Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hewan laboratorium atau hewan percobaan adalah hewan yang sengaja

dipelihara dan diternakkan untuk digunakan sebagai hewan model guna

mempelajari dan mengembangkan berbagai macam bidang ilmu dan skala

penelitian atau pengamatan laboratorium.

Dalam laboratorium pendidikan, beberapa mata kuliah dalam kurikulum

prodi farmasi ditunjang dengan praktikum yang menggunakan hewan hidup.

Penggunaan hewan hidup ini penting sebagai alat memperjelas teori dan

fenomena yang terjadi dalam materi mata kuliah yang bersangkutan dan hal ini

tidak dapat dihindari.

Begitu pula dalam hal penelitian, penelitian adalah kegiatan yang dilakukan

berdasarkan kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh

informasi, data dan keterangan dari subjek terkait, dengan pemahaman teori

dan pembuktian asumsi dan atau hipotesis. Hasil yang di dapat merupakan

kesimpulan yang dapat diaplikasikan atau menjadi tambahan pengetahuan bagi

kemajuan ilmu pengetahuan.


Banyak alasan mengapa hewan mencit, digunakan karena hewan tersebut

merupakan hewan yang kecil, mudah dirawat dan diberi tempat tinggal, mudah

beradaptasi dan bereproduksi. Alasan lain yaitu hewan tersebut memiliki gen

yang biologis dan karakteristiknya mirip dengan manusia, sehingga sangat

mudah bagi peneliti untuk membuat obat apabila terdapat penyakit sama

ataupun mengujikan obat tersebut kepada hewan-hewan tersebut dan dapat

diperoleh efek yang sesuai.

Latar belakanng mempelajari cara pemberian bahan uji secara oral, secara

intravena, secara intramuscular, secara intraperitonial, dan secara subcutan.

Hewan coba yang digunakan adalah mencit (Mus musculus).

Hewan coba yang sering digunakan yakni mencit (Mus musculus). Sekitar 40-

80% penggunaan mencit sebagai hewan model laboratorium karena siklus

hidupnya yang relatif pendek, jumlah anak perkelahiran banyak, variasi sifat-

sifatnya tinggi, mudah ditangani, dan sifat anatomis dan fisiologinya

terkarakterisasi dengan baik.

B. Maksud Percobaan

Adapun maksud dari percobaan ini adalah sebagai berikut :

1) Agar Mahasiswa mengetahui dan memahami pengenalan hewan coba


2) Agar Mahasiswa mengetahui dan memahami cara-cara penanganan dan

perlakuan terhadap hewan coba

3) Agar Mahasiswa mengetahui dan memahami cara-cara pemberian obat

terhadap hewan coba

C. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut :

1) Untuk mengetahui jenis dan spesifikasi hewan uji dalam percobaan

2) Untuk mampu melakukan pemberian bahan uji ke hewan uji secara oral,

secara intramuscular, serta intraperitonial dan secara subcutan.

D. Prinsip Percobaan

Penggunaan hewan coba mencit (Mus musculus) dengan memegang ekor

mencit dengan tangan lalu tenangkan mencit dengan cara megusap tengkuknya.

Setelah itu gunakan jari telunjuk dan ibu jari dari lengan kiri untuk menjepit

leher mencit, kemudian ekor dijipit diantara jari manis dan jari kelingking.

E. Manfaat Percobaan

Mahasiswa dapat mengetahui cara perlakuan pada hewan mencit (Mus

musculus) dan mahasiswa juga dapat mengetahui cara pemberian obat secara

oral, intravena, intramuscular, intraperitonial, dan subcutan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Umum

Hewan percobaan atau hewan laboratorium adalah hewan yang sengaja

diperihara dan diternakkan untuk dipakai sebagai hewan model dan juga untuk

mempelajari dan mengembangkan berbegai macam bidang ilmu skala

penelitian atau pengamatan laboratorik (Hendra Stevani, 2016).

Hewan coba yang sering digunakan yakni mencit (Mus musculus) tikus putih

(Rattus norvegicus), kelinci (Oryctolagus cunicuus), dan hamster (Intan

Tolistiawaty, 2014).

Mencit merupakan hewan laboratorium yang sering digunakan karena

kemampuan reproduksinya yang tinggi (sekitar 10-12 anak / kelahiran), harga

dan biaya pemeliharaan relatif lebih murah, serta efisien dalam waktu singkat.

Karena sifat genetik dapat dibuat seragam dalam waktu yang lebih singkat

dibandingkan dengan ternak besar (A. A Kartika, 2013).

Mencit (Mus musculus) temasuk mamalia pengerat (rodensia) yang cepat

berkembangbiak. Mencit (Mus musculus) yang sering digunakan dalam

penelitian dilaboratorium merupakan hasil perkawinan tikus putih “inbreed”

maupun “outbreed”. Dari hasil perkawinan samapai generasi 20 akan dihasilkan

strain-strain mumi dari mencit (Budhi Akbar, 2010).


Kriteria mencit harus sehat, selama masa adaptasi lingkungan 1-2 minggu,

maka bobot dan badan mencit tidak boleh kurang 10%. Bulu mencit tampak

bersih, halus dan mengkilat. Bola mata kemerahan dan jernih, hidung dan mulut

tidak berlendir atau mengeluarkan air liur terus-menerus. Konsistensi fesesnya

normal dan padat, tidak cair atau diare. Hewan tampak aktif dan selalu bergerak

ingin tahu. Suhu maksimum perkembangbiakan 30 oc, suhu rektalnya 35-39oc

atau rata-rata 37,4, laju respirasi rata-rata 140-180/menit dengan denyut

jantung 600-650 mmHg. Mencit (Mus musculus) bila diperlakukan halus akan

mudah dikendalikan. Mencit (Mus musculus) dapat mencapai umur 2-3 tahun

tetapi terdapat perbedaan terutama kepekaan terhadap penyakit. Mencit (Mus

musculus) yang bagus digunakan dengan bobot minimal 20 g (Tim penyusun,

2019).

Mencit (Mus musculus) adalah salah satu anggota kelompok kerajaan hewan

mamalia. Hewan ini ditandai dengan ciri sebagai berikut : jinak, takut cahaya,

aktif pada malam hari, mudah berkembangbiak, siklus hidup yang pendek,

tergolong poliestrus, dan juga paling umum digunakan pada penelitian

laboratorium sebagai hewan percobaan yaitu sekitar 40-80%. Mencit (Mus

musculus) memiliki banyak keunggulan sebagai hewan percobaan (Khususnya

digunakan dalam penelitian biologi), yaitu siklus hidup yang relatif pendek,
jumlah anak perkelahiran banyak, variasi sifat-sifatnya tinggi dan mudah dalam

penangannya (Uswatul Hasanah, 2015).

Sejauh ini hewan coba yang banyak digunakan dalam sebuah penelitian

medis adalah rodensia atau hewan pengerat dengan kisaran persentase

mencapai 69%. Alasan penggunaan rodensia adalah karena harga yang relatif

lebih murah, mudah ditangani, mempunyai rentan hidup yang sangat singkat

dan mudah beradaptasi pada kondisi sekitarnya serta tingkat reproduksi yang

cepat sehingga memungkinkan untuk penelitian proses biologis pada semua

tahap siklus hidup (Filu Marwati, 2018).

Penanganan hewan percobaan adalah cara memperlakukan hewan selama

masa pemeliharan maupun selama masa percobaan. Mencit (Mus musculus)

bersifat penakut, fotofobia, cenderung berkumpul sesamanya dan lebih aktif

pada malam hari dibandingkan siang hari (Harmita, 2008).

Hewan coba memiliki peran penting dalam uji coba karena memiliki

kemiripan fisiologi dengan manusia. Sehingga hewan coba dapat memberikan

berbagai informasi mengenai sistem fisiologi manusia (Risqa Novita, 2015).


B. Uraian Bahan

1) Alkohol (Farmakope Indonesia edisi III hal : 65)

Nama Resmi : AETHANOLUM

Nama Lain : Alkohol, etanol

RM / BM : C2H6O / 46,07

Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah menguap dan

mudah bergerak, bau khas, rasa panas, mudah

terbakar, dan memberikan nyala biru yang tidak

berasap

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari cahaya,

ditempat sejuk, jauh dari nyala api

Kegunaan : Sebagai zat tambahan juga dapat membunuh kuman

2) Aquadest (Farmakope Indonesia edisi III hal : 96)

Nama Resmi : AQUA DESTILLATA

Nama Lain : Air Suling

RM / BM : H2O / 18,02

Pemerian : Cairan jernih ; tidak berwarna ; tidak berbau ; tidak

mempunyai rasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Kegunaan : Sebagai pelarut


C. Klasifikasi Hewan Coba

Klasifikasi Mencit (Mus musculus) adalah sebagai berikut : (P. J. M Stevens,

1999).

Kingdom : Animalia

Subkingdom : Bilateria

Infrakingdom : Deuterostomia

Phylum : Chordata

Subphylum : Vertebtara

Infraphylum : Gnathostoma

Superclass : Tetrapoda

Class : Mammalia

Subclass : Theria

Infraclass : Eutheria

Ordo : Kodentia

Family : Mymorpha

Subfamily : Muridae

Genus : Mus

Spesies : Mus musculus


D. Karakteristik Hewan Coba

Karakteristik Mencit (Mus musculus) adalah sebagai berikut : (Shahdevi

Nandar Kurniawan, 2018)

Lama hidup : 1-2 tahun

Lama produksi ekonomis : 9 bulan

Lama bunting : 19-21 hari

Kawin sesudah beranak : 1-2 jam

Umur disapih : 21 hari

Umur dewasa : 35 hari

Umur dikawinkan : 8 minggu

Siklus kelamin : Poliestrus

Perkawinan : Pada waktu estrus

Berat dewasa : 20-40 gram (jantan) dan 18-35 gram (betina)

Sifat-sifat mencit (Mus musculus) adalah sebagai berikut : (Intan Tolistiawaty,

2014).

1) Siklus hidupnya yang relatif pendek

2) Mencit dapat hidup sampai umur 1-3 tahun

3) Tingkat kesuburan mencit sangat tinggi karena dapat menghasilkan kurang

lebih satu juta keturunan dalam kurun waktu kurang lebih 1 tahun

4) Mencit merupakan hewan pengerat yang menyukai pakan pellet dan jagung
E. Patofisiologi

Kesehatan mencit harus selalu dipertahankan agar mencit yang digunakan

untuk penelitian sehat dan bebas mikroorganisme patogen. Beberapa jenis

penyakit parasit yang sering menginfeksi mencit yakni Toksoplasmosis,

Hymenolepis nana, Giardia muris dan Taenia taeniaformis, yang juga dapat

menular ke manusia (Intan Tolistiawaty, 2014).


BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN

A. Alat dan Bahan

1) Alat

Adapun alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai berikut :

 Kanula

 Spoit 1 cc

2) Bahan

Adapun bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai

berikut :

 Alkohol

 Aquadest

 Handscoon

 Masker

 Mencit (Mus musculus)

 Sunlight

 Tissue
B. Cara Kerja

Adapun cara kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Penyiapan Hewan Coba

1. Disiapkan alat dan bahan serta hewan coba yang akan digunakan yakni

mencit (Mus musculus)

2. Dikeluarkan mencit (Mus musculus) dari dalam kandang dengan memegang

ekor menggunakan tangan kanan

3. Dielus-elus bagian kepala mencit agar mencit menjadi tenang

4. Dijepit bagian tengkuknya atau kulit bagian belakang kepala mencit dengan

ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri

5. Dijepit ekornya diantara jari manis dan jari kelingking

b) Pemberian Oral

1. Diambil mencit (Mus musculus) dengan memegang ujung ekor

menggunakan tangan kanan

2. Dipegang bagian ekor mencit (Mus musculus) menggunakan tangan bagian

kanan dan dielus-elus kepalanya agar tenang

3. Dijepit tengkuknya menggunakan ibu jari dan jari telunjuk

4. Diangkat mencit (Mus musculus) dan dibalikkan tubuhnya sehingga mulut

mencit menghada ke atas

5. Dijepit ekornya diantara jari manis dan jari kelingking


6. Dielus-elus bagian perut agar mencit tenang pada saat ingin diberikan

pemerian oral

7. Dimasukkan kanula kedalam mulut mencit dengan hati-hati

8. Dikeluarkan kanula dari dalam mulut mencit dengan hati-hati

c) Pemerian Intravena (melalui pembuluh darah vena)

1. Dipegang ujung ekor mencit (Mus musculus) menggunakan tangan kanan

2. Diberikan perlakuan intravena

3. Disuntikkan jarum suntik berisi aquadest ke dalam ekor mencit

4. Dikeluarkan jarum suntik dari ekor mencit dengan hati-hati

d) Pemberian Intramuscular (melalui otot)

1. Dipegang ujung ekor mencit menggunakan tangan kanan

2. Dielus-elus bagian kepala mencit agar mencitnya tenang

3. Dijepit tengkuknya menggunakan ibu jari dan jari telunjuk seerat mungkin

4. Dijepit ekor mencit (Mus musculus) diantara jari manis dan jari kelingking

5. Dimasukkan jarum suntik 1 cc ke dalam otot paha kaki belakang

6. Dikeluarkan jarum suntik dari paha mencit (Mus musculus) secara hati-hati

e) Pemerian Intraperitoneal (Melalui bagian bawah ekor)

1. Dipegang ujung ekor mencit (Mus musculus) menggunakan tangan kanan

2. Dielus-elus bagian kepala mencit (Mus musculus) agar tenang

3. Dijepit tengkuknya menggunakan ibu jari dan jari telunjuk seerat mungkin
4. Dijepit ekor mencit (Mus musculus) diantara jari manis dan jari kelingking

5. Dimasukkan jarum suntik 1 cc berisi aquadest dibagian bawah perut

sebelah kanan garis tengah, lakukan dengan hati-hati agar tidak mengenai

organ lain.

6. Dikeluarkan jarum suntik dari perut mencit dengan hati-hati

f) Pemerian Subcutan

1. Dijepit bagian tengkuk leher atau area kulit longgar sepanjang punggung

2. Dimasukkan jarum suntik 1 cc yang berisi aquadest dibagian bawah kulit

punggung yang dijepit

3. Keluarkan jarum suntik dari kulit mencit secara hati-hati


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pembahasan

Mencit dengan bahasa latin Mus musculus termasuk juga dalam hewan

pengerat. Hewan ini selalu dipakai dalam penelitian karena bentuk tubuhnya

yang kecil, penanganannya yang kompleks dan memiliki sistem tubuh yang sama

dengan manusia.

Mula-mula hewan coba mencit (Mus musculus) diambil dengan cara

dipegang ujung ekor mencit (Mus musculus) menggunakan tangan kiri. Setelah

itu, elus-elus kepala mencit (Mus musculus) menggunakan ibu jari dan jari

telunjuk, lalu ekornya dijepit diantara jari manis dan jari kelingking. Metode

dilakukan dalam penanganan hewan coba mencit (Mus musculus).

Pemberian obat kepada hewan coba dilakukan secara bertahap pertama

yaitu pemberian oral atau melalui mulut pada mencit (Mus musculus) dilakukan

dengan alat suntik yang dilengkapi dengan kanula yang telah diisi dengan

aquadest. Tarik kulit pada bagian tengkuk mencit dengan jari telunjuk dan ibu

jari. Lalu pegang ekornya kemudian balikkan tubuh mencit dimana posisi kepala

mencit menegada dan mulutnya sedikit dibuka, kanula ditempatkan pada langit-

langit mulut atas mencit kemudian masukkan perlahan sampai ke esofagus dan

cairan obat masuk kemudian keluarkan kanula dari mulut mencit.


Pemberian intravena atau pembuluh darah vena dilakukan dibagian ekor

mencit (Mus musculus), dimana hewan ditempatkan pada wadah agar sewaktu

disuntik tidak terbalik. Suntik menggunakan jarum suntik yang berujung tajam,

setelah selesai melakukan pemberian obat dikeluarkan jarum suntik dari ekor

mencit.

Pemberian intramusclar atau melalui otot, obat disuntikkan pada bagian

paha posterior mencit (Mus musculus) dipegang dengan cara menyamping

dimana ibu jari dan jari telunjuk memegang kepala mencit (Mus musculus)

kemudian jari kelingking dan jari manis memegang paha dan perut bagian kiri

mencit. Bersihkan area yang akan disuntik, lalu masukkan obat dengan

menggunakan suntik (spoit) 1 cc, keluarkan jarum suntik dari paha setelah selesai

melakukan pemberian obat.

Pemberian intraperotoneal atau melalui bagian bawah perut mencit.

Dipegang dan diposisikan terlentang, pada penyuntikan posisi kepala lebih

rendah dari perut yaitu jarum suntik disuntikkan dibagian perut pada daerah yang

menepi dari garis tengah, agar jarum suntik tidak terkena kantung kemih, hati-

hati setelah disuntik keluarkan jarum.

Pemberian subcutan atau melalui bawah kulit dilakukan penyuntikan

dibawah kulit pada daerah tengkuk dengan mencubit tengkuk diantara ibu jari

dan jari telunjuk. Masukkan obat dengan menggunakan suntik (spoit) 1 cc.
Setelah selesai melakukan penyuntikan obat, keluarkan suntik dari kulit mencit

(Mus musculus).

Kelebihan dan kekurangan pemberian bahan uji kepada hewan uji :

1. Oral

a) Kelebihannya : mudah, ekonomis dan tidak perlu steril.

b) Kekurangannya :rasanya yang tidak enak dapat mengurangi kepatuhan

(mual), kemungkinan dapat mengiritasi lambung dan usus serta harus

dalam keadaan sadar.

2. Intravena

a) Kelebihannya : relatif lebih cepat, efek sistemik dapat segera dicapai.

b) Kekurangannya :gangguan kardiovaskular, dan pulmonar,

perkembangan potensial trombophlebitis dan kemungkinan infeksi lokal

atau atau sistemik dari kontaminasi lautan atau teknik injeksi septik.

3. Intramuscular

a) Kelebihannya : absorbsi berlangsung dengan cepat, dapat diberikan

pada keadaan sadar dan tidak sadar.

b) Kekurangannya : dalam pemberiannya perlu prosedur steril, sakit, dan

dapat terjadi iritasi ditempat injeksi.


4. Intraperitonial

a) Kelebihannya : diabsorbsi cepat sehingga reaksi obat akan cepat

terlihat.

b) Kekurangannya : apabila terjadi kesalahan, resikonya menyebabkan

kesalahan organ.

5. Subcutan

a) Kelebihannya : diperlukan latihan yang sederhana, absorbsi cepat

obat larut dalam air dan mencegah kerusakan sekitar saluran cerna.

b) Kekurangannya : rasa sakit dan kerusakan kulit, tidak dapat dipakai jika

volume besar.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1) Mencit mempunyai kingdom animalia, filum chordata termasuk hewan

mamalia dengan ordo rodentia dan memiliki genus Mus serta spesiesnya

Mus musculus.

2) Pemberian bahan uji secara oral (melalui mulut), secara intravena (melalui

vena lateralis yang berada di ekor), secra intramuscular (melalui otot paha

kaki sebelah kiri) dan secara subcutan (dibawah kulit).

B. Saran

Dalam penanganan hewan coba kita harus berhati-hati dalam pembacaan

spoit agar dosis yang diberikan tepat, berhati-hati juga agar tidak mendapat

gigitan atau cakaran dari hewan uji. Dan lebih berhati-hati lagi dalam pemberian

obat secara oral agar tidak mengalami pendarahan pada tenggorokan mencit

(Mus musculus).
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Budhi. 2010. “Tumbuhan Dengan Kandungan Senyawa Aktif yang Berpotensi

Bahan Antifertilitas”. Jakarta: Adabia Press.

Direktorat Jendral POM. 1979. “Farmakope Indonesia Edisi III”. Jakarta: Departemen

Kesehatan Republiki Indonesia.

Harmita dan Maksum Radji. 2008. “Buku Ajar Analisis Hayati”. Jakarta: EGC.

Hasanah, Uswatul. dkk. 2015. “Analisis Pertumbuhan Mencit (Mus musculus) ICR

dari Hasil Perkawinan Inbreeding dengan Pemberian Pakan AD1 dan AD2”.

Makassar: Uin Alauddin.

Kartika, A. A. dkk. 2013. “Strategi pengembangan Usaha Ternak Tikus (Rattus

norvegicus) dan mencit (Mus musculus)”. Bogor: IPB.

Kurniawan, S. N. dkk. 2018. “Penggunaan Hewan Coba Pada Penelitian di Bidang

Neurologi”. Malang: UB Press.

Novita, Risqa. 2015. “Pemilihan Hewan Coba Pada Penelitian Pengembangan Vaksin

Tuberkulosis”. Jakarta: Kemenkes RI.

Putri, F. M. S. 2018. “Urgensi Etika Medis dalam Penanganan Mencit Pada Penelitian

Farmakologi”. Yogyakarta: STIKes Madani.

Stevani, Hendra. 2016. “Praktikum Farmakologi”. Jakarta: Kemenkes RI.

Stevens, P. JM. dkk. 1999. “Ilmu Keperawatan”. Jakarta: EGC.


Tim penyusun. 2019. “Penuntun dan Buku Kerja Praktikum Anatomi dan Fisiologi

Manusia”. Makassar: Universitas Megarezky.

Tolistiawaty, Intan. dkk. 2014. “Gambaran Kesehatan Mencit (Mus musculus) di

Instalasi Hewan Coba”. Sulawesi Tengah: Badan Litbang Kesehatan.


LAMPIRAN

A. Lampiran

Laboratorium Anatomi Fisiologi Manusia


Program Studi S1 Farmasi
Universitas Megarezky Makassar

Ket: Cara memegang mencit (Mus


musculus)

Laboratorium Anatomi Fisiologi Manusia


Program Studi S1 Farmasi
Universitas Megarezky Makassar

Ket: Pemberian secara oral atau melalui


mulut pada mencit (Mus musculus)
Laboratorium Anatomi Fisiologi Manusia
Program Studi S1 Farmasi
Universitas Megarezky Makassar

Ket: Pemberian obat secara intravena atau


pembuluh darah vena melalui ekor mencit
(Mus musculus)
Laboratorium Anatomi Fisiologi Manusia
Program Studi S1 Farmasi
Universitas Megarezky Makassar

Laboratorium
Ket: PemberianAnatomi Fisiologi
obat secara Manusia
intramuscular
Program
atau ototStudi S1 Farmasi
melalui paha samping kanan
Universitas
mencit (Mus musculus)Makassar
Megarezky

Ket: Pemberian obat secara intraperitonial


melalui bagian perut mencit (Mus
musculus)
Laboratorium Anatomi Fisiologi Manusia
Program Studi S1 Farmasi
Universitas Megarezky Makassar

Ket: Pemberian obat secara subcutan atau


melalui bawah kulit mencit (Mus musculus)

B. Skema kerja
Diambil Mencit (Mus musculus)

Dielus-elus pundaknya sampai tenang

Diberikan perlakuan pemberian secara oral melalui mulut

Pemberian secara intravena atau melalui pembuluh darah


vena mencit (Mus musculus) bagian ekor

Pemberian secara muscular atau melalui otot mencit (Mus


musculus)

Pemberian secara intraperitonial atau melalui perut sebelah


kiri mencit (Mus musculus)

Pemberian secara subcutan atau melalui bawah kulit mencit


(Mus musculus)

Anda mungkin juga menyukai