Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH ETIKA BISNIS

NORMA DAN ETIKA DALAM PEMASARAN


Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Dosen Pengampu : Dra. Jajuk Herawati, M.M

Disusun oleh :
1. Rinda Ardina Dewi ( 2019008227)
2. Sintawati Mita K (2019008211)
3. Siti Vika Rahmania (2019008229)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI


UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayahNya, sehingga kami dapat menyusun makalah tentang “Norma dan Etika dalam
Pemasaran”.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Jajuk Herawati, M.M yang
telah membimbing kami dalam menulis makalah ini, serta semua pihak yang telah
mendukung dalam menyusun makalah ini yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu.
Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi kita semua.
Namun, kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna. Maka dari itu, dengan
tulus dan kerendahan hati, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan dan penyempurnaan makalah ini di masa yang mendatang. Atas saran, kritik
maupun bantuan kami ucapkan terima kasih.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kata “etika” dan “etis” tidak selalu dipakai dalam arti yang sama dan karena
itu pula “etika bisnis” bisa berbeda artinya. Suatu uraian sistematis tentang etika
bisnis sebaiknya dimulai dengan menyelidiki dan menjernihkan cara kata seperti
“etika” dan “etis” dipakai. Etika bisnis merupakan cara untuk melakukan
kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu,
perusahaan dan juga masyarakat.
Norma adalah ketentuan yang mengatur tingkah laku manusia dalam
masyarakat. Ketentuan tersebut mengikat bagi setiap manusia yang hidup dalam
lingkungan berlakunya norma tersebut, dalam arti setiap orang yang hidup dalam
lingkungan berlakunya norma tersebut harus menaatinya. Etika adalah suatu ilmu
yang membahas perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh
pikiran manusia. Pemasaran adalah mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan
manusia dan sosial. Salah satu definisi yang paling baik dan singkat dari pemasaran
adalah “memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan”.
Jadi, Norma dan Etika dalam Pemasaran adalah ketentuan yang mengatur
tingkah laku manusia dalam masyarakat yang dilakukan dengan perbuatan baik dan
buruk sesuai pemahaman individu agar dapat mengidentifikasi dan memenuhi
kebutuhan manusia dan sosial dengan cara yang menguntungkan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana etika dalam pemasaran?
2. Bagaimana etika iklan dalam pemasaran?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui etika dalam pemasaran.
2. Untuk mengetahui etika iklan dalam pemasaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Etika dalam Pemasaran
Menurut Philip Kotler, Pemasaran adalah suatu proses social yang didalamnya
individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menaawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilaidengan pihak lain. Sedangkan Manajemen Pemasaran menurut Philip Kotler
adalah seni dan ilmu memilih pasar sasaran dan mendapatkan, menjaga, dan
menumbuhkan pelanggan dengan menciptakan, menyerahkan dan
mengkomunikasikan nilai pelanggan yang unggul.
Menurut McCarthy, bauran pemasaran (marketing mix) merupakan perangkat alat
pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya. Bauran
pemasaran (marketing mix) atau biasa dikenal dengan 4P meliputi :
1. Product (produk)Meliputi keragaman produk, kualitas, design, cirri, nama
merk, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi, imbalan.
2. Price (Harga)Meliputi daftar harga, rabat/diskon, potongan harga khusus,
periode pembayaran,syarat kredit.
3. Place (tempat)Meliputi hal-hal seperti salurang pemasaran, cakupan pasar,
lokasi,transportasi.
4. Promotion (promosi)Meliputi beberapa hal seperti promosi penjualan,
periklanan, tenaga penjalan,public relation, direct marketing.
Konsep Etika dalam Pemasaran Ada 3 konsep etika dalam pemasaran menurut
John R. Boatright adalah :
1. Fairness (Justice)Fairness menjadi pusat perhatian karena menjadi
kebutuhan yang paling dasar dari transaksi pasar. Setiap pertukaran atau
transaksi dianggap fair atau adil ketika satusama lain memberikan
keuntungan (mutually beneficial) dan memberikaninformasi yang
memadai. Namun, pemberian informasi dalam transaksi ini masih
diragukan. Hal inidisebabkan karena penjual tidak memiliki kewajiban
untuk menyediakan semua informasi yang relevan kepada
pembeli/pelanggan, dan pembeli memiliki suatukewajiban untuk
diinformasikan mengenai apa yang dibelinya.Pertanyaan mengenai siapa
yang memiliki kewajiban menyangkut informasi initerbagi menjadi 2
doktrin tradisional dalam pemasaran, yaitu caveat emptor (biarkan pembeli
berhati-hati) dan caveat venditor (biarkan penjual berhati-hati).
2. Freedom berarti memberikan jangkauan pada pilihan konsumen. Freedom
dapatdikatakan tidak ada apabila pemasar melakukan praktik manipulasi,
danmengambil keuntungan dari populasi yang tidak berdaya seperti anak-
anak,orang -orang miskin, dan kaum lansia.
3. Well-being Suatu pertimbangan untuk mengevaluasi dampak social dari
produk dan juga periklanan, dan juga product safety.
Etika pemasaran terbagi dalam 4 (empat) konteks, yaitu :
1. Etika pemasaran dalam konteks produk :
a. Produk yang dibuat berguna dan dibutuhkan masyarakat.
b. Produk yang dibuat berpotensi ekonomi atau benefit.
c. Produk yang dibuat bernilai tambah tinggi.
d. Produk yang dapat memuaskan masyarakat.
2. Etika pemasaran dalam konteks harga :
a. Harga diukur dengan kemampuan daya beli masyarakat.
b. Perusahaan mencari margin laba yang layak.
c. Harga dibebani cost produksi yang layak.
3. Etika pemasaran dalam konteks tempat / distribusi :
a. Barang dijamin keamanan dan keutuhannya.
b. Konsumen mendapat pelayanan cepat dan tepat.
4. Etika Pemasaran dalam konteks promosi :
a. Sebagai sarana menyampaikan informasi yang benar dan obyektif.
b. Sebagai sarana untuk membangun image positif.
c. Tidak ada unsur memanipulasi atau memberdaya konsumen.
d. Selalu berpedoman pada prinsip - prinsip kejujuran.
e. Tidak mengecewakan konsumen.

B. Etika iklan
1. Pengertian Iklan
Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yg didasari pada informasi
tentang keunggulan suatu produk sehingga mengubah pikiran konsumen untuk
melakukan pembelian.
2. Fungsi Iklan :
a. Iklan sebagai pemberi informasi tentang produk yang ditawarkan di pasar.
b. Iklan sebagai pembentuk pendapat umum tentang sebuah produk.
3. Pengontrolan terhadap Iklan
Kerena kemungkinan dipermainkannya kebenaran dan terjadinya manipulasi
merupakan hal – hal rawan dalam bisnis periklanan, perulah adanya control tepat
yang dapat mengimbangi kerawanan tersebut. Pada umumnya dikatakan bahwa
pengontrolan seperti itu terutama harus dijalankan dengan tiga cara yaitu :
a. Kontrol oleh pemerintah
Disini terletak suatu tugas penting bagi pemerintah, yang harus melindungi
masyarakat konsumen terhadap keganasan periklanan. Mungkin dalam hal ini
bisa kita belajar dari Amerika Serikat. Tidak ada negara lain di mana praktek
periklanan begitu maju dan begitu intensif, namun disitu pun ada instansi –
instansi pemerintah yang mengawasi praktek periklanan dengan cukup efisien
antara lain melalui Food Drug Administration dan terutama Federal Trade
Commission.
b. Kontrol oleh para pengiklan
Cara paling ampuh untuk menanggulangi masalah etis tentang periklanan
adalah pengaturan diri oleh dunia periklanan. Biasanya hal itu dilakukan
dengan menyusun sebuah kode etik, sejumlah norma dan pedoman yang
disetujui oleh profesi periklanan itu sendiri, khususnya oleh asosiasi biro –
biro periklanan.
c. Kontrol oleh masyarakat
Masyarakat luas tentu harus diikutsertakan dalam mengawasi mutu etis
periklanan. Dalam hal ini suatu cara yang terbukti membawa banyak hasil
dalam menetralisasi efek – efek negatif dari periklanan adalah mendukung dan
menggalakkan lembaga – lembaga konsumen, yang sudah lama dikenal di
negara – negara maju dan sejak tahun 1970-an berada juga di Indonesia
(Yayasan Lembaga Konsumen di Jakarta dan kemudian Lembaga Pembinaan
dan Perlindungan Konsumen di Semarang). Setiap kota besar pantas memiliki
Lembaga Swadaya Masyarakat yang bertujuan advokasi konsumen seperti
lembaga – lembaga ini. Laporan – laporan oleh lembaga – lembaga konsumen
tentang suatu produk atau jasa efektif sebagai kontrol atas kualitasnya dan
serentak juga atas kebeneran periklanan.
4. Prinsip - Prinsip Etis Dalam Iklan
a. Iklan tidak boleh menyampaikan informasi yang palsu dengan maksud
memperdaya konsumen.
b. Iklan wajib menyampaikan semua informasi tentang produk yang diiklankan.
c. Iklan tidak boleh mengarah pada pemaksaan.
d. Iklan tidak boleh mengarah pada tindakan yang bertentangan dengan
moralitas.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Norma dan etika dalam pemasaran adalah ketentuan yang mengatur tingkah
laku manusia dalam masyarakat yang dilakukan dengan baik dan buruk sesuai
pemahaman individu agar dapat mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia
dan sosial dengan cara yang mengutungkan. Menurut McCarthy, bauran pemasaran
(marketing mix) merupakan perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan
untuk mengejar tujuan pemasarannya. Bauran pemasaran (marketing mix) atau biasa
dikenal dengan 4P. Etika pemasaran terbagi dalam 4 (empat) konteks yaitu dalam
konteks produk, dalam konteks harga, dalam konteks tempat, dan dalam konteks
promosi. Iklan ialah bentuk komunikasi tidak langsung yg didasari pada informasi
tentang keunggulan suatu produk sehingga mengubah pikiran konsumen untuk
melakukan pembelian. Etika iklan itu berisi fungsi iklan, pengontrolan terhadap iklan
dan prinsip – prinsip etis dalam iklan.
DAFTAR PUSTAKA

1. K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2013.


2. https://id.wikipedia.org/wiki/Etika_bisnis
3. https://wahyuherdani.wordpress.com/2015/10/02/norma-dan-etika-dalam-pemasaran/

Anda mungkin juga menyukai