Makalah ini Dibuat untuk Memenuhi Mata Kuliah Etika Bisnis yang Diampu
Oleh Sandryas Alief Kurniasanti, S.ST.,M.M
Penyusun :
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..........................................................................................3
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................4
1.3 Tujuan........................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................5
PEMBAHASAN......................................................................................................5
2.1 Pengertian Pemasaran dan Periklanan.......................................................5
2.2 Prinsip Moral dalam Periklanan................................................................5
2.3 Pengontrolan Iklan....................................................................................7
2.4 Tata Krama Iklan.......................................................................................7
2.5 Sanksi Pelanggaran....................................................................................9
2.6 Kasus periklanan.....................................................................................10
BAB III..................................................................................................................13
PENUTUP..............................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..............................................................................................13
3.1 Saran........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14
2
BAB I
PENDAHULUAN
Kehidupan dunia modern saat ini tidak bisa lepas atau sangat tergantung
pada iklan. Dalam pemasaran produsen dan distributor iklan dijadikan alat untuk
menjual produknya, sedangkan di sisi lain para pembeli akan memiliki informasi
yang memadai mengenai produk – produk barang dan jasa yang tersedia di pasar.
Dalam komunikasi pemasaran iklan menjadi alat interaksi antara pengiklan dan
pembeli. Dengan demikian Institut Praktisi Periklanan Inggris mendefinisikan
periklanan merupakan pesan – pesan penjualan yang paling persuasif yang
diarahkan kepada para calon pembeli yang paling potensial atas produk barang
atau jasa tertentu.
3
periklanan juga memiliki batasan dalam EPI ini menjadi pedoman etika untuk
semua materi pesan periklanan, verbal maupun citra, yang terdapat pada suatu
iklan. Ia tidak memberi rujukan apa pun atas materi komunikasi yang secara jelas
tidak bermuatan periklanan, seperti editorial, maupun materi komersial atau
persuasif yang berada di luar ranah periklanan, misalnya kemasan produk, siaran
pers, atau komunikasi pribadi. Sepanjang yang menyangkut periklanan, EPI ini
menjadi induk yang memayungi semua standar etika periklanan yang terdapat
pada kode etik masing-masing asosiasi atau lembaga pengemban dan
pendukungnya. Meskipun demikian, penegakan etika dalam ranah periklanan
Indonesia yang juga masih belum menggembirakan. Ini bisa dilihat dari maraknya
pelanggaran Etika Pariwara Indonesia (EPI) yang telah diratifikasi oleh Dewan
Periklanan Indonesia (DPI) sebagai standar etika dalam dunia.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Pemasaran dan Periklanan.
2. Untuk mengetahui Prinsip Moral dalam Periklanan.
3. Untuk mengetahui Pengontrolan Iklan.
4. Untuk mengetahui Tata Krama Iklan.
5. Untuk mengetahui Sanksi Pelanggaran.
6. Untuk mengetahui Kasus periklanan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Prinsip Kejujuran
5
dengan dimensi jasa yang ditawarkan, kebanggaan bahwa memiliki barang dan
jasa tertentu menentukan status sosial dalam masyarakat dan lain-lain.
Manipulasi melalui iklan atau cara apapun merupakan tindakan yang tidak
etis. Ada dua cara untuk memanipulasi orang dengan periklanan:
A. Subliminal advertising
Iklan seperti ini dianggap kurang etis karena anak mudah dimanipulasi dan
dipermainkan. Iklan yang langsung ditujukan kepada anak tidak bisa dinilai
sebagai manipulasi saja. Hal tersebut harus ditolak karena tidak etis.
6
2.3 Pengontrolan Iklan
Masyarakat harus ikut serta dalam mengawasi mutu etis periklanan yaitu
dengan mendukung dan menggalakkan lembaga-lembaga konsumen. Lembaga
tersebut adalah YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) di Jakarta
dan Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen di Semarang. Laporan-
laporan oleh lembaga-lembaga konsumen tentang suat produk atau jasa sangat
efektif sebagai kontrol atas kualitasnya dan srentak juga atas kebenaran
periklanan.
3. Mendorong persaingan, namun dengan cara-cara yang adil dan sehat (dijiwai
persaingan sehat).
7
Implementasi dari tiga azas umum tata krama periklanan Indonesia tersebut
diantaranya adalah:
8
14) Iklan yang menjajikan pengembalian uang ganti rugi atas pembelian
produk yang mengecewakan konsumen, maka syarat-syarat
pengembalian uang tersebut harus dinyatakan secara jelas dan lengkap.
9
2.6 Kasus periklanan
Hal ini membuat banyak pihak mengajukan protes pada perusahaan game
Hago. Salah satunya datang dari IKA Alumni UNJ yang menganggap iklan
10
tersebut melecehkan profesi guru. Kembali dikutip dari https://news.detik.com
Ketua Umum IKA UNJ berpendapat bahwa “Melihat iklan Hago yang viral di
media sosial, Ikatan Alumni UNJ (IKA UNJ) menganggap dan patut menduga
iklan tersebut sudah melecehkan profesi guru. Karena sosok guru di video tersebut
menunjukkan bukan sosok guru yang dapat digugu dan ditiru,” “ada dua indikasi
iklan tersebut melecehkan profesi guru. Pertama, guru di iklan menunjukkan sikap
diskriminatif yang sangat bertentangan dengan prinsip dasar pendidikan. Kedua,
guru di iklan tidak menunjukkan sikap yang membangun sikap rajin belajar para
siswa, bahkan sebaliknya, mengajarkan untuk asyik bermain game.” “Berdasarkan
dua hal pokok di atas, kami pengurus IKA UNJ menyatakan keberatan adanya
iklan Hago di media sosial karena dapat merusak citra guru dan membuat peserta
didik malas belajar. Kami meminta manajemen Hago atau siapa pun pembuat
iklan Hago untuk segera menarik dan menghapus iklan Hago tersebut serta
manajemen Hago meminta maaf kepada publik melalui media cetak dan daring,”
Dikutip dari https://nasional.kompas.com karena dua alasan tersebut diatas juga
Komisi Penyiaran Indonesia ( KPI) meminta lembaga penyiaran, terutama stasiun
televisi, untuk menghentikan penayangan iklan aplikasi permainan Hago.
11
Kami mendengar Anda, terima kasih untuk masukannya, dan kami
meminta maaf. Tidak ada niat dari kami beserta tim untuk menggambarkan suatu
profesi dengan tidak sepantasnya. Konten terkait sudah kami hapus dari seluruh
kanal resmi kami dan kami akan melakukan evaluasi proses internal sehingga hal
tersebut tidak terjadi lagi di masa mendatang. Ide dari iklan ini adalah
menggambarkan bahwa bermain game dapat membantu semua orang, dari
berbagai latar belakang untuk membangun hubungan dan interaksi sosial yang
menyenangkan. Kami sadar, pesan ini tidak tersampaikan secara baik. Seiring
dengan berkembangnya perusahaan, ada kalanya kami melakukan kesalahan dan
kami akan belajar dari pengalaman tersebut. Kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak terkait, terutama masukan dari publik, yang membantu kami
untuk terus belajar menjadi lebih baik guna mampu memberikan pengalaman
terbaik kepada pengguna.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Profesi guru merupakan profesi penting bagi kemajuan suatu bangsa. Menjadi
guru bukanlah hal yang mudah, karena seorang harus sedikitnya memilki 4
kompetensi dasar, yaitu kepribadian, sosial, pedagogik dan profesional.
Sosok guru merupakan sosok yang menjadi teladan bagi peserta didik
sehingga guru sering disebut sosok yang patut untuk “digugu dan di tiru”. Oleh
karena, itu seorang guru memiliki kewajiban untuk dapat berperilaku baik yang
dapat menjadi teladan dan diikuti oleh para peserta didiknya.
3.1 Saran
Sebaiknya pihak perusahaan sebelum membuat promosi melalui media
online maupun cetak agar memperhatikan apakah iklan tersebut layak untuk
tayang dalam masyarakat dan layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Hal
tersebut dilakukan agar kedepannya tidak ada iklan yang melecehkan profesi atau
pekerjaan seseorang. Yang menimbulkan permasalahan baru dalam masyarakat.
Perusahaan harus lebih bijak memilih dan mambuat iklan agar bisa diterima dalam
masyarakat tanpa menimbulkan permasalahan seperti iklan hago yang sudah
dibahas sebelumnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
https://binus.ac.id/malang/2020/03/kasus-pelanggaran-etika-pariwara/
https://www.youtube.com/watch?v=EDOLHykeIqI
14