Anda di halaman 1dari 5

Pelanggaran Etika Komunikasi Iklan HolyWings Pada Sosial Media Instagram

Oleh:

Adzka Mareefa Zaidane M (153210204)

Etika Komunikasi

Dosen Pengampu:

Mochamad Fauzulhaq

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU


POLITIK UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” YOGYAKARTA
2023
1. Latar Belakang

Periklanan adalah segala bentuk komunikasi yang bertujuann untuk membujuk calon pembeli
dan mempromosikan penjual suatu produk atau jasa, mempengaruhi opini masyarakat dan
memperoleh dukungan sosial untuk berpikir atau bertindak sesuai dengan keinginan pengiklan.
Definisi Periklanan: 1. Iklan dapat berupa pesan yang terstruktur (mendorong, membujuk,
meyakinkan) opini masyarakat terhadap barang atau jasa saran. 2. Iklan juga dapat diartikan
sebagai pemberitahuan masyarakat dalam kaitannya dengan barang atau jasa yang dijual dan
diiklankan di media massa seperti surat kabar, majalah, dan media elektronik seperti radio, televisi,
dan internet. Dari pengertian periklanan dapat disimpulkan bahwa periklanan diciptakan untuk
menarik perhatian dan mendorong atau membujuk para pembaca pesan iklan agar menerima atau
menuruti permintaan pemasang iklan.

Tujuan penyampaian pesan melalui iklan adalah untuk menyadarkan konsumen akan produk
atau jasa yang ditawarkan dan mendorong mereka untuk melakukan sesuatu berdasarkan produk
atau kampanye yang disampaikan melalui iklan tersebut. Bagi suatu merek atau perusahaan,
periklanan dapat meningkatkan keuntungan dengan cara menjual produk dan jasa serta menjadikan
citra produk tersebut lebih dapat dipercaya di mata konsumen dan masyarakat. Selain itu, iklan
juga dapat mengubah perilaku masyarakat melalui pesan-pesan yang disampaikannya. Periklanan
dapat mengubah perilaku khalayak sasarannya dengan cara menyesuaikan dengan kebutuhannya
atau setidaknya menyelaraskannya dengan pendapat masyarakat mengenai suatu topik tertentu.
Namun beriklan juga harus mengedepankan etika yang sudah ditetapkan. Etika dapat diartikan
sebagai kumpulan asas atau nilai moral (Bertens, 2007: 6). Oleh karena itu, etika periklanan
merupakan seperangkat prinsip atau nilai moral yang digunakan dalam menyampaikan pesan
untuk mengalihkan perhatian dan membujuk khalayak. Kata etika sering muncul dalam wacana
publik. Selain kata “etika”, kosa kata lain juga sering muncul dalam berbagai wacana, seperti kode
etik, moralitas, pedoman perilaku, dan lain-lain. Dalam konteks periklanan, hal ini semakin banyak
seiring dengan semakin berkembangnya media periklanan.

Media periklanan semakin beralih ke ranah digital. Platform digital memungkinkan pengguna
membuat iklan melalui konten media sosial.Ini disebut konten buatan pengguna (UGC). Dalam
kasus UGC, iklan tidak hanya dapat dilihat oleh industri media tetapi juga oleh konsumen.
Perusahaan-perusahaan over-the-top (OTT) juga telah membentuk era digital. Google, Facebook,
Twitter, Instagram dan lain-lain adalah bentuk OTT yang sebenarnya. Kemunculan OTT
mempunyai kelebihan dan kekurangan.Di satu sisi, saya menyukainya. Di sisi lain, hal ini dibenci
karena membunuh operator lokal dan perusahaan media. Pelanggaran etika komunikasi juga
terjadi di sektor periklanan; Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadinya pelanggaran etika
tersebut. Konteks pelanggaran etika mencerminkan evolusi nilai-nilai masyarakat dan ekspektasi
konsumen yang semakin sensitif. tentang pertanyaan etika dan keberlanjutan. Pemahaman ini
penting untuk mengembangkan kebijakan dan peraturan yang bertujuan mencegah praktik-praktik
yang merugikan konsumen dan masyarakat luas. Salah satu kasus pelanggaran etika dalam
periklanan adalah iklan postingan Instagram Holywings yang mempromosikan tempat dan
produknya dengan cara membuat iklan dengan tujuan bagi siapapun yang memiliki nama
“Muhammad” dan “Maria” akan mendapatkan 1 botol minuman gratis apabila orang tersebut
datang ke Holywings.

2. Analisis

Dari artikel ini jelas bahwa Holywings mempromosikan produknya dengan cara yang
melanggar prinsip etika periklanan media sosial. Inti dari postingan dan cerita yang dibagikan di
akun Instagram Holywings adalah untuk mempromosikan tempat dan produknya dengan membuat
iklan dengan tujuan setiap orang dengan nama “Muhammad” dan “Maria” mendapatkan 1 botol
minuman gratis jika tidak ada yang menerima. tiba di Holywings. Telah kita ketahui bersama
bahwa Muhammad adalah sosok manusia agung utusan Tuhan yangdiberikan amanah
menyampaikan risalah, atau ajaran Tuhan, yang kemudian dikenal dengan ajaran Islam (Ahmad
Fadholi, 2020 : 1). Sedangkan Maria adalah ibu dari Yesus dalam agama Kristen (Frida Laurencia,
2021 : 84). Dengan membuat iklan tersebut, Holywings melanggar aturan etika periklanan
Indonesia yang menyatakan bahwa simbol agama tidak boleh digunakan dalam iklan agar tidak
menimbulkan perbedaan persepsi terhadap agama tersebut di kalangan pengikutnya (Taufikin,
2015).

Dari segi penggunaan nama “Muhammad”, Holywings menggunakan salah satu symbol agama
Islam yang sangat fatal, dengan menjadikannya syarat bagi yang memiliki nama tersebut akan
mendapatkan 1 botol minuman gratis apabila orang tersebut datang ke Holywings. Minuman keras
(miras) adalah seluruh jenis minuman yang mengandung zat adiktif (alkohol) dan dalam
pandangan ajaran Islam termasuk diharamkan (Taufikin, 2015). Hal ini tentu saja merusak citra
umat Islam khususnya di Indonesia. Selain itu, isu-isu ini sangat sensitif dan perusahaan
menghadapi konsekuensi yang sangat besar dalam skala global. Akibatnya, Holywings mendapat
dua penalti. Terjadi pelanggaran peraturan daerah yang berujung pada pencabutan izin operasional.
Sedangkan kisruh online yang mendera mereka merupakan respons terhadap pelanggaran sosial
yang menghina umat beragama.Tentu saja, ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam
situasi sosial. Setiap pengusaha harus memiliki modal internal untuk mematuhi hukum dan
menghormati prinsip-prinsip moral dan etika yang diterima secara sosial.

Demikian pula, dengan menggunakan nama “Maria”, Holywings merusak citra umat Kristen
sama seperti merugikan umat Islam. Penggunaan nama suci dalam agama sebagai bahan promosi
minuman beralkohol di media sosial tentu merupakan tindakan etis karena melanggar beberapa
aspek SARA.

3. Landasan Teori
Pada kasus iklan Holywings ini terdapat beberapa teori yang bisa dikaitkan dengan konten yang
diangkat oleh Shimizu.

3.1 Utilitarisme

Teori ini menilai etika berdasarkan konsekuensi atau dampak dari suatu tindakan.
Dalam konteks iklan, apakah suatu iklan memberikan manfaat bersih atau malah
merugikan audiens dan masyarakat secara keseluruhan. Jika iklan dengan konsep
penggunaan nama suci merugikan lebih banyak orang daripada memberikan manfaat, itu
bisa dianggap sebagai pelanggaran etika. Dalam iklan holywings hanya terfokus pada
sorotan penggunaan nama dibanding sorotan dari promo Holywings itu sendiri, hal ini
mengindikasi bahwa iklan ini terdapat banyak dampak buruknya dibanding baiknya.

3.2 Pragmatisme

Etika pragmatisme adalah suatu prinsip di mana suatu tindakan dikatakan baik jika
mudah, cepat, dan memberikan hasil yang positif. Seseorang yang menganut pragmatisme
pasti melakukan segala sesuatu untuk mencapai tujuannya. Iklan yang di buat oleh
Holywings menggunakan nama-nama suci dari beberapa agama, dengan tujuan
mengadakan promo dari tempat atau produk Holywings.

4. Kesimpulan dan Saran

Pelanggaran etika beriklan yang dilakukan oleh Holywings yaitu Menyinggung


Sara dan mengandung konten Ilegal. Pelanggaran ini juga melanggar prinsip
Pedoman Etika Periklanan Indonesia (EPI) . Sungguh menyedihkan melihat keadaan
budaya periklanan seperti ini, jika kita terus mengabaikan etika dan moral EIP serta
perarturan lainnya, dampaknya tidak akan lebih buruk, sangat disayangkan jika brand atau
perusahaan justru mengutamakan kelangsungan bisnisnya dan mengabaikan etika
periklanan. Segala peraturan melalui undang-undang, EIP dan peraturan lainnya dibuat
agar seluruh merek dan perusahaan dapat tetap menjalankan usahanya dengan jujur
dan tidak memperngaruhi sector masyarakat yang seharusnya menjadi penerus bangsa
Indonesia.

Oleh karena itu, jika kita ingin beriklan di media sosial, tidak lupa untuk menjunjung
tinggi prinsip etika “Etika Periklanan Indonesia” (EPI) yang ada, karena etika merupakan
salah satu faktor utama yang dapat memperlancar beroperasinnya jejaring media sosial
Media untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dan berpegang teguh pada prinsip-
prinsip yang berlaku baik di daerah maupun di Indonesia , Sehingga ketentraman
masyarakat dan perekonomian dapat terjaga atau produk yang kami promosikan menjadi
berkah dan dapat diterima oleh masyarakat atau konsumen.

Anda mungkin juga menyukai