata Krama Periklanan Obat dan Pangan
Pada 1994, dikeluarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 368 Tahun 1994 tentang Pedoman Perikalanan Obat Bebas, Obat
Tradisional, Alat Kesehatan, Kosmetika, Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga, dan Makanan-Minuman.

Pedoman Iklan Politik


Untuk iklan politik, selain diatur dalam EPI, secara khusus juga diatur dalam:
UU 32/2002 tentang Penyiaran.
UU 10/2008 tentang Pemilihan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
Berbagai Himpunan Peraturan dan Undang-undang
UU 32/2002 tentang Penyiaran
Bab I Ketentuan Umum:
1. Siaran iklan adalah siaran informasi yang bersifat komersial dan layanan masyarakat
tentang tersedianya jasa, barang, dan gagasan yang dapat dimanfaatkan oleh
khalayak dengan atau tanpa imbalan kepada lembaga penyiaran yang bersangkutan.
2. Siaran iklan niaga adalah siaran iklan komersial yang disiarkan melalui penyiaran
radio atau televisi dengan tujuan memperkenalkan, memasyarakatkan, dan/atau
mempromosikan barang atau jasa kepada khlayak sasaran untuk memengaruhi
konsumen agar menggunakan produk yang ditawarkan.
3. Siaran iklan layanan masyarakat adalah siaran iklan nonkomersial yang disiarkan
melalui penyiaran radio atau televisi dengan tujuan memperkenalkan,
memasyarakatkan, dan/atau mempromosikan cita-cita, anjuran, dan/atau pesan-
pesan lainnnya kepada masyarakat untuk memengaruhi khalayak agar berbuat
dan/atau bertingkah laku sesuai dengan pesan iklan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai