Kelas A
Di Bawah Bimbingan
Nina Nuraini,DR.,S.H.,M,Si
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah ini selesai.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis
mengenai etika dan iklan.
Terselesaikannya makalah ini bukan karena usaha penulis sendiri, semua tidak
terlepas dari uluran tangan yang diberikan oleh berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini dengan
rendah hati penyusun menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang
terkait.
Penyusun menyadari amatlah terbatas pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
penyusun untuk menciptakan karya tanpa cela. Tentulah masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karna itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak sangat penulis harapkan, hargai dan akan diterima dengan
kerendahan hati, agar menjadi koreksi pada penulis, sehingga kelak penyusun
mampu menghasilkan sebuah karya yang jauh lebih baik dan penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Tim penyusun
Kelompok 8
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Norma sopan santun : norma yang mengatur pola perilaku dan sikap lahirlah
manusia. Norma ini menyangkut tatacara lahirlah dalam pergaulan sehari-hari
2. Norma hukum : norma yang dituntut keberlakuannya secara tegas oleh
masyarakat karena dianggap perlu demi keselamatan dan kesejahteraan
manusia dalam kehidupan bermasyarakat..
3. Norma moral : aturan mengenai sikap & perilaku manusia sebagai makhluk
tuhan. Norma ini menyangkut aturan tentang baik buruknya, adil tidaknya
tindakan dan perilaku manusia sejauh dilihat sebagai manusia
1. https://news.detik.com/berita/3145311/iklan-perumahan-menipu-
pengembang-dihukum-1-tahun-penjara
Pada bulan november tahun 2017 telah terjadi penipuan jual beli kavling. Kasus
ini terjadi di yogyakarta tepatnta di Wedomartani, Ngemplak Sleman Yogyakarta.
Kasus ini menceritakan seorang yang bernama Tugas arianto membaca sebuah
iklan yang bertuliskan “Perumahan Hinalang Asri lokasi strategis, pinggir jalan
aspal, akses jalan memadai, murah, fasilitas KPR PT Marsamda karya mandiri.”
Tugas pun tergiur dengan iklan yang ia baca lalu tugas pun menemui Dullah PB
Siahaan (56), hanya untuk membeli kavlingnya saja dan akan membangun sendiri
rumahnya. Dullah pun setuju dengan keinginan Tugas, maka dari itu mereka
sepakat. Dullah berjanji setelah semua unit terjual maka masing-masing akan
mendapatkan sertifikat tanah hak milik dengan biaya pemecahan sertifikat
ditanggung pembeli.
Tugas pun membeli tanah kavling seluas 132 meter persegi dengan harga Rp
70.000.000 juta. Untuk pembayaran dilakuka secara bertahap sebanyak empat kali
cicilan. Namun setelah dua tahun berlalu, Tugas tidak kunjung memiliki sertifikat
tanah itu. Tugas pun curiga dan melaporkan dullah ke kantor polisi. Pada 27 juni
2012, jaksa menuntut dullah selama 1 tahun penjara.
Dullah dinilai melanggar Pasal 62 ayat 1 UU Perlindungan konsumen. Hasilnya,
Pengadilan Negeri (PN) Sleman menyatakan bahwa Dullah terbukti melanggar
ketentuan tidak sesuai janji yang dinyatakan dalam label, etiket keterangan, iklan
atau promosi penjualan barang. Dullah dihukum 6 bulan penjara dengan catatan
tidak perlu menjalani penjara asalkan selama 1 tahun terakhir tidak melakukan
perbuatan pidana.
Tetapi vonis ini dibatalkan Pengadilan Tinggi (PT) Yogyakarta pada 29 oktober
2012. Majelis tinggi melepaskan Dullah dari segala tuntutan hukum. Atas vonis
ini jaksa lalu melakukan kasasi. ”Menjatuhkan hukuman selama 1 tahun penjara,”
putus majelis kasasi. Vonis ini diketok oleh hakim Agung Sri Murwahyuni
dengan anggota hakim Agung Suhadi dan Maruap Dohmatiga Pasaribu. Majelis
berkeyakinan bahwa Dullah bersalah karena telah terbukti melanggar ketentuan
tidak sesuai janji yang dinyatakan dalam iklan tersebut.
“keadaan seperti ini sangat merugikan konsumen (korban) bila ada serifikat atas
nama pemechan tersebut, korban dapat melakukan pinjaman uang dibank dengan
jaminan sertifikat yang sudah atas nama dirinya” demikian pertimbangan majelis
yang diketok pada tanggal 17 april 2014.
BAB 4
PEMBAHASAN KASUS
5.1 Kesimpulan
Dalam periklanan kita tidak dapat lepas dari etika. Dimana di dalam iklan
itu sendirimencakup pokok-pokok bahasan yang menyangkut reaksi kritis
masyarakat Indonesiatentang iklan yang dapat dipandang sebagai kasus
etika periklanan. Sebuah perusahaan harusmemperhatikan etika dan
estetika dalam sebuah iklan dan terus memperhatikan hak-hak konsumen.
5.2 Saran
Dalam penulisan ini penulis memberikan saran yaitu dalam bisnis
periklanan perlulah adanya kontrol tepat yang dapat mengimbangi
kerawanan tersebut sehingga tidak merugikankonsumen. Sebuah
perusahaan harus memperhatikan kepentingan dan hak-hak konsumen,dan
tidak hanya memikirkan keuntungan semata