DURASI : 8 JP
PENYUSUN : 1. M. MAWARDI
2. ERWIN
1. PENDAHULUAN
Pada proses pembangkit listrik, untuk memonitor dan mengendalikan jalannya suatu
proses diperlukan beberapa informasi besaran fisik. Untuk mendapatkan besaran fisik
seperti flow, pressure, level dan temperature diperlukan komponen instrumentasi yang
secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi : Transmitter, Converter, Instrument
Signal Transmition, Indicator, Controller, Recorder dan Control Valve.Secara garis besar
langkah-langkah monitoring dan pengontrolan suatu proses dapat digambarkan sebagai
berikut.
Langkah-langkah pada blok diagram di atas dipergunakan bila hanya diperlukan untuk
memonitor besaran fisik dalam suatu proses. Blok diagram seperti di atas dikenal
sebagai sistem lingkar terbuka (open loop system). Pada kenyataannya di dalam suatu
proses tidak hanya diinginkan mengetahui ataumemonitor besaran fisik tetapi juga
mengontrol sehingga berada pada suatu harga tertentu (set point)untuk mendapatkan
proses yang stabil dan optimal.Proses pengontrolan suatu besaran fisik biasanya
dilakukan pada sistem lingkar tertutup (closed loop system) dengan menambahkan
Tranducers adalah peralatan yang dapat mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk
lainnya.Tranducers dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Input Tranducers = Electric-Input Tranducers mengubah energi non-listrik seperti
suara, cahaya menjadi energi listrik.
Output Tranducers= Electric-Output Tranducers merupakan kebalikan dari Electric-
Input Tranducers.
Terdapat tipe-tipe tranducers yang dipergunakan untuk mengkonversi energi mekanik,
magnetik, panas, optik, ataupun kimia menjadi arus dan tegangan listrik.
Transmitter adalah suatu peralatan instrument yang dapat mengubah sinyal yang
berasal dari instrument ukur (sensor atau detector) menjadi bentuk sinyal yang dapat
diterima oleh indicator, recorder dan controller. Terdapat dua type, yaituPneumatic
TransmitterdanElectronic Transmitter.
Cara kerja dari alat ini diperlihatkan pada gambar 3.3. Jika tekanan input pada
meter body naik, maka pada batang torsi (torque rod) akan terjadi kenaikan torsi.
Primary beam yang dihubungkan langsung ke batang torsi mengakibatkan buffle
(flapper) menutup nozzle. Pada nozzle terjadi tekanan balik, tekanan balik dari
nozzle ini diperkuat oleh amplifier (pilot relay) dan relay output akan mengirimkan
sinyal yang telah diperkuat ke receiver (receiver bellows) ataupun instrument lainnya
berupa optional external devices. Dalam waktu yang sama, tekanan balik ini juga masuk
ke feedback capsul. Kenaikan tekanan output dalam feedback capsul memberikan gaya
feedback ke secondary beam, dan melalui span rider, gaya tersebut menekan
primary beam untuk menggerakkan buffle menjauhi nozzle.
Dalam umpan balik loop tertutup akan terjadi gaya perlawanan untuk menghambat atau
melawan gaya akibat tekanan balik dari nozzle. Pada akhirnya tekanan sinyal output
akan sebanding dengan nilai proses variable yang diukur.
Transmitter elektronik juga memiliki mekanisme umpan balik pada sistem keseimbangan
gaya untuk mendapatkan ketelitian dan stabilitas yang tinggi. Sistem ini menjaga
keseimbangan gaya antara input dan output.Input sinyal atau variable proses
diubah kedalam suatu gaya melalui input transfer element, output sinyal listrik
merupakan gaya akibat dari feedback transfer element. Output akan berubah, yang
disebabkan berubahnya beban, akibatnya keseimbangan dari mekanisme transmitter
akan berubah.Jika hal ini terjadi, maka system akan menjadi seimbang kembali
melalui mekanisme umpan balik sebagaimana elemen detektor mendeteksi terjadinya
kesalahan. Setiap transfer element mempunyai karakteristik yang linear dan oleh karena
itu output juga linear dan seimbang dengan sinyal input.
Gambar 9 Gauge liquid level transmitter (Yokogawa EJA210A, 220A dan EJA118W, EJA118Y)
Converter adalah suatu peralatan instrumen yang berfungsi mengubah besaran sinyal
tertentu menjadi besaran sinyal lain.
I/P Transducer adalah peralatan instrument yang merubah sinyal arus listrik (4 – 20 mA)
menjadi sinyal tekanan pneumatic (3 –15 psig atau 0.2 –1 g/cm2).Terdapat dua tipe yaitu
; Indoor Mount Type dan explosion-proof type
Indikator berfungsi untuk memberikan indikasi secara terus menerus variable proses
yang diukur pada skala pointer. Indikator ini terdiri atas indicator digital dan indicator
analog.
Transmisi data ialah proses pengiriman besaran yang diukur (data) ke tempat lain yang
jauh (misalnyadari plant ke ruangan control room pada suatu industri)untuk diperagakan
(displaying), direkam (recording) atau mengendalikan (controlling) suatu proses.
Media Fiber Optic : Transmisi data yang paling akhir dikembangkan adalah
transmisi data melalui serat optic. Di sini data ditransmisikan dengan cara
memodulasi cahaya, dengan perkataan lain di sini sinyal pembawa
datanya adalah cahaya. Sistem ini mempunyai kelebihan yaitu sedikit sekali
dipengaruhi oleh noise.
Pemilihan bentuk sinyal pengukuran (sinyal instrumen) sangat ditentukan oleh jenis
controller yang akan dipakai (Analog ; pneumatik / elektronik atau Digital). Untuk
menerjemahkan sinyal sistem pengukuran dari sensing element menjadi sinyal yang
dapat dimengerti oleh controller, dibutuhkan sebuah unit yang disebut transmitter.
Sebagai standarisasi sinyal keluar dari transmitter, baik analog (pneumatic atau
elektric) maupun digital (HART Protocol, SMART Protocolatau Fieldbus), dibuat hanya
bekerja pada standard skala tertentu seperti diperlihatkan pada point jenis sinyal
instrumen.
Untuk aplikasi di dalam industri proses, sinyal pneumatik yang digunakan secara
umum adalah dengan skala kerja 3 –15 psig atau 0.2 –1 kg/cm2, dan untuk sinyal elektrik
skala kerja 4 –20 mA (sinyal arus) atau 1 –5 V DC (sinyal tegangan). Pada umumnya
sinyal yang keluardari transmitter elektronik hampirselalu dalam bentuk 4-20 mA.
Transmisi sinyal elektrik seperti transmisi energi listrik lain, menggunakan kawat
tembaga. Diameter kawat tersebut berkisar antara 1.5 ~ 2.5 mm. Sedangkan
transmisi sinyal pneumatik hampir selalu menggunakan tubing (pipa kecil)
berdiameter dalam 0.25 inci. Atau pada pemakaian tertentu ada yang 0.375 inci.Tubing
dapat terbuat dari plastik, tembaga atau stainless steel. Pemilihan jenis material
tubing selalu dikaitkan dengan daerah dimana instrumen beroperasi. Tubing tembaga
misalnya tentu tidak akan dipilih untuk bagian terbuka di ladang minyak lepas
pantai. Udara laut yang sangat korosif tentu akan mempercepat kerusakan tubing
tembaga. Dan tubing platik tentu tidak akan dipakai di daerah dapur(furnace) yang
mempunyai temperatu tinggi, karena akan mudah meleleh.
Dalam perkembangannya instrumen sitem pengendalian kemudian banyak
memanfaatkan teknologi digital dan perangkat komputer. Untuk itu diperlukan sarana
komunikasi dalam bahasa komputer. Selain itu juga ada instrumen-instrumen yang
5. TRANSMITTER COMMUNICATOR
Dalam aplikasi kalibrasi, secara teknikal baik kalibrasi yang dilakukan di lapangan
ataupun di laboratorium kalibrasi umumnya peralatan transmitter menggunakan alat
communicator untuk memasukan parameter parameter yang terkait dengan tindakan yang
dilakukan saat kalibrasi. Dalam perkembanganya, saat ini bisa dikatakan terdapat dua
jenis communicator yaitu :
Brand communicator, adalah communicator yang secara khusus hanya bisa digunakan
oleh brand manufacture transmitter tertentu dan umumnya tidak berbasis protokol HART,
misalnya Smart Transmitter Honeywell menggunakan SFC (Smart Field Comunicator)
Honeywell , Smart Transmitter Yokogawa menggunakan Fieldmate Handheld
Comunicator dan Brain Terminal , dll.
Pada koneksi ini peralatan HART dihubungkan dengan menggunakan 250 Ohm
resistor, tujuanya adalah agar secara loop peralatan tersambung. Koneksi ini
umumnya digunakan ketika communicator tidak mampu mendeteksi peralatan
HART yang akan di kenali oleh communicator. Penambahan resistor 250 Ohm
dimaksudkan sebagai shunt resistor yang disamakan dengan terminal I/O.
Dalam aplikasi penggunaanya, HART communicator dapat digunakan dalam mode online
untuk melakukan beberapa konfigurasi terhadap parameter device HART. Cara
penggunaan field communicator untuk kalibrasi transmitter adalah sebagai berikut :
1. Koneksi kan communicator dengan HART device, seperti yang telah dijelaskan pada
bab sebelumnya.
2. Setelah communicator terkoneksi dengan baik, maka pada display HART Comunicator
akan muncul tampilan seperti dibawah ini :
4. Untuk melihat proses variable yang sedang berlangsung pada peralatan device HART
maka pilih Online Menu --- 1. Process Variables , maka semua variable proses
(PV,AO,PV%) yang sedang berjalan akan terlihat secara real time
Online(*******)
Process variables
1 PV ** KPA
2 AO ** mA
3 PV % ** %
Process Variables
5. Untuk melakukan fungsi diagnose pada peralatan HART device, pada communicator
memiliki 3 (tiga) menu Test Device, Loop Test dan Kalibrasi.
Test device digunakan untuk melakukan inisiasi diagnostic terhadap HART device dan
dapat memberikan report failure yang terjadi pada peralatan tersebut.
Loop Test, digunakan untuk melakukan test kontinuitas loop dari HART device
Online(*******)
Diag/Service
1 Test Device
2 Loop test
3 Calibration
Diagnostic /Service
Fungsi Zero Trim dan D/A trim juga ada pada menu ini, Zero trim maksudnya adalah
mengeset transmitter pada nilai bacaan INPUT ZERO. ZERO trim mengedjust input
dari transmitter dengan menggunakan value standar exactly ZERO. Contoh untuk
pressure transmitter tekanan zero adalah ketika isolate process dan mengkoneksi ke
vent. Maka ketika ketika kondisi itulah dari Communicator apply ZERO trim.
Communicator harus menunjukkan nilai ZERO. D/A trim maksudnya adalah mengeset
transmitter pada nilai OUTPUT signal 4-20 mA. Tidak diperlukan input dari process.
D/A trim hanya gunakan multimeter untuk mengukur current 4-20 mA. Gunakan menu
D/A trim pada Communicator 375 yang akan memerintahkan (Perintah Digital)
transmitter untuk memproduce 4-20 mA (Output Analog). Multimeter anda sebagai
kalibrator yang akan memvalidasi nilai current. Adjustment dapat dilakukan dari
communicator apabila didapatkan nilai current tidak sama dengan yang diperintahkan
oleh communicator melalui data digital
6. Basic Setup digunakan untu mengetahui identitas dari peralatan HART, identitas
tersebut meliputi manufacture, Model, ID, Tag number (KKS), Informasi peralatan dan
revisi peralatan. Untuk melakukan fungsi tersebut maka dipilih Online Menu --- Basic
Setup.
Basic setup
7. Detail Setup, digunakan untuk melakukan input terhadap sensor dan pengkondisian
signal , meliputi setting URV (Upper Range Value) , LRV (Lower Range Value) , PV
Unit dan sebagainya . untuk melakukan fungsi tersebut maka dipilih Online Menu ---
Detail Setup.
Online(*******)
Detailed setup
1 Sensor
2 Signal condition
Detail Setup
2 Diag 3 Calibration
1 Distributor 1 Date
/Service
2 Model 2 Write Protect
1 Online
3 Dev id 3 Descriptor
4 Tag 4 Message
2 Battery 1 Num req preams
5 Universal
2 Final asmbly
rev num
3 Polling 3 Basic
3 Fld dev rev
5 Device
setup
4 Software rev
information 5 Hardware rev
2 PV Snsr Unit
6 Revision #’s
3 PV LSL
4 Detailed 1 PV Unit
4 PV USL
setup
2 PV URV
5 PV Min span
2 Signal 3 PV LRV
condition 4 PV Damp
6 AO Alrm type