Anda di halaman 1dari 14

ETIKA PERIKLANAN

DISUSUN OLEH KELOMPOK 5

WIDIA ELFIRA (180304046)


WAHYU SUCI INDRIANI (180304292)
MAULUDDIN (180304311)
RIVANDI RUSLI SIHOMBING (180304169)
DENI MADONA PUTRA (180304174)

DOSEN PENGAMPU :
RAHAYU SETIANINGSIH, SE, MM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYYAH RIAU
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah
analisis Etika Periklanan ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya. Dan harapan kami semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. 
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2

BAB I...............................................................................................................................................4

PENDAHULUAN........................................................................................................................... 4

1.1 Latar Belakang.......................................................................................................................4

1.2 Perumusan Masalah...............................................................................................................5

BAB II............................................................................................................................................. 6

PEMBAHASAN..............................................................................................................................6

2.1 Definisi  Dan Pengertian Etika Periklanan................................................................................ 6

2.2 Pentingnya Etika dalam  Iklan...............................................................................................7

2.3 Iklan Harusnya Yang Mendidik.............................................................................................9

2.4 Makna Etika dan Estetika Dalam Iklan............................................................................... 10

2.5 Contoh Pelanggaran Etika dalam Beriklan..........................................................................11

BAB III..........................................................................................................................................13

PENUTUP..................................................................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan..........................................................................................................................13

3.2 Saran....................................................................................................................................13

Daftar Pustaka :..............................................................................................................................14


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Etika bisnis adalah salah satu cara melakukan kegiatan bisnis yang mencakup seluruh
aspek yang berkaitan dengan Individu,Perusahaan dan Masyarakat.dalam perusahaan Etika
bisnis memiliki peran yang sangat penting dalam Perusahaan,dan ketika menjalankan aktivitas
bisnisnya,perusahaan-perusahaan sangat gencar dalam melakukan promosi produknya. Hampir
setiap hari kita terpapar dengan gencarnya promosi produk melalui iklan. Iklan dapat dilihat
dimana saja. Saat kita berkendara untuk beraktivitas di setiap harinya,banyak sekali baliho,
spanduk maupun banner iklan terlihat. Saat pergi kepusat perbelanjaan, lembaran-lembaran
leaflet dapat kita jumpai dan dapatkan. Di dalam rumah melalui media televisi, iklan pun hadir
silih berganti. Di era digital saat ini,melalui telepon seluler ataupun internet,iklan pun
menghampiri kita.Dengan banyaknya iklan yang menyebar di segala bentuk media
promosi,maka semakin sering kita terpapar dengan informasi dari iklan produk tersebut.Namun
kita perlu cermati pula, informasi yang kita terimasudah sesuaikah dengan etika yang
ada.Informasi melalui iklan yang kita temui tiap harinya, ada yang memenuhi nila-nilai etika,
adapula yang tidak. Kita sebagai, calon konsumen,harus kritis terhadap materi iklan yang
ditampilkan. Materi iklan yang baik adalah materi yang dengan mudah dikenali dan secara tidak
langsung tersimpan dalam alam bawah sadar kita mengenai produk yang di iklankan tersebut.
Berbagai proses kreatif ditampilkan dalam menyajikan iklan di tiap media.
Namun apakah semua sudah sesuai dengan Etika Pariwawa Indonesia (EPI) yang
dikeluarkan oleh Dewan Periklanan Indonesia. Dalam Etika Pariwara Indonesia, amandemen
2014 halaman 3 disebutkan bahwa EPI ini mengukuhkan adanya kepedulian yang setara pada
industri periklanan, antara keharusan untuk melindungi konsumen atau masyarakat, dengan
keharusan untuk dapat melindungi para pelaku periklanan agar dapat berprofesi dan berusaha–
dan memperoleh imbalan dari profesi atau usaha tersebut–secara wajar.Dapat kita temui berbagai
macam iklan yang materinya tidak sesuai dengan etika dan moral.Baik itu melalui media
cetak,elektronik dan sebagainya.semuanya itu sedikit banyak telah meningkatkan penjualan dari
produk yang telah ditawarkan oleh suatu unit usaha.namun dibalik keberhasilan iklan dalam
mendongkrak penjualan produk dalam bisnis, terselip beberapa permasalahan yang bermuara
pada persoalan etika. Etika yang dimaksud disini adalah dari content serta visualisasi iklan
tersebut yang dianggap sebagai pembodohan serta penipuan terhadap konsumen.Pesan yang
disampaikan agak berlebihan dan bisa multitafsir, sehingga dapat menjerumuskan.Terkadang
pesan tersebut seharusnya tidak dapat dikonsumsi semua usia.

1.2 Perumusan Masalah


Berdasarkan Latar Belakang masalah yang dikaji dari makalah ini adalah sebagai berikut:
a. apa yang dimaksud dengan Etika periklanan?
b. Pentingnya Etika dalam Periklanan?
c. Contoh perusahaan yang melakukan pelanggaran yang tidak sesuai dengan Etika dalam
Beriklan?
1.3 Manfaat dan Tujuan Pembahasan
Adapun manfaat dan tujuan dari pembahasan masalah ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui apa itu Etika periklanan.
b. Mengetahui batasan-batasan dalam beriklan sesuai dengan etika yang ada dan memahami
pentingnya Etika dalam Periklanan.
c. Mengetahui Contoh kasus perusahaan yang melakukan Pelanggaran etika Periklanan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi  Dan Pengertian Etika Periklanan


Dalam hal ini yang dimaksud periklanan adalah kegiatan atau alat dalam mempertahankan
dan melanjutkan apa yang telah diupayakan oleh produsen dalam mengenalkan produk yang
telah dipresentasikan kepada konsumen yaitu lewat berbagai media yang mendukung untuk
menarik minat konsumen, diantaranya adalah koran, radio, spanduk, leaflet, event dan lain
sebagainya. sehingga konsumen akan menjadi yakin dengan produk yang telah ditawarkan oleh
produsen.
Menurut Arens (dalam Lubis, 2007)) iklan dikatakan sebagai komunikasi informasi yang
terstruktur dan disusun bukan oleh perseorangan, biasanya dibayar untuk dan secara alami
umumnya membujuk tentang produk (barang, jasa dan ide) yang diidentifikasi sponsor lewat
berbagai media. Sedangkan menurut Tom Duncan (dalam Lubis,2007) iklan adalah hal yang
tidak pribadi, pengumuman yang dibayar oleh suatu sponsor yang diketahui. Menurut
(Blech&Blech) periklana didefinisikan sebagai bentuk pembayaran dari komunikasi nonpersonal
tentan sebuah organisasi, produk, pelayanan atau ide melalui sponsor yang teridentifikasi.
Etika sebagai disiplin ilmu berhubungan dengan kajian secara kritis tentang adat kebiasaan,
nilai-nilai, dan norma perilaku manusia yang dianggap baik atau tidak baik. Etika berkaitan
dengan kebiasaan hidup yang baik, baik pada diri seseorang maupun pada suatu masyarakat
atau   kelompok   masyarakat.   Hal   ini   dapat   diartikan   bahwa   etika berkaitan dengan nilai-
nilai, tata cara hidup yang baik, aturan hidup yang baik, dan segala kebiasaan yang dianut dan
diwariskan dari satu orang ke orang yang lain. Etika merupakan suatu sikap dan perilaku yang
menunjukkan kesediaan dan kesanggupan seseorang secara sadar untuk menaati ketentuan dan
norma kehidupan dan berlaku dalam suatu kelompok masyarakat atau suatu organisasi.
Etika   sebagai   filsafat   moral   tidak   langsung   memberi   perintah konkret sebagai
pegangan siap pakai. Etika dapat dirumuskan sebagai refleksi kritis dan rasional mengenai:
1. Nilai dan norma yang menyangkut bagaimana manusia harus hidup baik sebagai
manusia.
2. Masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai dan norma moral yang
umum diterima (Haryatmoko, 2007: 44).
Etika memberi manusia pegangan dalam menjalani kehidupan di dunia. Hal ini berarti
tindakan manusia selalu mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapainya. Pada   teori   etika  
teleologi, baik   buruknya   tindakan   diukur berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dan
berdasarkan akibat dari tindakan   tersebut.   Tindakan   yang   memungkinkan   perwujudan
kesejahteraan   umum   akan   dianggap   moral.   Ukuran   moralitas ditentukan oleh suatu
kesepakatan bersama. Teori teleologi meliputi gejala-gejala yang memperlihatkan keteraturan,
rancangan, tujuan, akhir, maksud, kecenderungan, sasaran, arah, dan bagaimana hal-hal ini
dicapai dalam proses perkembangan (Haryatmoko, 2007: 162).
Etika Periklanan Menurut Cunningham (1999) Etika periklanan didefinisikan sebagai apa
yang benar atau baik dalam melakukan fungsi periklanannya. Hal ini berhubungan dengan
pertanyaan apa yang seharusnya dilakukan, bukan hanya dengan secara hukum dilakukan.
(Drumwright, 2009) .
Etika periklanan merupakan ukuran moralitas   yang mencakup kewajiban   nilai   dan  
kejujuran   di   dalam   sebuah   iklan.   Menurut Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia
(P3I), etika periklanan diartikan sebagai seperangkat norma dan panduan yang mesti diikuti oleh
para pelaku periklanan dalam mengemas dan menyebarluaskan pesan iklan kepada khalayak
ramai baik melalui media massa maupun media luar ruang. Seiring dengan perkembangan
zaman, dilanjutkan pada semakin gencar   pertumbuhan   kreativitas   yang   semakin   menarik  
dinikmati. Dalam penayangan iklan di televisi khususnya, sebuah iklan memiliki kode   etik  
dan   peraturan   perundang-undangan   yang   menghimpun peraturan tentang dunia iklan di
Indonesia yang bersifat mengikat, antara lain adalah peraturan sebagai berikut:
1. UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
2. UU No. 40 Tahun 1999 tentang Pers
3. UU No. 24 Tahun 1997 tentang Penyiaran
4. UU No. 7 Tahun 1996 Tentang Pangan
5. PP No. 69 Tahun 1999 Tentang Label dan Iklan Pangan
6. Kepmenkes   No.   368/MEN.KES/SK/IV/1994   Tentang   PedomanPeriklanan   Obat  
Bebas,   Obat   Tradisional,   Alat   Kesehatan, Kosmetik, Perbekalan Kesehatan, Rumah
Tangga, Makanan, dan Minuman.
7. Undang-Undang Republik Indonesia No. 32 Tahun 2002 Tentang Penyiaran.
2.2 Pentingnya Etika dalam  Iklan
Sebelumnya, istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata ‘etika’
yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu,
tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan atau adat, akhlak,watak, perasaan,
sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh
Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul
kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukanatau ilmu tentang adat
kebiasaan (K.Bertens, 2000). Dalam kegiatan periklanan juga etika sangat penting untuk
dipatuhi dan di jaga oleh setiap pelaku periklanan.
Berbicara tentang Iklan, Iklan dibagi menjadi dua macam yaitu iklan yang persuasif dan
iklan yang informatif. Iklan yang persuasif biasanya ditemukan pada produk-produk yang bukan
kebutuhan umum. Iklan tersebut  berusaha untuk menarik hati dan membujuk konsumen untuk
membeli produknya. Sedangkan iklan yang informatif adalah iklan yang menyediakan informasi
dan memperkenalkan suatu hal. Namun didalam dunia periklanan tidak ada yang namanya murni
iklan persuasif ataupun iklan yang informatif. Iklan selalu mengandung unsur dari keduanya.
Ketika mengiklankan  sesuatu, iklan tersebut pasti d buat seinformatif dan semenarik mungkin
untuk menarik hati konsumenya.
Berbahasa Indonesia yang baik dan benar merupakan bagian dari identitas bangsa.
Berbicara yang baik seharusnya disosialisasikan di kalangan anak muda, publik figur, selebritis
dan politikus di negeri ini. Rusaknya kaidah berbahasa tampaknya didominasi oleh bahasa iklan
di media massa, baik media cetak maupun elektronik. Penggunaan bahasa dan istilah asing
dalam periklanan di Indonesia sudah sangat banyak ditemui. Akan tetapi penggunaan bahasa
asing menjadi tren dalam periklanan. Penggunaan bahasa asing yang berlebihan menurut saya
juga tidak baik karena di Indonesia tidak banyak masyarakat yang mengerti bahasa asing.
Industri periklanan merupakan suatu tuntutan kebutuhan komunikasi dan pemasaran
dunia. Usaha periklanan akan berperan dalam menentukan pembangunan sesuai cita-cita dan
falsafah bangsa. Oleh karena itu periklanan di Indonesia harus senantiasa aktif, positif dan kreatif
dan harus menjunjung tinggi kaidah dalam berbangsa. Hal itu sebagai pemicu pembangunan di
Indonesia sendiri.  Periklanan harus beretika dan sesuai nilai luhur bangsa ini. Periklanan di
Indonesia seharusnya tidak hanya memperoleh manfaat dari perkembangan ekonomi
dunia. Tetapi, iklan harus mengimbangi pengaruh negatif dalam iklan tersebut yang mungkin
saja akan timbul. Antara iklan satu sama lain harus saling menghormati agar tercipta periklanan
yang sehat, jujur dan bertanggung jawab.
Dibalik banyaknya iklan yang ditawarkan ternyata menyimpan suatu persoalan yaitu etika
dalam beriklan. Iklan di Indonesia banyak kasus penipuan terhadap konsumen bahkan
pembodohan. Semakin berkembangnya iklan di Indonesia maka semakin banyak
permasalahannya. Oleh karena itu, periklanan di Indonesia khususnya harusnya menjaga etika
dalam iklan karena sangat penting menjaga kaidah dan etika dalam berbahasa karena itu akan
mempengaruhi produk itu sendiri.

2.3 Iklan Harusnya Yang Mendidik


Dalam periklanan, etika dan persaingan yang sehat sangat diperlukan untuk menarik
konsumen. Karena dunia periklanan yang sehat sangat berpengaruh terhadap kondisi ekonomi
suatu negara. Sudah saatnya iklan di Indonesia khususnya itu bermoral dan beretika.
Berkurangnya etika dalam beriklan membuat keprihatinan banyak orang kususnya dikalangan
masyarakat dan konsumen. Tidak adanya etika dalam beriklan akan sangat merugikan bagi
masyarakat, selain itu juga bagi ekonomi suatu negara dengan secara tidak sadar iklan yang tidak
beretika akan menghancurkan nama mereka sendiri bahkan negaranya sendiri. Saat ini banyak
kita jumpai iklan-iklan di media cetak dan media elektronik menyindir dan menjelek-jelekkan
produk lain. Memang iklan tersebut menarik, namun sangat tidak pantas karena merendahkan
produk saingannya.
Di Indonesia iklan-iklan yang dibuat seharusnya sesuai dengan kebudayaan kita dan bisa
memberikan pendidikan bagi banyak orang. Banyak sekali iklan yang tidak beretika dan tidak
sepantasnya untuk di iklankan. Makin tingginya tingkat persaingan menyebabkan produsen lupa
atau bahkan pura-pura lupa bahwa iklan itu harus beretika. Banyak sekali yang melupakan etika
dalam beriklan. Iklan sangat penting dalam menentukan posisi sebuah produk. Sekarang ini
banyak ditemukan iklan yang terlalu vulgar  dan liar dalam memberikan informasi kepada
masyarakat.
Iklan yang ditawarkan kepada masyarakat umumnya tidak mendidik. Dalam iklan terdapat
sifat yang menunjukan sifat matrealisme, konsumerisme dan hedonisme. Iklan yang disampaikan
seharusnya mengutamakan prinsip kebenaran. Sesuatu yang disampaikan seharusnya memang
benar-benar terjadi. Banyak produk yang memiliki kelemahan-kelemahan tertentu, namun dalam
pengiklanan terhadap masyarakat di manipulasi sehingga terlihat sempurna di mata konsumen.

Berbagai permasalahan tersebut yang bersinggungan dengan etika contohnya sebagai


berikut:
 Iklan yang ditampilkan tidak mendidik
Beberapa iklan banyak yang tidak memberikan nilai edukasi kepada masyarakat.
Banyak sekali iklan-iklan yang tidak logis. Banyak juga iklan yang menojolkan
seksualitas dan kekerasan dalam penayangannya. Sebenarnya iklan tersebut tidak layak
untuk ditampilkan.
 Iklan yang ditampilkan menyerang produk lain
Banyak produk iklan yang berusaha menjatuhkan produk lain, biasanya produk ini
sejenis. Tentunya tindakan ini sangat  tidak etis dan tidak seharusnya dilakukan karena
tindakan tersebutakan  merugikan pihak lain.

2.4 Makna Etika dan Estetika Dalam Iklan


Fungsi iklan yang  pada akhirnya membentuk citra sebuah produk dan perusahaan di
mata masyarakat. Citra ini terbentuk oleh kesesuaian antara kenyataan sebuah produk yang
diiklankan dengan informasi yang disampaikan dalam iklan tersebut, Prinsip etika  dalam bisnis
yang paling relevan dalam hal ini adalah nilai kejujuran dalam menyampaikan iklan. Dengan
demikian, iklan yang membuat pernyataan salah atau tidak benar dengan maksud memperdaya
konsumen adalah sebuah tipuan semata.

Ciri-ciri iklan yang baik :


 Etis, yaitu berkaitan dengan kepantasan dalam menampilkan sebuah iklan kepda
masyarakat.
 Estetis, yaitu berkaitan dengan kelayakan seperti, target market, target audiennya, kapan
harus ditayangkan?.
 Artistik, yaitu bernilai seni sehingga mengundang daya tarik khalayak yang melihat
iklan tersebut.
Contoh Penerapan Etika dalam Periklanan :
 Iklan rokok, yaitu dengan tidak menampakkan secara eksplisit orang yang sedang
merokok.
 Iklan sabun mandi, yaitu dengan  tidak dengan memperlihatkan orang mandi secara
utuh.

Etika secara umum :


 Jujur, yaitu tidak memuat konten yang tidak sesuai dengan kondisi produk yang
diiklankan.
 Tidak memicu konflik dan sara SARA.
 Tidak mengandung pornografi di dalamnya
 Tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.
 Tidak melanggar etika bisnis, contoh: saling menjatuhkan produk tertentu dan
sebagainya.
 Tidak plagiat atau meniru iklan produk lain.

2.5 Contoh Pelanggaran Etika dalam Beriklan


Berikut contoh pelanggaran Etika dalam beriklan :
1. Iklan ini adalah dua provider telekomunikasi XL dan Telkomsel. Kedua provider
itu memang sedang berkompetisi sengit untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih
luas. Etika periklanan yang dilanggar adalah dari isi iklannya. Iklan XL menyalahi
dalam sisi bahasa karena menggunakan kata-kata superlatif yaitu termurah, namun
iklan Telkomsel juga menyalahi dalam konteks merendahkan, karena dalam isi
iklannya bernada merendahkan pesaingnya, XL. Penegasan dari konteks merendahkan
dari Telkomsel adalah dengan gaya pemeran tokoh animasinya yang menunjuk
reklame sebelah (XL) sebagai obyek yang dimaksud.
2. Iklan ini adalah dari produsen sepeda motor yaitu Honda. Dalam iklannya tertulis
“Yakin di depan...?! Biasa aja tuh...”. Semua orang sudah tahu bahwa slogan “Di
depan...” adalah milik kompetitor Honda, yaitu Yamaha. Sehingga pesan dalam iklan
tersebut melanggar dalam konteks merendahkan pesaingnya, walaupun memang tidak
secara eksplisit disebutkan obyeknya untuk merendahkan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Etika periklanan harus dilakukan untuk menarik minat konsumen. Berkurangnya etika
dalam beriklan membuat keprihatinan banyak orang khususnya dikalangan masyarakat dan
konsumen. Tidak adanya etika dalam beriklan akan sangat merugikan bagi masyarakat,selain itu
juga bagi ekonomi suatu negara dengan secara tidak sadar iklan yang tidak beretika akan
merugikan bagi masyarakat,selai itu juga bagi ekonomi suatu negara dengan secara tidak sadar
iklan yang tidak beretika akan menghancurkan nama mereka sendiri bahkan negaranya sendiri.
Saat ini banyak kita jumpai iklan-iklan dimedia cetak dan media elektronik menyindir dan
menjelek-jelekkan produk lain. Oleh karena itu periklanan di indonesia harus senantiasa
aktif,positif dan kreatif dan harus menjunjung tinggi kaidah dalam berbangsa.
3.2 Saran
Iklan yang ditawarkan kepada masyarakat umumnya tidak mendidik. Iklan yang
disampaikan seharusnya mengutamakan prinsip kebenaran. Sesuatu yang disampaikan
seharusnya memang benar-benar terjadi. Namun,banyak sekali iklan yang tidak beretika dan
tidak sepantasnya untuk di iklankan. Oleh karena itu,seharusnya periklanan di Indonesia dibuat
sesuai dengan kebudayaan kita dan bisa memberikan pendidikan bagi banyak orang.
Daftar Pustaka :

Etika_Bisnis_dalam_Periklanan.pdf
http://azmistevanov.blogspot.com/2016/01/makalah-periklanan-teori-etika-dan.html
https://rizkymawaddahmonoarfa.wordpress.com/2018/04/24/makalah-pelanggaran-etika-
periklanan/
https://dokumen.tips/documents/makalah-periklanan-dan-etika-dalam-bisnis.html
https://www.academia.edu/10960253/Etika_Bisnis_dalam_Periklanan

Anda mungkin juga menyukai