Anda di halaman 1dari 7

ETIKA PERILAKU BISNIS DALAM PERIKLANAN

DIAH AMARA/18419144016/ILMU KOMUNIKASI 2018 (STRATEGIS)

Periklanan atau beriklanan sudah menjadi salah satu bagian penting yang tidak dapat
dipisahkan dalam dunia bisnis. Iklan merupakan startegi pemasaran yang memiliki tujuan untuk
memperkenalkan produk atau brand ke masyarakat secara luas dan mendekatkan produk yang
dijual kepada para konsumen. Dalam hal ini bisa dikatakan bahwa iklan dituntut untuk selalu
mengatakan hal jujur apa adanya tentang produk kepada konsumen (Sony Keraf, 1993:142).
Seiring dengan berjalannya waktu melihat banyaknya kasus pelanggaran iklan yag dilakukan
mengakibatkan masyarakat khawatir bahwa iklan yang setiap hari dikonsumsi public itu tidak
mendidik, dan cenderung mengabaikan etika yang ditetapkan oleh EPI. Dari segi moral, iklan
sering tidak memiliki nilai-nilai informatif karena iklan hanya menguntugkan 1 pihak yaitu
produsen. Iklan-iklan yang ada di era globalisasi ini mempunyai kemampuan untuk memicu
sikap atau prilaku materialis. Masyarakat mulai banyak mengkritik dan menghawatirkan budaya
iklan yang semakin lama semakin tidak mendidik.

Periklanan adalah salah satu alat yang paling sering dimanfaatkan dan digunakan perusahaan
untuk mengarahkan serta menjalin komunikasi persuasive terhadap konsumen atau sasaran
target. Periklanan merupakan segala bentuk penyajian promosi, ide, barang atau jasa oleh
sponsor yang menawarkan jasa (Kotler, 2000:235). Tentu peiklanan dilakukan untuk mencapai
tujuan tiap perusahaan seperti meningkatkan hasil penjualan, memperluas pasar, menaikan
brand, value positif. Agar pelaksanaan iklan memberikan hasil yang positif maka harus
diketahuinya Batasan mengenai suatu fungsi periklanan tersebut. Menurut Swastha (2000:46)
menyebutkan bahwa fungsi beriklan yakni: memberikan informasi, membujuk, menciptakan
kesan, merupakan alat komunikasi, dan memuaskan keinginan.

Dalam beriklan tentu ada banyak media yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku bisnis media
yang sering digunakan dalam beriklan menurut (Shimp, 2001:515) yaitu:

1. Media cetak: media yang mendahulukan pesan-pesan dengan mersangkai kata, gambar,
tata warna, foto, mereka biasanya beriklan melalui surat kabar, brosur, majalah, tabloid
dsb.
2. Media luar ruangan: iklan memalui media luar rungan seperti menggunakan jasa
billboard, dengan ukuran yang besar dan biasanya ditempatkan di tempat startegis banyak
pengunung, sehingga iklan bisa berjalan efektif.
3. Media elektronik: media yang sangat sering digunakan dalam beriklan seperti televisi,
radio dan internet.
4. Media lini bawah: merupakan media minor yang digunakan dalam mengiklankan produk
seperti pameran, surat lansung, kalender dan poin dari pembeli.

Melihat banyaknya peluang dalam beriklanan banyaknya perusahaan yang gencar dalam
mempromosikan suatu produk. Hampir setiap hari kita terpapar dengan promosi mulai dari
televisi, radio, spanduk, billboard, hingga internet seperti media sosial. Dengan banyaknya iklan
yang kita jumpai di segala bentuk media promosi, maka masyarakat sering terpapar akan
informasi mengenai suatu produk atau jasa. Informasi melalui iklan ada yang memenuhi nilai-
nilai etika pariwara Indonesia, dan tidak sedikit pula banyak iklan yang mengabaikan nilai moral,
dan melanggar etika dalam beriklan. Berbagai konten dan pesan kreatif disampaikan dan
ditampilkan dalam menyajikan iklan di tiap media. Namun, seperti yang kita ketahui tidak semua
iklan yang kita konsumsi sudah sesuai dengan etika iklan pariawa Indonesia (EPI) yang
dikeluarkan oleh Dewan periklanan Indonesia.

Bisnis merupakan suatu organisasi yang menjual jasa atau barang kepada konsumen untuk
mendapatkan sebuah laba. Secara etimologi bisnis artinya keadaan dimana seseorang melakukan
pekerjaan yang dapat menguntungkan. Menurut par ahli Huat, T Chwee (1990) bisnis secara
umum merupakan sebuah aktivitas dimana seseorang atau kelompok memproduksi barang atau
jasa dalam kehidupan sehati-hari. Bisnis sebagai system yang memproduksi barang atau jasa
untuk memuaskan keinginan serta kebutuhan masyarakat. di dalam sebuah bisnis opini public
merupakan hal pentig yang harus diperhatikan agar bisnis dapat berkembang baik dengan
tumbuhnya citra yang baik terhadap masyarakat.

Dalam pencapaian kesusksesan sebuah bisnis maka para perusahaan harus melakukan
alternatif lain agar produk yang dijualdapat berkembang pesat, salah satu cara adalah
mempromosikan. Periklanan aladah sebuah proses yang meliputi perencanaa, produksi,
oenyiaran dan penyampaian iklan (Kriyanto, 2013). Iklan dilakukan agar mencapai keuntungan
yang maksimal sehingga penjualan suatu produk dapat terlaksana sesuai target atau pencapaian
yang diterapkan oleh masing-masing perusahaan. maka dari itu setiap harinya tentu masyarakat
selalu menonton tayangan iklan terutama di televisi. Di televisi setiap hari tentu ada kampanye
iklan yang berbeda-beda. Perusahaan tentu harus memperhatikan norma, budaya dan etika dalam
beriklan.

Etika pariwara Indonesia amandemen 2020 memiliki aturan terkait isi iklan meliputi tata
bahasa, hak kekayaan intelektual, penvantuham harga, garansi, kebudayaan, agama,
perlindungan anak, kekerasan, hiperbola, waktu, testinomi, merendahkan, peneriruan, ponografi,
manfaat produk, takhayul, keselamatan, perbandingan harga, kekerasan dsb. Etika pariwara
indoinesia amandeman 2020 mengatur berbagai macam iklan yang ada di indoneisa, semua
kampanye iklan Indonesia harus mengikuti etikla EPI amandemen 2020 yang sudah ditetapkan.

EPI bertujuan untuk mengukuhkan adanya kepedulian yang sejajar atau setara terhadap
periklanan, keharusakan akan perlindungan konsumen dan masyarakat, para pelaku iklan agar
dapat mengikuti aturan yang sudah ditetapkan. EPI menajdi sebuah induk untuk memayngi
standar etika peiklanan terhadap kode etik iklan masing-masing Lembaga. Kode-kode etik yang
dimaksudkan antara lain:

1. Kode etik periklanan surat kabar_ SPS


2. Pedoman prilaku televisi Indonesia_ ATVSI
3. Standar usaha priklanan Indonesia_ P31
4. Standar professional priklanan siaran Radio_ PRSSNNI

Aturan epi yang telah disempurnakan ini telah disusun dan di kembangkan sesuai dengan
kebudayaan bangsa Indonesia. Penyusunan etika telah diupayakan untuk mengabaikan asumsi
yang bersifat ilusi. Ada 3 pijakan yang digunakan terdahap etika pariwara amandemen 2020
yaitu:

1. Supaya tatanan etika bisa menjamin semua pelaku peiklanan dapat hidup dan
berkembang Bersama secara sehat.
2. Ia tidak dimaksudkan untuk menggeserkan tanggung jawab terhadap masyarakat atau
pihak lainnya.
3. Memberikan arah pada cita-cita terciptanya etika periklanan Indonesia yang sejahtera
secara ekonomi dan budaya.
Etika Pariwara Indonesia Amandemen 2020 juga mengatur terkait kampenye iklan mulai dari
iklan menuman keras, obat-obatan, rokok, obat-obatan, produk pangan, perawatan tubuh seperti
kosmetik, alat serta perlengkapan rumah tangga, fasilitas kebugaran tubuh, jasa layanan
Kesehatan, organ tubuh transplantasi dan darah, penyembuhan alternatif, penghimpunan modal
dan peluang usaha investasi, lelang likuidasi, iklan politik, pamong dan electoral, judi dan
taruhan, iklan senjata dan bahan peledak, agama, iklan multi produk, iklan layanan masyarakat,
orang berkebutuhan khusus, iklan tenaga professional, dan segala bentuk iklan dan kode etik tiap
iklan sudah dijelaskan dan ditetapkan di Etika Pariwara Indonesia.

Ada beberapa pelanggaran iklan yang dilakukan di pertelevisian Indonesia seperti iklan “Mie
Sedap Versi “Papa Hidup Lagi” iklan ini menceritakan tentang seorang anak yang bersandiwara
seolah-olah menangisi ayahnya yang telah meninggal, hal tersebut mendapat banyak kritikan
karena masyarakat menanggap iklan tidak etis serta mengajari seorang anak untuk pandai
berbohong.

Etika yang dilanggar dalam iklan ini yaitupasal 49 ayat (1) standart program siaran (SPS)
KPI yang menyatakan bahwa kewajiban berpedoman terhadap etika Pariwara Indonesia. Dalam
Epi bab III, A. 3.1.2 mangatakan bahwa “iklan tidak boleh memperlihatkan anak-anak dalam
adegan yang menyesatkan dan tidak pantas”. Pasal 10 pedoman prilaku penyiaran (P3) Lembaga
penyiaran wajib memperhatikan serta melindungi kepentingan anak-anak dan remaja. Pasal 43
ayat (3) menyebutkan program siaran dilarang menanyakan hal-hal yang bertentangan dengan
kesusilaan dan nilai-nilai agama.
Iklan kedua yang melanggar etika periklanan Indonesia di stasiun televisi adalah “Permen
Jagoan Neon” iklan yang beredar pada tahun 2012 yang menayangkan adegan 4 orang anak kecil
yang sedang bersepeda yang tengah berani melompati sebuah jurang.

Etika yang dilanggar yaitu perlindungan anak-anak dan remaja dalam Epi bab III, A. 3.1.2
mangatakan bahwa “iklan tidak boleh memperlihatkan anak-anak dalam adegan yang
menyesatkan berbahaya, dan tidak pantas”. Bukan hanya itu iklan ini juga melanggar bab III
1.27.1yang berbunyi iklan yang ditunjukan kepada khalayak tidak boleh menampilkan hal-hal
yang jasmani dan rohani mereka, memanfataakan keprcayaan, dan kepolosan mereka.

Iklan selanjutnya yang melanggar hukum dan etika periklanan di stasiun televisi adalah
“Pilihanku” iklan pilihanku dikatagorikan sebagai iklan dewasa, iklan ini adalah ikla sebuah alt
kontrasepsi sehingga harus memperhatikan jam penayangan yang sudah diatur.

Terdapat beberapa stasiun televisi yang melanggar aturan jam penanyangan seprti global tv,
indosiar, antv, dan rcti. Menurut KPI jenis pelanggran yang dilanggran yaitu pelanggaran atas
perlindungan kepada anak-anak dan remaja untuk ketentuan siaran iklan dewasa. Iklan ini
melanggaran EPI tahun 2014 bab III huruf A no 2.8.2 yang menyebutkan iklan alat kontrasepsi,
alat bantu seks serta produk-produk intim khusus dewasa memiliki waktu tayang khusu yang
ketat agar dapat melindungi anak-anak.

Contoh iklan lainnya yang melanggar ketentuan EPI amandemen 2020 yaitu iklan iklan
“Shampo Clear” disebuah billboard iklan ini melanggar pasal 1.2.2 terkait iklan super relative
yang berbunyi bahwa iklan tidak boleh mengatakan paling, nomer satu, top dan kata-kata yang
berawalan “ter” dan atau yang bermakna sama.

Dalam dunia bisnis terdapat banyak kompetisi untuk bisa menjadi yang paling unggul,
sehingga banyak perusahaan yang berlomba-lomba mengeluarkan sebuah iklan yang menarik.
Persaingan bisnis adalah sebuah kompetisi antara para pejual yang ingin mendapatkan
keuntungan. Persaingan bisnis yang tinggi mengharuskan para pelaku bisnis untuk
mengampanyekan iklan sebaik mungkin agar dapat menarik audiens, meningkatkan penjualan
serta value positif. Di era digital yang semakin maju dan canggih strategi konten merupakan
strategi yang sangat efektif dan bisa di kembangkan dan di implementasikan dengan tepat.
Ketika para pelaku usaha berkarya melalui konten dan mengampenyekan iklan kepada public,
pelaku bisnis diwajibkan untuk membuat iklan yang menarik tetapi tidak lupa untuk
memperhatikan standart dan etika hukum beriklan yang berlaku di Indonesia agar iklan tersebut
bisa ditayangkan di media televisi dan media lainnya.
Dapus:
Subroto, S. (2011). Etika Periklanan. Cermin, (049).
Alkautsar, I. (2011). Pengaruh Periklanan, Promosi Penjualan, dan Penjualan Perseorangan
Terhadap Kepuasan Konsumen Produk Perahu Sekoci PT. Jatitengah Perdana Jakarta
(Doctoral dissertation, Universitas Negeri Semarang).
SYAKIR, M. ETIKA BISNIS DALAM PERIKLANAN. ( banyak contoh pelanggarajn iklan
kayak rokok dll)
BAB, I. Berikut ini Beberapa Definisi Bisnis Menurut Para Ahli.

Anda mungkin juga menyukai