Anda di halaman 1dari 5

Dalton : J. Pend. Kim. dan Ilmu. Kim. (e-ISSN 2621-3060) Vol. 06, No.

02, 2023
DOI: http://dx.doi.org/10.31602/dl.v6i2.10640

ORIGINAL ARTICLE

PENETAPAN KADAR PRODUK MAKANAN ASAM CUKA (CH3COOH)


YANG BEREDAR DIPASARAN

Moh Rasyid Kuna

Received: 27 Maret 2023 | Accepted: 13 April 2023 | Published online: 25 Agustus 2023
UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal Uniska-Daltonjurnal 2023

Abstrak Asam cuka atau lebih dikenal sebagai asam Abstract Vinegar, better known as acetic acid
cuka (CH3COOH) adalah suatu senyawa berbentuk (CH3COOH), is a liquid, colorless, pungent-smelling
cairan, tak berwarna, berbau menyengat, memiliki compound, that has a sharp sour taste and dissolves
rasa asam yang tajam dan larut didalam air, alkohol, in water, alcohol, glycerol, and ether. Consuming
gliserol, eter. Mengkonsumsi asam cuka dengan large amounts of acetic acid in the long term and high
jumlah yang banyak dalam waktu jangka panjang dan levels or concentrations can cause hypokalemia (low
dalam kadar atau konsentrasi yang tinggi akan dapat potassium levels in the blood), hyperreninemia (a
menyebabkan penyakit Hipokalemia (kadar kalium very high concentration of renin in the blood), and
rendah dalam darah), Hyperreninemia (adanya osteoporosis (decreased bone density). The research
konsentrasi renin yang sangat tinggi dalam darah), method is to prepare a solution of sodium hydroxide
Osteoporosis (penurunan kepadatan tulang). Metode and oxalic acid, then standardize the sodium
penelitian dengan mempreparasi larutan natrium hydroxide material with oxalic acid after that to
hidroksida dan asam oksalat, kemudian determine the acid content in trade vinegar. The
menstandarisasi bahan natrium hidroksida dengan calculation results for determining the level of acetic
asam oksalat setelah itu penentuan kadar asam dalam acid circulating in the market show a higher level of
asam cuka perdagangan. Hasil perhitungan 5.9%, this is not in accordance with what is written
penentukan kadar asam cuka yang beredar dipasaran on the product label, which is 5.4%.
menunjukan kadarnya lebih tinggi yaitu 5,9% hal ini
tidak sesuai dengan yang tertulis pada laber
produknya yaitu 5,4%
Keywords: Vinegar ∙ Concentration ∙
Alkalimetry
Kata kunci: Asam Cuka ∙ Konsentrasi∙
Alkalimetri
PENDAHULUAN
Pertumbuhan perusahaan makanan dan
minuman di Indonesia telah mendorong
perkembangan pola konsumsi makan
This is an open-access article under the CC-BY 4.0
License. Copyright © 2023 by author.
masyarakat. Makanan pada awalnya hanya asal
kenyang, sekarang harus menggugah selera,
bergizi, menarik untuk dilihat. Makanan yang
 Moh Rasyid Kuna
kunarasyid981@gmail.com dikonsumsi masyarakat sekarang dikenal dengan
istilah junk food, karena makanan tersebut
Jurusan Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Institut mengandung bahan kimia dan proses
Kesehatan dan Teknologi Graha Medika
pembuatannya instan, cepat, dan siap saji.
Kotamobagu
Contoh makanan junk food adalah bakso, pizza,
mi instan, burger, dan spaghetti. Fenomena
menarik yang terjadi di masyarakat adalah untuk

Uniska PPJ-Daltonjurnal
112
Dalton : J. Pend. Kim. dan Ilmu. Kim. (e-ISSN 2621-3060) Vol. 06 No. 02, 2023

memperoleh keuntungan sebagai produsen dan keracunan akibat mengonsumsi makanan


pedagang melakukan tindakan tidak jujur menduduki posisi paling tinggi, yaitu 66,7%,
dengan menambahkan bahan tambahan pangan dibandingkan dengan keracunan akibat
(Erniati, 2017). penyebab lain, misalnya obat, kosmetika, dan
Bahan tambahan pangan adalah bahan lain-lain. Salah satu penyebab keracunan
yang ditambahkan ke dalam pangan untuk makanan adalah adanya cemaran kimia dalam
memengaruhi sifat atau bentuk pangan. Bahan makanan dan konsentrasinya yang tinggi
tambahan pangan terdiri dari 27 golongan yaitu tersebut (Paratmanitya & Veriani, 2016)
antibuih (antifoaming agent), antikempal Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka
(anticaking agent), antioksidan (antioxidant), adalah senyawa kimia asam organik yang
bahan pengkarbonasi (carbonating agent), garam dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma
pengemulsi (emulsifying salt), gas untuk dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus
kemasan (packaging gas), humektan empiris C2H4O2. Rumus ini seringkali ditulis
(humectant), pelapis (glazing agent), pemanis dalam bentuk CH3-COOH, CH3COOH, atau
(sweetener), pembawa (carrier), pembentuk gel CH3CO2H. Asam asetat murni (disebut asam
(gelling agent), pembuih (foaming agent), asetat glasial) adalah cairan higroskopis tak
pengatur keasaman (acidity regulator), pengawet berwarna, dan memiliki titik beku 16,7°C bahan
(preservative), pengembang (raising agent), ini berbentuk cairan, tak berwarna, berbau
pengemulsi (emulsifi er), pengental (thickener), menyengat, memiliki rasa asam yang tajam
pengeras (firming agent), penguat rasa (flavour dapat larut di dalam air, alkohol, gliserol, eter.
enhancer), peningkat volume (bulking agent), Pada tekanan atmosferik, titik didihnya 118.1oc.
penstabil (stabilizer), peretensi warna (colour Asam asetat mempunyai aplikasi yang sangat
retention agent), perisa (fl avouring), perlakuan luas di bidang industri dan pangan (Cahyani,
tepung (fl our treatment agent), pewarna 2018).
(colour), propelan (propellant), dan sekuestran Asam asetat merupakan salah satu asam
(sequestrant) (Peraturan Menkes RI No.33, karboksilat paling sederhana, setelah asam
2012). format. Larutan asam asetat dalam air
Bahan tambahan pangan (BTP) yang merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya
dilarang untuk digunakan terdiri dari 19 terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan
golongan yaitu asam borat, asam salisilat dan CH3COO- . Asam asetat merupakan pereaksi
garamnya, formalin, kalium bromat, kalium kimia dan bahan baku industri yang penting.
klorat, kloramfenikol, minyak nabati yang Asam asetat digunakan dalam produksi polimer
dibrominasi, nitrofurazon, dulkamara, kokain, seperti polietilena tereftalat, selulosa asetat, dan
nitrobenzene, sinamil antranilat, dihidrosafrol, polivinil asetat, maupun berbagai macam serat
biji tonka, minyak kalamus, minyak tansi, dan kain. Dalam industri makanan, asam asetat
minyak sassafras sementara untuk asam asetat digunakan sebagai pengatur keasaman. Di
tidak boleh melebihi konsentrasi yang ditetapkan rumah tangga, asam asetat encer juga sering
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik digunakan sebagai pelunak air (Lanovia, 2015).
Indonesia Nomor 33 Tahun 2012). Asam asetat tidak hanya berguna sebagai
World Health Organization (WHO) tahun bahan penyedap masakan saja, tetapi juga
2014 mencatat jutaan orang jatuh sakit, bahkan digunakan dalam produksi bahan pangan yang
banyak yang meninggal akibat mengkonsumsi dalam jumlah dan berbagai konsentrasi kecil
pangan yang tidak aman dan juga kadarnya yang sampai besar, dalam bentuk murni asam asetat
tinggi. Diperkirakan lebih dari 200 jenis dikenal sebagai asam asatet glasial karena
penyakit yang ditimbulkan karena dari hal mengkristal dalam suhu dingin, bentuk asam ini
tersebut (BPOM RI, 2015). Keamanan pangan bersifat korosif dan dapat berbahaya jika
merupakan suatu hal yang harus diperhatikan mengenai kulit sehingga orang yang bekerja
karena dapat berdampak pada kesehatan, baik menggunakan senyawa ini harus menggunakan
bagi anak-anak maupun orang dewasa. Menurut alat pelindung diri agar tidak terjadi efek
data dari Badan Pengawas Obat dan Makanan samping yang berbahaya yang diakibatkan dari
(BPOM), sepanjang tahun 2019, insiden reaksi dari bahan tersebut (Lanovia, 2015).

Uniska PPJ-Daltonjurnal
113
Dalton : J. Pend. Kim. dan Ilmu. Kim. (e-ISSN 2621-3060) Vol. 06 No. 02, 2023

Karakteristik spesifik asam cuka memiliki dan secara intens akan dapat menimbulkan
sifat dapat merusak gigi (caries dental). Hal ini berapa penyakit seperti penyakit Hipokalemia
seiring dengan yang dikemukakan oleh (kadar kalium rendah dalam darah),
Hoppenbrouwers dan Driessens (Cahyani, Hyperreninemia (adanya konsentrasi renin yang
2018). Beliau melakukan simulasi perusakan sangat tinggi dalam darah). Osteoporosis
gigi secara buatan (artificial caries dental) (penurunan kepadatan tulang)
menyatakan bahwa asam asetat merusak gigi dua (Hoppenbrouwers, 1988).
kali lebih kuat dari asam laktat. Gigi akan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
menjadi sensitif terhadap minuman dan makanan kadar asam cuka yang diperdagangkan dipasaran
panas dan dingin, dan warna gigi menguning. apakah memiliki kadar yang sesuai dengan yang
Pada studi tahun 2014 yang di lakukan di tertera diproduk kemasan atau tidak . Penelitian
Clinical Laboratory, ditemukan email gigi ini dilakukan pada skala laboratorium
bungsu manusia yang direndam dalam cuka jenis (flaskscale). Sehingga tujuan dari penelitian ini
pH rendah mengalami kehilangan mineral 1- adalah untuk mendapatkan konsentrasi kadar
20% setelah empat jam (Brenes, 2005). dari asam cuka dengan menggunakan metode
konsumsi asam asetat dalam kadar yang tinggi alkalimetri.

METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Menentukan kadar asam cuka yang beredar keakurasian tinggi setelah itu penentuan kadar
dengan metode asidi alkalimetri yang terlebih asam dalam asam cuka perdagangan.
dahulu larutan natrium hidroksida dan asam
oksalat dilakukan preparasi larutan yang Alat dan Bahan Penelitian Laboratorium
funsinya untuk menyiapkan larutan dengan Alat yang digunakan yaitu batang pengaduk,
konsentrasi tertentu dalam berbagai satuan dari beaker glass, buret, corong pisah, erlemeyer,
bahan padat atau cair. kemudian menstandarisasi kaca arloji, labu ukur, neraca analitik, pipet tetes,
larutan natrium hidroksida dengan asam oksalat pipet volume, statif dan klem. Bahan yang
tujuanya untuk untuk mengetahui konsentrasi dipakai yaitu aquades, alkohol, asam cuka, asam
sebenarnya dari suatu larutan yang dijui dengan oksalat, natrium hidroksida, phenoftalein.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sebelum dilakukan penentuan kadar asam cuka standarisasi NaOH dengan larutan Asam Oksalat.
terlebih dahulu dilakukan beberapa kali Hasil standarisasi tersebut dapat dilihat pada tabel
1. di bawah ini:

Tabel 1. Standarisasi NaOH dengan larutan Asam Oksalat


Standarisasi I II III Rata-rata
NaOH
Titik awal 43ml 43ml 43ml 43ml
Titik akhir 20ml 6,5ml 15 ml 31,5ml

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa hasil Penentuan kadar asam dalam asam cuka yang
rata-rata titik awal 43 ml dan rata-rata titik akhir diperdagangkan
31,5 ml. Percobaan I : NaOH = 7 ml
: PP = 1 ml
: Asam Cuka = 1 ml

Uniska PPJ-Daltonjurnal
114
Dalton : J. Pend. Kim. dan Ilmu. Kim. (e-ISSN 2621-3060) Vol. 06 No. 02, 2023

Perubahan yang terjadi adalah larutan berubah terjadi perubahan warna pada saat penambahan
menjadi ungu muda. Perhitungan larutan asam NaOH 7 mL. Dimana pada percobaan kedua
cuka setelah diencerkan. diubah dosis larutan yang digunakan, yaitu asam
Percobaan dengan menggunakan sampel cuka sebanyak 1 ml dan PP sebanyak 1 ml, hal ini
asam cuka dengan konsentrasi 5,4%, yang dikarenakan jika menggunakan dosis awal maka
memiliki sifat fisika berupa: cair, memiliki rasa tidak akan terjadi perubahan.
asam dan juga aroma yang tajam. Asam cuka bisa Setelah mendapati hasil tadi langsung
saja berbahaya jika terlalu asam karena dapat dilakukan perhitungan untuk menentukan kadar
meningkatkan resiko gangguan pencernaan bagi cuka yang dimana didapati hasil yaitu 5,9 %,
penderita asam lambung, sehinggaa dilakukan tidak sesuai dengan kadar asam yang tertera pada
percobaan kali ini untuk mengetahui kadar asam cuka yang beredar dipasaran yaitu hanya 5,4%
dari asam cuka. Sebelum melakukan percobaan .Pada praktikum ini dalam menganalisis kadar
pertama disiapkan alat dan bahan yang akan asam dalam asam cuka dan asam oksalat
digunakan, alat dibersihkan menggunakan dilakukan analisis alkalimetri, yang dimana
alkohol 70% dan bahan yang akan digunakan proses titrasi ini diperlukan titrat, titran dan
diletakkan dalam gelas kimia. indikator.
Pada percobaan pertama, diambil larutan Asam cuka dan asam oklsalat digunakan
asam oksalat sebanyak 10 mL kedalam karena kedua asam ini merupakan titrat atau
Erlenmeyer dan ditambahkan PP sebanyak 3 larutan yang dititrasi untuk diketahui
tetes, lalu diletakkan dibawah buret yang sudah kosentrasinya, dimana saat penambahan PP
dimasukkan larutan NaOH sebanyak 43 mL, (indikator) akan menunjukkan warna bening
kemudian ditetesi NaOH secara perlahan sambil yang jika ditambahkan NaOH (titran) akan
dihomogenkan dan dilihat apakah terjadi berubah warna menjadi bening karena sudah
perubahan warna atau tidak. Dan diulangi sampai berada dititik ekivalen (Ardinal. 2018).
3 kali. Hasil yang didapati pada percobaan NaOH digunakan karena larutan ini
pertama adalah larutan 1,2 dan 3 tidak mengalami merupakan larutan standar basa yang diperlukan
perubahan warna, hal tersebut dikarenakan terlalu dalam proses titrasi, dimana larutan standar basa
banyak asam oksalat yang digunakan sehingga berfungsi untuk mentitrasi asam (Ardinal. 2018).
larutan menjadi keruh dan tidak berwarna. PP digunakan sebagai indikator yang berfungsi
Pada percobaan ke dua dilakukan hal yang saat titrasi asam basa untuk menentukan titik
sama seperti percobaan pertama akan tetapi pada ekivalen, indikator ini akan berubah warna pada
percobaan kedua kita menggunakan asam cuka. titik ekivalen dan merupakan indikator yang
Hasil yang didapati pada percobaan kedua adalah sesuai (Ardinal. 2018).

KESIMPULAN
Hasil yang didapati pada percobaan pertama
larutan yang digunakan, yaitu asam cuka
adalah larutan 1,2 dan 3 tidak terjadi perubahan
sebanyak 1 ml dan PP sebanyak 1 ml, hal ini
warna, hal tersebut diakibatkan terlalu banyak
dikarenakan jika menggunakan dosis awal maka
asam oksalat yang digunakan sehingga larutan
tidak akan terjadi perubahan. perhitungan untuk
menjadi keruh dan tidak berwarna. Hasil yang
menentukan kadar cuka yang dimana didapati
didapati pada percobaan kedua adalah terjadi
hasil yaitu 5,9%. Kadar ini tidak sesuai dengan
perubahan warna pada saat penambahan NaOH7
kadar asam yang tertera pada cuka yang beredar
mL. Dimana pada percobaan kedua diubah dosis
di pasaran yaitu 5,4%.

Uniska PPJ-Daltonjurnal
115
Dalton : J. Pend. Kim. dan Ilmu. Kim. (e-ISSN 2621-3060) Vol. 06 No. 02, 2023

Ucapan Terima kasih bentuk support dana, perizinan, konsultan


Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang maupun tim yang berperan dalam membantu
berperan dalam penelitian/artikel, baik dalam pengambilan data.

DAFTAR PUSTAKA
Ardinal. (2018). Titrasi Alkalimetri. Universitas Hoppenbrouwers, P. M. M. dan Driessens,
Brawijaya. Malang. Jawa Timur F.C.M. (1988). The Effect of Lactic and
Acetic Acid on The Formation of
Badan POM RI. (2015). Bahan Berbahaya Pada Artificial Caries Lesions. Juornal of
Pangan. Jakarta: Direktorat Pengawasan Dental Research 67(12): 1466- 1467.
Produk Dan Bahan Berbahaya.
Lanovia C., (2015). Penentuan Kadar Asam
Badan POM RI (2019). Bahan Berbahaya Pada Asetat Dalm Cuka Makanan (Titrasi
Pangan. Jakarta: Direktorat Pengawasan Asam Basa), Universitas Surya, Jakarta
Produk Dan Bahan Berbahaya.
Nasution,A. M. (1989). Mempelajari Beberapa
Bagasyanirawan’s. (2012). Pembuatan Asam Cara Fermentasi Dalam Pembuatan
Asetat. Fakultas Mipa Universitas Vinegar Nira Aren. Fakultas Teknologi
Hasanuddin, Makassar. Pertanian. Institut Pertanian Bogor

Brenes, C.H., Insfran, D. D. P. dan Talcott, S.T. Paratmanitya, Yhona, And Veriani Aprilia.
(2005). Stability Of Copigmented (2016). Kandungan Bahan Tambahan
Anthocyanins and Ascorbic Acid in A Pangan Berbahaya Pada Makanan Jajanan
Grape Juice Model System. Journal Of Anak Sekolah Dasar Di Kabupaten
Agricultural and Food Chemistry 53(1): Bantul." Jurnal Gizi Dan Dietetik
49-56. Indonesia (Indonesian Journal of
Nutrition and Dietetics).49-55.
Cahyani Fs., (2018). Penetapan Konsentrasi
Asam Cuka Yang Diperdagangakan, Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Universitas Sriwijaya, Sumatera Selatan Indonesia Nomor 033 Tahun (2012).
Tentang Bahan Tambahan Makanan.
Erniati. (2017). Tingkat Pendidikan, Jakarta: Sekretariat Negara.
Pengetahuan, Sikap Pedagang Bakso Dan
Penggunaan Boraks Pada Bakso Di Sdn World Health Organization (WHO). 2014.
Lemahputro Iii Sidoarjo Departemen Konsumsi Bahan Kimia Dalam Pangan
Kesehatan Lingkungan Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas
Airlangga Surabaya.

Uniska PPJ-Daltonjurnal

Anda mungkin juga menyukai