Anda di halaman 1dari 93

SISTEM PEMADAMAN

KEBAKARAN

UTAMAKAN
KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA

Disampaikan pada Pelatihan Ahli Muda K3 Konstruksi


UU No. 13 Tahun 2003
tentang Ketenagakerjaan
Pasal 86:
Pekerja / buruh mempunyai hak untuk
memperoleh perlindungan atas keselamatan dan
kesehatan kerja.
Pasal 87:
Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
(SMK3) yang terintegrasi dengan sistem
manajemen perusahaan.
No Per 05/Men/1996 Tentang SMK3

SMK3 adalah Penerapan standar K3


Peraturan Menteri Tenaga Kerja

terintegrasi dalam manajemen


perusahaan.

Visi, misi dan program K3 harus


tertuang dalam kebijakan
manajemen, difahami dilaksanakan
secara konsisten
PEDOMAN PELAKSANAAN
PENERAPAN SMK3

Peningkatan 1. Komitmen dan


No Per 05/Men/1996 Tentang SMK3

berkelanjutan Kebijakan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja

5. Peninjauan ulang &


Peningkatan oleh 2. Perencanaan
manajemen SMK3

4. Pengukuran & 3. Penerapan SMK3


evaluasi
Sistem Manajemen K3
UU
13-2002
UU KONDISI
YANG DIINGINKAN
1-1970
Per 05-96
A P
(Act) (Plan)
Proram Peningkatan
Penerapan K3
C D
(Check) (Do)

KONDISI
SAAT INI

Setiap Perusahaan
Wajib menerapkan SMK3
Keberhasilan Sistem Manajemen K3 harus benar-benar didukung oleh
Manajemen Perusahaan meliputi Unit , Divisi, Team Safety dan seluruh
karyawan
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Philosophy
Upaya atau pemikiran dan
penerapannya yang ditujukan untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan
baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya dan
manusia pada umumnya, hasil karya
dan budaya, untuk meningkatkan
kesejahteraan tenaga kerja
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Suatu ilmu pengetahuan dan


Keilmuan penerapannya dalam upaya
mencegah kecelakaan,
kebakaran, peledakan,
pencemaran, penyakit akibat
kerja , dll

“ACCIDENT PREVENTION”
K3 bersifat Universal

Semua pihak berkepentingan untuk


menghindari resiko kecelakaan kerja
Konsekuensi kecelakaan kerja :
- Cidera, kematian, penyakit akibat kerja
- Kerugian / Kerusakan alat, properti, Asset perusahaan
- Citra
Data kecelakaan
Per- Sektor

- konstruksi : 31,9%
- Insdustri : 31,6 %
- Tranport : 9,3%
- Pertambangan : 2,6%
- Kehutanan : 3,8%
- Lain-lain : 20 %

(Kondisi saat ini)


previous next
Data penyebab kecelakaan
Sektor konstruksi
Jatuh : 26%
Terbentur : 12 %
Tertimpa : 9%
Mesin & alat : 8%
Alat tangan : 7%
Transport : 7%
Lain-lain : 6%

(Kondisi saat ini)

previous next
Unsur Terkait dalam Proyek
Konstruksi

Pemilik Proyek Instansi Teknis

Masyarakat
Kontraktor
Proyek
Konstruksi
Sub Kontraktor Pemasok dll

Pekerja Proyek Pekerja Subkon


Karakteristik Kegiatan Proyek
Konstruksi
 Melibatkan banyak tenaga kerja kasar
berpendidikan relatif rendah
 Memiliki masa kerja terbatas
 Memiliki intensitas kerja yang tinggi
 Menggunakan peralatan kerja
beragam, jenis, teknologi, kapasitas
dan kondisinya
 Kegiatan konstruksi harus dikelola
dengan memperhatikan standar dan
ketentuan K3 & L yang berlaku
SERTIFIKASI KOMPETENSI PERSONEL

Kep . Dirjen PPK No Kep 20/DJPKK/2004

A. Proyek > 6 bulan atau TK > 100 org.


- Min . 1 org Ahli Utama
- Min . 1 org Ahli Madya
- Min . 1 org Ahli Muda
B. Proyek < 6 bulan atau TK < 100 org.
- Min . 1 org Ahli Madya
- Min . 1 org Ahli Muda
C Proyek < 3 bulan atau TK < 25 org.
- Min . 1 org Ahli Muda
D. Teknisi perancah harus memiliki SIO
ARAH KEBIJAKAN PEMBINAAN K3

• Aman
• Sehat
TERSELENGGARANYA • Ramah lingkungan
• Nihil Kecelakaan

Peningkatan
Di Tempat Kerja produktifitas
Sasaran K3
• Melindungi para pekerja dan orang
lainnya di tempat kerja (formal
maupun informal)
• Menjamin setiap sumber produksi
dipakai secara aman dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan
lancar
K3
Penanggulangan Kebakaran
KEBAKARAN
20% kasus habis total
Akibat dari
Penyimpangan
Standar K3

Konsekuensi kebakaran
•Korban jiwa
•Kerusakan
•Kerugian
•Penderitaan
•Citra
BI Tower
15 orang mati
(terperangkap dalam Lift)
 Pembebanan lebih
 Sambungan tidak sempurna
 Perlengkapan tidak standar
 Pembatas arus tidak sesuai
 Kebocoran isolasi
 Listrik statik
 Sambaran petir
Data KERUGIAN Kebakaran

20% HABIS TOTAL

Faktor-faktor kegagalan/kendala sitem


manajemen penanggulangan kebakaran:
Sistem proteksi;
Kesiapan personel;
Akses bantuan;
Manajemen
Prinsip dasar penerapan K3

Risk assessment Tindakan


identifikasi & Pengendalian
analisa potensi bahaya
bahaya

HAZARD CONTROL
Jenis Potensi Bahaya
(Hazard)
(Hazard)
 Physical
 Chemical
 Electrical
 Mechanical
 Physiological
 Biological
 Ergonomic
Unsafe Unsafe
Condition Act

Management
Failure
Pencegahan Kecelakaan

Adm
Procedure

Safety
Engineering Approach Human
Control Control
Safe
Engineering Human
Control Control
Unsafe Unsafe
JSA JSO
Condition Act
Adm
Procedure

Management
Failure
OSH
Management System
Hazard Identification & Risk Assessment
Control


(HIRAC)
Apakah ada sumber potensi bahaya
 Seberapa besar potensi dan
kemungkinannya
 Apa akibat dan pengaruhnya
 Bagaimana pencegahannya
“HAZARD”
Adalah kondisi yang berpotensi dapat
menjadi sumber penyebab
cidera/luka/kematian, kerusakan,
gangguan , atau kerugian

Hazard dapat berupa :


bahan, bagian mesin, bentuk energi,
 metode kerja atau situasi kerja.
SAFE/AMAN adalah suatu kondisi
sumber bahaya telah ter-identifikasi
dan telah dikendalikan
ke tingkat yang memadai
“DANGER”
Suatu kondisi yang telah
teridentifikasi melalui
pemeriksaan/pengujian/analisis
disimpulkan telah menunjukkan
melampaui batas aman.

Danger adalah
lawan dari aman atau selamat.
DANGER
hampir putus
putus INSIDENT

ACCIDENT
Accident Prevention Program

Explosio
- Safe Design Control n
- Hazard
Identification
- Engineering
- Human
?
- Emergency
Response Plan
Rehabilitativ

- Administrative
Incident

Fire
INTENSITAS Phenomena kebakaran

Flashover
3 - 10 menit

STEDY
Fully development fires
(600-1000 o C)

TIME
Source
Energy
Source
Energy

Kebakaran = Energi yang tidak terkendali


Outcome
Effect of Fire on  Rate of heat release
People, Property  Flame spread
and  Smoke obscuration
Environment  Toxicity
 Ignitibility by heat
transfer

Fire Hazard volume


(Flammability & Quantity Materials)
DI TEMPAT KERJA ANDA
 Apakah ada peluang utk terjadi
kebakaran
 Apa konsekuensinya bila terjadi
kebakaran
 Upaya apa yang telah dilakukan
Pasal 3 ayat (1).
Undang-undang No 1 Th 1970

Dengan peraturan perundangan ditetapkan


PENGENDALIAN
syarat syarat keselamatan kerja untuk :
ENERGI
Keselamatan Kerja

• mencegah, mengurangi, dan memadamkan


kebakaran,
tentang

• mencegah, mengurangi peledakan


SARANA
• PROTEKSI jalan
memberikan kesempatan
menyelamatkan KEBAKARAN
diri dalam bahaya
kebakaran
• pengendalian penyebaran asap, gas dan
suhu
MANAJEMEN
Pasal 9 ayat (3).
K3
Pengurus wajib membina K3 penanggulangan
kebakaran
PERATURAN DAN STANDAR TEKNIS
K3 PENANGGULANGAN KEBAKARAN
•KEPMENAKER 75/2002 K3 LISTRIK
Pengendalian •PERMENAKER 02/89 Prot. Petir
ENERGI •KEP. MENAKER KEP. 187/MEN/1999 (B3)
•PER. KHUSUS “EE” (BH. MUDAH TERBAKAR)
•PER. KHUSUS “K” (BH. MUDAH MELEDAK)

SARANA •PERMENAKER 04/80 APAR


PROTEKSI
•PERMENAKER 02/83 ALARM
KEBAKARAN
•INST. MENAKER INS. 11/MEN/1997

• PERMENAKER 04/87 P2K3


MANAJEMEN • PERMENAKER 05/96 SMK3
K3 • KEP. MENAKER KEP. 186/MEN/1999
UNIT PENANGG. KEB. DI TEMPAT KERJA
Instruksi Menakertrans
PASCA LEDAKAN No Ins 140/Men/2004
PT PETRO WIDADA

Menginstruksikan kepada
Gubernur, Bupati dan semua
perusahaan yang berpotensi
bahaya tinggi untuk melakukan

safety review
(meninjau ulang secara
komprehensip atas pemenuhan
syarat-syarat K3).
DOK PENGENDALIAN K3 PEN. KEB
safety review

1. Hazops/Fire risk assessment, & Follow up


2. JSA/JSO, Prosedur kerja dll.
3. Lap. & Rek. Hasil Riksa-uji dan sertifikasi
• peralatan / instalasi teknis (produksi)
• sistem atau peralatan prot keb
4. Sertifikasi kompetensi K3
• Operator
• Keb (A, B, C dan D). Dll.
5. Buku Fire Emergency Plant, Jadwal latihan
FIRE PREVENTION

PRE FIRE POST FIRE


CONTROL IN CASE FIRE CONTROL CONTROL

FIRE SAFETY MANAGEMENT


Pek. Fire Fighting
(Sarana Proteksi Kebakaran)
PRE FIRE CONTROL

 Identifikasi potensi bahaya kebakaran


 Identifikasi tingkat ancaman bahaya kebakaran
 Identifikasi skenario kebakaran
 Perencanaan system proteksi kebakaran (Aktif/Pasif)
 Perencanaan tanggap darurat (FEP)
 Pembentukan organisasi
 Pelatihan/Sertifikasi
IN CASE
FIRE CONTROL

FIRE EMERGENCY PLAN

Sebelum kebakaran terjadi segala kemungkinan


resiko harus sudah diprediksikan sebelumnya
melalui metoda al : fire risk assessment,
analisis fire scenario, out come & effect
of fires, sehingga sumber daya yang dibutuhan
dan prosedur dalam keadaan darurat dapat
direncanakan sesuai potensi yang ada
FIRE EMERGENCY PLAN
Lapis II
Fire Men
Lapis IV
Dinas Pemadam
Lapis III
Bantuan
dari lingkungan
Lapis I
Pet. Peran
Kebakaran

POSKO
IN CASE
FIRE CONTROL

FIRE EMERGENCY PLAN

Deteksi
Alarm
Padamkan-Lokalisir
Evakuasi
Rescue & P3K
Amankan
POST
FIRE CONTROL

•INVESTIGASI

• ANALISIS

• REKOMENDASI

• REHABILITASI
Pek. Fire Fighting
(Sarana Proteksi Kebakaran)
Contoh sarana fire fighting
Hydrant

Aktif Spingkler

Detector & Alarm

APAR

Pasif • Karakteristik Konstruksi


• Karakteristrik pengendalian asap, gas, dan panas
(kompartemenisasi)
• Sarana evakuasi
• Sarana lokalisasi
Hydrant
Fire Fighting

KARAKTERISTIK TEKANAN HYDRANT

Standar tekanan pada


1 nozle teringgi & terjauh :
2 mak.
2
(H1) = 7.0 kg/cm
3
min.
2
(H3) = 4.5 kg/cm

Diuji dengan membuka


3 titik nozle :
Q = US GPM
1. Nozle terjauh
2. Nozle pertengahan
Hydrant

4,5 Bar
7 Bar
Spingkler
Fire Fighting

Data input :
Klasifikasi hunian : Ringan
Sedang I, II, III,
Berat
Khusus

Variabel : Peruntukan bangunan


Jumlah dan sifat penghuni
Konstruksi bangunan
Flammability dan Quantity Material
(Fire loads)

Standard klasifikasi sistem : Ukuran kepala sprinkler


Kepadatan pancaran
Spingkler

High zone
Medium Zone
Low zone

RESERVOAR
Spingkler
Ukuran kepala sprinkler
Klas hunian :
• Ringan : 10 mm - 3/8 in
• Sedang : 15 mm - ½ in
• Berat : 20 mm - 17/32 in

Kapasitas aliran
Tekanan
Q Kapasitas,gpm
Psi 3/8 in 1/2 in 17/32 in
10 9 18 25
15 11 22 32
20 13 25,5 36
25 14,5 28,5 40
35 17 34 47
50 20 40 56,5
75 25 49,5 69
100 28,5 57 80
Spingkler
53o C
141o C

68o C
182o C

79o C

201o C
260o C
93o C
Spingkler Jumlah kepala springkler

Ukuran
Jumlah kepala springkler
pipa Ringan Sedang Berat
1 2 1 2
1¼ 3 2 3
1½ 5 5 5
2 10 8 10
2½ 20* 15 30
3 40* 27 60
3½ 65* 40 100
4 100 55 275
5 160 120
6 275 200*
8 400
Spinkler

Q = A x V (l/men)

Debit air yang dipancarkan oleh empat kepala sprinkler


dirancang mampu menyerap energi kalor (beban api)
yang ada dalam area yang dibatasi oleh empat kepala sprinkler

Tingkat curah springkler = Kepadatan pancaran


4 x Q (liter/men)
= mm/men
4 x A (m2)
Spingkler PERENCANAAN SPRINGKLER

Kepadatan pancaran

Resiko Ringan 2,25 mm/men


Luas mak. 84 m2

Resiko Sedang 5 mm/men


I 72 m2
II 144 m2
III 360 m2

Resiko Berat 7,5 - 12,5 mm/men


Luas mak. 260 m2
Spingkler G 1 HYDRANT
2 SPRINGKLER
3 LIFT
4 PRESSURIZED FAN
5 EMERGENCY
6 MDB

MDB

1
2
3
4
5
6. Spare
Detector&Alarm FIRE DETECTION &ALARM

Bell
Detector&Alarm

TUJUAN
PEMASANGAN INSTALASI ALARM
KEBAKARAN OTOMATIK BERTUJUAN

AGAR KEBAKARAN DAPAT TERDETEKSI


SEAWAL MUNGKIN, SEHINGGA TINDAKAN
YANG DIPERLUKAN DAPAT SEGERA
DILAKUKAN.
Detector&Alarm INSTALASI ALARM KEBAKARAN OTOMATIK
Ref : Permenaker 02/83

Signa
Detektor
l
alarm

FIRE FOULT
FAULT
+
NORMAL
MCFA
Detector&Alarm
+
DETEKTOR AUDIBLE ALARM

INPUT
Nyala

Panas VISIBLE ALARM

Asap

OUTPUT

HYDRANT
ANN
MCFA
Detector&Alarm KELENGKAPAN SIRKUIT • JENIS KABEL FRC
MOTOR POMPA KEBAKARAN • DARI SISI IN COMING
• SEBELUM SAKELAR UTAMA

BILA SUPLAI LISTRIK KARAKTERISTIK PENGAMAN


TERPUTUS HARUS ADA HUBUNG PENDEK, TERBUKA
INDIKASI ALARM BILA MERASAKAN 600% In
DALAM WAKTU 20 - 50 DETIK

KENDALI

TIDAK PERLU
PENGAMAN BEBAN LEBIH
Detector&Alarm
Catatan Piket Harian

Tanggal Catatan kejadian Tindakan Keterangan


Fire Alarm Siaga kebakaran Gangguan belum
Minggu, 18 AgT 2002

Zone 16 (Lt 4) (Alarm palsu) ditemukan


Ttd
Telah di Riset Ketua piket A
Jam 22,15

tetap sensing Serah terima


Senin, 19-08-2002
Bell silence Ttd
Ketua piket B
Detector&Alarm JENIS DAN TIPE DETEKTOR
•ULTRA VIOLET
Nyala
•INFRA RED

Panas •FIXED TEMPERATURE


•RATE OF RISE

Asap •IONIZATION
•OPTIC
Manual
•Push bottom
•Full down
•break glass
Detector&Alarm ZONA DETECTION
Nyala 20 titik
EOL

Panas 40 titik
EOL

Asap 20 titik
EOL

•ZONE 3 Luas tiap zone deteksi


•ZONE 2 - ruang tanpa sekat mak. 2000 m2
•ZONE 1 - terdapat sekat mak. 1000 m2
1 11 1 11 1
Detector&Alarm
2 12 2 12 2
3 13 3 13 3
4 14 4 14 4
5 15 5 15 5
6 16 6 16 6
7 17 7 17 7
8 18 8 18 8
9 19 9 19 9
10 20 10 20 10

2. Mimic Panel
11
1. MCFA 12
13
14
Merk : 15
Model : 16
Instalatir : 17
Pengesahan No : 18
Tgl :
19
3. Anounciator Panel 20
INTERCONECTION

FIRE ALARM SYSTEM


DETEKTOR
KEBAKARAN AC
Off

SPRINKLER LIFT
(FS)
Off

PRESS FAN
POMPA On
HYDRANT
MCFA
supply daya
PEMELIHARAAN, PEMERIKSAAN, PENGUJIAN FIRE ALARM
Detector&Alarm

HR MG BL TH

Panel indikator (stanby On) V - - -


Periksa status indikator V - - -
Test fungsi sistem pada panel - V - -
Membunyikan alarm - V - -
Periksa battery - V - -
Kebersihan panel - - V -
Test tombol manual - - V -
Test kondisi gangguan - - V -
Test fungsi sistem interconeksi - - - V
Test fungsi detektor (20% - - - V
Detector&Alarm

SMOKE HEAT
Media pemadam Halon
CONTROL FIRE (F, Cl, Br)
INDIKATOR

BUZER !!!!!!!!!!!!
Mengandung potensi bahaya
keracunan
ALARM

DISCHART

HARUS MEMILIKI IJIN K3


CONTROL
VALVE
PANEL

INSTALASI PEMADAM KEBAKARAN


AUTOMATIC TOTAL FLOODING SYSTEM
Detector&Alarm SISTEM PENDETEKSIAN
ZONE 1
ZONE 2

1
1 2 2

1
APAR

ALAT PEMADAM API


RINGAN
Portable Fire Extinguisher
ALAT PEMADAM API RINGAN
APAR

• DAPAT DIOPERASIKAN SATU ORANG


• UNTUK PEMADAMAN MULA
KEBAKARAN
• SEBATAS VOLUME API KECIL
APAR
APAR
Penempatan
Perencanaan tepat
Petugas
kompeten
Pengadaan
Sertifikat

Kebijakan

Fire risk
Assessment •Efektif
Jenis dan •Aman
Pemeliharaan ukuran •Tidak Merusak
teratur tepat
Alat pemadam api
APAR

ringan
Designing
Listing
Selecting
Purchasing
Installing
Approving Inspecting
Recharging
Maintaining
Testing
Operating
ALAT PEMADAM API RINGAN
APAR

Ref :
Pert. Menaker No Per-04/Men/1980

HARUS SIAP PAKAI PADA WAKTUNYA

• JENIS DAN UKURANNYA SESUAI


• MUDAH DILIHAT DAN MUDAH DIAMBIL
• KONDISI BAIK
• SETIAP ORANG DAPAT
MENGOPERASIKAN DENGAN BENAR,
TIDAK MEMBAHAYAKAN DIRINYA.
APAR
JENIS MEDIA PEMADAM

JENIS BASAH JENIS KERING


- AIR - DRY POWDER
- CO2
- BUSA
- CLEANT AGENT
WATER

POWDER
FOAM

HALON
APAR Tipe konstruksi

STORED

CO2
PRESSURE
( N2 )
CARTRIDGE
Prinsip
PEMADAMAN Udara
Dilution

Smothering

Starving Cooling

Bahan bakar
API Heat
KEGAGALAN APAR
APAR

WATER
HALON
POWDER
2

FOAM
Jenis tidak sesuai

Ukuran tidak sesuai Tidak bertekanan


- bocor
Macet/tidak berfungsi
Menggumpal
Salah penempatan - tunda refill
• belum ditunjuk
Petugas
• tidak trampil
Klasifikasi KEBAKARAN
Ref : Permenaker -04/80
APAR

A Combustible
Material

Flammable
Liquid/gas B C Electrical
Equipment

D Metals

C
ABC

A B
Multi Purpose
KEGAGALAN APAR
APAR

WATER

POWDER
HALON
Jenis media tidak sesuai

FOAM
Klasifikasi api/kebakaran

Setiap jenis media pemadam masing-


masing memiliki keunggulan dan
kekurangan, bahkan dapat membahayakan
bagi petugas atau justru memperbesar api
APAR JENIS MEDIA PEMADAM KEBAKARAN DAN APLIKASINYA

Jenis media pemadam


Jenis kebakaran Tipe basah Tipe kering
Clean
Air Busa Powder Agent
Bahan spt (kayu, kertas, kain dsb. VVV V VV V*)
Klas A
Bahan berharga XX XX VV**) VVV
Bahan cair XXX VVV VV V*)
Klas B
Bahan gas X X VV V *)

Klas C Panel listrik, XXX XXX VV VVV

Klas D Kalium, litium, magnesium XXX XXX Khusus XXX

Keterangan :

VVV : Sangat efektif X : Tidak tepat


VV : Dapat digunakan XX : Merusak
V : Kurang tepat / tidak dianjurkan XXX : Berbahaya
*) : Tidak efisien **) : Kotor / korosif
APAR
KEGAGALAN APAR
Daya pemadamannya (fire ratting)
lebih rendah dari volume api/kebakaran
(Fire load)

STANDAR KLASIFIKASI DAYA PEMADAMAN


Notasi : Nilai & Klas
B C D
A
Notasi Fire ratting didasarkan dari hasil
pengujian laboratories
APAR

KLASIFIKASI Rating : Nilai angka

A 1A
2A
1B
2B
3A 5B
B 4A 10B
6A 20B
C 10A
20A
30B
40B
D 40A 80B
APAR

STANDAR UJI
A. : Tumpukan kayu dengan volume
tertentu dibakar 10 menit
B. : Premium dengan jumlah dan luas
tertentu dibakar 3 menit
C. : Sasaran bertegangan 10.000 Volt
D. : Tidak dilakukan pengujian
APAR STANDAR UJI
Rating A

STANDAR UJI Rating B


Penempatan APAR
Ref : NFPA Klasifikasi hunian
Ringan Sedang Berat
Rating Jarak Luas Luas Luas
ft sq ft sq.ft sq.ft

1A 75 3000 X X
2A 75 6000 3000 X
3A 75 11250 4500 3000
4A 75 11250 6000 4500
6A 75 11250 9000 6000
10A 75 11250 11250 9000
20A 75 11250 11250 11250
40A 75 11250 11250 11250
Perkiraan Rating (APAR)
JENIS UKURAN JARAK WAKTU RATING
(LITER) PANCARAN (DETIK)
(METER)

AI R 5 L 10-1 3 M 45 1 A
10 L 10-1 3 M 60 2 A
15 L 10-1 3 M 120 3 A
A SA M 5 L 10-1 3 M 30 1 A
SOD A 10 L 15 M 60 2 A
65 L 15 M 120 10 A
Perkiraan Rating (APAR)
JENIS UKURAN JARAK WAKTU RATING
PANCARAN (DETIK)
(METER)

BU SA 5 L 10-1 3 M 45 1 A, 1B
10 L 10-1 3 M 60 2 A, 2B
15 L 10-1 3 M 120 3 A,3B
C O2 2 KG 3 M 30 1 B,C
7KG 3 M 30 2B,C
10 KG 3 M 30 2B,C
25 KG 4 M 30 10B,C

Anda mungkin juga menyukai