Pelumasan
TUJUAN PEMBELAJARAN :
Setelah mengikuti pembelajaran pelumasan ini peserta mampu
memahami pelumasan pada pembangkit dengan aman dan
benar sesuai SOP yang berlaku di perusahaan
DURASI
PENYUSUN
: 4 JP
:
1. MM
DAFTAR ISI
2.
3.
4.
4.1.
4.2.
5.
5.1.
5.2.
5.3.
6.
6.1.
6.2.
ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Gaya yang Bekerja pada Bidang Permukaan tanpa Pelumas ....................... 2
Gambar 2 Pelumas Menjadi Media Pemisah ................................................................. 2
Gambar 3 Pelumasan Film ............................................................................................ 2
Gambar 4 Pelumas sebagai Perapat ............................................................................. 3
Gambar 5 Pelumasan sebagai Peredam Kejut .............................................................. 3
Gambar 6 Peralatan Sistem Pelumas Manual ............................................................... 7
Gambar 7 Pelumasan Gemuk secara manual ............................................................... 7
Gambar 8 Pelumasan gemuk secara otomatis .............................................................. 8
Gambar 9 Pelumasan Tetes dengan Katup ................................................................... 9
Gambar 10 Pelumasan tetes dengan tanpa katup ......................................................... 9
Gambar 11 Pelumasan dengan cincin ..........................................................................10
Gambar 12 Pelumasan dengan percikan ......................................................................11
Gambar 13 pelumasan dengan Sirkulasi Bertekanan ...................................................11
Gambar 14 Tipical Minyak Pendingin Pelumas .............................................................12
Gambar 15 tangki Pengendap ......................................................................................13
Gambar 16 Pemurnian dengan saringan ......................................................................15
Gambar 17 Pemurnian minyak pelumas dengan conditioning.......................................15
Gambar 18 Saringan centrifugal minyal pelumas ..........................................................16
iii
DAFTAR TABLE
Tabel 1 Macam-macam Grease..................................................................................... 6
iv
2. Fungsi Pelumasan
Keausan akibat gesekan dapat dikurangi dengan cara mencegah terjadinya kontak
langsung antara dua permukaan benda yang saling bersinggungan seperti poros
dengan bantalan. Untuk mengurangi singgungan langsung ini, dapat dilakukan
dengan memberikan pelumasan. Pelumas akan menjadi media pemisah diantara
dua permukaan sehingga tidak terjadi kontak langsung. Secara umum, prinsip
pelumasan dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
a. Pelumasan Batas adalah pelumas dimana kedua permukaan benda hanya
dipisahkan oleh selapis pelumas yang sangat tipis sehingga pada beberapa
lokasi masih terjadi kontak langsung antara kedua permukaan tersebut.
b. Pelumasan Film adalah pelumasan dimana kedua permukaan benda
dipisahkan oleh lapisan pelumas yang cukup (film) sehingga tidak terjadi
kontak langsung antara kedua permukaan.
Prinsip pelumasan yang baik adalah pelumasan film. Jadi fungsi utama pelumasan
adalah untuk mengurangi gesekan.
Selain fungsi utama tersebut, pelumasan juga mempunyai fungsi lain seperti :
Pendingin
Sebagai perapat
Pelumas dapat membentuk perapat sehingga kotoran dari luar dapat dicegah
agar tidak masuk ke dalam bidang kontak
Simple Inspiring Performing Phenomenal
Beban kejut dapat terjadi pada banyak komponen mesin dimana dua permukaan
kontak langsung seperti roda-roda gigi yang saling berhubungan dan berputar
pada kecepatan tinggi. Pelumas akan memperkecil kejutan/benturan yang terjadi
pada titik B sehingga dapat meredam getaran dan mengurangi kebisingan.
3. Jenis-Jenis Pelumas
Menurut wujudnya, pelumas dapat dibedakan menjadi :
a. Pelumas Cair (minyak pelumas)
Minyak pelumas yang banyak dipakai adalah minyak pelumas mineral. Minyak
pelumas ini merupakan hasil sampingan dari penyulingan minyak bumi. Karakteristik
minyak pelumas merupakan gambaran dari sifat-sifat pelumas serta
kemampuannya untuk melumasi. Dipasaran tersedia cukup banyak jenis minyak
pelumas. Diantara sifat-sifat minyak pelumas yang terpenting adalah :
Kadar Viskositas (Viscosity)
Viskositas atau kekentalan merupakan suatu ukuran yang menyatakan besarnya
tahanan cairan terhadap aliran. Dengan kata lain juga disebut sebagai
kemampuan suatu cairan untuk mengalir. Viskositas cairan merupakan fungsi
dari temperatur. Menurut SAE (Society of Automotive Engineers), kekentalan
minyak pelumas dibedakan menurut nomor. Makin tinggi nomornya makin kental
minyak pelumas tersebut.
Contoh :
Minyak pelumas SAE 30 lebih kental dari minyak pelumas SAE 10.
Indeks Viskositas (Viscosity Index / V.I). Merupakan ukuran dari laju perubahan
viskositas minyak pelumas terhadap perubahan temperatur. Minyak pelumas
yang viskositasnya berubah cukup banyak terhadap perubahan temperatur
dikatakan memiliki indeks viskositas rendah dan sebaliknya. Indeks viskositas
dinyatakan dengan angka dari 0 sampai 100.
Titik Tuang (Pour Point)
Merupakan temperatur dimana minyak pelumas mulai menjadi kental dan tidak
dapat mengalir. Minyak pelumas yang akan digunakan pada temperatur rendah
harus memiliki titik tuang yang rendah.
1. Titik Nyala (Flash Point)
Merupakan temperatur terendah dimana uap minyak pelumas akan terbakar bila
diberikan sumber panas tetapi pembakaran berhenti bila sumber panas
dihilangkan.
2. Titik Bakar (Fire Point)
Merupakan temperatur dimana uap minyak/pelumas yang timbul akan terbakar
dan akan terus menyala meskipun tidak diberikan sumber panas.
b. Pelumas Semi Padat (grease)
Pelumas semi padat berwujud pasta dan sering disebut gemuk (grease). Gemuk
merupakan campuran yang terdiri dari 4 komponen yaitu :
Bahan dasar gemuk kebanyakan adalah minyak mineral. Minyak mineral dengan
viskositas rendah dipakai sebagai bahan dasar bagi gemuk untuk temperatur
rendah dan kecepatan tinggi. Untuk pemakaian temperatur tinggi dan kecepatan
rendah dipakai gemuk dengan bahan dasar minyak mineral viskositas lebih
tinggi. Bahan pengental berfungsi untuk mengentalkan bahan dasar hingga
menjadi gemuk (grease).
Bahan Pengental
Bahan pengental yang sering dipakai adalah sabun yang berasal dari campuran
lemak (binatang dan tumbuh-tumbuhan) dengan logam seperti : Logam Barium,
Lithium, Calsium, Timah atau Seng.
Berfungsi untuk memperbaiki sifat dan daya lumas gemuk. Tipe-tipe bahan
tambah yang dipakai diantaranya adalah : bahan anti oksida, anti korosi, dsb.
Kekerasan (hardness)
Bila minyak pelumas memiliki indeks viskositas maka gemuk memiliki kekerasan /
kepadatan (hardness). Pengaruh dan kegunaannya setara dengan viskositas.
Ialah sifat gemuk yang menyatakan dapat atau tidaknya gemuk tersebut
dipompakan, dan merupakan sifat gemuk yang menyatakan tingkat stabilitasnya
terhadap kondisi operasi dari peralatan yang dilumasi.
Tempera
Water
tur Max.
Wujud
Warna
Resistan
operasi
(texture) (colour)
ce
kontinyu
Aplikasi
Calsium
200 F
160 F
Baik
Kuning
Tujuan umum, gemuk mangkok,
Smooth kemerah
gemuk poros, plain beraring kerja
Buttery an
berat
Sodium
325 F
250 F
Jelek
Barium
375 F
275 F
Baik
Lithium
300 F
300 F
Baik
Calcium
complex
500 F
250 F
Baik
c. Pelumas Padat
Pelumas padat biasanya terbuat dari graphite dan molybden disulfida (MoS2).
Pelumas ini dipakai apabila pelumas cairdan pelumas semi padat sudah tidak
memungkinkan untuk dipakai misalnya pada temperatur operasi yang terlalu
tinggi atau terlalu rendah.
Cara terbaik untuk memakai pelumas padat adalah dengan cara
menyemprotkan (spraying) ke permukaan yang akan dilumasi. Bila cara spray
tidak tersedia, bahan pelumas padat dapat disapukan ke permukaan yang akan
dilumasi dengan menggunakan kuas meskipun sebenarnya cara ini kurang
menjamin pemerataan distribusi pelumas. Baut dapat dikencangkan sampai
kekuatan maksimum tanpa mengalami kesukaran waktu melepaskan kembali
asalkan sebelumnya ulir / drad baut tersebut dibubuhi pelumas padat Molybden
Disulfida (MoS2). Pelumas ini seing dipakai untuk melumasi baut-baut ketel,
melumasi baut-baut turbin, flens katup sampai rantai-rantai conveyor yang
bersuhu tinggi.
4. Sistem Pelumasan
4.1. Sistem Terbuka
Pada sistem ini tidak terjadi sirkulasi tertutup pada pelumas. Metoda pelumasan
untuk sistem terbuka dibedakan :
a. Pelumasan secara manual
Penggunaannya terbatas dan dilakukan secara periodik. Kemungkinan terjadinya
kelebihan atau kekurangan pelumas sangat besar. Pemberian pelumas dilakukan
secara manual dengan bantuan peralatan seperti pada gambar berikut.
Prinsip pelumasan ini sama dengan prinsip pelumasan yang baru dibahas.
Perbedaannya hanya terletak pada menginjeksikan gemuk yang tidak lagi
dilakukan secara manual tetapi secara otomatis. Penginjeksian otomatis ini
dapat dengan menggunakan pompa grease atau dengan menggunakan
mangkuk grease. Alat pengisian sering dipasang di mesin bilamana kecepatan
rendah membuat pelumasan dengan minyak pelumas tidak praktis dan
pengisian gemuk-gemuk secara kontinyu dengan satu pompa adalah hanya
satu-satunya cara. Cara ini juga digunakan untuk pengisian gemuk sliding feet
dan pasak-pasak pada turbin besar.
Pelumasan tetes model ini volume aliran pelumas diatur melalui katup pengatur.
Bila peralatan yang perlu dilumasi tidak sedang operasi (stop), maka katup
penutup harus ditutup untuk menghentikan tetesan.
Ring minyak pelumas ditempatkan melingkar pada poros. Bagian atas cincin
menyentuh pada poros sedangkan bagian bawah terendam pada minyak
pelumas. Pada saat poros berputar, cincin akan turut berputar. Waktu berputar
cincin akan membawa minyak pelumas ke poros. Selanjutnya minyak pelumas
ini akan menyebar sepanjang poros melalui alur-alur minyak pelumas pada
bantalan.
Tipe bantalan seperti ini biasanya mempunyai clearance (kelonggaran pada
bagian atas). Panas pada minyak pelumas dihilangkan oleh konveksi udara
yang mengalir melalui reservoir minyak pelumas. Bila metoda ini tidak cukup
memberi pendingin, dapat ditambah dengan pendinginan air melalui pipa-pipa
yang dipasang pada reservoir minyak pelumas.
10
Saringan / strainers
11
12
dan bahkan mengakibatkan gesekan dan keausan pada komponen yang dilumasi.
Beberapa contoh pencemaran minyak diantaranya adalah air, pasir, partikel logam,
karat, abu, lumpur.
Metoda pemurnian minyak pelumas terdiri dari :
- Pemurnian minyak dengan tangki pengendap (Settling Tank)
- Pemurnian minyak dengan penyaring minyak (Oil Filter)
- Pemurnian minyak dengan pemisah sentrifugal (Oil Centrifuge)
13
14
15
pemisah sentrifugal sehingga benda-benda padat yang mempunyai berat jenis lebih
besar dari pada minyak pelumas akan terlempar keluar ke sisi bagian luar mangkok.
Benda-benda padat yang terlempar keluar terkumpul disisi luar mangkok dan dapat
dikeluarkan dengan tangan atau secara otomatis. Air dalam minyak pelumas juga
terlempar keluar melalui saluran buang air dan minyak pelumas yang bersih kembali
ke sistem melalui saluran pelepasan minyak pelumas.
Sebuah pompa kecil memompa minyak pelumas dari tangki minyak pelumas,
melalui sebuah pemanas menuju ke saluran masuk pemisah sentrifugal. Setelah
pembersihan, minyak pelumas jatuh kembali ke tangki. Suatu contoh yang spesifik
dari tiga tipe saringan sentrifugal digunakan pada turbin-turbin modern sebagaimana
terlihat pada gambar di atas.
Pemisah sentrifugal terdiri dari berisi sejumlah piringan kerucut yang diputar pada
kecepatan tinggi. Minyak pelumas kotor memasuki atas mangkok dan mengalir ke
bawah ke distributor . Minyak terus mengalir ke dasar dan selanjutnya akan
terlempar oleh efek gaya sentrifugal melalui celah-celah bagian kiri antara piringan
dasar dengan dasar mangkok atau melalui lubang-lubang di piringan dasar.
Air dan benda-benda padat dibuang ke sisi mangkok, sedangkan minyak pelumas
yang lebih ringan daripada benda padat mengalir naik ke atas dan masuk ke dalam
saluran diantara piringan kerucut. Minyak pelumas yang bersih akhirnya mengalir ke
atas dan keluar dari mangkok melalui saluran dalam dan dikembalikan ke tangki
minyak pelumas. Benda-benda padat tetap pada sisi-sisi mangkok, sedangkan air
mengalir naik dan keluar dari mangkok melalui saluran keluar dan akhirnya dibuang
sebagai limbah.
Pemisah sentrifugal dilengkapi dengan pemanas sehingga minyak pelumas diisikan
ke mangkok pada temperatur dan viskositas yang tepat. Pada peralatan yang
mutakhit, minyak pelumas dari sentrifugal mengalir kembali melalui pipa-pipa air
yang berdekatan sehingga sejumlah panas diambil dari minyak pelumas yang
mengalir kembali ke tangki minyak pelumas turbin. Hal ini tentunya lebih ekonomis.
Waktu pemisah sentrifugal baru dijalankan, air perapat dapat di supply ke mangkok
Simple Inspiring Performing Phenomenal
16
melalui saluran yang dihubungkan ke ruangan air pada pemanas minyak pelumas
seperti terlihat pada gambar di atas.
6. Penanganan Pelumas
6.1. Faktor Kebersihan dan Perawatan
Faktor kebersihan dan perawatan bagi pelumas merupakan hal sangat penting, baik
pelumas yang sedang di pakai maupun yang masih tersimpan harus dirawat dan
dijaga kebersihannya. Terlebih lagi pada daerah yang berdebu seperti PLTU. Debu
yang masuk ke dalam pelumas dapat berperan seperti ampelas sehingga dapat
merusak komponen yang dilumasi. Faktor kebersihan berhubungan erat dengan
perawatan. Bila kebersihan lingkungan diperhatikan dengan baik, maka beban
perawatan pelumas menjadi berkurang. Untuk mengurangi beban perawatan, maka
perlu dilakukan tindakan-tindakan preventif.
Tindakan-tindakan preventif ini diantaranya adalah :
Menjaga kebersihan lingkungan, baik lingkungan pada lokasi penyimpanan
maupun lingkungan sistem pelumasan. Disini termasuk juga menjaga suhu,
kelembaban, pengaruh cuaca dsb, agar tetap pada kondisi yang diizinkan.
Memberi tanda-tanda yang jelas pada setiap jenis pelumas sehingga
kemungkinan tertukarnya pelumas atau kesalahan pemakaian pelumas dapat
dihindari. Tanda-tanda ini dapat berupa kode, warna dan sebagainya.
Mengenali dan memahami ciri dan tanda-tanda setiap jenis pelumas. Bagi
petugas, hal ini sangat penting untuk menghindari kesalahan pemakaian
pelumas.
Selain itu dilakukan perawatan yang rutin, diantaranya :
Melakukan pembuangan air secara periodik pada sistem pelumas dengan
conditioner
Menjaga temperatur pelumas tetap pada batas yang diizinkan
Secara periodik mengalirkan pelumas ke dalam pemisah sentrifugal
Melakukan pengujian terhadap sampel minyak secara periodik
17
18