Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KELOMPOK

ANATOMI DAN FARMAKOLOGI

“PEMBEDAHAN HEWAN COBA”

KELAS E 2022
KELOMPOK II
ASISTEN: ISMI KURNIASARI

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS ALMARISAH MADANI MAKASSAR
2023

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Penggunaan hewan coba banyak digunakan pada penelitian dan Pen
didikan dibidang kedokteran, farmasi dan kedokteran hewan. Secara umu
m hewan coba yang sering digunakan pada pendidikan dan penelitian mel
iputi mencit, tikus, kelinci, anjing dan kera. Hewan tersebut digunakan seb
agai hewan model untuk penelitian baik dibidang biomedik, kedokteran da
n farmasi. Perlakuan hewan coba yang memadai menurunkan tingkat stre
ss hewan tersebut sehingga memberikan kesimpulan penelitian yang lebih
baik dan tepat dengan menggunakan generalisasi yang baik (Nelson, 201
6).
Lebih dari 97% mamalia darat menggunakan hewan rodentia, (58.35
%), termasuk di dalamnya mencit (Mus musculus). Mencit merupakan hew
an yang sering digunakan sebagai hewan laboratorium. Penggunaan men
cit sebagai model laboratorium berkisar 40%. Mencit banyak digunakan se
bagai hewan laboratorium karena memiliki kelebihan seperti siklus hidup r
elatif pendek, jumlah anak per-kelahiran banyak, variasi sifat-sifatnya tingg
i, mudah ditangani, serta sifat produksi dan karakteristik reproduksinya mir
ip hewan mamalia lain, seperti sapi, kambing, domba, dan babi. Selain itu,
mencit dapat hidup mencapai umur 1-3 tahun. Mencit sering dijumpai dala
m riset-riset di laboratorium yang berkaitan dengan bidang fisiologi, farma
kologi, biokimia, patologi, histopatologi, toksikologi, embriologi, zoologi ko
mparatif serta bidang biomolekuler. Dibidang kedokteran, mencit dipakai u
ntuk keperluan diagnostik, sedangkan dalam bidang psikologi, hewan ters
ebut digunakan di laboratorium untuk pengamatan tingkah laku. Mencit se
ring digunakan sebagai objek penelitian klinis karena struktur anatomi dan
fisiologinya mempunyai kemiripan dengan struktur anatomi dan fisiologi m
anusia (Nugroho, 2018).

I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan


I.2.1 Maksud percobaan
Adapun maksud dari percobaan ini yaitu untuk mengetahui cara me
nganestesi dan membedah hewan uji untuk mengetahui organ-organ dala
m tubuh mencit.
I.2.2 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan dari praktikum ini untuk mengetahui cara a
nestesi pada hewan uji, mampu melakukan pembedahan pada hewan per
cobaan, dan mengetahui setiap bagian-bagian organ dalam tubuh hewan
uji.
I.2.3 Prinsip Percobaan
Adapun prinsip dari percobaan ini yaitu penentuan efektifitas anast
esi menggunakan eter pada mencit (Mus musculus) dan mengamati orga
n-organ dalam pada mencit setelah dilakukan pembedahan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori umum
Pembedahan atau disebut nekropsi merupakan salah satu prosedur
untuk mendapatkan sampel organ atau jaringan suatu hewan uji. Setelah
mencit dibius dengan salah satu teknik yang disebutkan di bab sebelumny
a, maka mencit siap untuk dibedah. Hendaknya telah diketahui tujuan nekr
opsi, apakah untuk pemeriksaan bakteriologi, virologi, histopatologi atau i
mmune histopatologi. Nekropis atau disebut juga autopsi/obduksi tidak da
pat mengungkapkan semua sebab-sebab penyakit atau sebab kejadian pe
nyakit. Nekropsi sering dapat digunakan untuk mengidentifikasi proses pe
nyakit infeksius, kejadian defisiensi nutrisi, keracunan, penyakit parasitik d
an tumor. Untuk keperluan identifikasi, nekropsi akan lebih baik jika dipad
ukan dengan pemeriksaan lapangan untuk dapat menentukan penyebab
masalah. Nekropsi atau dikenal juga sebagai pemeriksaan postmortem da
pat dilakukan untuk menentukan penyebab penyakit dengan cara deskrips
i penyayatan makroskopis dan tinjauan mikroskopis dari jaringan serta mel
akukan pemeriksaan serologis, mikrobiologis yang memadai (Kindangen,
et.al. 2022).
General anesthesia atau anestesi umum merupakan suatu tindakan y
ang bertujuan menghilangkan nyeri, membuat tidak sadar dan menyebabk
an amnesia yang bersifat reversible dan dapat diprediksi, anestesi umum
menyebabkan hilangnya ingatan saat dilakukan pembiusan dan operasi s
ehingga saat pasien sadar pasien tidak mengingat peristiwa pembedahan
yang dilakukan. Pemberian anestesi umum dengan teknik inhalasi, intrave
na maupun imbang mempunyai risiko komplikasi pada pasien. Kematian
merupakan risiko komplikasi yang dapat terjadi pada pasien pasca pembe
rian anestesi. Kematian yang disebabkan anestesi umum terjadi < 1:100.0
00 kasus, selain kematian ada komplikasi lain yaitu serangan jantung, infe
ksi paru, stroke, trauma pada gigi atau lidah. Ada berbagai macam teknik
euthanasia pada hewan uji yaitu euthanasia secara fisik, euthanasia farma
kologik non- inhalan, euthanasia dengan zat anestetik inhalan, euthanasia
dengan gas non anestetik dan euthanasia dengan zat-zat transkuiliser (Nu
groho, 2018).
Anastesi umum dapat dilakukan dengan rute inhalasi, injeksi ataupun
kombinasi dari dua rute tersebut. Kombinasi dari pemilihan analgesik dan j
uga anastesi dilaporkan dapat meminimalisir stres yang berkaitan dengan
prosedur pembedahan analgesik dapat diberikan secara enteral maupun p
ara enteral. Lima penelitian mahasiswa yang dicermati melakukan rute an
aesthesi secara inhalasi dan intramuskuler. Obat yang digunakan di antar
anya kloroform, eter, kombinasi ketamin 10% dan xylazin, atau kombinasi
lidokain dan kloroform (Kindangen, et.al. 2022).

II.2 Uraian Bahan


II.2.1 Etanol (FI III:96; FI IV: 65)
Nama resmi : AETHANOLUM
Nama lain : Alkohol, etanol
RM/BM : C2H6O / 46.07
Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap d
an mudah bergerak, bau khas, rasa panas dan m
udah terbakar.
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dalam kloroform P
dan dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Desinfektan.

II.2.2 Eter (FI III:96; FI IV: 650)


Nama resmi : DIETIL ETER
Nama lain : Eter P
Rumus molekul : C2H5OC2H5
Pemerian : Cairan transparan, tidak berwarna, bau khas, rasa
manis dan membakar. Sangat mudah menguap, s
angat mudah terbakar, campuran uapnya dan oksi
gen, udara atau di nitrogen oksida pada kadar tert
entu dapat meledak.
Kelarutan : Larut dalam 10 bagian air, dapat campur dengan e
tanol (95%) P, dengan kloroform P, dengan minya
k lemak dan minyak atsiri.
Penyimpanan : Dalam wadah kering tertutup rapat, terlindungi dari
cahaya ditempat sejuk
Kegunaan : Anestesi umum

II.2 Klasifikasi Hewan Coba (Widyawaty, E. D, 2018)


Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Mamalia
Ordo : Rodentia
Family : Muridae Gambar 1. Mencit (Mus musculus).
Genus : Mus
Spesies : Mus musculus

II.2.1 Morfologi Mencit


Mencit termasuk dalam filum chordate yang artinya mempunyai chor
da dorsalis, batang syaraf dorsal tunggal dan mempunyai celah insang pa
da masa embrionya dan tidak berfungsi sebagai alat pernapasan. Mencit
dikelompokkan dalam kelas mamalia, seperti yang telah diketahui, mamali
a adalah kelompok hewan vertebrata yang menduduki tempat tertinggi dal
am perkembangan hewan. Nama mamalia merujuk pada ciri utama anggo
ta mamalia yaitu adanya kelenjar mamae atau kelenjar air susu yang dapa
t menghasilkan air susu (pada betina) yang dapat diberikan ke keturunann
ya (Nugroho, 2018).
Mencit secara biologis memiliki ciri umum, yaitu berupa rambut berw
arna putih atau keabu-abuan dengan warna perut sedikit lebih pucat, mem
iliki berat badan yang bervariasi. Berat badan ketika lahir berkisar antara
2-4 gram, berat badan mencit dewasa berkisar antara 20-40 gram untuk m
encit jantan dan 25-40 gram untuk mencit betina dewasa. Sebagai hewan
pengerat mencit memiliki gigi seri yang kuat dan terbuka. Susunan gigi me
ncit adalah indicisivus 1/2,caninus 0/0, premolar 0/0, dan molar 3/3. Menci
t dapat bertahan hidup selama 1-2 tahun dan dapat juga mencapai umur 3
tahun. Lama bunting 19-21 hari sedangkan umur untuk siap dikawinkan 8
minggu (Nugroho, 2018).

BAB III

METODE KERJA
III.1 Alat dan Bahan Percobaan
III.1.1 Alat
Pada percobaan kali ini alat yang kami gunakan yaitu benang godam,
gagang bisturi, kapas, paku mading, papan bedah, pinset dan wadah.
III.1.2 Bahan
Pada percobaan kali ini bahan yang digunakan adalah eter dan alkoh
ol.
III.2 Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Dimasukkan mencit kedalam wadah yang berisi kapas dan eter (ane
stesi)
3. Diposisikan mencit pada papan bedah menggunakan paku mading dan
ikat menggunakan benang godam
4. Dibasahi bagian tubuh mencit yang akan dibedah menggunakan alkoho
l
5. Dibedah mencit mulai dari bagian bawa perut keatas menggunakan gag
ang bisturi, bedah mencit dengan hati-hati agar tidak terjadi pendaraha
n
6. Diambil dan dipisahkan masing-masing organ dan amati.

BAB IV
PEMBAHASAN
IV.1 Pembahasan
General anesthesia atau anestesi umum merupakan suatu tindakan
yang bertujuan menghilangkan nyeri, membuat tidak sadar dan menyebab
kan amnesia yang bersifat reversible dan dapat diprediksi, anestesi umum
menyebabkan hilangnya ingatan saat dilakukan pembiusan dan operasi s
ehingga saat pasien sadar pasien tidak mengingat peristi pembedahan ya
ng dilakukan (Kindangen, et.al.2022).
Berdasarkan percobaan yang telah di lakukan yaitu pembedahan he
wan coba, teknik anestesi yang digunakan adalah teknik anestesi menggu
nakan eter. Awalnya mencit dimasukan kedalam wadah yang berisi kapas
yang telah ditetesi eter kemudian ditutup rapat hingga mencit tidak bernaf
as. Posisikan mencit pada papan bedah, kemudian bedah mulai dari bagia
n bawah perut keatas. Ambil dan amati organ-organ pada mencit. Dari has
il yang kami dapatkan, organ-organ yang diambil yaitu:
1. Ginjal
Ginjal pada mencit berwarna merah kecoklatan, struktur yang keny
al, berbentuk seperti kacang dan terletak dibagian dinding otot bagian bela
kang. Hal ini sudah sesuai dengan literatur dimana menurut (Triana, et.al.
2023) ginjal yang normal memiliki warna merah kecoklatan dengan bentuk
menyerupai kacang merah. Pada manusia ginjal merupakan sepasang org
an berbentuk kacang (bean shaped), terletak retroperitoneal, di belakang
kavum abdomen. Masing-masing ginjal mempunyai panjang 10-12 cm (an
tara vertebra TH 12-L3), penampang 5-6 cm, berat ± 150 gram (Utari, et.al
2023).
2. Hati
Hati mencit kurang lebih berbentuk segitiga, berwarna merah kecokla
tan dengan permukaan yang rata dan halus. Hal ini sudah sesuai dengan
literatur dimana menurut (Prasetiawan, E., et.al. 2012) hati yang normal m
emiliki permukaan rata dan halus serta memiliki warna merah kecoklatan.
Menurut (Utari, et.al. 2023) pada manusia hati mempunyai warna merah k
ecoklatan dengan tekstur kenyal terletak di atas dan di sebelah kiri perut d
an dibawah paru-paru. Beratnya antara 1,44 hingga 1,66 kg. Hati kurang l
ebih berbentuk segi tiga dan terdiri dari dua lobus, lobus kanan lebih besar
dan lobus kiri lebih kecil.
3. Jantung
Jantung mencit berada di atas rongga dada sebelah kiri, memiliki war
na kecoklatan dengan struktur yang kenyal dan permukaan yang halus. H
al ini sesuai dengan literatur dimana menurut (Suherlan, H.2021) gambar
an makroskopis organ jantung pada mencit memperlihatkan warna mera
h kecoklatan dengan konsistensi yang kenyal dan memiliki permukaan ya
ng halus. Jantung mencit memiliki ciri anatomi dasar yang sangat mirip de
ngan manusia, yaitu dengan 4 ruang yang terdiri atas 2 atrium yang dipisa
hkan oleh septrum interatrial dan 2 ventrikel yang dipisahkan oleh septum
interventrikular. Lalu terdapat septrum atrioventrikular yang terletak diantar
a septum interventrikular dan septrum interatrial jantung bersama pembulu
h darah seperti aorta, arteri dan vena membentuk sistem kardiovaskular ra
ta-rata tekanan darah sistolik pada jantung mencit adalah 84-105 mmHg,
dengan denyut jantung yang bersekisar antara 310-840 per-menit.
4. Lambung
Lambung mencit terletak di rongga perut bagian kiri berbentuk seper
ti kacang kedelai. Menurut (Untari, et.al. 2023) lambung terletak di kiri, bag
ian anterior rongga perut, permukaan anteriornya tumpang tindih dengan
hati dan tepi costal kiri. Lambung mencit berbentuk seperti kacang kedelai
Persarafan berasal dari saraf vagus. Letak lambung manusia berada pad
a rongga sebelah kiri perut. Organ ini terhubung dengan dua saluran pada
tiap ujungnya. Ujung atas lambung terhubung dengan esofagus (kerongko
ngan) alias saluran yang berfungsi sebagai jalur masuk makanan dari mul
ut. Sementara itu, bagian bawah lambung terhubung dengan usus halus, y
aitu organ berbentuk selang panjang yang menghubungkan lambung deng
an usus besar. Bagian usus pertama berbatasan dengan lambung yaitu d
uodenum (usus dua belas jari).
5. Limpa
Limpa mencit memiliki ukuran kecil berwarna merah keunguan terlet
ak didalam rongga perut sebelah kiri atas tepatnya dibelakang lambung. Li
mpa adalah organ yang berwarna merah keunguan dan terletak di dalam r
ongga perut sebelah kiri atas di antara diafragma dan lambung dibawa tul
ang rusuk. Pada manusia limpa adalah organ tubuh berukuran satu kepal
an kecil yang terletak di sisi kiri perut. Organ ini dilindungi oleh tulang rusu
k, sehingga tidak langsung terasa ketika disentuh (Triana, et.al. 2013).
6. Paru-paru
Paru-paru mencit terletak di dalam rongga dada berdekatan dengan ja
ntung, berwarna putih kemerahan dan struktur yang kenyal. Menurut (Tria
na, et.al. 2013) paru-paru mencit terletak berdekatan dengan jantung, ber
warna putih kemerahan dan struktur yang kenyal. Pada manuasia paru-pa
ru mengisi rongga dada terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah dipi
sahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur lainny
a yang terletak didalam mediastinum (Untari, et.al.2023).
7. Usus Besar
Usus besar mencit berada dibagian bawa lambung dengan ukuran 5
cm. Usus besar terdiri dari kolon asendens (kanan), kolon transversum, ko
lom desendens (kiri), kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum) denga
n ukuran 25,5 cm samping kiri, kanan dibawa usus halus. Pada manusia,
usus besar dimulai di daerah iliaka kanan panggul di bawah pinggang dim
ana ia bergabung dengan ujung usus kecil di sektum, melalui katup ileoce
cal. Kemudian berlanjut sebagai usus besar naik keperut turun kerektum d
an titik akhirnya di lubang anus. Secara keseluruhan, pada manusia, usus
besar memiliki panjang sekitar 1,5 meter (5 kaki), yaitu sekitar seperlima d
ari keseluruhan panjang saluran pencernaan manusia (triana,et.al. 2023).
8. Usus Halus
Usus halus terletak diantara lambung dan usus besar dengan ukura
n 37 cm. Menurut (Triana, et.al. 2013) usus halus (intestinum tenue) bagia
n duodenum mempunyai beberapa lapisan penyusun dan beberapa sel ya
ng mempunyai ciri spesifik. Duodenum panjangnya sekitar 25 – 30 cm terl
etak retroperitoneal (kecuali 3 cm bagian yang pertama). Melalui pewarna
an imunohistokimia terlihat beberapa lapisan penyusun duodenum usus h
alus, meliputi lapisan mukosa, muscularis mukosa, submukosa, muskulari
s sirkular, muskularis longitudinal dan serosa. Usus halus adalah bagian d
ari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. U
sus halus panjangnya sekitar 4-5 m (pada orang dewasa hidup), berupa or
gan tubular yang terbentang dari pylorus gasterke valvula ileosekal, diman
a usus halus melanjutkan diri ke usus besar (Utari, et.al. 2023).
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan berdasarkan tujuan didapatkan hasil p
ada pengamatan organ-organ pada mencit hampir mirip dengan manusia
yang memiliki organ yang terdiri dari ginjal, hati, jantung, lambung, paru-p
aru, usus besar dan usus halus.
V.2 Saran
V.2.1 Dosen
Diharapkan Bapak dan Ibu dosen dapat lebih memperhatikan kami s
ecara langsung saat praktikum untuk meminimalisir kesalahan saat praktik
um sehingga praktikum berjalan dengan baik.
V.2.2 Asisten Dosen
Diharapkan kedepannya kakak asisten dapat menjelaskan lebih baik
lagi materi kepada kami baik saat praktikum maupun saat asistensi berlan
gsung agar kami bisa lebih memahami dan mendapatkan ilmu yang bergu
na kedepannya.
V.2.3 Laboratorium
Diharapkan kedepannya laboratorium bisa lebih baik lagi, dilengkapi
obat maupun peralatannya serta sirkulasi udara seperti AC maupun kipas
pada saat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Keseh
atan RepublikIndonesia Anonim. 1986 Sediaan Galenik. Jakarta
Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta Departemen Keseh
atan Republik Indonesia.
Kindangen, F. M., Suandika, M., Adriani, P., &Yudono, D. T. 2022. Hubun
gan Lanjut Usia Dengan Percepatan Pulih Sadar Pasien General
Anestesi Di RSUP PROF. Dr. RD KANDOU MANADO. Jurnal In
ovasi Penelitian, 3(7), 6931-6938.
Nelson, N .2016. “Model homes for model organisms: Intersections of ani
mal welfare and behavioral neuroscience around the environmen
t of the laboratory mouse”. BioSocieties, 11(1), 46-66.
Nugroho, Rudy Agung. 2018. “Mengenal Mencit Sebagai Hewan Laborato
rium”. Mulawarman University Press. Samarinda
Prasetiawan, E., Sabri, E., & Ilyas, S. 2012. Gambaran histologist heparm
encit (Mus musculus L) strain ddw setelah pemberian eks
trak n-heksan buah andaliman (Zanthoxylum acanthopodium D
c.) Selama masa praimplantasi dan pascaimplantasi. SaintiaBiol
ogi, 1(1), 40-45.
Suherlan, H. 2021. Gambaran Histopatologi Jantung Mencit (Mus Musculu
s) Yang Diinfeksikan Trypanosoma evansi dan diberikan Ekstrak
Bawang Putih (Allium Sativum). Doctoral dissertation, UNIVERSI
TAS HASANUDDIN.
Triana, N., Ilyas, S., &Hutahaean, S. 2013. Gambaran histology spulmo m
encit jantan (Mus musculus) setelah dipapari asap rokok elektrik.
Saintia Biologi , 1 (2), 1-7.
Untari, S., Susanti, M. M., Kodiyah, N., &Himawati, L. (2023). Buku Ajar A
natomi dan Fisiologi. Penerbit NEM.
Widyawaty, E. D. 2018. Pengaruh Meniran Dosis Bertingkat Terhadap Eks
presi IGF-1 Dan Ketebalan Endometrium Pada Mencit Betina Mo
del Endometriosis.Jurnal Biosains Pascasarjana, 20(1), 9-21.
LAMPIRAN

NO. GAMBAR KETERANGAN

Proses anastesi mencit menggunak


1.
an eter

Mencit diposisikan pada papan bed


2.
ah

Mencit dibedah dari bawah perut ke


3.
atas

4. Lapisan kulit kedua mencit

Bagian-bagian organ dalam mencit


5.
yang sudah dipisahkan
SKEMA KERJA

Mencit ( Mus musculus) dibius dengan eter

Diletakkan pada papan uji, dipaku dan diikat kedua bagi


an tangan dan kaki

Dibersihkan menggunakan alkohol pada permukaan tu


buhnya

Dibedah dengan menggunakan pisau bisturi

Diambil organ tubuh mencit (Mus musculus) lalu diukur


panjang ususnya

Anda mungkin juga menyukai