Anda di halaman 1dari 50

* Dasar-Dasar

Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3)
OLEH : JANUAR
PENGAWAS KETENAGAKERJAAN SP. PAPA
DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI
PROVINSI KALIMANTAN SELATAN
*Forklift Accident
Videos
*PENGAWASAN DAN PEMBINAAN K3

PERALATAN,
TENAGA
MESIN DAN
KERJA
INSTALASI

ORGANISASI
PERUSAHAAN

MANAJEMEN

BANGUNAN
& SARANA BAHAN
KESEJAHTE- ENERGI
RAAN
9
• Aman
• Sehat
• Bebas Pencemaran Peningkatan
• Nihil Kecelakaan dan PAK produksi dan
produktivitas

Tempat Kerja

K3 bersifat universal

Upaya yang dilakukan :


• Penetapan UU, Peraturan dan Standar Pengusaha
• Pembinaan, pengawasan dan penyuluhan dan Tenaga
Kerja
10
FAKTOR-FAKTOR ANCAMAN
RESIKO KECELAKAAN KERJA

TENAGA
KERJA

KESEHATAN KESELAMATAN
PROSES

BAHAN ALAT

LINGKUNGAN
11
• K3 merupakan kebutuhan bersama. ( Mutual Needs ).
Pekerja – Pengusaha/Manajemen – Pemegang Saham – Pemasok – Konsumen –
Pemerintah – Masyarakat.
• K3 merupakan Hak Asasi Manusia ( HAM ).
- Hak Eksistensial (Existencial Right ).
- Hak Sipil ( Civil Right ).
- Hak konstitusional ( Constitutional Right ).
• K3 merupakan Tantangan/Tuntutan Global.
* Efektivitas – Efisiensi – Produktivitas.
* Perlindungan dari resiko
• K3 merupakan kewajiban.
Di atur dalam peraturan perundang undangan.
• K3 merupakan naluri Kemanusiaan
12
*LATAR BELAKANG KEBIJAKAN
1. K3 masih belum mendapatkan perhatian yang memadai
semua pihak
2. Kecelakaan kerja yang terjadi relative masih tinggi
3. Pelaksanaan pengawasan K3 masih bersifat parsial dan
belum menyentuh aspek manajemen
4. Relatif rendahnya komitment pimpinan perusahaan dalam
hal K3
5. Kualitas tenaga kerja berkorelasi dengan kesadaran atas
K3
6. Tuntutan global dalam perlindungan tenaga kerja yang
diterapkan oleh komunitas perlindungan hak buruh
internasional
7. Desakan LSM internasional dalam hal hak tenaga kerja
untuk mendapatkan perlindungan
13
*K3 masih belum mendapatkan perhatian yang
memadai semua pihak:

8. Masalah K3 masih belum menjadi prioritas program


9. Tidak ada yang mengangkat masalah K3 menjadi issue
nasional baik secara politis maupun sosial
10.Masalah kecelakaan kerja masih dilihat dari aspek ekonomi,
dan tidak pernah dilihat dari pendekatan moral
11.Tenaga kerja masih ditempatkan sebagai faktor produksi
dalam perusahaan, belum dirtempatkan sebagai mitra usaha
12.Alokasi anggaran perusahaan untuk masalah K3 relatif kecil

14
Permasalahan K3

Meningkatnya kasus kecelakaan dan kerugian akibat kecelakaan !!!


Meningkatnya Potensi Bahaya Dalam Proses Produksi !!!

Meningkatnya Tuntutan Aspek K3 dalam Perdagangan Nasional


dan Internasional !!!

Dibutuhkan Pengelolaan K3
secara efektif, menyeluruh
dan terintegrasi untuk menjawab
semua permasalahan yang
ada !!!!

Pengelolaan K3 Melalui
Pendekatan Sistem Manajemen
15
PENGAWASAN K3
MENAKER

DIREKTUR

PEG. DOKTER
AHLI PANITIA P2K3
PENGA PRSH
K3 BANDING
WAS

DEP/DINAS LUAR - POLI PRSH PRSH


DEPNAKER - JASA KESEH

- INDUSTRI
PEMERINTAH SWASTA
- JASA ----PJK3
16
PARADIGMA PENGAWASAN K3
1996 SMK3-Permenaker No.05/1996

1994 Fihak III PJK3-Permenaker No.04/1995

1992 Ahli K3-Permenaker No.02/1992

1988 PJIT Uap-Kepmenaker No.1261/1988

1987 P2K3-Permenaker No.04/1987


1970 UU No.1/1970

Era VR 1910 Proses transformasi dari


rawing ke steering
Pengawasan /inspeksi
langsung oleh Pem. Privatisasi inspeksi K3
Stakeholder K3
Era Undang-undang
17 Keselamatan Kerja No.1 tahun 1970
Strategi Implentasi K3
Kecelakaan
Engineering
Control
SMK3
Musibah Kecelakaan Human
Dianalisis Control
Potensi
bahaya
di Kompetensi
* identifikasi SDM K3
Diterima Kesadaran
(Takdir) Upaya Di Disiplin BUDAYA
Perbaikan kendalikan Individu Kelompok Masyarakat

Merubah Paradigma 18
*PERKEMBANGAN PENANGANAN K3
ERA SEBELUM REV. SESUDAH REV.
KET ZAMAN MODERN
INDUSTRI INDUSTRI
- LOSS CONTROL - ANALISA
ADV/ MANAGER SISTEM
PERANAN AHLI TIDAK ADA INSPEKTUR K3 INSPEKTUR K3 - SAFETY ENG. - ANALISA
K3 - AHLI ERG RESIKO
- ANALISA
BAHAYA

- DIKLAT - LOSS - PENAKARAN


- MACHINE KELOMPOK CONTROL & RESIKO
GUARDING (1920-1950) SAFETY MGT - SAFETY ENG.
PROGRAM & BELUM - LOS PREV. - FTA, HAZOPS
- SAFETY - DIKLAT INDIV.
TEKNIK K3 TERORGANISIR - SYSTEM
DEVICES (1950-1960)
- SATNDAR KK SAFETY
- PERAT. & - HUMAN FACT
PENGAWASAN

KONSEP LACK OF
- SEBAB NASIB UNSAFE UNSAFE LACK OF
CONTROL MGT
- INSIDEN (ACT OF GOD) CONDITION ACTS SYSTEM

1900
WORK COMPESATION
LAW (EROPA & AS)

REV. 1930 1960 1980


INDUSTRI HEINRICH
19
TEORI DOMINO
1910 AUDIT K3
VR … UU NO 1 TH 1970
*JENJANG KEBUTUHAN MANUSIA
ABRAHAM MASLOW

SELF ACTUALIZATION NEEDS


V (EKSISTENSI)

SELF ESTEEM NEEDS


IV (PENGHARGAAN / HARGA DIRI)
SOCIAL NEEDS
III (BERMASYARAKAT)
PROTECTION NEEDS
II (PERLINDUNGAN)

I PHYSIOLOGICAL NEEDS
(KEBUTUHAN FISIK)

20
*Definisi K-3

Filosofi
Pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan :
- tenaga kerja dan manusia pada
umumnya, baik jasmani maupun rohani,
- hasil karya dan budaya menuju
masyarakat adil, makmur dan sejahtera;

Keilmuan
Suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya
dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran,
peledakan, pencemaran, penyakit, dll
(ACCIDENT PREVENTION)
21
Tujuan
• Melindungi para pekerja dan orang
lain di tempat kerja
• Menjamin agar setiap sumber
produksi dapat dipakai secara aman
dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan
lancar

22
Keselamatan (Safety)

1. Mengendalikan kerugian dari kecelakaan


(control of accident loss)

2. Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan


menghilangkan (mengontrol) resiko yang tidak
bisa diterima (the ability to identify and
eliminate unacceptable risks)

23
Kesehatan (Health)

Derajat/tingkat keadaan fisik dan


psikologi individu (the degree of
physiological and psychological well
being of the individual)

24
Aman (safe) adalah suatu
kondisi dimana atau kapan
munculnya sumber bahaya telah
dapat dikendalikan ke tingkat
yang memadai, dan ini adalah
lawan dari bahaya (danger).
 

25
Mengacu pada situasi atau sesuatu
yang mendatangkan potensi bahaya.

Contoh: listrik, berkendara sepeda


motor, bekerja di ketinggian, bekerja
dengan bahan kimia
 

26
Merupakan tingkat bahaya dari
suatu kondisi dimana atau kapan
muncul sumber bahaya.
Danger adalah lawan dari aman
atau selamat.
Contoh: Kabel listrik seliweran

27
Kombinasi dari kemungkinan
terjadinya peristiwa yang
berhubungan dengan cidera parah
atau sakit akibat kerja atau
terpaparnya seseorang/ alat pada
suatu bahaya
 

28
DEFINISI INCIDENT
Suatu kejadian yang tidak
diinginkan, bilamana pada
saat itu sedikit saja ada
perubahan maka dapat
mengakibatkan terjadinya
accident.

29
DEFINISI ACCIDENT
Suatu kejadian yang tidak
direncanakan, tidak
diinginkan, gangguan
terhadap pekerjaan
berakibat cedera pada
manusia, kerusakan barang,
dan pencemaran lingkungan.
30
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT
• Pengobatan/ Perawatan
• Gaji (Biaya Diasuransikan)
$1
• Kerusakan gangguan
• Kerusakan peralatan dan perkakas
• Kerusakan produk dan material

$5 $50
• Terlambat dan ganguan produksi
HINGGA • Biaya legal hukum
• Pengeluaran biaya untuk penyediaan
BIAYA DALAM PEMBUKUAN:
KERUSAKAN PROPERTI fasilitas dan peralatan gawat darurat
(BIAYA YANG TAK • Sewa peralatan
DIASURANSIKAN) • Waktu untuk penyelidikan

$1 $3
• Gaji terusdibayar untuk waktu yang hilang
HINGGA • Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/
BIAYA LAIN YANG atau biaya melatih
TAK DIASURANSIKAN • Upah lembur
• Ekstra waktu untuk kerja administrasi
• Berkurangnya hasil produksi akibat dari
sikorban
• Hilangnya bisnis dan nama baik
31
1. Safety Hazard 1. Health Hazard
• Mechanic • Physic
• Electric • Chemical
• Kinetic • Biologic
• Substances  Flammable • Ergonomics
 Explosive Accidental • Psychosocial
 Combustible release
 Corrosive
2. Konsekuensi  Minor 2. Konsekuensi
• Accident  Injuries  Mayor • Terpapar  kontak  penyakit
 Fatal mendadak, menahun, kanker dan
 Assets  Damage dampak terhadap masyarakat umum
(Prolonged Reaction)
• Mendadak, dramatis, bencana
(Sudden Reaction) 3. Konsentrasi kepedulian
• Environment (bahan • Titik berat pd
. Konsentrasi kepedulian pencemar) bahaya tersembunyi
• Process • Titik berat pd • Exposure • Sepertinya kurang
• Equipment, facilities, kerusakan asset, • Work hours urgent (laten)
tools fatality • PPE • Prinsip pendekatan
• Working practices • Sepertinya urgen • Pendidikan • Pengkajian
• Guarding (bahaya mendadak) • Karir jab. Sesuai kepaparan
• Pengalaman • Prinsip pendekatan
pendidikan • Utk
• Karir lapangan + • Pengkajian resiko
memperkecil
pelatihan • Utk memperkecil 32
kepaparan
resiko
3) Faktor-faktor Yg Mempengaruhi
Kesehatan & Produktifitas Tenaga Kerja

B. Lingk.Ker
A. Beban • Fisikja
kerja • Kimia
• Biologi
• Fisik • Ergonomi
• Mental • Psikologi
•Sosial
C. Kapasitas
kerja
 Ketrampilan
 Kesegaran jasmani & rohani
 Status kesehatan/gizi
 Usia
 Jenis kelamin
 Ukuran tubuh 33
Setiap pekerjaan merupakan beban bagi
pelakunya. Beban kerja tersebut dibagi
menjadi :
Beban fisik : mengangkat, memikul, dll
Beban mental : pada manajer, pengusaha
Beban sosial : pada pekerja sosial

*Beban Kerja
1. Physical hazard
2. Chemical hazard
3. Biological hazard
4. Ergonomic hazard
5. Psychosocial

*Environmental
Factors
1. ketrampilan
2. kesegaran jasmani dan rohani
3. keadaan kesehatan
4. tingkat gizi
5. jenis kelamin
6. umur
7. ukuran-ukuran tubuh (anthropometri)

*Kapasitas kerja
General disease
Work related disease
Occupational disease

*
Tenaga Kerja dapat
Terkena 3 Macam Penyakit
General disease :
penyakit yang mengenai pada masyarakat umum
(general disease).
Misal : influenza, sakit kepala
Work related disease :
penyakit yang berhubungan / terkait dengan
pekerjaan, namun bukan akibat karena
pekerjaan. Misal : asma,
Occupational disease :
penyakit yang disebabkan karena
pekerjaannya / lingkungan kerja.
Misal : keracunan Pb, asbestosis
* Occupational Disease
(penyakit akibat kerja)

“… the relationship to specific


causative factors at work has been
fully established and the factors
concerned can be identified, masured
and eventually controlled.” (WHO
1985)

“… keterkaitan dengan faktor penyebab


spesifik dalam pekerjaan, sepenuhnya
dipastikan dan faktor tersebut dapat
diidentifikasi, diukur dan dikendalikan.”
* Work Related Disease
(penyakit yang berkaitan dengan pekerjaan)

“… may be partially caused by adverse working conditions. They may be


aggravated, accelerated, or exacerbated by work place exposure and may
impair working capacity. Personal characteristics, environmental, and
socio cultural factors usually play a role as risk factors and are more
often common that occupational disease.” (WHO 1985)

“… mungkin sebagian disebabkan oleh kondisi kerja


yang kurang baik. Penyakit dapat diperberat,
dipercepat atau kambuh oleh pemaparan di tempat
kerja dan dapat mengurangi kapasitas kerja. Sifat
perorangan, lingkungan dan faktor sosial budaya
umumnya berperanan sebagai faktor resiko dan lebih
umum dari pada penyakit akibat kerja.”
“… with multiple causal agents, where factors in the work
environment may ply a role, together with other risk
factors, in the development of such disease, which have a
complex etiology.” (ILO 1993)
“… disertai agen penyebab yang banyak, dimana faktor-
faktor di tempat kerja berperanan bersama dengan faktor
resiko lainnya, dalam pengembangan penyakit yang memiliki
penyebab yang kompleks.”
* Perbedaan antara occupational
disease dengan work related
disease
Occupational disease Work related disease
- Terdapat pada populasi - Menimpa masyarakat
pekerja (occurs mainly umum (occurs largerly
among working population in the community)
- Penyebab spesifik - Penyebab banyak faktor
- Adanya paparan pada - Pemaparan pada tempat tempat
menjadi hal yang kerja-mungkin menjadi
penting untuk mendapat salah satu faktor
perhatian
- Tercatat dan mendapat - Mungkin akan tercatat dan
ganti rugi (notifiable and mungkin akan mendapatkan
compensable) ganti rugi (may be notifiable
and compensable)
APA YANG SALAH DENGAN GAMBAR INI ????

02/27/2023
*Unsafe Condition
*Unsafe Condition
*Unsafe Condition
Peralatan K3 dalam penginstalan listrik

Safety helmet Hand gloves Safety belt

google

47
Peralatan K3 dalam penginstalan listrik

Coverall vest Coverall body Safety shoes

48
*ALAT PELINDUNG DIRI
HELM KACA MATA

ROMPI SABUK
PENGAMAN

SEPATU
ISOLASI SARUNG
TANGAN
TERIMA KASIH
SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai